Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia hewan (regnum animalia) dikelompokkan atas 8 filum. Filum-filum
tersebut diantaranya : Filum Coelenterata, Filum Platyhelminthes, Filum
Nemathelminthes, Filum Annelida, Filum Mollusca, Filum Arthropoda, Filum
Echindermata, dan Filum Chordata. Semua hewan yang tidak memiliki tulang belakang
di kelompokkan ke dalam Invertebrata ( Avertebrata ).Termasuk di antaranya filum
Arthropoda.
Filum Arthropoda berasal dari bahasa yunani : arthos = sendi/ruas, dan podos =
kaki, sehingga semua hewan-hewan yang termasuk kedalam filum ini merupakkan
hewan yang kakinya beruas-ruas.filum ini terdiri dari lebih dari 800.000 spesies, dan
banyak spesies yang jumlah individunya melimpah-limpah.
Filum Arthropoda terdiri atas 7 kelas meliputi : Klas Crustacea ( udang, kepiting ),
Klas Onycophora ( peripatus ), Klas Chilopoda( kelabang ), Klas Diplopoda ( kaki seribu
), Klas Insecta ( serangga, belalang), Klas Arachnoidea ( laba-laba, kalajengking, caplak
dan sebagainya), dan Klas Myriapoda yang terdiri dari Klas Diplopoda dan Klas
Chilopoda yang di masukkan kedalam satu klas.
Klas Arachnoidea yang merupakan salah satu dari Klas dari Filum Arthropoda
merupakan hewan yang paling sering berhubungan atau berinteraksi dengan manusia,
hewan, dan tumbuhan dalam kehidupan. Beberapa, banyak yang hidup sebagai parasit,
seperti caplak. Arachnoidea sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu arachos = laba-
laba,yang berarti anggota kelas ini termasuk kedalamnya berbagai jenis laba-laba.
Berdasarkan segmentasi dan abdomennya Klas Arachnoidea di bagi menjadi 3 ordo
yaitu : Ordo scorpionida, Ordo Pedipalpi, dan Ordo Aranea.
Untuk itu dalam makalah ini akan di bahas mengenai Klas Arachnoidea secara
lebih mendalam baik dari ciri- ciri umum meliputi keuntungan maupun kerugiannya,
stuktur tubuh maupun klasifikasinya. Dan di harapkan makalah ini dapat membantu
memudahkan pemahaman tentang Klas Arachnoidea ini .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ciri Umum Kelas Arachnoidea
· Arachnoidea berasal dari kata yunani yaitu arachos = laba-laba
· Beberapa jenis yang termasuk kedalam kelas ini adalah kalajengking, laba-laba, caplak
dan sebagainya. Kebanyakan hewan ini bersifat parasit yang merugikan manusia,
hewan,dan tumbuhan
· Arachnoidea bersifat karnivora sekaligus predator
· Stuktur tubuh laba-laba :
Sumber : http://dunianyasari.blogspot.com/2010/11/dunia-hewan-kingdom-animalia.html
ü Tubuhnya terdiri dari 2 bagian yaitu sefalotoraks dan abdomen (perut) terdapat 6
embelan pada sefalotoraks, tidak mempunyai antena
ü Pasangan embelan yang pertama adalah kelisera(chelicerae) atau alat sengat berupa
taring pisau mengandung racun berbentuk gunting atau catut yang berfungsi untuk
merobek dan melumpuhkan magsanya
ü Kelenjar racun terdapat dalam kelisera,tetapi ada beberapa spesies yang kelenjar
racunnya terletak pada sefalotoraks
ü Pasangan embelan kedua ialah pedipalpus atau alat capit, yang di gunakan untuk
memegang makanan
ü Pasangan embelan selanjutnya adalah merupakan 4 pasang kaki jalan
ü Pada bagian perut tidak terdapat embelen. Mempunyai mata sederhana, biasanya
terdapat 8 buah yang terletak di bagian kepala
ü Pernafasan selain mempunyai trakea juga mempunyai paru-paru buku, terletak di bagian
ventral perut sebelah depan.
· Pada jenis laba-laba di bagian abdomen terdapat 3 pasang embelan yang di sebut
spinerets. Bagian ini di sebut juga sebagai organ pemintal. Organ tersebut mempunyai
pembuluh/ saluran yang sangat kecil tempat dimana suatu cairan dari kelenjar sutra di
bagian perut melaluinya. Cairannya tersebut akan mengeras di udara dan membentuk
benang. Benang itu di gunakan untuk membuat sarang, membentuk cocon dan
sebagainya.
· Sistem pencernaan makanan terdiri dari: mulut ( yang merupakan lubang kecil faring
esofagus lambung isap merupakan lambung yang sebenarnya, yang mempunyai 5
pasang cecum (saluran / kantung buntu) di dalam sefalotorks) lambung (terletak
pada sefalotoraks) intestinum (suatu saluran yang hampir lurus di dalam perut yang
membesar pada satu bagian, ke dalam bagian usus tersebut bermuara suatu saluran
“hati” yang membawa cairan pencernaan) strorcoral pokect (suatu kantung feses
yang terletak di bagian ujung belakang usus) anus. Alat pencernaan dilengapi dengan
5 pasang usus buntu yang terletak dibagian depan dan hati dibagian abdomen.
· Sistem peredaran darah terdiri dari ; jantung, arteri, vena dan sejumlah sinus.jantung
terletak pada pericardium, ke bagian besar di teruskan oleh aorta yang bercabang-
cabang ke dalam jaringan-jaringan di bagian sefalotoraks, ke bagian belakang oleh
arteri caudal, juga terdapat 3 pasang arteri perut.
· Alat ekskresi berupa saluran malpighi, sistem syaraf umumnya mengumpul, yang
berasal dari persatuan ganggalion-ganggalion. ekskresi lainnya dilakukan dengan
kelenjar koksal. Kelenjar koksal merupakan kelenjar ekskretori buntu yang bermuara
pada daerah koksa (segmen pada kaki insecta).
· Alat indra terdiri atas delapan buah mata sederhana dan sepasang pedipalpus yang
fungsinya mirip antena.
· Reproduksi terjadi secara seksual, yaitu dengan persatuan ovum dan sperma yang
terjadi dalam tubuh betinanya (fertilisasi internal). Hewan jantan dan hewan betina
terpisah (diesis). Ada yang ovivar, ovovivipar,dan vivipar.
· Habitat (tempat hidup) di darat adapula yang di air (laba-laba air dan tungau air) pada
umumnya, tetapi ada pula sebagai parasit.
· bermanfaat untuk pengendalian populasi serangga terutama serangga hama. Akan
tetapi hewan ini juga banyak merugikan manusia terutama hewan Acarina misalnya:
ü Caplak menyebabkan gatal atau kudis pada manusia
Klasifikasi Ilmiah
Kalajengking hutan Asia (Heterometrus spinifer) di TN Khao Yai, Thailand
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Upafilum : Chelicerata
Kelas : Arachnida
Upakelas : Arachnida
Ordo : Scorpiones
C. L. Koch, 1837
Superfamilia :
Pseudochactoidea
Buthoidea
Chaeriloidea
Chactoidea
Iuroidea
Scorpionoidea
Ketonggeng adalah sekelompok hewan beruas mirip kalajengking namun
memiliki semacam "cambuk" di bagian belakangnya, alih-alih sengat. Semua
ketonggeng termasuk ke dalam bangsa Thelyphonida. Sebelumnya, ordo ini digabung
bersama Schiyomida membentuk ordo Uropygi. Dalam bahasa Inggris hewan ini
disebut "whip scorpions" (kalajengking cambuk).
Pemerian fisik Ketonggeng (theliphonyda)
Hewan ini mudah dikenali dari warnanya yang gelap, memiliki bagian depan mirip
kalajengking (lengkap dengan sepasang capit di sekitar kepala), namun tidak memiliki
"ekor" dengan ujung sengat seperti kerabatnya itu, ekornya menyerupai sebuah jarum
kecil berwarna coklat. Panjang badannya antara 10 - 15cm. Bagian abdomennya
(disebut sebagai pygidium) dilengkapi dengan organ berbentuk cambuk (flagellum)
memanjang yang agak kaku.
Ketonggeng (Whiptail Scorpion / theliphonyda) dikenal juga Vinegaroon (vine=
cuka) karena ketika terancam, dia akan mengeluarkan macam-macam zat asam dari
perutnya yang berbau seperti cuka. Binatang ini tidak berbisa dan juga tidak bisa
menggigit, hanya bisa mencapit. Bagi manusia tidak berbahaya sama sekali.
Makanan ketonggeng adalah serangga-serangga, seperti jangkrik, kecoa, dan juga
cacing.
Ketonggeng
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Arachnida
Ordo: Thelyphonida
O. P-Cambridge, 1872
Diversitas c. 15 genera, > 100 species Familia
Sub Ordo
Geralinuridae
Thelyphonidae
2.3.2 Ordo Araneae (Araneida)
Laba-laba, atau disebut juga labah-labah, adalah sejenis hewan berbuku-buku
(arthropoda) dengan dua segmen tubuh, empat pasang kaki, tak bersayap dan tak
memiliki mulut pengunyah. Semua jenis laba-laba digolongkan ke dalam ordo Araneae;
dan bersama dengan kalajengking, ketonggeng, tungau —semuanya berkaki delapan—
dimasukkan ke dalam kelas Arachnida. Bidang studi mengenai laba-laba disebut
arachnologi
Nenek moyang laba-laba pertama menghuni laut sebelum binatang hidup di
daratan. Kira-kira 600 juta tahun yang lalu. Trilobita namanya, mirip dengan kutu
raksasa dengan panjang sampai 60 cm, bergerak di dasar laut dan memakan bangkai.
Jenis ini punah kira-kira 250 juta tahun yang lalu.
Dalam kehidupan laba-laba, umumnya laba-laba jantan lebih kecil dari betinanya.
Sebab itu, biasanya setelah kawin, laba-laba betina akan segera memangsa perjantan.
Untuk mencegah dimangsa oleh betinanya, laba-laba jantan akan mengalihkan
perhatian pasangannya dengan memberikan mangsa lain atau laba-laba jantan
membuat betina tidak dapat bergerak bebas dengan mengikat benang sutra selama
kawin. Setelah proses perkawinan berakhir, laba-laba jantan harus segera menjauh
secepat mungkin untuk menghindari dimakan oleh sang betina.
Pada musim semi, sebagian besar laba-laba bertelur. Bentuk telurnya membulat
dengan diameter kira-kira 1 mm dan jumlahnya bervariasi sesuai dengan jenisnya.
Laba-laba betina mengeluarkan semua telurnya pada saat yang dan membuat "kokon"
tunggal (selubung yang terbuat dari benang-benang halus untuk melindungi telur).
Untuk melindungi kokonnya, beberapa laba-laba menyembunyikannya dalam
tumbuhan atau di bawah batuan, dan induknya menjaga didekatnya. Pada laba-laba
jenis lain, si betina lebih suka membawa kokon berisi telur seperti ransel. Pada laba-
laba jenis tertentu, setelah telur menetas, anak-anak laba-laba memanjat punggung
induknya dan ikut bersamanya selama tahap awal perkembangan.
Siklus Hidup Laba-laba
Sumber : http://e-smartschool.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=147&Itemid=80
Pada umunya, laba-laba mengalami pertumbuhan langsung. Karena itu, bayi laba-
laba sangat serupa dengan laba-laba dewasa. Akan tetapi jika telur terbuka, laba-laba
yang baru lahir sebagian besar tidak mempunyai pertahanan dan beberapa bagian
tubuhnya belum ada, misalnya laba-laba yang baru lahir belum bermata dan kakinya
belum dapat digunakan. Jika telur menetas, larva kecil dan belum dapar bergerak
muncul dan bertahan hidup dari persediaan makanan. Kemudian larva tersebut
menjadi nimfa, yang mampu mencari makanan sendiri. Dalam dalam perkembangan
dan selama hidupnya dapat berganti kulit 5 sampai 10 kali, serta biasanya selama
berganti kulit mereka bergantung terbalik.
Umumnya laba-laba memiliki sepasang kelenjar bisa di depan thoraks dan
disuntikkan melalui ujung cakarnya. Kekuatan bisa laba-laba tergantung pada jenis dan
ukuran laba-laba, serta ukuran korbannya. Umumnya, bisa laba-laba hanya mematikan
serangga dan hewan vertebrata kecil.
Sumber : http://e-smartschool.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=147&Itemid=80
Namun ada jenis laba-laba yang dapat mematikan manusia, misalnya laba-laba
pisang (banana spider) di Amerika Selatan dan laba-laba janda hitam (the American
black widow).
Laba-laba merupakan hewan pemangsa (karnivora), bahkan kadang-kadang
kanibal. Mangsa utamanya adalah serangga. Hampir semua jenis laba-laba, dengan
perkecualian sekitar 150 spesies dari suku Uloboridae dan Holarchaeidae, dan subordo
Mesothelae, mampu menginjeksikan bisa melalui sepasang taringnya kepada musuh
atau mangsanya. Meski demikian, dari puluhan ribu spesies yang ada, hanya sekitar
200 spesies yang gigitannya dapat membahayakan manusia.
Tidak semua laba-laba membuat jaring untuk menangkap mangsa, akan tetapi
semuanya mampu menghasilkan benang sutera yakni helaian serat protein yang tipis
namun kuat-- dari kelenjar (disebut spinneret) yang terletak di bagian belakang
tubuhnya. Serat sutera ini amat berguna untuk membantu pergerakan laba-laba,
berayun dari satu tempat ke tempat lain, menjerat mangsa, membuat kantung telur,
melindungi lubang sarang, dan lain-lain.
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Laba-laba
Anatomi laba-laba:
(1) empat pasang kaki
(2) cephalothorax
(3) opisthosoma
Tak seperti serangga yang memiliki tiga bagian tubuh, laba-laba hanya memiliki
dua. Segmen bagian depan disebut cephalothorax atau prosoma, yang sebetulnya
merupakan gabungan dari kepala dan dada (thorax). Sedangkan segmen bagian
belakang disebut abdomen (perut) atau opisthosoma. Antara cephalothorax dan
abdomen terdapat penghubung tipis yang dinamai pedicle atau pedicellus.
Pada cephalothorax melekat empat pasang kaki, dan satu sampai empat pasang
mata. Selain sepasang rahang bertaring besar (disebut chelicera), terdapat pula
sepasang atau beberapa alat bantu mulut serupa tangan yang disebut pedipalpus. Pada
beberapa jenis laba-laba, pedipalpus pada hewan jantan dewasa membesar dan berubah
fungsi sebagai alat bantu dalam perkawinan.
Laba-laba tidak memiliki mulut atau gigi untuk mengunyah. Sebagai gantinya,
mulut laba-laba berupa alat pengisap untuk menyedot cairan tubuh mangsanya.
Mata pada laba-laba umumnya merupakan mata tunggal (mata berlensa tunggal),
dan bukan mata majemuk seperti pada serangga. Kebanyakan laba-laba memiliki
penglihatan yang tidak begitu baik, tidak dapat membedakan warna, atau hanya sensitif
pada gelap dan terang. Laba-laba penghuni gua bahkan ada yang buta. Perkecualiannya
terdapat pada beberapa jenis laba-laba pemburu yang mempunyai penglihatan tajam
dan bagus, termasuk dalam mengenali warna.
Untuk menandai kehadiran mangsanya pada umumnya laba-laba mengandalkan
getaran, baik pada jaring-jaring suteranya maupun pada tanah, air, atau tempat yang
dihinggapinya. Ada pula laba-laba yang mampu merasai perbedaan tekanan udara.
Indera peraba laba-laba terletak pada rambut-rambut di kakinya.
Kebanyakan laba-laba memang merupakan predator (pemangsa) penyergap, yang
menunggu mangsa lewat di dekatnya sambil bersembunyi di balik daun, lapisan daun
bunga, celah bebatuan, atau lubang di tanah yang ditutupi kamuflase. Beberapa jenis
memiliki pola warna yang menyamarkan tubuhnya di atas tanah, batu atau pepagan
pohon, sehingga tak perlu bersembunyi.
Laba-laba penenun (misalnya anggota suku Araneidae) membuat jaring-jaring
sutera berbentuk kurang lebih bulat di udara, di antara dedaunan dan ranting-ranting,
di muka rekahan batu, di sudut-sudut bangunan, di antara kawat telepon, dan lain-lain.
Jaring ini bersifat lekat, untuk menangkap serangga terbang yang menjadi mangsanya.
Begitu serangga terperangkap jaring, laba-laba segera mendekat dan menusukkan
taringnya kepada mangsa untuk melumpuhkan dan sekaligus mengirimkan enzim
pencerna ke dalam tubuh mangsanya.
Sedikit berbeda, laba-laba pemburu (seperti anggota suku Lycosidae) biasanya
lebih aktif. Laba-laba jenis ini biasa menjelajahi pepohonan, sela-sela rumput, atau
permukaan dinding berbatu untuk mencari mangsanya. Laba-laba ini dapat mengejar
dan melompat untuk menerkam mangsanya.
Bisa yang disuntikkan laba-laba melalui taringnya biasanya sekaligus mencerna
dan menghancurkan bagian dalam tubuh mangsa. Kemudian perlahan-lahan cairan
tubuh beserta hancuran organ dalam itu dihisap oleh si pemangsa. Berjam-jam laba-
laba menyedot cairan itu hingga bangkai mangsanya mengering. Laba-laba yang
memiliki rahang (chelicera) kuat, bisa lebih cepat menghabiskan makanannya dengan
cara merusak dan meremuk tubuh mangsa dengan rahang dan taringnya itu. Tinggal
sisanya berupa bola-bola kecil yang merupakan remukan tubuh mangsa yang telah
mengisut.
Beberapa laba-laba penenun memiliki kemampuan membungkus tubuh
mangsanya dengan lilitan benang-benang sutera. Kemampuan ini sangat berguna
terutama jika si mangsa memiliki alat pembela diri yang berbahaya, seperti lebah yang
mempunyai sengat; atau jika laba-laba ingin menyimpan mangsanya beberapa waktu
sambil menanti saat yang lebih disukai untuk menikmatinya belakangan.
Hingga sekarang, sekitar 40.000 spesies laba-laba telah dipertelakan, dan
digolong-golongkan ke dalam 111 suku. Akan tetapi mengingat bahwa hewan ini begitu
beragam, banyak di antaranya yang bertubuh amat kecil, seringkali tersembunyi di
alam, dan bahkan banyak spesimen di museum yang belum terdeskripsi dengan baik,
diyakini bahwa kemungkinan ragam jenis laba-laba seluruhnya dapat mencapai
200.000 spesies.
Ordo laba-laba ini selanjutnya terbagi atas tiga golongan besar pada aras subordo,
yakni:
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Arachnida
Ordo: Araneae
Clerck,
1757
Diversitas
111 suku, 40,000 spesies
Subordo
Mesothelae
Mygalomorphae
Araneomorphae
Tarantula, Brachypelma smithi; subordo Mygalomorphae
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Upafilum : Chelicerata
Kelas : Arachnida
Upaklas : Acarina
Ordo : Ixodida
Superfamili : Ixodoidea
Diversitas
18 genera, ca. 900 jenis
Famili :
Ixodidae - Caplak keras
Argasidae - Caplak lunak
Nuttalliellidae
a) Caplak adalah nama umum bagi hewan kecil berkaki delapan anggota
Ixodoidea, yang bersama-sama dengan tungau dimasukkan ke dalam anakkelas
Acarina, ordo Arachnoidea (laba-laba dan kerabatnya). Caplak dikenal sebagai parasit
luaran (eksoparasit) yang hidup dari darah hewan vertebrata yang ditumpanginya.
Karena kebiasaaannya ini, caplak menjadi vektor bagi sejumlah penyakit menular.
Beberapa penyakit yang ditularkan caplak pada manusia adalah demam Q, demam
hemoragi Crimean-Congo, penyakit lyme. Penyakit yang dapat ditularkan oleh caplak
pada sapi antara lain anaplasmosis, babesiosis, theileriosis, ensefalitis, ehrlichiosis, dan
lain-lain.
Caplak muda bertungkai enam, namun setelah dewasa memiliki empat pasang
tungkai.Contohnya: Caplak kudis (Sacroptes scabiei),Caplak unggas (Dermanyssus),
Caplak sapi (Boophilus annulatus) dan sebagainya.
Macam-Macam Tungau :
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Tungau
Tungau karat
Aceria anthocoptes
Tungau kuning
Lorryia formosa
·
Tungau debu rumah
Dermatophagoides pteronyssinus
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Tungau_debu_rumah
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Arachnida
Ordo: Acariformes
Famili: Pyroglyphidae
Genus: Dermatophagoides
Spesies: Dermatophagoides pteronyssinus
Tungau debu rumah (kadang-kadang secara kurang tepat disebut kutu debu
rumah) adalah hewan sangat kecil yang umum dijumpai di pemukiman manusia.
Dengan ukuran tubuhnya sekitar 420 µm (sekitar 0,5 mm) panjang dan 250-320 µm
lebar, tungau ini memakan sisa-sisa materi organik seperti kelupasan kulit manusia
yang banyak ditemui di tempat tinggal manusia. Tungau ini diketahui sebagai pemicu
serangan asma dan gejala-gejala alergi di seluruh dunia. Penyebabnya adalah enzim-
enzim (terutama protease) yang keluar dari perut bersama-sama kotorannya.
Ø Ear Mite/Tungau Telinga Pada Kucing
Sumber : http://www.icb.usp.br/~marcelcp/Imagens/carr38.jpg
http://www.facebook.com/topic.php?uid=170472244527&topic=12960
Tungau telinga adalah sejenis kutu yang sering menyerang telinga kucing. Spesies
tungau yang sering menyerang telinga kucing adalah Otodectes cynotis. Tungau ini
biasanya hidup dipermukaan saluran telinga tetapi bisa juga ditemukan di bagian tubuh
yang lain.
Ear mite bergerak dan hidup di dalam saluran telinga. Tungau ini hidup dengan
memakan jaringan yang mati dan cairan seperti lilin yang dikeluarkan oleh telinga.
Tungau ini dapat menyebabkan iritasi dan berlanjut menjadi infeksi.
Iritasi dan infeksi yang berlangsung terus menerus dan berulang-ulang dapat
menyebabkan kuit di saluran telinga menebal. Akibatnya saluran telinga menyempit
sehingga fungsi pendengaran sedikit terganggu.
Biasanya tungau telinga tidak menyebabkan rusaknya gendang telinga. Tetapi
adanya infeksi sekunder yang disebabkan bakteri atau jamur dapat menyebabkan
kerusakan selaput gendang telinga. Bila ini terjadi, infeksi telinga bagian tengah yang
parah dapat juga terjadi. Akibatnya hewan kehilangan keseimbangan,disorientasi dan
gangguan syaraf lainnya.
Ear mite juga dapat menyerang kelinci, hamster, marmut, gerbil, musang, mencit,
tikus, dll. Meskipun kadang dapat menyebabkan sedikit rasa gatal pada kulit manusia,
ear mite tidak menular & menyebabkan penyakit kepada manusia.
Sikus Hidup Tungau Telinga
Seluruh siklus/daur hidup tungau telinga Otodectes cynotis, mulai dari telur
hingga dewasa memerlukan waktu sekitar 21 hari. Daur tersebut melaui beberapa tahap
dan mengalami perubahan bentuk.
Sumber:http://www.facebook.com/topic.php?uid=170472244527&topic=12960
Tahap1:Telur
Setelah dewasa, tungau betina biasanya bertelur setiap hari. Setiap hari rata-rata
menghasilkan 5 butir telur. Telur-telur tersebut diletakan di saluran telinga kucing.
Setelah 4 hari telur tersebut menetas menjadi larva.
Tahap 2: Larva
Setelah menetas, larva tungau hidup dan makan selama 4 hari kemudian beristirahat
selama 24 jam. Selama masa istirahat tersebut terjadi pergantian kulit (molting)
menuju tahap berikutnya.
Tahap 3: Nimfa
Bentuk tungau sudah seperti bentuk dewasanya. Bentuk nimfa ini terdiri dari dua fase
yaitu protonimfa dan deutonimfa. Masing-masing fase nimfa makan selama 3-5 hari,
istirahat , kemudian molting menuju tahap berikutnya.
Tahap 4: Tungau Dewasa
Tungau dewasa berukuran + 0.4 mm, berwarna putih-krem atau kecoklatan dan dapat
diihat oleh mata telanjang. atau kaca pembesar. Tungau teinga hidup dengan memakan
sekresi telinga dan jaringan kulit saluran telinga yang mengelupas. Tungau dewasa
dapat hidup dan mencapai umur 2 bulan.
Tidak seperti demodex dan scabies, tungau telinga tidak membuat lubang di tubuh
induk semangnya. Dalam satu saluran telinga bisa terdapat ribuan tungau dan dapat
menular melalui kontak langsung.
Ø Tugau pada anjing (Demodex canis)
Demodex canis
Sumber : http://kandadvm.blogspot.com/2009_11_01_archive.html
Tungau tersebut memiliki bentuk tubuh memanjang seperti wortel atau cacing dengan
ukuran yang bervariasi, umumnya memiliki panjang 0,25 mm dan lebar 40 cm. Tubuh
tungau terdiri atas kepala dan thoraks yang menyatu. Abdomen yang panjang ,
dilengkapi dengan empat pasang kaki yang pendek, tumpul dan terdiri atas lima ruas.
Bagian mulut memiliki sepasang palpus dan chelicerae serta hipostom tunggal.
Daur Hidup Demodex sp
http://kandadvm.blogspot.com/2009_11_01_archive.html
Daur hidup Demodex canis berlangsung dalam tubuh inangnya (anjing) terdiri
atas lima tahapan yaitu telur berbentuk lonjong seperti gelondongan, menetas menjadi
larva yang mempunyai enam buah kaki yang berujung dengan cakar, protonimfa dan
deutonimfa yang berkaki delapan dan bentuk dewasa yang dapat dikenal dalam satu
siklus di dalam tubuh anang yang berlangsung antara 18-24 hari .Tungau jantan dapat
ditemukan di dekat permukaan kulit, sedangkan betina yang telah dibuahi meletakan
20-24 butir telurnya di dalam folikel rambut. Telur akan menetas menjadi larva
kemudian menjadi nimfa, bergerak melewati aliran sebaceus (kelenjar keringat) ke
muara dari folikel rambut dan disanalah mereka akan menjadi dewasa dan mengulangi
siklus hidupnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Arachnoidea adalah salah satu bagian dari kelas Arthropoda (hewan kaki beruas),
kebanyakan merupakan penghuni darat yang paling berhasil. Kunci keberhasilan
Arachnoidea terletak pada kemampuannya untuk dapat tinggal di habitat yang mana
serangga lain tidak dapat mencapai keunggulan dan meyesuaikan diri. Kelas
arachnoidea mencakup jenis kalajengking, laba-laba, tungau, dan caplak.
Arachnoidea berbeda dengan serangga karena memiliki empat pasang kaki.
Tubuhnya terdiri dari dua bagian yaitu cephalotoraks dan abdomen. Reproduksi terjadi
secara seksual, yaitu dengan persatuan ovum dan sperma yang terjadi dalam tubuh
betinanya (fertilisasi internal). Hewan jantan dan hewan betina terpisah (diesis). Ada
yang ovivar, ovovivipar,dan vivipar. Spesies Arachnoidea jumlahnya kurang dari
100.000 spesies dan diklasifikasikan dalam sejumlah ordo, yang jumlahnya belum tentu
sama karena tergantung orang yang membuat penggolongan kelas arachnoidea ini.
Arachnoidea bermanfaat untuk pengendalian populasi serangga terutama
serangga hama. Akan tetapi hewan ini juga banyak merugikan manusia terutama hewan
Acarina misalnya: Caplak menyebabkan gatal atau kudis pada manusia, Psoroptes equi
menyebabkan kudis pada ternak,dan Otodectes cynotis (tungau kudis telinga)
menyerang anjing dan kucing).