You are on page 1of 61

KOMANDO DAERAH MILITER V/BRAWIJAYA

HUKUM

P E M B E LAAN
(PLEIDOOI )

Dalam Perkara Terdakwa

KAPTEN INF CATUR TUNGGAL EFENDI KRISTIANTO


NRP. 21950063470776
BRGIF MEKANIS 16/WIRAYUDA

Kepada Yth :
Majelis Hakim Pengadilan Militer III-13 Madiun
di
Madiun

Penasehat Hukum :
Mayor Chk Muhammad Icrom,S.H.,M.H.
Mayor Chk Heri Rohanzah, S.H .
Kapten Chk Sunaryo Wahyu.W
Serka Ruyung Ririhena,S.H.
Serka Edi Purnomo,S.H.
Beralamat di Jl. Panglima sudirman No.100 Malang.
PEMBELAAN ( PLEIDOOI )

Dalam Perkara Terdakwa

KAPTEN INF CATUR TUNGGAL EFENDI KRISTIANTO


NRP. 21950063470776 PA BRIGIF MEKANIS 16/WIRAYUDA

Pro Justitia
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

I. Pendahuluan :

Bapak Hakim Ketua dan para Hakim Anggota yang terhormat,


Oditur Militer yang kami hormati,
Sidang Pengadilan yang kami muliakan.

Menyampaikan dengan hormat,

Selaras dengan norma-norma yang telah digariskan didalam beracara di muka


persidangan perkara pidana yang bertujuan untuk mencarai fakta kebenaran materiil, kami
selaku penasehat hukum Terdakwa menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada bapak hakim ketua yang didampingi serta dibantu oleh para hakim
anggota telah berhasil memimpin jalannya pemeriksaan atas Perkara Terdakwa dengan
penuh kesungguhan hati, tekun dan teliti serta penuh dengan kebijaksanaan, sehingga duduk
perkara menjadi jelas dan azas-azas peradilan yang diharapkan telah terlaksana guna
mewujudkan keadilan berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa.

Kepada para Hakim Anggota yang telah membantu Hakim Ketua dengan sangat baik,
kami sampaikan pula terimakasih yang sebesar-besarnya. Dan kepada Oditur Militer yang
telah berusaha menggali kebenaran materiil dan telah memberikan input kepada Majelis
Hakim dan kepada kami selaku Penasehat Hukum Terdakwa, untuk itu kami sampaikan pula
penghargaan yang setinggi-tingginya. Menyangkut nasib, karier, martabat dan masa depan
bagi Terdakwa, kita sebagai penegak hukum perlu adanya ketelitian serta keyakinan, terutama
bagi Majelis Hakim yang terhormat. Sehingga, dalam putusan nanti tidak semata-mata
berpedoman pada apa yang tersurat dalam dakwaan, tuntutan maupun dalam Berita Acara
Pemeriksaan ( BAP ) Polisi Militer, akan tetapi lebih banyak berdasarkan pada hasil
pemeriksaan di dalam persidangan serta keyakinan Majelis Hakim sendiri. Tetapi kami selaku
Penasehat Hukum Terdakwa yakin dan percaya, bahwa Majelis Hakim yang memeriksa
perkara KAPTEN INF CATUR TUNGGAL EFENDI KRISTIANTO ini benar-benar
mempelopori diterapkan sistem Negative Wettelijk.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, rasanya tidak terlalu berlebihan jika Terdakwa
penuh harap terhadap Pengadilan Militer untuk memberikan keadilan perkaranya ”FIAT
JUSTITIA RUAT COELUM”.

Majelis Hakim yang mulia


dan Oditur Militer yang kami hormati,

Dengan mengucap rasa syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa pemeriksaan atas
perkara Terdakwa yang didampingi oleh kami, selaku Penasehat hukum Terdakwa telah dapat
terselesaiakan dengan baik dan lancar sehingga, Oditur dapat menyampaikan requisitoir atau
surat tuntutan pidananya.

Bahwa demi keyakinan hukum dan rasa tanggung jawab kami, selaku Penasehat
Hukum Terdakwa, setelah dengan teliti dan seksama mengikuti jalanya pemeriksaan di muka
persidangan, kami memperoleh kesimpulan secara materiil Terdakwa tidak cukup terbukti
secara syah dan meyakinkan secara hukum, bahwa Terdakwa bersalah telah melakukan
tindak pidana sebagaimana dituduhkan dan dituntutkan terhadap diri Terdakwa, Jika
pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan di persidangan, kesalahan Terdakwa
atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan,
“maka demi hukum Terdakwa harus diputus bebas.”

Demikian pula dengan keterangan Terdakwa, Pasal 173 ayat ( 1 ) KUHAPMIL ( UU 31

Tahun 1997 tentang Peradilan Militer ) telah menegaskan :

” Keterangan Terdakwa ialah apa yang Terdakwa nyatakan di sidang pengadilan tentang
perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri ”

Sementara itu lebih ditegaskan lagi oleh pasal 173 ayat ( 1 ) dan ayat ( 5 ) KUHAPMIL

( UU No 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer ) telah menegaskan :

Ayat ( 1 ) : Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di
sidang pengadilan.

Ayat ( 5) : Baik pendapat maupun rekaan, yang diperoleh dari hasil pemikiran
saja, bukanlah keterangan saksi.

Di dalam Pasal 171 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer,
disebutkan :

” Bahwa hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila
dengan sekurang-kurangnya 2 ( dua ) alat bukti yang sah ia memperoleh keyakian bahwa
suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa Terdakwalah yang bersalah
melakukannya ”.

Bahwa segala putusan yang akan diambil nantinya harus didasarkan kepada hasil yang
telah terungkap dalam pemeriksaan di muka persidangan guna membuktikan kebenaran
materiil yang telah kita sepakati dan telah digariskan oleh ketentuan undang-undang. Oleh
karenanya kita hendaknya tidak terlalu berpedoman tentang segala sesuatu yang tertuang di
dalam BAP, akan tetapi hendaknya kita menempatkan BAP sesuai dengan statusnya dan
berpedoman pada fakta-fakta hukum yang terungkap didalam persidangan.

Bahwa demi keyakinan hukum dan rasa tanggung jawab kami selaku Penasehat
hukum Terdakwa, setelah dengan teliti dan seksama mengikuti jalanya pemeriksaan dimuka
persidangan, kami memperoleh kesimpulan.Menurut Surat Dakwaan Oditur Militer III – 13
Madiun Nomor : Sdak/06/K/AD/II/2018 tanggal 23 Februari 2018, telah melontarkan dakwaan
kepada Terdakwa telah melakukan tindak pidana sebagai berikut :

Kesatu “ Barang siapa dengan sengaja dan terbuka melanggar kesusilaan “


sebagaimana diatur dalam “ ( Pasal 281 ke 1 KUHP).
Kedua “ Seorang pria yang turut serta melakukan Zina padahal diketahui bahwa
yang turut bersalah telah kawin “ sebagaimana diatur dalam “ ( Pasal 284 Ayat ( 1 )
ke 2a KUHP).

Bahwa secara hukum perkara delik aduan yang diadukan oleh Saksi-1 ( Kopda
Suprayitno ) sebagai pihak yang mengadu ke Pomdam V/Brawijaya, atas perkara Terdakwa
dan sudah di BAP, dan selanjutnya perkara tersebut diperiksa dan disidangkan di Dilmil III-13
Madiun, sebelum pemeriksaan para saksi, Saksi-1 ( Kopda Suprayitno ) tepatnya hari
Senin tanggal, 6 juli 2018 sebagai pihak yang mengadu dan yang dirugikan, dalam
persidangan telah mencabut pengaduannya didepan Ketua Majelis Hakim dan
disaksikan oleh Oditur Militer III-13 Madiun dan Tim Penasehat Hukum dari Kumdam
V/Brawijaya.

1. Sehingga kami selaku Tim Penasehat hukum Terdakwa menilai secara hukum
apabila perkara delik aduan Pasal 284 Ayat ( 1 ) ke 2a KUHP yang dilaporkan oleh
saksi -1 Kopda Suprayitno dicabut di depan Majelis hakim yang memeriksa perkara
Terdakwa, dan hakim belum memutus perkara dan mengetok palu, maka untuk perkara
pasal 284 Ayat ( 1 ) ke 2a KUHP dianggap sudah selesai secara hukum, sehingga kami
selaku Tim kuasa hukum Terdakwa tidak perlu untuk menanggapi atau mengupas unsur-
unsur Pasal 284 Ayat ( 1 ) ke 2a KUHP secara panjang lebar karena itu sudah
merupakan aturan hukum sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku.

2. Bahwa kami selaku Tim penasehat hukum Terdakwa sependapat dengan


Oditur Militer III-13 Madiun yang tidak membahas Dakwaan kedua tentang unsur-unsur
Pasal 284 Ayat ( 1 ) ke 2a KUHP, karena sesuai fakta hukum di persidangan perkara
Terdakwa untuk Pasal 284 Ayat ( 1 ) ke 2a KUHP telah dicabut oleh saksi -1 Kopda
Suprayitno tepatnya hari Senin tanggal, 6 juli 2018, sehingga kami selaku Tim
Penasehat hukum Terdakwa untuk perkara pasal 284 Ayat ( 1 ) ke 2a KUHP dianggap
sudah selesai secara hukum.

3. Bahwa Kami selaku Penasehat hukum Terdakwa menilai terhadap Dakwaan dan
Tuntutan Oditur Militer yang sangat berlebihan dan tidak berdasarkan hukum terhadap
diri Terdakwa, sedang perkaranya sudah di cabut dalam persidangan oleh Pengadu
Pasal 284 Ayat ( 1 ) ke 2a KUHP oleh saksi -1 Kopda Suprayitno tepatnya hari Senin
tanggal, 6 juli 2018, sehingga kami selaku Tim kuasa hukum Terdakwa menilai
seharusnya Oditur Militer untuk Pasal 281 ke-1 KUHP juga dianggap selesai dan tidak
perlu dibuktikan secara hukum.

4. Bahwa yang lebih mengherankan lagi apabila Oditur mempunyai hati nurani
dalam menuntut perkara Terdakwa ini, seharusnya Oditur membuat BAPAT dan saran
hukum ke Orjen TNI untuk perkara Terdakwa untuk dituntut percobaan karena
perkaranya sudah dicabut oleh saksi-1 Kopda Suprayitno pengadunya, secara hukum
dalam persidangan sebelum pemeriksaan para saksi, Bukan dituntut dan dijatuhi
Pidana penjara selama 12 ( dua belas ) bulan dan pidana tambahan dipecat dari dinas
Militer TNI AD.

5. Bahwa dari hal tersebut diatas kami selaku Tim Kuasa Hukum Terdakwa, sangat
prihatin atas tindakan Oditur Militer yang sewenang-wenang dan berlebihan dalam
menuntut Perkara Terdakwa yang tidak ada rasa keadilan dan berlebihan, bahwa
manusia di dunia ini tidak ada yang sempurna dan pasti mempunyai kesalahan dan
kekilapan baik tingkah laku maupun perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dalam
masarakat, dan hal ini jelas kami bertanya secara jujur apa Oditur Militer yang menuntut
diri Terdakwa ini merasa tidak punya kesalahan atau sempurna atau suci selama
menjalani kehidupan sehari-hari sebagai Oditur Militer maupun bergaul dengan
masarakat, dan menganggap dirinya paling bernar, dan yang paling benar saya yakin
seratus persen hanya satu yaitu Alloh yang menciptakan langit, bumi dan seisinya
termasuk alam semesta ini.

6. Bahwa Kami selaku Tim penasehat hukum Terdakwa dari paparan tersebut
diatas, akan menanggapi secara hukum tentang Dakwaan Oditur Militer III-13 Madiun
mengenai Dakwaan Kesatu sesuai dengan pasal 281 ke -1 KUHP “ Barang siapa
dengan sengaja dan terbuka melanggar kesusilaan “ yang menurut Oditur Militer
mengadung 2 unsur pidana yaitu ; unsur ke – 1 “ Barang siapa “ dan Unsur ke 2
“ Dengan sengaja dan terbuka melanggar kesusilaan “
Surat Dakwaan Oditur :
Selanjutnya Oditur yakin bahwa dakwaan kesatu terbukti secara syah dan meyakinkan.
Oleh karena itu dalam requisitoir menuntut Terdakwa sebagai berikut :

- Hukuman Pidana Pokok : 12 ( Dua belas ) bulan.


- pidana Tambahan : Dipecat dari Dinas Militer TNI AD.
- Membayar Biaya Perkara : Rp. 10.000,- ( Sepuluh ribu rupiah ).
Bahwa barang bukti yang dihadapkan ke persidangan dalam perkara ini berupa:

1. Berupa surat :

a. 4 (empat) lembar foto Terdakwa dan Sdri. Neris Nora Anggraeni.

b. 1 (satu) lembar foto Copy kutipan buku Akta NIKAH No. 0183/73/III/2010
Tanggal 30 Maret 2010 pasangan suami istri Suprayitno dan Neris Nora
Anggraeni.

c. 1 (satu) lembar foto Copy surat ijin nikah No. SIN/48/III/2010 tanggal 2 Maret
2010 pasangan suami istri Pratu Suprayitno dan Neris Nora ANGGRAENI.

d. 1 (satu) berkas Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium Kriminalistik dari Polda


Jatim Nomor: R/3066/IV/2018/Labfor tanggal 2 April 2018.

2. Barang-barang :

a. 1 (satu) buah Handphone Merk Xiomi Retmi CE 0700 milik Sdri. Neris Nora
Anggraeni.

b. 1 (satu) buah Micra SD 4 GB Merk Sndisk milik Sdri. Neris Nora Anggraeni.

c. 1 (satu) buah Sim Card No. 0812299186996 milik Sdri. Neris Nora Anggraeni.

d. 1 (satu) buah Sim Card No. 081217837066 milik Sdri. Neris Nora Anggraeni.

e. 1 (satu) buah Micro SD 8 GB Merk V-Gen milik Terdakwa.

Telah diperlihatkan dipersidangan serta tidak disangkal oleh Terdakwa dan


ternyata berhubungan serta bersesuaian dengan perkara yang didakwakan terhadap
diri Terdakwa sehingga, memperkuat dugaan bahwa Terdakwa telah melakukan
perbuatan sebagaimana yang kami uraikan di dalam surat dakwaan kami.

II. Fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan

Bapak Hakim Ketua dan Para Hakim Anggota Yth,


Oditur Militer Yang Kami hormati,
Sidang Pengadilan yang Mulia ;

5
Sebelum kami mengulas atau menguraikan tentang unsur-unsur dakwaan Oditur
Militer kami kemukakan terlebih dahulu fakta-fakta hukum yang terungkap dalam persidangan,
sebagai berikut ;
Keterangan para Saksi ;

Keterangan para Saksi yang diambil Sumpah di persidangan :


1. Saksi-1 Kopda Suprayitno Nrp. 31060231160184, pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi tidak kenal dengan Terdakwa, dan baru kenal sekitar bulan
Maret 2018 waktu Terdakwa menelepon saksi dan tidak ada hubungan keluarga
atau famili.

2. Bahwa saksi menjelaskan menikah dengan Sdri. Nora angraini secara


resmi di rumah mertua saksi di Dsn. Bethik, Kel. Ngampel Kec. Mojoroto, Kotya
kediri sesuai kutipan Akte nikah Nomor ; 0183/73/III/2010 tanggal, 30 Maret
2010. Dan dalam pernikahan sampai sekarang belum dikaruniai anak.

3. Bahwa setelah menikah Saksi dan istrinya tinggal di kompi B yonif


756/WMS di Taja Kab. Jayapura, dan pada tahun 2012 Saksi mendapatkan SMS
dari istri Saksi dengan orang lain, dan setelah ditanya pengakuan istrinya orang
tersebut adalah ajudanya Danrem 082/CPYJ, dan sejak itulah rumah tangga
saksi dengan istrinya mulai kurang harmonis yang disebabkan adanya PIL ( Pria
idaman lain ).

4. Bahwa Saksi menjelaskan sekitar pada bulan Juni 2013 istri saksi pulang
ke Kediri dengan tujuan menjenguk orang tuanya sakit, selama di Kediri istri
saksi tinggal di rumah pribadi saksi di Ds. Ngampel Kec. Mojoroto Kota Kediri,
dan semenjak itu istri saksi tidak pernah kembali ke Jayapura. Sehingga setahun
sekali saksi pulang ke kediri untuk menjenguk istri dan keluarganya.

5. Bahwa Saksi menjelaskan pada bulan Desember 2017 pernah mendapat


telepon dari teman satu angkatan bernama Kopda Arifin dan Kopda Agus yang
berdinas di Brigif 16/WY yang menyampaikan bahwa istrinya Sdri. Noris Nora
Anggraini diduga berselingkuh dengan Terdakwa.

6. Bahwa Saksi pada tanggal 25 Januari 2018 berangkat cuti guna untuk
mencarai informasi di Kediri tentang perbuatan istrinya, dan setelah diselidiki
saksi mendapatkan informasi kalau Terdakwa sering datang kerumah saksi pada
pukul 01.00 Wib dan pulang pukul. 04.00 Wib, dan saksi pernah berpelukan
degan Terdakwa di ruang tamu rumah saksi.

7. Bahwa setelah Saksi mendaptkan informasi Pada tanggal 30 januari


2018 saksi pulang kerumah diantar oleh ibu saksi Sdr. Musafa, paman saksi
Sdr.Miril dan adik saksi Sdr. Suwandono dengan tujuan menemui istri saksi
dan orang tuanya untuk menyelesaikan masalah keluarga, selanjutnya saksi
sampaikan kepada mertua saksi Bapak Suhariyono dan ibu Sumarlin jika saksi
tidak bisa hidup dengan anaknya lagi Sdri. Neris Nora anggraini.

8. Bahwa Saksi menjelaskan selama dirumah saksi menemukan bukti


berupa foto mesra dengan posisi kepala istri saksi dan Terdakwa saling
menempel dan foto berpelukan antara istri saksi dengan Terdakwa di HP Sdri.
Neris Nora Anggraini. Dan selanjutnya memori HP diambil oleh saksi untuk
digandakan atau di copy kedalam kartu memori yang baru, selanjutnya saksi
mencetak foto tersebut dan melihat bermesraan antara Terdakwa dan istrinya
Sdri. Neris Nora Anggraini.

9. Bahwa saksi menjelaskan akibat perbuatan yang dilakukan Terdakwa


yang mebuat hubungan rumah tanganya dengan istrinya Sdri. Neris Nora
Anggraini tidak harmonis, saksi akan menceraikan istrinya karena sudah tidak
bisa lagi, sebelumnya saksi sudah maafkan namun istrinya mengulagi lagi
perbuatanya dengan orang lain.

10. Bahwa Saksi menjelaskan atas perbuatan Terdakwa tersebut diatas


pada tanggal 15 Pebruari 2018 melaporkan kejadian tersebut ke Pomdam
V/Brawijaya untuk diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

- Bahwa atas keterangan Saksi – 1 Terdakwa membenarkan


sebagian dan menyangkal sebagian adapun yang disangkal oleh
Terdakwa yaitu Terdakwa membantah pada saat foto di alun-alun
Nganjuk tidak berpelukan tapi hanya merangkul Saksi -2 Sdri. Noris Nora
Anggraeni.
- Atas bantahan Terdakwa tersebut Saksi-1 tetap pada
keteranganya semula
1) Saksi 2 Sdri. Noris Nora Anggraeni, pada inti pokoknya menerangkan sebagai
berikut :

1. Bahwa Saksi kenal denga Terdakwa sejak bulan Agustus 2016 dan tidak
ada hubungan keluarga atau famili.

2. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa pada pertengahan tahun 2016 di


Medsos Tiktok, dan pada saat perkenalan Terdakwa mengaku masih bujang, dan
selanjutnya saksi mencari informasi dan ternyata Terdakwa sudah mempunyai
istrin dan 2 ( dua ) orang anak, selanjutnya pada bulan Agustus 2016 saksi
bertemu dengan Tetrdakwa di rumah orang tua saksi di JL. Bunga Dukuh Betik
Rt. 19/Rw.03 Kel. Ngampel Kec. Mojoroto Kodya Kediri.

3. Bahwa Saksi menjelaskan setelah perkenalan Terdakwa sering datang


kerumah saksi maupun kerumah orang tua saksi, dan Terdakwa pernah
menyampaikan kepada orang tua saksi kalau Terdakwa mau menikah siri
dengan saksi namun orang tua saksi menolak dan dilarang karena Terdakwa
dan saksi masing-masing sudah berkeluarga.

4. Bahwa Saksi selama berkenalan dengan Terdakwa pernah mengatakan


kepada saksi kalau istri Terdakwa Sdri. Sri Harini selama menjadi istri Terdakwa
kurang perhatian, tidak bisa diatur, tidak memiliki rasa kasih sayang serta tidak
bisa memuaskan apabila melakukan hubungan badan atau bersetubuh.

5. Bahwa Saksi sejak bulan Januari 2017 hingga bulan Pebruari 2018 Saksi
dan Terdakwa menjalin hubungan pacaran, selama berpacaran Terdakwa
memanggil saksi dengan pangilan adik/sayang, sedangkan saksi memanggil
Terdakwa dengan pangilan Mas/sayang.

6. Bahwa Saksi menjelaskan pada bulan Agustus tahun 2017 saksi pergi ke
alun-alun Nganjuk bersama kedua orang tua saksi yaitu Sdr. Suharyono
( Ayah ), Sdri. Sumarlin ( Ibu ), istri Terdakwa ( Sdri. Sri Hartini ) dan kedua anak
Terdakwa, pada saat di alun –alun Nganjuk, saksi pernah melakukan foto mesra
dengan Terdakwa mengunakan HP Samsung Grand Prime milik saksi dengan
posisi Terdakwa merangkul badan saksi, kemudian yang kedua foto dengan
posisi berhadapan badan berdampingan kepala saling menempel yang
melakukan pemotretan adalah Terdakwa mengunakan HP ( Hand Pone )
Samsung Grand Prime milik saksi-2 Sdri.Neris Nora Anggraeni.

7. Bakwa Saksi menerangkan pada saat melakukan foto mesra dengan


Terdakwa, saksi tidak pernah memberitahukan kepada suaminya Kopda
Suprayitno karena takut suami saksi marah, dan menurut saksi tidak akan
percaya kalau Terdakwa itu sudah saksi anggap sebagai keluarga.

8. Bahwa saksi menjelaskan tujuan saksi beberapa kali melakukan foto


bersama dengan Terdakwa di alun-alun Nganjuk adalah untuk menakuti orang
yang selama ini mengganggu saksi dan sering mengajak saksi keluar rumah,
dan foto tersebut saksi tunjukkan kepada orang yang sering meneror saksi.

9. Bahwa selain jalan-jalan di alun alun Kab. Nganjuk Saksi dan Terdakwa
pernah pergi berdua mencari makan di wilayah Kediri yaitu makan Bakso Mama
Jl. KH Wakid Hasim Bandar Kediri, warung Lontong Kikil depan Tebek TNI AD Jl.
Hayam wuruh Kediri, Soto Lamongan di Jl. Brawijaya (lingkungan stadion) Kediri
dan di warung makan yang lainnya namun tempatnya Saksi sudah tidak ingat
pada saat makan berdua dengan posisi duduk dalam satu bangku dengan cara
duduk berdampingan badan menempel.

10. Bahwa Saksi menerangkan pernah pergi dengan Terdakwa dan


keluarganya serta kedua orang tua Saksi ke tempat wisata di Pantai Gemah Ds.
Keboireng Kec. Besuki Kab. Tulungagung dan pernah pergi dengan Terdakwa ke
Blitar dalam acara pernikahan Terdakwa dimintai tolong oleh orang tua saksi
untuk mengemudikan kendaraan.

11. Bahwa selama Saksi berkenalan dengan Terdakwa saksi sengaja tidak
pernah memberitahukan kepada suami saksi menunggu setelah suami saksi cuti
dari kesatuannya karena kalau saksi sampaikan melalui telepon maupun melalui
Media sosial yang lain takut suami tidak percaya, kemudian setelah suami saksi
cuti ke rumah Kediri pada tanggal 10 bulan Pebruari tahun 2018 saksi
memberitahukan kepada suami kalau mempunyai kenalan Terdakwa, dan saksi
menyampaikan ke suami mudah-mudahan nanti kalau papa = mau ngurus
pindah Terdakwa bisa membantunya.

12. Bahwa Saksi hubungan pacaran dengan Terdakwa selama ini sudah
diketahui oleh kedua orang tua saksi, adik saksi bernama Sdri. Ririn dan nenek
saksi Sdri. Saropah dan terakhir saksi melakukan hubungan pacaran dengan
Terdakwa pada bulan Pebruari 2018 setelah perkara yang dilakukan oleh
Terdakwa dilaporkan ke Mapomdam V/Brawijaya.

13. Bahwa selama melakukan hubungan pacaran pada bulan September


2017 Terdakwa memberi janji kepada saksi akan memberi uang sebesar Rp.
500.000,- ( lima ratus ribu rupiah ) tiap bulannya, dan sejak bulan September
2017 Terdakwa rutin tiap bulan memberi uang ke saksi hingga bulan Pebruari
2018, namun jumlahnya tidak selalu seperti yang dijanjikan kadang-kadang
penuh sebesar Rp. 500.000,- ( lima ratus ribu rupiah ) dan kadang-kadang tidak
penuh hanya sebesar Rp. 300.000,- ( tiga ratus ribu rupiah ).

- Bahwa atas keterangan Saksi – 2 Terdakwa membenarkan


sebagian dan menyangkal sebagian dan yang disangkal oleh Tedakwa.
1. Terdakwa menyampaikan pada saat foto dengan saksi-2 yang
melihat saat foto adalah banyak orang di alun-alun Nganjuk termasuk istri
Terdakwa dan keluarganya juga melihat.
2. Pada tahun 2016 Terdakwa belum masuk ke Brigif 16/Wirayuda.

8
- Atas bantahan Terdakwa tersebut Saksi - 2 tetap pada
keteranganya semula.

3) Saksi 3 Sdri. Siti Masrofah, pada inti pokoknya menerangkan sebagai berikut :
1. Bahwa Saksi kenal dengan Tedakwa pada bulan juni tahun 2017 di rumah
Sdri. Neris Nora Angraeni istri dari Kopda Suprayitno dan saksi tidak ada
hubungan keluarga atau famili.
2. Bahwa saksi menceritakan sekitar bulan Juli 2017 pada waktu siang
hari setelah hari raya idul fitri tahun 2017 saksi melihat ada seorang laki-laki
yang tidak saksi kenal datang kerumah saksi Sdri. Neris Nora Angraeni
alamat Jln. Bunga Gg.VIII.RT/026 RW/004 Kel. Ngampel Kec. Mojoroto Kab.
Kediri mengunakan kendaraan sepeda motor dengan ciri-ciri bertubuh kekar,
tinggi tegap, berkulit sawo matang, karena saksi mengetahui kalau Kopda
Supriyanto yang saat itu tidak berada di tempat kemudian saksi langsung
bertanya kepada Sdri. Neris Nora Angraeni “ Sopo lo mbak kok eneng wong
lanang mlebu omahmu “ ( Siapa lo mbak kok ada orang laki-laki masuk
kerumahmu ) dan dijawab oleh Sdri. Neris Nora Angraeni “ mbak iku anak
angkate ibu jenenge mas Catur dines nang Brigif 16 Kediri . “ ( mbak itu anak
angkatnya ibu Saksi namanya Mas Catur dines di Brigif 16 ) “.
3. Bahwa Saksi sering melihat Terdakwa datang kerumah Sdri. Neris
Nora Angraeni baik waktu siang maupun malam hari, sehingga membuat
saksi sebagai tetangga dekat dengan Sdri. Neris Nora Angraeni menjadi
penasaran dan mencari tahu siapa sebenarnya Terdakwa, sehingga saksi
bertanya kepada Sdri. Neris Nora Angraeni dengan nada bercanda yang
akhirnya diceritakan dengan sebenarnya bahwa yang sering datang
kerumahnya itu adalak Kapten Inf Catur Tunggal Efendi ( Terdakwa ) yang
saat ini sedang berdinas di Brigif 16/Wirayuda Kediri.
4. Bahwa Saksi pernah mendengar kalau Sdri. Neris Nora Angraeni
memiliki hubungan pacaran dengan Terdakwa dan pernah di ciun dan dipeluk
badanya, serta pernah dipijit-pijit ketika badanya kurang enak dan kemudian
pernah menunjukan foto mesra antara Terdakwa dengan Sdri. Neris Nora
Angraeni dengan posisi Terdakwa merangkul dari belakang dan jumlah
fotonya ada sekitar 10 ( Sepuluh ).
5. Bahwa Saksi menerangkan juga pernah melihat secara langsung Sdri.
Neris Nora Angraeni duduk satu kursi dengan Terdakwa saat itu Terdakwa
sedang makan pecel dan Sdri Noris Nora Anggraeni mengatakan sedang
masuk angin sambil menunjukan badanya bagian punggung yang habis di
kerok dengan uang logam oleh Terdakwa.
6. Bahwa setelah Saksi mengetahui hubungan pacaran antara Terdakwa
dengan Sdri. Noris Nora Anggraeni, sekitar bulan Juli tahun 2017 pernah
dijanjikan akan diberikan sesuatu imbalan barang maupun uang oleh Sdri.
Noris Nora Anggraeni, namun itu hanya omong kosong saja samapai
sekarang saksi tidak pernah diberi apa-apa, karena saksi merasa dibohongi
akhirnya saksi membuka rahasia Sdri. Noris Nora Anggraeni ke orang
lingkungan sekitarnya dan jarak rumah saksi dengan Sdr. Noris Nora
Anggraeni sekitar 300 ( tiga ratus ) meter.
- Atas keterangan Saksi -3 Terdakwa membenarkan sebagaian dan
menyangkal sebagian, Adapun yang disangkal oleh Terdakwa yaitu
Terdakwa tidak pernah datang pada malam hari.
- Atas bantahan Terdakwa tersebut Saksi-3 tetap pada
keteranganya semula.
9

4) Saksi 4 Sdr.Bambang Pijanarko, pada inti pokoknya menerangkan sebagai


berikut :
1. Bahwa Saksi tidak kenal dengan Tedakwa dan tidak ada hubungan
keluarga atau famili.
2. Bahwa saksi kenal dengan Kopda Suprayitno sejak akhir bulan Januari
2018 saat pulang cuti dari Papua, sedangkan dengan Sdri. Noris Nora Anggraeni
saksi kenal sejak bulan Januari 2018 di kediri dan Kopda Suprayitno adalah
suaminya.
3. Bahwa Saksi Pada tanggal 22 Januari 2018 menyewa rumah Sdri. Siti
Musarofah yang dinding rumahnya bersebelahan dengan rumah Sdri. Noris Nora
Anggraeni sehingga saat suasana sepi apabila ada orang berbicara di rumah
Sdri. Noris Nora Anggraeni terdenggar dari tempat tinggal saksi.
4. Bahwa Saksi menjelaskan pada awalnya tidak mengetahui kondisi rumah
tangga Kopda Suprayitno dan istrinya, namun Kopda Suprayitno pernah
bercerita kepada saksi kalau istrinya ( Sdri. Noris Nora Anggraeni ) dicurigai
mempunyai hubungan khusus dengan laki-laki, dari situ Kopda Suprayitno
mencari informasi tentang kebenaran informasi tersebut.
5. Bahwa Saksi selama tinggal di sebelah rumah Sdri. Noris Nora
Anggraeni, saksi tidak pernah melihat ada orang yang bertamu, namun saksi
sering mendengar Sdri. Noris Nora Anggraeni bercanda dan bersendau gurau
dengan seseorang laki-laki.
6. Bahwa sejak bulan januari 2018, saksi sudah sering mendengar kabar
jika Sdri. Noris Nora Anggraeni sering menerima tamu dari Brigif 16/WY tanpa
sepengetahuan suaminya, namun saksi tidak pernah melihat langsung orang
Brigif 16/WY tersebut datang maupun pulang dari rumah Sdri. Noris Nora
Anggraeni , saksi hanya mendengar jika Sdri. Noris Nora anggraeni malam-
malam sering bercanda bukan dengan kedua orang tuanya.
- Atas keterangan saksi - 4 Terdakwa tidak ada yang dibantah dan
membenarkan seluruhnya.

5 Saksi 5 Sdr.Mokhamad Sokib, pada inti pokoknya menerangkan sebagai


berikut
1. Bahwa Saksi tidak kenal dengan Tedakwa dan tidak ada hubungan
keluarga atau famili.
2. Bahwa saksi kenal dengan Kopda Supriyanto di warung tempat saksi
jualan di Ds. Ngampel Kec. Mojoroto Kota Kediri, sedangakan dengan Sdri.
Noris Nora Anggraeni saksi kenal sudah lama karena satu dusun yaitu dusun
Betik Ds. Ngampel Kec. Mojoroto Kota Kediri.
3. Bahwa Saksi menerangkan jarak warung saksi dengan rumahnya Sdri.
Noris Nora Anggraeni sekitar 100 meter dan kelihatan jelas karena tidak
terhalang bangunan dan saksi ingat dalam tahun 2017 saksi melihat ada orang
laki-laki dengan ciri-ciri badan tegab, rambut cepak dan kulit sawo matang
dengan mengunakan sepeda motor Honda Supra warna hitam datang kerumah
Sdri. Noris Nora Anggraeni, kemudian setelah penyidik menunjukan foto Kapten
Inf Catur Tunggal Efendi.K. ( Terdakwa ) dengan Sdri. Noris Nora Anggraeni
saksi baru mengetahui laki-laki yang sering datang kerumah Sdri. Noris Nora
Anggraeni sama dengan yang saksi lihat.

10
4. Bahwa Saksi menerangkan sering melihat Terdakwa datang kerumah
Sdri. Noris Nora Anggraeni pada sore hari antara pukul 18.00 Wib dan pukul
18.30 Wib, namun saksi tidak pernah melihat Terdakwa pulang dari rumah Sdri.
Noris Nora Anggraeni, karena sampai dengan saksi tutup jualan nasi pada pukul
21.00 Wib Terdakwa belum keluar dari rumah Sdri. Noris Nora Anggraeni.
5. Bahwa Saksi menjelaskan tidak mengetahui tujuan Terdakwa mendatangi
rumah Sdri. Noris Nora Anggraeni dan saksi tidak berani menegurnya karena
Terdakwa seorang anggota tentara.
- Atas keterangan saksi - 5 Terdakwa membenarkan sebagian dan
menyangkal sebagian . Adapun yang disangkal oleh Terdakwa ;
- Tidak selamanya Terdakwa datang kerumah Sdri. Noris Nora Anggraeni
sendirian, kadang Terdakwa datang dengan anak dan istrinya.
Atas bantahan Terdakwa tersebut Saksi -5 tetap pada keterangan semula.

6) Saksi 6 Sdri.Etik Handayani, pada inti pokoknya menerangkan sebagai berikut :


1. Bahwa Saksi tidak kenal dengan Tedakwa dan tidak ada hubungan
keluarga atau famili.
2. Bahwa saksi kenal dengan Kopda Suprayitno di warung tempat saksi
jualan di Ds. Ngampel Kec. Mojoroto Kota Kediri, sedangakan dengan Sdri.
Noris Nora Anggraeni saksi kenal sudah lama karena satu dusun yaitu dusun
Betik Ds. Ngampel Kec. Mojoroto Kota Kediri.
3. Bahwa Saksi menerangkan jarak warung saksi dengan rumahnya Sdri.
Noris Nora Anggraeni sekitar 100 meter dan kelihatan jelas karena tidak
terhalang bangunan dan saksi ingat dalam tahun 2017 saksi melihat ada orang
laki-laki dengan ciri-ciri badan tegap, rambut cepak dan kulit sawo matang
dengan mengunakan sepeda motor Honda Supra warna hitam datang kerumah
Sdri. Noris Nora Anggraeni, kemudian setelah penyidik menunjukan foto
Kapten Inf Catur Tunggal Efendi.K. ( Terdakwa ) dengan Sdri. Noris Nora
Anggraeni saksi baru mengetahui laki-laki yang sering datang kerumah Sdri.
Noris Nora Anggraeni sama dengan yang saksi lihat.
4. Bahwa Saksi menerangkan sering melihat Terdakwa datang kerumah
Sdri. Noris Nora Anggraeni pada sore hari antara pukul 18.00 Wib dan pukul
18.30 Wib, namun saksi tidak pernah melihat Terdakwa pulang dari rumah Sdri.
Noris Nora Anggraeni, karena sampai dengan saksi tutup jualan nasi pada pukul
21.00 Wib Terdakwa belum keluar dari rumah Sdri. Noris Nora Anggraeni.
5. Bahwa saksi setiap datang kerumah Sdri. Noris Nora anggraeni yang
membukakan pintu rumah adalah Sdri. Noris Nora Anggraeni sendiri sambil
mengunakan baju daster atau baju rok dan keadaan pintu setelah Terdakwa
sudah masuk kedalam pintu ditutup.
6. Bahwa Saksi melihat terakhir Terdakwa mendatangi rumah Noris Nora
Anggraeni sekitar pertengahan bulan Pebruari 2018 dan pada saat itu
suaminya Kopda Suprayitno sedang pulang cuti .
7. Bahwa Saksi menjelaskan orang tua Sdri. Noris Nora Anggraeni yang
bernama Sdri. Sumarlin ( ibu ) dan Sdr. Suharyono ( ayah ) mengetahui
langsung bahwa Terdakwa sering datang kerumah Sdri. Noris Nora Anggraeni,
karena apabila Terdakwa datang kadang kadang orang tua Sdri. Noris Nora
Anggraeni juga ikut ngobrol dirumahnya.
8. Bahwa Sdri. Noris Nora Anggraeni pernah menyampaikan kepada saksi
kalau Terdakwa adalah komandan suaminya dan menurut Sdri. Nuris terdakwa
11
adalah orang yang akan mengurus pindahnya suaminya Kopral supriyanto dari
papua ke pulau jawa.
- Atas keterangan saksi - 6 Terdakwa membenarkan sebagian dan
menyangkal sebagian . Adapun yang disangkal oleh Terdakwa ;
- Tidak selamanya Terdakwa datang kerumah Sdri. Noris Nora Anggraeni
sendirian, kadang Terdakwa datang dengan anak dan istrinya.
Atas bantahan Terdakwa tersebut Saksi -6 tetap pada keterangan semula.

7) Saksi 7 Sdr.Sumarlin, pada inti pokoknya menerangkan sebagai berikut :


1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak bulan Agustus 2017 di
Polresta Kediri pada saat Terdakwa mengurus SIM dan suami Saksi masih dinas
di Polresta Kediri namun tidak ada hubungan keluarga.
2. Bahwa Saksi kenal dengan Kopda Suprayitno anggota Kodim
1701/Jayapura Papua sejak menikah dengan anak Saksi bernama Sdri. Neris
Nora Anggraeni sekitar bulan maret 2010. Setelah menikah anak Saksi tidak
langsung ikut suaminya ke Wamena, satu bulan kemudian anak Saksi baru
menyusul suaminya ke Wamena dan tinggal di asrama Yonif 756/Wamena, dan
untuk kehidupan rumah tangganya menurut keterangan anak Saksi hanya biasa-
biasa saja.
3. Bahwa sejak tahun 2014 hingga Sekarang anak Saksi yang bernama
Sdri. Neris Nora Anggraeni tidak tinggal bersama suaminya di asrama Yonif 756
Wamena melainkan tinggal dirumahnya sendiri alamat Dukuh Betik
RT.26/RW.04, Kel. Ngampel, Kec. Mojoroto Kota Kediri, awalnya saat Saksi
sedang sakit gula dan darah tinggi anak Saksi pulang ke Kediri untuk melihat
kondisi Saksi, setelah Saksi sudah sembuh dan anak saksi akan kembali ke
Wamena oleh suami (Kopda Suprayitno) tidak diperbolehkan dan menyuruh
istrinya untuk tinggal di rumahnya sendiri.
4. Bahwa sepengetahuan Saksi anak Saksi kenal dengan Terdakwa sekira
bulan Agustus 2017 bertempat dirumah Saksi alamat Jl. Bunga Dukuh Betik RT.
019 / RW. 003, Kel. Ngampel, Kec. Mojoroto, Kota Kediri pada saat kenal
dengan anak Saksi status Terdakwa sudah berkeluarga dan menikah dengan
Sdri. Sri Harini mempunyai anak 2 (dua) masing-masing ELOK dan BRIAN,
sedangkan status anak Saksi sudah berkeluarga dengan Kopda Suprayitno
namun belum mempunyai anak.
5. Bahwa setelah kenal dengan Sdri. Neris Nora Anggraeni alamat Dukuh
Betik RT. 26/ RW. 04, Kel. Ngampel, Kec. Mojoroto Kota Kediri dan kerumah
saksi yaitu pada pada bulan Agustus 2017 sekitar pukul 11.00 WIB minta tolong
untuk memperbaiki pintu pagar besi depan sekira, masih dalam tahun 2017
membantu membuat bunga bambu dan bunga diatas meja, mengambil dan
mengantar salon milik Sdri. Neris Nora Anggraeni untuk diperbaiki di mes Brigif
16 Kediri saat itu Terdakwa datang bersama anggotanya menggunakan pakaian
dinas dan pernah datang pada malam hari sekira pukul 19.30 WIB pada saat
ada pengajian umum bertempat didepan rumah anak Saksi saat itu Saksi
bersama Terdakwa dan anak saksi ngobrol di teras rumah.
6. Bahwa pada saat Terdakwa datang kerumah saksi Terdakwa pernah
menyampaikan kepada saksi kalau Terdakwa akan menikah siri dengan anak
saksi (Sdri. Neris Nora), tetapi Saksi menolaknya dan mengatakan tidak bisa
menikah siri karena Terdakwa sudah mempunyai istri dan anak serta anak Saksi
juga sudah punya suami dinas di Papua.

12
- Atas keterangan saksi-7 tersebut, Terdakwa membenarkan sebagian dan
menyangkal sebagian, adapun yang disangkal oleh Terdakwa yaitu;
- Terdakwa pada saat mengatakan mau menikah siri dengan Sdri. Neris
Nora Angraeni hanya bercanda saja,
- Atas bantahan Terdakwa tersebut saksi-7 tetap pada keteranganya
semula.

8) Saksi 8 Sdri. Sri Hariani, pada inti pokoknya menerangkan sebagai berikut :
1. Bahwa Saksi kenal denganTerdakwa sejak tahun 1999 di Jl. El Tari Km. 4
Ds/Kec. Kefamenanu Timur tengah utara NTT saat Terdakwa berdinas di Kodim
1618/Timur Tengah Utara, kemudian pada tanggal 13 juli tahun 2001 Saksi
menikah dengan Terdakwa dari pernikahan tersebut telah dikaruniai 2 (dua)
orang anak yang pertama bernama Safitri Elok Wahyuningtias umur 15 (lima
belas) tahun dan yang kedua nama Febrian Wahyu Wicaksono umur 9
(sembilan) tahun. Kehidupan rumah tangga saksi dengan Terdakwa secara lahir
dan batin sudah tercukupi tidak ada masalah Saksi dengan suami saling
pengertian dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
2. Bahwa Saksi kenal dengan Sdri. Neris Nora Anggraeni yang beralamat di
Dukuh. Betik Ds. Ngampel Kec. Mojoroto Kota Kediri sekira bulan Nopember
tahun 2016 bertempat di rumah orang tuanya Sdri. Neris Nora Anggraeni tidak
ada hubungan saudara namun sudah Saksi anggap keluarga.
3. Bahwa menurut Saksi antara Terdakwa dengan Sdri. Neris Nora
Anggraeni tidak ada hubungan istimewa ataupun tidak ada hubungan pacaran
karena Terdakwa sudah menganggap Sdri. Neris Nora Anggraeni sebagai
saudara sendiri.
4. Bahwa pada saat penyidik memperlihatkan foto antara Terdakwa dengan
Sdri. Neris Nora Anggraeni dengan gambar Terdakwa merangkul badan dari
Sdri. Neris Nora Anggraeni saat terjadi pemotretan Saksi tidak melihat Terdakwa
minta ijin kepada Saksi untuk foto pada saat makan bersama dipinggir alun-alun
lalu Terdakwa bilang kepada Saksi untuk mengikuti Sdri. Neris ke lapangan dan
Saksi mengijinkannya, Pemotretan dialkukan di Alun-alun Kabupaten Nganjuk
menggunakan Hp (Hand Phone) milik Sdri. Neris Nora Anggraeni dan yang
melakukan pemotretan adalah Sdri. Neris Nora Anggraeni sendiri, dan Terdakwa
sebelum melakukan foto bersama dengan Sdri. Neris Nora Anggraeni tidak
minta ijin ke suami dari Sdri. Neris Nora Anggraeni (Kopral Suprayitno).
5. Bahwa tanggapan Saksi setelah mengetahui foto antara Terdakwa
dengan Sdri. Neris Nora Anggraeni kalau Saksi melihat saat melakukan
pemotretan seperti itu pasti Saksi akan melarang agar berfoto yang wajar saja
tidak berlebihan tidak sampai memegang anggota badan yang tidak sewajarnya
dipegang.
6. Bahwa pada saat Terdakwa melakukan foto dengan Sdri. Neris Nora
Anggraeni bertempat di Alun-alun Kab. Nganjuk dilihat orang lain diantaranya
Saksi sendiri, orang tua Sdri. Neris Nora Anggraeni (Bpk. Suharyono), ibu
kandung Sdr. Neris Nora Anggraeni (Sdri. Sumarlin), adik kandung Sdri. Neris
Nora Anggraeni (Sdri. Ririn dan Sdr. Bayu) dan kedua anak Saksi dan banyak
pengunjung yang lain.
- Atas keterangan saksi - 8 tersebut, tidak ada yang dibantah dan
Terdakwa membenarkan selurunya.

13
9) Saksi 9 Sdr. Agung Santoso, pada inti pokoknya menerangkan sebagai berikut:
1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak tanggal 19 Nopember 2017
di perempatan lingkungan Betik RT. 26/RW. 04, Kel. Ngampel, Kec. Mojoroto,
Kota Kediri namun tidak ada hubungan keluarga.
2. Bahwa Saksi kenal Kopda Suprayitno anggota Kodim 1701/Jayapura
Papua sejak bulan Agustus 2016 di tempat hiburan Jaranan di RT. 16/RW. 03
Dukuh Betik, Kel. Ngampel, Kec. Mojoroto Kota Kediri sedangkan dengan Sdri.
Neris Nora Anggraeni kenal sejak kecil karena masih tetangga Saksi, Kopda
Suprayitno adalah suami dari Sdri. Neris Nora Anggraeni.
3. Bahwa setelah menikah Kopda Suprayitno dan Sdri. Neris Nora
Anggraeni tinggal dirumah baru di Jl. Bunga Dukuh Mbetik RT. 019/ RW. 003,
Kel. Ngampel, Kec. Mojoroto, Kota Kediri dimana jarak rumahnya dengan rumah
Saksi sekira ± 200 meter yang mana rumahnya sebelah kiri berdempetan
dengan rumah ibu Siti Musrofah, sebelah Kananya Saksi tidak mengetahui
karena orangnya ke Kalimantan depan rumahnya adalah dinding rumah Bpk.
Hari kerja di PDAM Kediri.
4. Bahwa sepengetahuan Saksi setelah menempati rumah tersebut Kopda
Suprayitno tidak tinggal bersama dengan istrinya Sdri. Neris Nora Anggraeni
melainkan tinggal dan dinas di Papua dan pulang hanya saat cuti, yang
menempati rumah pada saat Kopda Suprayitno dinas ke Papua adalah Sdri.
Neris Nora Anggraeni sendiri.
5. Bahwa pada hari Sabtu tanggal 18 Nopember 2017 sekira pukul 20.00
WIB ada acara pengajian umum bertempat di rumah Sdri. Neris Nora Anggraeni
alamat Dukuh Betik RT. 26/RW. 04, Kel. Ngampel, Kec. Mojoroto, Kota Kediri
dalam rangka Maulud Nabi Muhammad SAW, setelah pengajian selesai Saksi
dan warga berkumpul di perempatan lingkungan Dukuh Betik RT. 26/RW. 04,
Kel. Ngampel, Kec. Mojoroto, Kota Kediri jarak ± 100 meter dari rumah Sdri.
Neris Nora Anggraeni, sekira pukul 01.00 WIB di perempatan lingkungan RT. 26
Saksi bertemu dengan Terdakwa naik sepeda motor jenis Honda Supra X warna
Hitam setrip ungu dan saat itu Saksi menyapa “ Pak madosi sinten,,,? Atau
Pak mencari siapa...? dan dijawab “ Saya Pak Catur, tadi ikut acara
pengajian dan Saya masih saudara ibu Suhar “ selanjutnya Terdakwa banyak
bercerita tentang militer dan mengaku sekarang dinas di Brigif 16 Kediri.
6. Bahwa Saksi secara langsung tidak melihat Terdakwa datang dan
bermain kerumahnya Sdri. Neris Nora Anggraeni, namun pada pertengahan
bulan januari 2018 pukul 22.00 WIB dari jarak ± 15 (lima belas) meter dari Jalan
Raya mau masuk ke gang rumahnya Sdri. Neris Nora Anggraeni Saksi melihat
sepeda motor jenis Honda Supra X warna Hitam setrip Ungu tidak ada kaca
spionya yang sama dengan sepeda motor yang dipakai Terdakwa sewaktu Saksi
bertemu Terdakwa di perempatan lingkungan RT. 26 yang saat itu parkir didepan
pintu pagar besi rumah milik Sdri. Neris Nora Anggraeni.
- Atas keterangan saksi - 9 tersebut, Terdakwa tidak ada yang dibantah dan
membenarkan selurunya.

10) Saksi 10 Sdr. Danang Setiawan, pada inti pokoknya menerangkan sebagai
berikut:
1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak tanggal 18 Nopember 2017
saat ada pengajian umum oleh Kyai H. Gus Gendeng di depan rumah Sdr. Neris
Nora Anggraeni namun tidak ada hubungan keluarga.

14

2. Bahwa Saksi kenal dengan Kopda Suprayitno sejak tahun 2016 saat
Kopda Suprayitno cuti ke Kediri, Saksi kenal dalam hubungan bertetangga dan
tidak ada hubungan keluarga, sedangkan dengan Sdri. Neris Nora Anggraeni
Saksi kenal sejak tahun 2004 (sejak kelas 3 SD) karena saling bertetangga dan
antara Saksi dengan Sdri. Neris Nora Anggraeni tidak ada hubungan keluarga.
3. Bahwa Saksi bekerja sebagai security Bri Kec. Nggurah bertugas jaga
pada malam mulai pukul 20.00 sampai dengan pukul 09.00 WIB kalau pulang
kerumah saksi selalu memutar lewat rumah Sdri. Neris Nora Anggraeni Saksi
kadang memanggil-manggil Sdri. Neris Nora Anggraeni, apabila Sdri. Neris Nora
Anggraeni keluar kadang Saksi berhenti dan ngobrol. Saksi sering lakukan,
karena Saksi sudah sangat akrab dengan Sdri. Neris Nora Anggraeni.
4. Bahwa pada bulan Desember 2017 sekira pukul 16.00 WIB Saksi datang
kerumah Sdri. Neris Nora Anggraeni, saat didepan rumah Sdri. Neris Nora
Anggraeni Saksi melihat Sdri Neris Nora Anggraeni berdua dengan seorang laki-
laki yang kemudian Saksi ketahui bernama Kapten Inf. Catur Tunggal Efendi. K.
(Terdakwa) di teras rumah, melihat Saksi datang kemudian Sdri. Neris Nora
Anggraeni menghampiri Saksi ke jalan kemudian Saksi bertanya dan berbisik
kepada Sdri. Neris Nora Anggraeni “Mbak Nora, sopo wong iku kok elek
temen ?’’ (artinya “Mbak Nora, siapa orang itu kok jelek sekali ?”) dan Sdri.
Neris Nora Anggraeni menjawab “Gundulmu, kuwi wong Brigif, pangkate
kapten, kuwi sing arep mbantu mindahne Mas Supra” (artinya “Kepalamu, itu
orang Brigif, Pangkatnya Kapten, orang itu yang akan membantu memindahkan
Mas Supra”), setelah ngobrol sebentar Saksi pulang sedangkan Terdakwa tetap
dirumah Sdri. Neris Nora Anggraeni.
5. Bahwa masih dalam bulan Desember 2017 sekira pukul 11.00 WIB Saksi
pergi kerumah Sdri. Neris Nora Anggraeni saat sampai didepan rumah Sdri.
Neris Nora Anggraeni Saksi melihat sepasang sepatu dinas TNI warna hitam
berada di depan rumah Sdri. Neris Nora Anggraeni, Saksi berpikir Mas Supra
pulang cuti sehingga saksi inisiatif membuka pintu pagar rumah, namun pintu
pagar rumah dalam keadaan terkunci sedangkan pintu ruang tamu terbuka,
karena pintu pagar terkunci Saksi memanggil-manggil Sdri. Neris Nora
Anggraeni, namun Sdri. Neris Nora Anggraeni tidak kunjung keluar, kurang lebih
3 (tiga) menit kemudian Sdri. Neris Nora Anggraeni muncul dari ruang keluarga
dengan berpakaian daster dan tidak lama kemudian diikuti oleh Terdakwa yang
berpakaian kaos dan celana loreng, Karena ada Terdakwa Saksi tidak jadi
kerumah Sdri. Neris Nora Anggraeni dan berpamitan kepada Sdri. Neris Nora
Anggraeni untuk pulang, situasi rumah Sdri. Neris Nora Anggraeni saat itu sepi.
6. Bahwa Saksi tidak mengetahui apa kepentingan Terdakwa berada di
rumah Sdri. Neris Nora Anggraeni, namun saat Saksi tanya kepada Sdri. Neris
Nora Anggraeni dijawab kalau terdakwa adalah orang yang akan membantu
memindahkan suami Sdri. Neris Nora Anggraeni ke Jawa namun setelah Saksi
mengetahui Terdakwa siang hari berada di rumah Sdri. Neris Nora Anggraeni
dengan pintu pagar terkunci Saksi menjadi ragu-ragu apa benar Terdakwa
adalah orang yang membantu mengurus kepindahan Mas Supra (suami Sdri.
Neris Nora Anggraeni) ke Jawa.
- Atas keterangan saksi -10 ada yang disangkal oleh Terdakwa yaitu
Terdakwa tidak pernah datang jam 11 siang.
- Atas bantahan Terdakwa tersebut Saksi-10 tetap pada keteranganya
semula,

15
11) Saksi 11 Sdr. Mastur Pujianto, pada inti pokoknya menerangkan sebagai
berikut:
- Bahwa Saksi – 11 sudah dipanggil secara patut dipersidangan, namun
saksi tidak bisa hadir karena berada di Kalimantan, sesuai keterangan dari
kepala desa, sesuai kesepakatan dipersidangan keterangan saksi di BAP POM
dibacakan.
- Atas keterangan saksi -11 tersebut , Terdakwa menyangkal semuanya
dan keterangan saksi-11 adalah fitnah atau tidak benar yang ada di BAP POM
tersebut.
Keterangan Terdakwa

Bahwa selanjutnya dalam persidangan Terdakwa telah memberikan keterangan,


pada inti pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Terdakwa sudah menikah secara sah menurut agama islam dan
sah menurut Kesatuan dengan seorang perempuan bernama Sdri, Sri Harini dari
pernikahan tersebut telah dikaruniai 2 (dua) orang anak laki-laki dan perempuan
yang laki-laki bernama Sdr. Febrian Wahyu Wicaksono umur 9 (sembilan) tahun
dan yang perempuan bernama Safitri Elok Wahyuningtiyas umur 15 (lima belas)
tahun.

2. Bahwa pada bulan Agustus 2016 saat Terdakwa mengurus SIM (Surat Ijin
Mengemudi) di Mapolresta Kediri berkenalan dengan Sdr. Suharyono dan Sdr.
Sumarlin yang sedang mengurus pensiun, setelah perkenalan tersebut
kemudian Terdakwa beserta keluarga main kerumah Sdr. Suharyono di Dukuh
Betik Rt 26 Rw 04 Kel. Ngampel Kec. Mojoroto Kota Kediri, saat main yang
ketiga kalinya Terdakwa berkenalan dengan Sdri. Neris Nora Anggraeni (anak
Sdr. Suharyono) yang saat itu sedang main kerumah orang tuanya.

3. Bahwa Terdakwa sudah mengerti status Sdri. Neris Nora Anggraeni


sudah berkeluarga,namun belum memiliki anak dan suaminya bernama
Suprayitno anggota TNI AD aktif namun saat kenal yang pertama kali tersebut
Terdakwa tidak mengetahui dimana dinasnya dan sekarang Terdakwa
mengetahui Sdr. Suprayitno berdinas di Kodim 1701/Jayapura.

4. Bahwa Terdakwa selama ini tidak pernah melakukan pacaran dengan


Sdri. Neris Nora Anggraeni karena orang tuanya sudah menganggap Terdakwa
sebagai keluarga, Terdakwa sudah biasa bercanda dengan Sdri. Neris Nora
Anggraeni, bentuk bercanda Terdakwa adalah biasa duduk satu bangku sambil
saling mencolek maupun saling memukul ringan/memukul bercanda dan saling
tertawa serta Terdakwa sangat sering bercanda dengan Sdri. Neris Nora
Anggraeni melalui HP (Hand Phone) dan saat bercanda tersebut disaksikan oleh
istri Terdakwa dan oleh keluarga besar Sdri. Neris Nora Anggraeni.

5. Bahwa selama ini Terdakwa tidak pernah melakukan hubungan pacaran


dengan Sdri. Neris Nora Anggraeni namun hanya menjalin hubungan
kekeluargaan saja, apabila Sdri. Neris Nora Anggraeni menganggap Terdakwa
pacarnya ya silahkan saja.

6. Bahwa selama Terdakwa kenal dengan Sdri. Neris Nora Anggraeni


pernah melakukan wisata bersama keluarga Bpk. Suharyono dan keluarga
Terdakwa Pantai Gemah Tulungagung dan Alun alun Nganjuk, selain wisata
Terdakwa jupa pernah makan bersama dengan Sdri. Neris Nora Anggraeni
bertempat di warung Bakso Mama (sebelah urtara RS. Gambiran) Kediri dengan
di temani anak Terdawa yang bernama Febrian Wahyu Wicaksono dan pernah

16

makan tahu campur di wilayah Kediri, namun Terdakwa sudah lupa alamatnya,
Terdakwa makan bersama dengan Sdri. Neris Nora Anggraeni tidak punya
maksud apa-apa hanya kekeluargaan saja sifatnya spontan saja, pada saat
makan dengan Sdri. Neris Terdakwa tidak minta ijin dengan Kopda Suprayitno.

7. Bahwa selama berkenalan dengan Sdri. Neris Nora Anggraeni Terdakwa


sudah pernah kerumah Sdri. Neris Nora Anggraeni sebanyak 7 (tujuh) kali yaitu
pada bulan September 2017 sekali ditemani oleh Kopral Dua Agus anggota
Denma Brigif Mekanis 16/WY, 4 (empat) kali di damping istri Terdakwa datang
kadang pukul 11.30 WIB kadang pukul 17.00 WIB melewati pintu depan,
kegiatan Terdakwa di rumah Sdri. Neris Nora Anggraeni, mengantar bunga yang
telah dipesan oleh Sdri. Neris Nora Anggraeni, membuat bunga hias untuk
hiasan rumah dan mendengarkan pengajian yang ada di depan Sdri. Neris Nora
Anggraeni.

8. Bahwa selain berwisata Terdakwa pernah pergi bersama-sama dengan


keluarga besar Sdri. Neris Nora Anggraeni, bapak dan ibunya, istri dan anak
Terdakwa ke Alun-alun Nganjuk, makan di warung bebek Fatimah Mojoagung
Jombang, warung makan bebek sebelah RS. Baptis Kediri dan ke Blitar dalam
rangka ke acara pernikahan keluarga Sdri. Neris Nora Anggraeni.

9. Bahwa pada saat jalan-jalan di alun-alun Nganjuk pada malam hari di


tempat umum yang dilihat banyak orang Terdakwa melakukan foto dengan
posisi Terdakwa merangkul Sdri. Neris Nora Anggraeni dengan tangan kiri dan
kepala menempel yang mengambil foto adalah Sdri. Neris Nora Anggraeni serta
menggunakan HP milik Sdri. Neris Nora Anggraeni dan dengan posisi
berhadapan badan dan berdampingan serta wajah menempel yang mengambil
gambar adalah Terdakwa menggunakan HP milik Sdri. Neris Nora Anggraeni.

10. Bahwa Terdakwa pernah datang kerumah Sdri. Neris Nora Anggraeni
pada malam hari pukul 21.00 wib saat ada pengajian didepan rumahnya,
Terdakwa masuk melalui pintu depan pintu utama yang ada di sebelah Utara
dan pernah datang pada malam hari pukul 21.00 wib ketika Terdakwa di telepon
bapaknya Sdri. Nora (Bpk. Suharyono) untuk menjenguk Sdri. Neris Nora
Anggraeni yang sedang sakit.

11. Bahwa Terdakwa selama berkenalan dengan Sdri. Neris Nora Anggraeni
tidak pernah menjalin hubungan pacaran, tidak pernah menjanjikan akan
menikahi secara sah maupun secara siri, Terdakwa tidak pernah melakukan
hubungan badan layaknya suami istri atau bersetubuh dengan Sdri. Neris Nora
Anggraeni.

12. Bahwa Terdakwa sudah pernah memberi uang kepada Sdri. Neris Nora
Anggraeni sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) sebanyak 3 (tiga) kali
dengan cara tunai dan diketahui oleh istri Terdakwa karena Terdakwa sudah
menganggap saudara dengan Sdri. Neris Nora Anggraeni.

Majelis Hakim yang mulia,

Apa yang kami kemukakan ini adalah benar-benar fakta yang terungkap dalam
persidangan yang sama-sama kita dengar. Oleh karena itu sebagai Penasehat Hukum
Terdakwa kami berharap bahwa perihal fakta yang terungkap dipersidangan hendaknya
kita tidak terjerumus membohongi diri sendiri dengan memanipulasikan fakta. Biarlah
fakta adalah fakta, sebab perbuatan memanipulasikan fakta sesungguhnya adalah
prilaku yang tidak terpuji dan tidak etis bahkan menyayat hati nurani sendiri. Berhubung
dengan itu, fakta-fakta-fakta yang dikemukakan oleh Oditur
17
dalam surat tuntutan pidana (requisitoir) adalah sangat berlebihan dan diragukan
kebenarannya, terutama jika dihubungkan dengan keterangan-keterangan para saksi
yang terungkap dalam persidangan.
.
III, Fakta yuridis dan analisa yuridis atas unsur-unsur tindak pidana yang
didakwakan

Majelis Hakim Yang Terhormat dan


Oditur Militer yang kami hormati,

Setelah mendengar dan memahami surat tuntutan pidana yang diajukan oleh
Oditur Militer, maka perkenankanlah kami sekarang sepanjang sepengetahuan dan
keyakinan kami dalam mengikuti jalannya pemeriksaan, dari keterangan dan
pengakuan Terdakwa serta keterangan para saksi sampai kepada segala sesuatu
yang terungkapkan dalam persidangan. Pada kesempatan ini kami meninjau tentang
hukumnya dalam hubungannya dengan dakwaan sebagaimana tertuang dalam surat
dakwaan dan surat tuntutan pidana yang telah disampaikan oleh Oditur Militer dalam
persidangan ini.
Sebagaimana kita ketahui bahwa untuk mengatakan suatu dakwaan terbukti,
maka berarti keseluruhan unsur esensial yang terdapat dalam pasal yang didakwakan
harus terbukti.
Satu unsur saja tidak terpenuhi, berarti pasal tersebut tidak terbukti, untuk itu
perkenankanlah kami sekarang meninjau dakwaan yang oleh Oditur dituduhkan
kepada Terdakwa sebagai berikut :

Kesatu “ Barang siapa dengan sengaja dan terbuka melanggar kesusilaan “


sebagaimana diatur dalam “ ( Pasal 281 ke 1 KUHP).

Majelis Hakim Yang Kami Hormati,

1. Bahwa terhadap Dakwaan Oditur sebagaimana dirumuskan dalam


Pasal Pasal 281 ke 1 KUHP, kami selaku Penasehat Hukum Terdakwa tidak
sependapat dengan pendapat Oditur militer dalam perumusan unsur-unsur pasal
tersebut .
2. Bahwa dengan demikian Penasehat Hukum Terdakwa akan menanggapi
lebih lanjut mengenai dakwaan yang diajukan oleh Oditur Militer karena
menurut Oditur dakwaan kesatu Pasal 281 ke 1 KUHP tersebut diatas secara
hukum telah terbukti secara hukum.
MENGENAI DAKWAAN ODITUR MILITER :
Delik pokok yang dituduhkan dalam dakwaan adalah sebagaimana dirumuskan
dalam pasal Kesatu “ Barang siapa dengan sengaja dan terbuka melanggar
kesusilaan “
sebagaimana diatur dalam “ ( Pasal 281 ke 1 KUHP).

Bahwa Oditur Militer III-13 Madiun dalam pembahasan usur Pasal 281 ke-1
KUHP hanya Dua unsur yaitu unsur ke 1 “ Barang Siapa “ dan Unsur ke -2 “ dengan
sengaja dan Terbuka melanggar kesusilaan “ .

Bahwa Kami selaku Penasehat Hukum Terdakwa menangapi berbeda


seharusnya unsur Pasal 281 ke-1 KUHP ada Tiga unsur yaitu unsur ke 1 “ Barang
Siapa “ unsur ke 2 “ Dengan sengaja dan Terbuka “ serta unsur ke-3 “ Melanggar
kesusilaan “
18

Majelis Hakim Yth dan


Oditur Yang Kami hormati,
Bahwa terhadap Dakwaan kesatu, kami selaku Penasehat Hukum Terdakwa
akan menangapi dan menilai serta mengkaji lebih mendalam terhadap unsur-unsur
pasal Dakwaan , sebagai berikut :
1. Unsur pertama : “ Barang siapa “
Bahwa yang dimaksud dengan barang siapa menurut undang undang
ialah setiap orang yang tunduk pada peraturan perundang undangan yang
berlaku di Negara kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan ( pasal 2 s/d 5,7
dan 8 KUHP ) dalam hal ini termasuk juga Terdakwa sebagai prajurit TNI .
Terhadap unsur pertama tersebut, kami selaku Penasehat Hukum Terdakwa
sependapat dengan pendapat Oditur Militer III-13 Madiun.
2. Unsur kedua : “ Dengan sengaja dan terbuka “
Bahwa yang dimaksud dengan sengaja menurut Memori Van Toelichting ( MvT )
atau memori penjelasan adalah menghendaki dan menginsafi terjadinya suatu
tindakan beserta akibatnya.
Bahwa unsur kesalahan untuk delik ini adalah dengan sengaja yang
ditempatkan di awal perumusan, namun dalam praktek peradilan ternyata
difahamkan bahwa sipetindak tidak harus mengetahui bahwa dia telah
melakukannya secara terbuka atau ditempat umum ataupun bahwa ada orang
lain yang hadir disitu.Apakah disemak-semak, di pantai, di kuburan/pemakaman,
di taman bunga, di hutan, di suatu bangunan kosong dll. Disebut sebagai
terbuka atau ditempat umum. Tidak diisaratkan diketahui oleh sipetindak yang
penting adalah apakah umum dapat melihat atau mendengar dari tempat lain
ke tempat itu atau apakah umum dapat datang ke tempat itu, dan kemudian
dalam rangka penerapan pasal ini apakah ada orang lain tersebut tersinggung
perasaan malunya. Timbul rasa jijiknya atau terangsang karenanya, jadi
pembuktian mengenai hal ini ialah apakah “ Keterbukaan “ itu sesuai dengan
kenyataan pada waktu itu.
Jadi yang harus dibuktikan untuk unsur dolus ini ialah apakah sipetindak
mengetahui bahwa ia telah melanggar kesusilaan, apakah ia menyadari dengan
berbuat begitu ada orang lain ( secara terbuka atau perseorangan tanpa
kehendaknya ) yang melihatnya kemudian tersinggung perasaan malunya...... ?.
jika sama sekali ia tidak mengetahuinya dan ia tidak berkehendak melanggar
kesusilaan, maka dia tidak telah melakukan delik ini.
Bahwa selain dari pada itu perlu diperhatikan kebiasan setempat yang
sudah berkembang menjadi kebiasaan di suatu daerah tertentu. Demikianlah
misalnya di suatu pancuran air di daerah Bali muda mudi mandi bersama tanpa
busana adalah soal biasa. Bahkan ada diantara mereka yang menutup – nutupi
bagian badan tertentu justru dianggap janggal oleh masarakat setempat.
Demikian juga konon beritanya di pantai Kota Bali banyak orang asing berjemur
di situ tanpa busana, sudah dipandang tidak asing lagi karena sudah membiasa
dan tidak dianggap telah melanggar kesusilaan.
Bahwa dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu tindakan yang
dapat dipandang sebagai memenuhi unsur-unsur delik antara lain sebagai
berikut ;
1. Seseorang tanpa busana memperlihatkan diri di muka umum atau
secara terbuka ( disebut juga sebagai Exbibitionisme ).
2. Sepasang suami istri melakukan perbuatan cabul dimuka umum.
19

3. Sepasang muda-mudi berpeluk pelukan sedemikian rupa di muka


umum sehingga merangsang nafsu birahi bagi yang melihatnya.
Bahwa yang dimaksud terbuka adalah Terdakwa melakukan perbuatan di tempat
umum atau di sauatu tempat yang dapat didatangi orang misalnya di pinggir
jalan, lorang, gang, pasar maupun di tempat yang mudah dilihat orang dari
tempat umum meskipun dilakukan ditempat yang bukan tempat umum, misalnya
di ruang tamu atau di dalam kamar yang tidak ada daun pintunya dll.
Bahwa yang dimaksud dengan melanggar kesusilaan adalah perbuatan yang
melanggar perasaan malu yang berhubungan dengan nafsu birahi orang
lain.Bahwa Oditur militer dalam Surat Tuntutannya menyatakan dengan tegas
bahwa unsur tujuan tidak berbeda artinya dengan maksud atau kesalahan
sebagai maksud atau kesengajaan. Dengan demikian begitu penting dan
mendasarnya pengertian maupun artikulasi dari “ tujuan “ maka dengan
demikian harus dibuktikan terlebih dahulu adalah “ melanggar kesusilaan “
Bahwa dalam surat tuntutan Oditur menyatakan bahwa perbuatan
Terdakwa yaitu “dengan sengaja dan terbuka melanggar kesusilaan” harus
dibuktikan secara fakta hukum sesuai dengan keterangan para saksi yang
terungkap dalam persidangan pada pokok intinya adalah sebagai berikut ;

1. Bahwa saksi -1 ( Kopda Suprayitno ) menjelaskan menikah


dengan Sdri. Neris Nora Angraini secara resmi di rumah mertua saksi di
Dsn. Bethik, Kel. Ngampel Kec. Mojoroto, Kotya kediri sesuai kutipan Akte
nikah Nomor ; 0183/73/III/2010 tanggal, 30 Maret 2010. Dan dalam
pernikahan sampai sekarang belum dikaruniai anak.

2. Bahwa setelah menikah Saksi dan istrinya tinggal di kompi B yonif


756/WMS di Taja Kab. Jayapura, dan pada tahun 2012 Saksi
mendapatkan SMS dari istri Saksi dengan orang lain, dan setelah ditanya
pengakuan istrinya orang tersebut adalah ajudanya Danrem 082/CPYJ,
dan sejak itulah rumah tangga saksi dengan istrinya mulai kurang
harmonis yang disebabkan adanya PIL ( Pria idaman lain ).

3. Bahwa Saksi -1 menjelaskan sekitar pada bulan Juni 2013 istri


saksi pulang ke Kediri dengan tujuan menjenguk orang tuanya sakit,
selama di Kediri istri saksi tinggal di rumah pribadi saksi di Ds. Ngampel
Kec. Mojoroto Kota Kediri, dan semenjak itu istri saksi tidak pernah
kembali ke Jayapura. Sehingga setahun sekali saksi pulang ke kediri
untuk menjenguk istri dan keluarganya.

4. Bahwa Saksi -1 menjelaskan pada bulan Desember 2017 pernah


mendapat telepon dari teman satu angkatan bernama Kopda Arifin dan
Kopda Agus yang berdinas di Brigif 16/WY yang menyampaikan bahwa
istrinya Sdri. Noris Nora Anggraini diduga berselingkuh dengan Terdakwa.

5. Bahwa Saksi -1 pada tanggal 25 januari 2018 berangkat cuti guna


untuk mencari informasi di Kediri tentang perbuatan istrinya, dan setelah
diselidiki saksi mendapatkan informasi kalau Terdakwa sering datang
kerumah saksi pada pukul 01.00 Wib dan pulang pukul. 04.00 Wib, dan
istri saksi pernah berpelukan degan terdakwa di ruang tamu rumah saksi.

20

6. Bahwa setelah Saksi -1 mendapatkan informasi Pada tanggal 30


Januari 2018 saksi pulang kerumah diantar oleh ibu saksi Sdri. Musafa,
paman saksi Sdr. Miril dan adik saksi Sdr. Suwandono dengan tujuan
menemui istri saksi dan orang tuanya untuk menyelesaikan masalah
keluarga, selanjutnya saksi sampaikan kepada mertua saksi Bapak
Suhariyono dan ibu Sumarlin jika saksi tidak bisa hidup dengan anaknya
lagi Sdri. Neris Nora Anggraini.

7. Bahwa Saksi -1 menjelaskan selama dirumah saksi menemukan


bukti berupa foto mesra dengan posisi kepala istri saksi dan Terdakwa
saling menempel dan foto berpelukan antara istri saksi dengan Terdakwa
di HP Sdri. Neris Nora Anggraini. Dan selanjutnya memori HP diambil oleh
saksi untuk digandakan atau di copy kedalam kartu memori yang baru,
selanjutnya saksi mencetak foto tersebut dan melihat bermesraan antara
Terdakwa dan istrinya Sdri. Neris Nora Anggraini.

8. Bahwa saksi -1 menjelaskan akibat perbuatan yang dilakukan


Terdakwa yang mebuat hubungan rumah tanganya dengan istrinya Sdri.
Neris Nora Anggraini tidak harmonis, saksi akan menceraikan istrinya
karena sudah tidak bisa lagi, sebelumnya saksi sudah maafkan namun
istrinya mengulagi lagi perbuatanya dengan orang lain.

9. Bahwa Saksi -1 menjelaskan atas perbuatan Terdakwa tersebut


diatas pada tanggal 15 Pebruari 2018 melaporkan kejadian tersebut ke
Pomdam V/Brawijaya untuk diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

10. Bahwa Saksi-2 menerangkan selama berkenalan dengan


Terdakwa pernah mengatakan kepada saksi kalau istri Terdakwa Sdri. Sri
Harini selama menjadi istri Terdakwa kurang perhatian, tidak bisa diatur,
tidak memiliki rasa kasih sayang serta tidak bisa memuaskan apabila
melakukan hubungan badan atau bersetubuh.

11. Bahwa Saksi – 2 menjelaskan pada bulan Agustus tahun 2017


saksi pergi ke alun-alun Nganjuk bersama kedua orang tua saksi yaitu
Sdr. Suharyono ( Ayah ), Sdri. Sumarlin ( Ibu ), istri Terdakwa ( Sdri. Sri
Hartini ) dan kedua anak Terdakwa, pada saat di alun – alun Nganjuk,
saksi pernah melakukan foto mesra dengan Terdakwa mengunakan HP
Samsung Grand Prime milik saksi dengan posisi Terdakwa merangkul
badan saksi, kemudian yang kedua foto dengan posisi berhadapan
badan berdampingan kepala saling menempel yang melakukan
pemotretan adalah Terdakwa mengunakan HP ( Hand Pone ) Samsung
Grand Prime milik saksi -2 Sdri.Neris Nora Anggraeni.

12. Bakwa Saksi -2 menerangkan pada saat melakukan foto mesra


dengan Terdakwa, saksi tidak pernah memberitahukan kepada suaminya
Kopda Suprayitno karena takut suami saksi marah, dan menurut saksi
tidak akan percaya kalau Terdakwa itu sudah saksi anggap sebagai
keluarga.

13. Bahwa saksi -2 menjelaskan tujuan saksi beberapa kali melakukan


foto bersama dengan Terdakwa di alun-alun Nganjuk adalah untuk
menakuti orang yang selama ini mengganggu saksi dan sering mengajak
saksi keluar rumah, dan foto tersebut saksi tunjukkan kepada orang yang
sering meneror saksi.

21

14. Saksi -2 menerangkan pernah pergi dengan Terdakwa dan


keluarganya serta kedua orang tua Saksi ke tempat wisata di Pantai
Gemah Ds. Keboireng Kec. Besuki Kab. Tulungagung dan pernah pergi
dengan Terdakwa ke Blitar dalam acara pernikahan Terdakwa dimintai
tolong oleh orang tua saksi untuk mengemudikan kendaraan.

15. Bahwa selama Saksi -2 berkenalan dengan Terdakwa saksi


sengaja tidak pernah memberitahukan kepada suami saksi menunggu
setelah suami saksi cuti dari kesatuannya karena kalau saksi sampaikan
melalui telepon maupun melalui Media sosial yang lain takut suami tidak
percaya, kemudian setelah suami saksi cuti ke rumah Kediri pada tanggal
10 bulan Pebruari tahun 2018 saksi memberitahukan kepada suami kalau
mempunyai kenalan Terdakwa, dan saksi menyampaikan ke suami
mudah-mudahan nanti kalau papa = mau ngurus pindah Terdakwa bisa
membantunya.

16. Bahwa Terdakwa pada bulan Agustus 2016 saat mengurus SIM
(Surat Ijin Mengemudi) di Mapolresta Kediri berkenalan dengan Sdr.
Suharyono dan Sdr. Sumarlin yang sedang mengurus pensiun, setelah
perkenalan tersebut kemudian Terdakwa beserta keluarga main kerumah
Sdr. Suharyono di Dukuh Betik Rt 26 Rw 04 Kel. Ngampel Kec. Mojoroto
Kota Kediri, saat main yang ketiga kalinya Terdakwa berkenalan dengan
Sdri. Neris Nora Anggraeni (anak Sdr. Suharyono) yang saat itu sedang
main kerumah orang tuanya.

17. Bahwa Terdakwa selama ini tidak pernah melakukan pacaran


dengan Sdri. Neris Nora Anggraeni karena orang tuanya sudah
menganggap Terdakwa sebagai keluarga, Terdakwa sudah biasa
bercanda dengan Sdri. Neris Nora Anggraeni, bentuk bercanda Terdakwa
adalah biasa duduk satu bangku sambil saling mencolek maupun saling
memukul ringan/memukul bercanda dan saling tertawa serta Terdakwa
sangat sering bercanda dengan Sdri. Neris Nora Anggraeni melalui HP
(Hand Phone) dan saat bercanda tersebut disaksikan oleh istri Terdakwa
dan oleh keluarga besar Sdri. Neris Nora Anggraeni.

18. Bahwa selama Terdakwa kenal dengan Sdri. Neris Nora Anggraeni
pernah melakukan wisata bersama keluarga Bpk. Suharyono dan
keluarga Terdakwa Pantai Gemah Tulungagung dan alun alun Nganjuk,
selain wisata Terdakwa jupa pernah makan bersama dengan Sdri. Neris
Nora Anggraeni bertempat di warung Bakso Mama (sebelah urtara RS.
Gambiran) Kediri dengan di temani anak Terdawa yang bernama Febrian
Wahyu Wicaksono dan pernah makan tahu campur di wilayah Kediri,
namun Terdakwa sudah lupa alamatnya, Terdakwa makan bersama
dengan Sdri. Neris Nora Anggraeni tidak punya maksud apa-apa hanya
kekeluargaan saja sifatnya spontan saja, pada saat makan dengan Sdri.
Neris Terdakwa tidak minta ijin dengan Kopda Suprayitno.

19. Bahwa Terdakwa selama berkenalan dengan Sdri. Neris Nora


Anggraeni Terdakwa sudah pernah kerumah Sdri. Neris Nora Anggraeni
sebanyak 7 (tujuh) kali yaitu pada bulan September 2017 sekali ditemani
oleh Kopral Dua Agus anggota Denma Brigif Mekanis 16/WY, 4 (empat)
kali di damping istri Terdakwa datang kadang pukul 11.30 WIB kadang
pukul 17.00 WIB melewati pintu depan, kegiatan Terdakwa di rumah Sdri.
Neris Nora Anggraeni, mengantar bunga yang telah dipesan oleh Sdri.

22

Noris Nora Anggraeni, membuat bunga hias untuk hiasan rumah dan
mendengarkan pengajian yang ada di depan rumah.

20. Bahwa selain berwisata Terdakwa pernah pergi bersama-sama


dengan keluarga besar Sdri. Neris Nora Anggraeni, bapak dan ibunya,
istri dan anak Terdakwa ke alun-alun Nganjuk, makan di warung bebek
Fatimah Mojoagung Jombang, warung makan bebek sebelah RS. Baptis
Kediri dan ke Blitar dalam rangka ke acara pernikahan keluarga Sdri.
Neris Nora Anggraeni.

21. Bahwa Terdakwa pada saat jalan-jalan di alun-alun Nganjuk pada


malam hari di tempat umum yang dilihat banyak orang Terdakwa
melakukan foto dengan posisi Terdakwa merangkul Sdri. Neris Nora
Anggraeni dengan tangan kiri dan kepala menempel yang mengambil foto
adalah Sdri. Neris Nora Anggraeni serta menggunakan HP milik Sdri.
Neris Nora Anggraeni dan dengan posisi berhadapan badan dan
berdampingan serta wajah menempel yang mengambil gambar adalah
Terdakwa menggunakan HP milik Sdri. Neris Nora Anggraeni.

22. Bahwa Terdakwa pernah datang kerumah Sdri. Neris Nora


Anggraeni pada malam hari pukul 21.00 wib saat ada pengajian didepan
rumahnya, Terdakwa masuk melalui pintu depan pintu utama yang ada di
sebelah Utara dan pernah datang pada malam hari pukul 21.00 wib ketika
Terdakwa di telepon bapaknya Sdr. (Bpk. Suharyono) untuk menjenguk
Sdri. Neris Nora Anggraeni yang sedang sakit.

23. Bahwa Terdakwa selama berkenalan dengan Sdri. Neris Nora


Anggraeni tidak pernah menjalin hubungan pacaran, tidak pernah
menjanjikan akan menikahi secara sah maupun secara siri, Terdakwa
tidak pernah melakukan hubungan badan layaknya suami istri atau
bersetubuh dengan Sdri. Neris Nora Anggraeni.

24. Bahwa Terdakwa pada saat main ke rumah orang tua saksi 2
yaitu saksi -7 Terdakwa menyampaikan kepada saksi-7 kalau Terdakwa
mau menikah siri dengan saksi-2 namun saksi-7 selaku orang tuanya
melarang karena Terdakwa dan saksi-2 masing –masing sudah
berkeluarga.
25. Bahwa pada bulan Desember 2016 sekitar pukul 18.30 Wib saat
Sdr. Mastur Pujianto ( Saksi-4 ) akan menyalakan lampu rumah orang tua
saksi-4 dari jarak + 5 ( lima ) Meter saksi-4 melihat Terdakwa dan saksi-2
duduk berdua di kursi sofa di rumah saksi-2 tangan kiri Terdakwa
memeluk pundak saksi-2 yang saat itu saksi-2 memakai pakaian daster
mini sedang Terdakwa memakai kaos oblong warna agak coklat bergaris.

26. Bahwa Saksi-3 sering melihat Terdakwa datang kerumah Sdri.


Neris Nora Angraeni baik waktu siang maupun malam hari, sehingga
membuat saksi sebagai tetangga dekat dengan Sdri. Neris Nora Angraeni
menjadi penasaran dan mencari tahu siapa sebenarnya Terdakwa,
sehingga saksi bertanya kepada Sdri. Neris Nora Angraeni dengan nada
bercanda yang akhirnya diceritakan dengan sebenarnya bahwa yang
sering datang kerumahnya itu adalak Kapten Inf Catur Tunggal Efendi
( Terdakwa ) yang saat ini sedang berdinas di Brigif 16/Wirayuda Kediri.

23

27. Bahwa Saksi -3 ( Sdri. Siti Masrofah ) sering melihat seorang laki-
laki yang tidak saksi kenal datang kerumah saksi-2 dan menurut saksi-3
yang datang bukan suaminya saksi-2 dan selanjutnya saksi-3
menanyakan kepada saksi-2 tentang laki-laki yang sering datang kerumah
saksi-2, selanjutnya saksi-2 menceritakan bahwa yang sering datang
kerumah adalah Terdakwa dan saksi-2 pernah menyampaikan ke saksi-3
kalau saksi-2 memiliki hubungan pacaran dengan Terdakwa, kemudian
saksi-2 menceritakan kalau pernah dicium dan dipeluk badanya serta
pernah dikeroki punggungnya oleh Terdakwa pada saat saksi-2 sakit
masuk angin.

28. Bahwa perbuatan Terdakwa foto mesra dengan menempelkan


kepala Terdakwa kepada saksi-2 dan Terdakwa merangkul saksi-2
dengan tangan kiri menyentuh bagian dada saksi-2 di taman lapangan
alun – alun Nganjuk yang disaksikan oleh istri Terdakwa saksi-8 Sdri. Sri
Harini dan kedua anak Terdakwa dan juga disaksikan kedua orang tua
dari saksi-2 yaitu Sdr. Suharyono, saksi-7 tidak akan merusak kesopanan
umum karena contoh Bahwa selain dari pada itu perlu diperhatikan
kebiasan setempat yang sudah berkembang menjadi kebiasaan di suatu
daerah tertentu ,misalnya di suatu pancuran air di daerah Bali muda mudi
mandi bersama tanpa busana adalah soal biasa. Bahkan ada diantara
mereka yang menutup – nutupi bagian badan tertentu justru dianggap
janggal oleh masarakat setempat. Demikian juga konon beritanya di
pantai kota Bali banyak orang asing berjemur di situ tanpa busana, sudah
dipandang tidak asing lagi karena sudah membiasa dan tidak dianggap
telah melanggar kesusilaan.

29. Bahwa dari uraian tersebut diatas jelas dapat disimpulkan


perbuatan Terdakwa melakukan foto bersama dengan Saksi-2 Sdri. Neris
Nora Anggraeni yang disaksikan oleh istri dan anak-anak Terdakwa
temasuk kedua orang tua saksi-2 di alun-alun Nganjuk yang digunakan
sebagai kenangan dan saksi- 2 sudah dianggap seperti keluarganya
sendiri oleh Terdakwa, tidak bisa dianggap oleh Oditur militer bisa
menimbulkan nafsu birahi bagi orang lain dan menimbulkan perasaan jijik
bagi orang lain yang melihatnya, karena waktu foto antara Terdakwa
dengan saksi-2 tidak ada yang merasa jijik dan terangsang di alun-alun
Nganjuk tersebut.
30. Bahwa kami selaku tim Penasehat Hukum Terdakwa setelah
menganalisa uraian tersebut diatas, Oditur meliter sangat berlebihan dan
mengada-ada dalam menilai perbuatan yang dilakukan Terdakwa
dengan Saksi-2 Sdri. Neris Nora Anggraeni dalam foto bersama di alun-
alun Nganjuk yang disaksikan oleh istri dan anak-anak Terdakwa, serta
disaksikan oleh keluarga saksi-2 yaitu Sdr. Suharyono.

- Berdasarkan urain fakta hukum tersebut diatas Kami selaku Tim


Penasehat hukum Terdakwa menilai untuk unsur ke – 2 ” dengan
sengaja dan terbuka “ tidak terbukti secara sah dan meyakinkan secara
hukum, karena waktu Terdakwa Foto dengan Sdri. Neris Nora Anggraeni
di alun – alun Nganjuk disaksikan keluarga Terdakwa Istri Sdri. Sri Harini
dan anak-anak Terdakwa serta keluarga orang tua Sdri Noris Nora
Anggraeni dan menurut keluarga dari Sdri. Noris Terdakwa dan Istrinya
Sdri. Sri Harini sudah dianggap kayak keluarganya sendiri, dan Terdakwa
tidak pernah menganggap Sdri. Neris Nora Anggraeni sebagai pacarnya
kecuali seperti dianggap keluarganya sendiri.

24

3. Unsur ketiga : “ Melangar Kesusilaan “


Bahwa yang dimaksud dengan sengaja menurut Memori Van Toelichting
( MvT ) atau memori penjelasan adalah menghendaki dan menginsafi terjadinya
suatu tindakan beserta akibatnya.
Bahwa dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu tindakan yang dapat
dipandang sebagai memenuhi unsur-unsur delik antara lain sebagai berikut ;
1, Seseorang tanpa busana memperlihatkan diri di muka umum atau
secara terbuka ( disebut juga sebagai Exbibitionisme ).
2, Sepasang suami istri melakukan perbuatan cabul dimuka umum.
3. Sepasang muda-mudi berpeluk pelukan sedemikian rupa di muka
umum sehingga merangsang nafsu birahi bagi yang melihatnya.
Bahwa yang dimaksud terbuka adalah Terdakwa melakukan perbuatan di
tempat umum atau di sauatu tempat yang dapat didatangi orang misalnya di
pinggir jalan, lorang, gang, pasar maupun di tempat yang mudah dilihat orang
dari tempat umum meskipun dilakukan ditempat yang bukan tempat umum,
misalnya di ruang tamu atau di dalam kamar yang tidak ada daun pintunya dll.
Bahwa sesuai fakta hukum dipersidangan apabila dikaitkan dengan keterangan
para saksi dan Terdakwa pada inti pokoknya sebagai berikut ; Bahwa Terdakwa
melakukan foto bersama dengan Sdri. Noris Nora Angraeni yang disaksikan oleh
istri Terdakwa Sdri. Sri Harini dan anak anak Terdakwa serta keluarga orang tua
dari Sdri. Noris Nora angraeni di alun alun Nganjuk tidak melanggar kesusilaan,
karena tidak menimbulkan perasaan malu yang berhubungan dengan napsu
birahi orang lain, dan orang lain yang melihat di alun alun Nganjuk tidak ada
yang terangsang dan hal itu dianggab biasa mungkin sebagai foto kenang
kenagan di alun alun Nganjuk.
Bahwa yang dimaksud dengan melanggar kesusilaan adalah perbuatan yang
melanggar perasaan malu yang berhubungan dengan nafsu birahi orang lain.
Dan yang lebih penting lagi, selain dalam pembahasan unsur-unsur tindak
pidana tersebut diatas terhadap pekara Terdakwa ( Kapten Inf Catur Tunggal
Efendi Kristianto ) kami selaku Tim kuasa hukum Terdakwa dari Kumdam
V/Brawijaya menilai secara hukum untuk penyelesaian perkara Terdakwa
seharusnya sudah selesai, karena pihak yang dirugikan yaitu Saksi -1 Kopda
Suprayitno sebagai fihak yang mengadu dan dirugikan telah mencabut
pengaduannya dalam persidangan di Dilmil III-13 Madiun pada tanggal, 6
juli 2018 pada waktu sebelum pemeriksaan para saksi dilakukan, sehingga
pihak yang dirugikan dalam perkara ini sudah tidak ada lagi, untuk perkara
pasal 281 ke -1 KUHP sesuai Dakwaan kesatu yang telah dibuktikan oleh Oditur
Militer III-13 Madiun seharusnya juga dianggap selesai, karena perkaranya telah
dicabut dalam persidangan oleh Saksi -1 Kopda Suprayitno sebagai fihak yang
mengadu, dan dicabut pada tanggal, 6 juli 2018 sebelum pemeriksaan saksi
dimulai
- Berdasarkan urain fakta hukum tersebut diatas untuk unsur ke - 3
” melanggar kesusilaan “ tidak terbukti secara sah dan meyakinkan secara
hukum, karena tidak menimbulkan perasaan malu yang berhubungan dengn
napsu birahi orang lain, dan orang lain yang melihat di alun alun Nganjuk tidak
ada yang terangsang dan hal itu dianggab biasa, mungkin sebagai foto kenang
kenagan di alun alun Nganjuk.

25

Bahwa kami selaku Penasehat Hukum Terdakwa mengikuti proses persidangan


perkara Terdakwa tetap berkeyakinan bahwa dalam pembuktian perkara pidana dalam
perkara ini Oditur Militer telah gagal membuktikan dalam Dakwaan kesatu “ Barang
siapa dengan sengaja dan terbuka melanggar kesusilaan “ sebagaimana diatur dalam “
( Pasal 281 ke 1 KUHP).

Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan dan uraian dalam pleidoi


diatas, jelas Oditur Militer telah gagal membuktikan unsur kedua dan ketiga dalam
pasal tersebut ; sehingga sesuai teori hukum pidana apabila salah satu unsur tindak
pinada tidak terpenuhi secara hukum maka pidana itu diangap tindak terbukti, harus
semua unsur esensia terpenuhi semua, apabila salah satu unsur tidak terpenuhi maka
dianggap pidana itu tidak terbukti secara hukum.

Bahwa oleh karena unsur kedua dan ketiga, dari pasal dakwaan kesatu tidak
terpenuhi atau dalam hal salah satu unsur dari tindak pidana yang didakwakan Oditur
Militer tidak terpenuhi, maka Terdakwa harus dibebaskan dari dakwaan Oditur Militer
walaupun Terdakwa melakukan tindak pidana yang lain.

Majelis Hakim yang kami muliakan.


serta Oditur yang kami hormati.

Bahwa oleh karena persidangan dan nota pembelaan (Pleidoi) ini telah selesai, kami
uraikan satu persatu, maka dengan kerendahan hati, kami Tim penasihat hukum Terdakwa,
memohon dengan hormat kepada Majelis Hakim Pengadilan Militer III – 13 Madiun, yang
mengadili perkara ini berkenan untuk memutuskan :

1. Menyatakan bahwa Terdakwa Kapten Inf Tunggal Efendi Kristianto bersalah


dan mengakui telah berfoto dengan Saksi -2 Sdri. Neris Nora Anggraeni selaku istri
dari Saksi-1 ( Kopda Suprayitno ).
2. Bahwa Saksi-1 ( Kopda Supriyanto ) sebagai fihak yang mengadu dan
dirugikan, telah mencabut perkara Terdakwa dalam persidangan sebelum pemeriksaan
para saksi dilakukan, tepatnya pada tanggal, 6 juli 2018, sehingga perkara Terdakwa
oleh Saksi-1 sudah dianggap selesai secara hukum.
3. Terdakwa mendapatkan Rekomendasi keringanan hukuman dari Komandan
Brigif 16/ Wira Yudha Nomor B/833/VIII/2018 tanggal 18 Agustus2018 tentang
permohonan keringanan hukuman. Terlampir.
4. Terdakwa belum pernah dihukum.
5. Bahwa untuk tambahan pemecatan supaya ditiadakan.
6. Terdakwa berterus terang dan tidak berbelit-belit sehingga mempermudah
jalanyan persidangan.

7. Terdakwa pernah pelaksanaan tugas operasi militer seroja di timor timur pada
tahun 1995 s/d 1999 operasi cipta kondisi NTT. Operasi Timor Timur Tahun 1999 s/d
2001. Operasi Intelejen Sasando dari tahun 2001 S/d 2002 TTU – Timor Leste, Operasi
Dharma sosial kelud, Operasi Satgas Pamtas RI Malasia pada tahun 2015 s/d 2016.
memiliki integritas, loyalitas, dedikasi, kedisiplinan dan tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas operasi

8. Bahwa Terdakwa menyesali perbuatanya dan berjanji tidak akan mengulangi


perbuatanya lagi.

26

9. Terdakwa dianugerahi tanda jasa :


- Satya Lencana Kesetyaan 8 tahun.
- Satya Lencana Kesetyaan 16 tahun
- Satya Lencana Darmanusa.
10. Terdakwa mempunyai istri dan dua orang anak yang masih membutuhkan biaya
dan kasih sayang dari Terdakwa.
Atau

Jika Majelis Hakim berpendapat lain, kami mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo at
bono) dengan tetap menjunjung tinggi hak-hak dasar (hak asasi) Terdakwa sebagai manusia.

Demikian dengan segala kerendahan hati, atas segala kebijakannya, kami selaku
Penasehat hukum Terdakwa menghaturkan banyak terimakasih.

Malang, September 2018


Penasehat Hukum Terdakwa

Muhammad Ichrom,S.H.M.H.
Mayor Chk 636633

Heri Rohanzah, S.H.


Mayor Chk NRP.11010009980374

Sunaryo Wahyu W,S.H


Kapten Chk NRP.548426
Ruyung Ririhena,S.H
Serka NRP.31950482300874

Edi Purnomo,S.H.
Serka NRP. 21070442610686

KOMANDO DAERAH MILITER V/BRAWIJAYA


HUKUM

DUPLIK

Terdakwa :
ADI MUDAKIR, Letkol Inf (Purn) Nrp.26510
Mantan Wakil Ketua DPRD Kab.Sidoarjo
Alamat Jl.Gajah Mada 1 Dalam No.108 Surabaya

Kepada
Yth : Majelis Hakim Pengadilan Militer
Tinggi III Surabaya
di
Surabaya.

Menyampaikan dengan hormat,

Majelis Hakim Militer yang Terhormat,


Oditur Militer yang kami hormati.

Sehubungan dengan adanya Replik Oditur yang dibacakan dimuka


persidangan Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya tertanggal 12 Juni 2007,
dengan ini Penasehat Hukum Terdakwa menyampaikan Duplik sebagaimana
terurai di bawah ini :

1. Bahwa Penasehat Hukum Terdakwa menolak secara tegas dalil-dalil Oditur


dalam repliknya kecuali yang diakui secara tegas dan tertulis.
2. Bahwa segala sesuatu yang tertuang didalam pleeidoi dianggap terulang
kembali dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam duplik ini.
3. Bahwa Oditur berkeyakinan tidak memanipulasi fakta yang terungkap di
muka persidangan sebagaimana replik Oditur pada hal.4 angka bahwa yang
menyatakan :
“ ….. Oditur secara jelas dan tegas dalam persidangan telah
bertanya kepada para saksi tentang BAP penyidik yang dijawab
bahwa itu keterangan saksi sendiri dan dibenarkan sehingga secara
hukum Oditur dapat mengambil alih keterangan saksi tersebut
digabungkan dengan keterangan saksi yang disampaikan
dipersidangan “.
Bahwa berdasarkan Pasal 173 UU No.31 Tahun 1997 secara tegas telah
dinyatakan bahwa “ Keterangan Saksi sebagai alat bukti adalah
keterangan yang dinyatakan saksi disidang pengadilan “. Oleh
karenanya dalil Oditur yang menyatakan “ … secara hukum Oditur
dapat mengambil alih keterangan saksi tersebut digabungkan
dengan keterangan saksi yang disampaikan dipersidangan “, dengan
hanya berpedoman telah bertanya kepada para saksi tentang BAP
penyidik yang dijawab bahwa itu keterangan saksi sendiri dan
dibenarkan, adalah bertentangan dengan Pasal 173 UU No.31 Tahun 1997.

/ Bahwa . . . . .

Bahwa demikian pula, Replik Oditur sebagaimana tersebut di atas


merupakan dalil yang tidak benar dan tidak berdasar, karena fakta hukum
yang disampaikan Penasehat Hukum Terdakwa didalam nota pembelaan
merupakan fakta yang telah terungkap pula di muka persidangan.

4. Bahwa Oditur berkeyakinan, dakwaan subsider unsur kedua “ yang


dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
korporasi “ telah terpenuhi, dengan alasan sebagaimana yang didalilkan Oditur
didalam repliknya pada hal.5 angka 2 huruf a merupakan dalil yang tidak dapat
diterapkan dan atau didakwakan kepada diri Terdakwa pada saat itu, dengan
alasan sebagai berikut :

a. Bahwa situasi politik diera reformasi yang dialami Terdakwa pada saat
itu dimana fraksi TNI/Polri sesuai fakta hanya mempunyai suara minoritas
dalam mengambil kebijakan maupun keputusan didalam keanggotaan DPRD
Kab.Sidoarjo.
b. Bahwa bukti sikap arogansi dan otoriter Ketua DPRD Kab.Sidoarjo
telah terungkap di muka persidangan, hal tersebut sangat berpengaruh
terhadap kejiwaan yang ada pada diri Terdakwa dalam hal mengambil suatu
sikap maupun langkah yang dilakukan oleh Terdakwa. Dengan demikian
unsur daripada adanya kesengajaan secara hukum TIDAK TERDAPAT
PADA DIRI TERDAKWA, hal ini telah terbukti dan dipertegas sebagaimana
keterangan para saksi dipersidangan, sebagai berikut :

- Saksi 1 An.Drs.Ec.Sunaryati menerangkan :

- “ Bahwa Saksi kemudian menyampaikan kepada Ketua


Dewan dan jawaban Ketua Dewan mengatakan “ Sudah
ditandatangani aja, saya yang bertanggung jawab “.
Perkataan tersebut disampaikan didepan Terdakwa dan
Bpk.Imron Sukur yang juga selaku wakil ketua dewan
yang pada awalnya juga menolak untuk menandatangani
SK No.035 tersebut”.
- “ Bahwa terhadap terbitnya SK No.035 Tahun 2002, Saksi
diperintah oleh Ketua Dewan untuk mengetik konsep SK
No.035 dan setelah selesai diketik Saksi langsung
diajukan kepada Terdakwa selaku wakil ketua untuk
ditandatangani namun Terdakwa menolak untuk
menandatangani. Jawaban Terdakwa tidak berkenan
menandatangani adalah karena SK No.035 tersebut
belum dirapatkan dan tidak sesuai dengan prosedur “.
- “ Bahwa terhadap SK No.035 semua Wakil Ketua DPRD
Kab.Sidoarjo menolak karena SK No.035 tersebut
penerbitannya tidak melalui prosedur yang benar bahkan
tidak melalui Pan Mus dan Pan Gar “.
- “ Bahwa Terdakwa sebelum menandatangani SK No.035,
Terdakwa terlebih dahulu menolak dan telah memberikan
saran kepada Ketua Dewan tentang penerbitan SK
tersebut yang tidak sesuai prosedur “.
- “ Bahwa Wakil Ketua yang lainnya (DRS.Ec.H.M.IMRON SUKUR,
MM)
menolak juga terhadap penerbitan SK No.035 tersebut “.

/ - Bahwa . . . . .

- “ Bahwa untuk penandatanganan SK No.035 Tahun 2002


tersebut, Terdakwa dan Wakil Ketua lainnya telah ditekan
oleh Ketua Dewan “.
- Saksi 3 An. Moh.Moekim menerangkan :
- “ Bahwa program ketrampilan dan pelatihan tidak
dilaksanakan karena perintah Ketua Dewan “.
- Saksi 5 An. Paulus Sugito menerangkan :
- “ Bahwa meskipun program tersebut tidak jadi
dilaksanakan akan tetapi dana sebesar Rp.9.00.000.000,-
tetap dibagikan kepada anggota Dewan atas perintah
Ketua Dewan. Sedangkan Saksi dari dana tersebut telah
menerima seluruhnya sebesar Rp.18.500.000,- “.
- “ Bahwa program tersebut sudah dialksanakan tetapi
tidak sesuai dengan keputusan Pimpinan Dewan.
Pembagian uang saku tersebut atas perintah Ketua
Dewan “.
- “ Bahwa saksi mengetahui, Terdakwa pernah
menyarankan kepada Ketua Dewan untuk semua
program tetap dilaksanakan “.

- Saksi 7 An. Sunanji Agus Sutego, SH menerangkan :

- “ Bahwa Saksi maupun Terdakwa sebagai Wakil Ketua


DPRD Kab.Sidoarjo pernah memberikan usul/saran
kepada Ketua Dewan tetapi tidak pernah ditanggapi “.
- “ Bahwa dana-dana tersebut dibagi-bagikan atas
perintah Ketua Dewan kepada masing-masing anggota
dewan “.
- Saksi 8 An. KH.M.Isa Mansur menerangkan :

- “ Bahwa Saksi tidak pernah ikut dalam rapat yang


membahas program Pelatihan Ketrampilan dan seingat
Saksi dana anggaran untuk program pelatihan dan
ketrampilan DPRD Kab.Sidoarjo sebesar Rp.900.000.000,-
namun program tersebut tidak dilaksanakan. Hal
tersebut atas perintah Ketua Dewan “.
- “ Bahwa dana sebesar Rp.900.000.000,- telah dibagikan
kepada seluruh anggota dewan atas perintah dari Ketua
DPRD Kab. Sidoarjo “.
- “ Bahwa menurut Saksi setiap ada rapat, Terdakwa
sering memberikan saran dan masukan agar hati-hati
dalam menyusun anggaran , jangan sampai melanggar
rambu-rambu yang telah ditentukan “.
- Saksi 9 AN. Drs.Ec.H.M.Imron Sukur, MM menerangkan :
- “ Bahwa dana-dana tersebut dibagi-bagikan atas
perintah Ketua DPRD Kab.Sidoarjo “.
- “ Bahwa Saksi maupun Terdakwa sebagai Wakil Ketua
DPRD Kab.Sidoarjo pernah memberikan usul/saran
kepada Ketua Dewan tetapi tidak pernah ditanggapi “.
/ - Bahwa . . . . .

4
- “ Bahwa SK No.035 tidak pernah dimusyawarahkan
kepada seluruh anggota dewan maupun kepada para
wakil ketua, SK tersebut keberadaannya dikonsep sendiri
oleh Ketua Dewan dan Saksi dipaksa untuk
menandatangani serta Ketua Dewan mengatakan “ Nanti
saya yang bertanggung jawab “.

5. Bahwa tidak benar Terdakwa menerima bantuan operasional dan dana


bantuan lainnya didasarkan karena adanya SK No.035 Tahun 2002, oleh karena
Terdakwa menerima dana bantuan operasional dan dana bantuan lainnya
bersumber dari dana APBD tahun 2003 yang telah ditetapkan dengan peraturan
daerah, sesuai dengan peruntukkan kegiatan yang dialksanakan oleh Terdakwa
sehingga dana-dana yang diterima oleh Terdakwa bukanlah dengan maksud untuk
mencapai keuntungan diri sendiri dengan menyalah gunakan kewenangan,
kesempatan atau sarana yang ada pada Terdakwa, Terdakwa selaku anggota DPRD
tidak mempunyai kewenangan dalam proses pencairan keuangan/dana
operasional maupun kegiatan dari mata anggaran APBD tahun 2003.
6. Bahwa Terdakwa tidak pernah menerima dana kegiatan kursus ketrampilan
di Natour Hotel sebagaimana SK No.12.1 Tahun 2003 dan bukti surat berupa tanda
terima uang saku pendidikan yang diajukan oleh Oditur tidak ada relevansinya dan
tidak ada kaitannya. Demikian pula replik Oditur pada hal 6 huruf g secara hukum
telah terpatahkan sebagaimana duplik Penasehat Hukum Terdakwa sebagaimana
keterangan saksi pada angka 3 tersebut di atas.
7. Bahwa Terdakwa tidak pernah menerima dana kegiatan kunjungan kerja
keluar daerah namun yang diterima Terdakwa hanyalah uang saku perjalanan
dinas kunjungan keluar daerah karena sesuai fakta hukum bahwa Terdakwa telah
melakukan dan atau melaksanakan kegiatan kunjungan kerja keluar daerah
tersebut sesuai dengan surat tugas dan surat jalan yang diberikan kepada
Terdakwa bahkan Terdakwa telah memberikan laporan hasil kegiatan kunjungan
kerja keluar daerah tersebut kepada Ketua Dewan. Sedangkan SK No.12.2 tahun
2003 secara materiil tidak ada pengalihan dana yang ada adalah pengalihan
tempat kegiatan kunjungan kerja atas sepengetahuan dan persetujuan Ketua
Dewan berdasarkan surat tugas dan surat jalan. Sehingga hal tersebut bukan
merupakan penyalahgunaan wewenang.

8. Bahwa terhadap unsur ketiga dakwaan subsider tentang penyalahgunaan


wewenang atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan secara
hukum tidak terbukti. Karena penandatanganan yang dilakukanh oleh terdakwa
terhadap SK No.035 Tahun 2002 tersebut dilakukan karena kondisi psykis
Terdakwa berada dalam tekanan dan hal ini lebih diperparah oleh sikap arogansi
serta otoriter dari Ketua DPRD Kab.Sidoarjo sebagaimana telah diuraikan dan
ditegaskan pada duplik tersebut di atas. Sedangkan disis lain Terdakwa dalam
kasus korupsi ini adalah anggota DPRD yang mempunyai tugas dan wewenang
seperti diatur dalam UU No.4 Tahun 1999 tentang Susunan dan Kedudukan MPR,
DPR dan DPRD Jo.Pasal 18 UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
dan diatur lebih lanjut dalam Pasal 17 Tata Tertib DPRD Kab.Sidoarjo No.10 Tahun
1999.
/ 9. Bahwa . . . . .

9. Bahwa berdasarkan fakta dalam persidangan, Terdakwa tidak melakukan


pemeriksaan atas pengelolaan keuangan DPRD karena jelas Sekwan dalam
membagi uang yang akan diterimakan kepada Terdakwa sudah melalui prosedur
pencairan yang sah atau legal, maka tidak perlu dipertanyakan lagi apakah
penerimaan tersebut salah atau tidak. Bahwa tanggung jawab secara administrasi
keuangan adalah tugas dan kewajiban dari sekwan mulai dari pengajuan,
pencairan anggaran sampai dengan penerimaan kepada anggota DPRD yang
kemudian dilaporkan kebagian keuangan Pemkab Sidoarjo juga oleh Sekwan, dan
bukan tugas dan kewaqjiban dari anggota DPRD. Hal ini telah diatur dengan surat
keputusan Bupati tentang otorisasi. Demikian pula, uang yang diterima Terdakwa
bagaimana bisa cair kalau tidak disetujui oleh Sekda, dan untuk mendapat
persetujuan tersebut Sekda tentu memeriksa apakah benar diatur didalam DASK
atau tidak diatur. Mereka inilah yang berwenang untuk mengelola keuangan DPRD
yang bersumber pada APBD, mereka pula yang harus bertanggung jawab bila
penerimaan uang kepada Terdakwa adalahtidak sah dan bukan kepada Terdakwa
selaku penerima uang yang notabene tidak berwenang mengelola keuangan
DPRD.

10. Bahwa berdasarkan paparan uraian fakta tersebut di atas dan alat bukti
yang telah diajukan dalam persidangan, mengenai unsur “Menyalahgunakan
kewenangan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan” adalah tidak terbukti secara sah dan meyakinkan.

11. Bahwa terhadap unsur keempat dakwaan subsider Oditur Militer tidak perlu
untuk ditanggapi, oleh karena terhadap unsur keempat Dakwaan subsider Oditur
telah ditanggapi secara jelas dan terperinci didalam pleidoi Penasehat hukum
Terdakwa. Oleh karenanya unsur “Yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara ” adalah tidak terbukti secara sah dan meyakinkan.

Majelis Hakim yang terhormat,


Oditur Militer yang kami hormati,

Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, Penasehat Hukum Terdakwa


tetap berkeyakinan bahwa dalam pembuktian perkara pidana dalam perkara ini
oditur terlalu berlebihan dalam penilaian terhadap unsur-unsur Pasal yag
didakwakan. Oleh karenanya menurut Penasehat Hukum Terdakwa Oditur telah
gagal dalam pembuktian pasal pidana yang didakwakan kepada Terdakwa.

Berdasarkan fakta hukum dan uraian tersebut di atas, Pleidoi Penasehat Hukum Terdakwa
tidak tergoyahkan oleh Replik Oditur tertanggal 12 Juni 2007.
Majelis Hakim yang terhormat.

Berdasarkan fakta hukum terurai di atas, mohon kiranya agar Majelis Hakim
Pemeriksa Perkara berkenan memutuskan :
1. Menyatakan dakwaan Oditur, tidak terbukti secara sah dan meyakinkan
melanggar Dakwaan Primair sebagaimana di atur dalam Pasal 2 UU No. 31 Tahun
1999 tentang

/ Pemberatasan . . . . .

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. UU No. 20 Tahun 2001 tentang


Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemebrantasan Tidak Pidana
Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, Pasal 64 ayat (1) KUHP dan Terdakwa
dinyatakan tidak bersalah ; -----------------------------
2. Menyatakan dakwaan Oditur, tidak terbukti secara sah dan meyakinkan
melanggar Dakwaan Subsiderr sebagaimana di atur dalam Pasal 3 UU No. 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. UU No. 20 Tahun
2001 tentang Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemebrantasan
Tidak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, Pasal 64 ayat (1) KUHP dan
Terdakwa dinyatakan tidak bersalah ; -----------------------------
3. Menyatakan perbuatan Terdakwa yang dituntut oleh Oditur tidak terbukti
melakukan unsure-unsur perbuatan pidana sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan Pasal 3 UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi Jo. UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999
tentang Pemebrantasan Tidak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP,
Pasal 64 ayat (1) KUHP ; ----------
4. Menyatakan membebaskan Terdakwa dari segala tuntutan hukum ;
-------------------------
5. Merehabilitasi hak-hak dari Terdakwa ;
---------------------------------------------------------------
6. Menetapkan bahwa ongkos perkara dibebankan kepada Negara ;
-----------------------------

Atau
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon kepada Terdakwa dijatuhi
pidana yang seringan-ringannya dan seadil-adilnya menurut hukum.

Demikian Duplik Penasehat Hukum Terdakwa. Terima kasih.

Malang, 13 Juni 2007

Penasehat Hukum

1. B.A.PURWANTO, SH
KAPTEN CHK NRP 522440
2. PURNOMO HERU S, SH
KAPTEN CHK NRP 11990011140273

3. MUH.TAUFAN DAHSJAT, SH
NIP 030213280

KOMANDO DAERAH MILITER V/BRAWIJAYA


HUKUM Malang, 21 Juni 2007

Perihal : Permohonan penangguhan penahanan


An. Terdakwa Letkol Inf (Purn) ADI
MUDAKIR Nrp. 26510 Mantan Wakil
Ketua DPRD Kab.Sidoarjo. Kepada
Yth. KEPALA PENGADILAN MILITER
UTAMA
di
Jakarta

1. Dasar :

a. Putusan Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya Nomor : Put/13-


K/PMT.III/AD/VI/2007 Tgl. 20 Juni 2007.
b. Akte Pernyataan Permohonan Banding Tgl. 20 Juni 2007.
c. Pasal 81 ayat (1) Undang-Undang No.31 Tahun 1997 tentang Peradilan
Militer.
d. Surat Perintah Kakumdam V/Brawijaya Nomor : Sprin/57/V/2007 Tgl.16
Mei 2007.
e. Surat Kuasa Khusus Tgl.21 Mei 2007.
2. Sehubungan dasar tersebut di atas, dengan ini mohon dapatnya Bapak Kepala
Pengadilan Militer Utama berkenan memberikan penangguhan penahanan atas diri
Terdakwa :
Nama : ADI MUDAKIR ; --------------------------------------------------------
Pangkat/Nrp : Letkol Inf (Purn) / 26510 ; ----------------------------------------------
Jabatan : Purnawirawan Kodam V/Brawijaya (Mantan Wakil Ketua
DPRD
Kab.Sidoarjo) ; -----------------------------------------------------------
Kesatuan : Kodam V/Brawijaya ; ---------------------------------------------------
Alamat : Jl.Gajah Mada 1 Dalam No.108 Surabaya ; --------------------------

3. Adapun alasan kami selaku Penasehat Hukum dalam rangka pengajuan


penangguhan penahanan atas diri Terdakwa berdasarkan persyaratan yang telah
ditentukan, sebagai berikut :
a. Bahwa Terdakwa tidak akan menyulitkan jalannya pemeriksaan.
b. Bahwa Terdakwa tidak melarikan diri.
c. Bahwa Terdakwa tidak merusak atau menghilangkan barang bukti atau
mengulangi tindak pidana.

/ 4. Bahwa . . . . .

4. Bahwa sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut terhadap penangguhan


penahanan atas diri Terdakwa, kiranya sangat beralasan kami sampaikan hal-hal sebagai
berikut :
a. Bahwa saat ini Terdakwa mengalami gangguan kesehatan dan atau
menderita penyakit jantung dan gangguan liver.
b. Bahwa saat ini Terdakwa telah berusia 59 tahun dan pada saat
persidangan Terdakwa bersikap sopan, jujur, tidak berbelit-belit, terus
terang, tidak mempersulit jalannya persidangan serta sangat kooperatif.
c. Bahwa Terdakwa selama dinas di TNI AD melalui pendidikan Akabri
lulus tahun 1973 sampai dengan Purnawirawan telah menunjukkan dedikasi yang
baik, sehingga Terdakwa dianugerahi tanda jasa :
- Satya Lencana Kesetyaan 8 tahun.
- Satya Lencana Kesetyaan 16 tahun
- Satya Lencana Kesetyaan 24 tahun
- Satya Lencana Nararya.
d. Bahwa Terdakwa pernah melaksanakan penugasan :
- Tugas Operasi di Kalimantan Barat Tahun 1975, 1982, dan
1983.
- Tugas Operasi Timor-Timur tahun 1990.
e. Bahwa Terdakwa tidak pernah dihukum karena melakukan perbuatan
pidana.
f. Bahwa Terdakwa sebagai anggota DPRD periode itu telah berbakti
kepada masyarakat Sidoarjo dalam melakukan tugas-tugas
memperlancar pembangunan di Kab. Sidoarjo.

5. Demikian untuk menjadikan periksa.


Hormat Kami
Penasehat Hukum

KOMANDO DAERAH MILITER V/BRAWIJAYA


HUKUM
1. B.A.PURWANTO, SH
KAPTEN CHK NRP 522440

2. PURNOMO HERU S, SH
KAPTEN CHK NRP 11990011140273

3. MUH.TAUFAN DAHSJAT, SH
NIP 030213280

MEMORI BANDING
Dalam Perkara Terdakwa
Kepada Yth : LETKOL INF (PURN) ADI
MUDAKIR
KEPALA PENGADILAN MILITER UTAMA NRP 26510
Di
Jakarta

Penasehat Hukum :
Kapten Chk B.A.Purwanto, SH
Nrp 522440
Kapten Chk Purnomo Heru S, SH
Nrp 11990011140273
Muh.Taufan Dahsjat, SH
Nip.030213280
KOMANDO DAERAH MILITER V/BRAWIJAYA
HUKUM

MEMORI BANDING
Terhadap
Putusan Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya
Nomor : PUT/13-K/PMT-III/AD/VI/2007
Tanggal 20 Juni 2007

Kepada
Yth. KEPALA PENGADILAN MILITER
UTAMA
di
Jakarta

Menyampaikan dengan hormat,


ADI MUDAKIR, Letkol Inf (Purn) Nrp 26510, Mantan Wakil Ketua DPRD
Kab.Sidoarjo, bertempat tinggal di Jl.Gajah Mada 1 Dalam No.108 Surabaya ;
----------------------------
Berdasarkan Akte Permohonan Banding Nomor : APB/13-K/PMT.III/AD/VI/2007
tanggal 20 Juni 2007 ;
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Semula Terdakwa, Untuk selanjutnya disebut : ------------------- PEMBANDING
------------------
Dalam hal ini memilih domicili hukum dan memberikan kuasa khusus kepada :
1. Kapten Chk Bedit Agus Purwanto, SH Nrp 522440 ;
---------------------------------------------
2. Kapten Chk Purnomo Heru S, SH Nrp 11990011140273 ;
--------------------------------------
3. Muh. Taufan Dahsjat, SH Nip 030213280 ;
----------------------------------------------------------
Kesemuanya anggota Kumdam V/Brawijaya, berkantor di Jl.Panglima Sudirman 100
Malang, berdasarkan :
- Surat Perintah Kakumdam V/Brawijaya Nomor : Sprin/57/V/2007
tanggal 16 Mei
2007 ;
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----
- Surat Kuasa Khusus tanggal 21 Mei 2007 ;
-----------------------------------------------------------
Baik bersama-sama maupun masing-masing sendiri selaku Penasehat Hukum
Terdakwa, membuat dan mengajukan memori banding ini ;
--------------------------------------------------------------------------------------
Untuk selanjutnya disebut : ----------------------------------- PEMBANDING
-----------------------------

Sehubungan dengan adanya Putusan Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya


Nomor : PUT/13-K/PMT-III/AD/VI/2007 tanggal 20 Juni 2007 dan atas putusan
tersebut Terdakwa menyatakan banding pada tanggal 20 Juni 2007 (Vide Akte
Permohonan Banding Nomor : APB/13-K/PMT.III/AD/VI/2007 tanggal 20 Juni 2007).
Sehingga oleh karenanya Permohonan Banding dari Terdakwa/Pembanding demi
hukum dapat diterima untuk selanjutnya diperiksa dan diputus oleh Pengadilan
Militer Utama di Surabaya, sebab secara hukum telah diajukan sesuai dengan tata
cara dan dalam tenggang waktu sebagaimana ditentukan oleh undang-undang
yang berlaku.

Bahwa Pembanding merasa sangat keberatan terhadap Putusan Pengadilan


Militer Tinggi III Surabaya Nomor : PUT/13-K/PMT-III/AD/VI/2007 tanggal 20 Juni
2007, yang amar putusannya sebagai berikut :

MENGADILI

1. Menyatakan bahwa Terdakwa :


--------------------------------------------------------------------------------------
Nama lengkap : ADI
MUDAKIR----------------------------------------------------------------------------------
Pangkat/Nrp : LETNAN KOLONEL INF (PURN) NRP
26510-----------------------------------
Telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
: ------------------
---------“ KORUPSI YANG DILAKUKAN SECARA BERSAMA-SAMA DAN BERLANJUT”---
2. Memidana Terdakwa tersebut diatas karena itu dengan :
--------------------------------------------------
- Pidana Penjara selama 2 (dua) tahun.
---------------------------------------------------------------------------
Dan denda sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dengan
ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar akan diganti dengan pidana
kurungan selama 2 (dua) bulan. –
- Menghukum pula terdakwa tersebut untuk membayar uang pengganti
sebesar Rp.307.816.160,- (tiga ratus tujuh juta delapan ratus enam
belas ribu seratus enam puluh rupiah) paling lambat 1 (satu) bulan
setelah putusan ini berkekuatan hukum tetap, apabila telah lewat waktu 1
(satu) bulan Terdakwa tidak membayar uang pengganti, maka harta
kekayaan Terdakwa dapat disita oleh Jaksa/Oditur Militer Tinggi dan dilelang
untuk membayar uang pengganti dan dengan ketentuan dalam hal
terpidana tidak mempunyai harta yang mencukupi untuk membayar uang
pengganti, maka akan diganti dengan dengan pidana penjara selama 6
(enam) bulan. ---------------------------------------------------------------------------
3. Menetapkan barang bukti berupa :
----------------------------------------------------------------------------------
Surat-surat :
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

1) 1(satu) lembar Surat Kajari Nomor : R-212/0.5.30/Fd.1/10/2004 tanggal


4 Oktober 2004.
2. 2 (DUA) lembar Surat Perintah Penyidikan Nomor /225/X/2004
tanggal 10 Oktober 2004.
3. 3 (tiga) lembar foto copy Surat Gubernur Jatim Nomor :
181.4/2445/013/2004 tanggal 7 April 2004 tentang persetujuan Gubernur
untuk dilakukan penyidikan terhadap 45 anggota DPRD Kab.Sidoarjo.
4. 1 (satu) lembar surat perintah penyitaan Nomor : Sprin/282/XII/2004
tanggal 14 Desember 2004.
5. 2 (dua) lembar Berita Acara Penyitaan Barang/alat bukti.
6. 1 (satu) lembar Surat Perintah Nomor : Sprin/936/XII/2004 tanggal 11
Desember 2004 tentang penunjukan penasehat hukum An.Letkol Chk
Kusbandi, SH Nrp 32930 Waka Kumdam V/Brw dkk 2 (dua) orang.

7. 5 (lima) lembar foto copy Surat Perintah Pangdam V/Brawijaya Nomor :


Sprin/1212/VII/1999 tanggal 27 Agustus 1999 An.Letkol Inf Adi Mudakir.
8. 7 (tujuh) lembar foto copy surat keputusan Pangdam V/Brw Nomor :
Skep/155/XI/1999 tanggal 25 Nopember 1999.
9. 5 (lima) lembar foto copy Surat Keputusan Gubernur Jatim Nomor :
171.404/10/012/1999 tanggal 19 Agustus 1999.
10. 2 (lembar) foto copy Keputusan Pimpinan DPRD Kab.Sidoarjo Nomor
035 tahun 2002 tanggal 19 Desember 2002 tentang pengelolaan anggaran
DPRD dan Sekretariat DPRD Kab.Sidoarjo.
11. 4 (empat) lembar foto copy Surat Keputusan Pimpinan DPRD
Kab.Sidoarjo Nomor 12.1 Tahun 2003 tanggal 21 Agustus 2003.
12. 5 (lima) lembar foto copy Surat Keputusan Pimpinan DPRD
Kab.Sidoarjo Nomor 12.2 Tahun 2003 tanggal 26 Agustus 2003.
13. 3 (tiga) lembar foto copy Surat Perintah Kerja DPRD Kab.Sidoarjo
Nomor : 025 /1792/404.2/2003 tanggal 1 September 2003.
14. 1 (satu) lembar foto copy surat Ketua DPRD Kab.Sidoarjo Nomor :
172/1611/404.2/2003 tanggal 19 Agustus 2003 tentang rapat kerja panitia
anggaran DPRD Kab.Sidoarjo dan lampiran daftar hadir.
15. 1 (satu) lembar foto copy Surat Keputusan Pangdam V/Brawijaya
Nomor : Skep/543-05/VII/2003 tanggal 7 Juli 2003 tentang pemberian
pensiun An.Letkol Inf Adi Mudakir.
16. 2 (dua) lembar slip gaji Terdakwa selaku anggota TNI AD.
17. 1 (satu) lembar foto copy daftar nama bukti pengembalian dana
sebesar Rp.27.000.000,- dari Adi Mudakir.
18. 1 (satu) lembar foto copy bukti pengembalian adana sebesar
Rp.23.000.000,- dari Adi Mudakir.
19. 35 (tiga puluh lima) lembar foto copy daftar penerimaan bantuan uang
bagi Pimpinan dan anggota DPRD Kab.Sidoarjo tahun 2003.
Tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
4. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp.20.000,- (dua
puluh ribu rupiah)
5. Memerintahkan Terdakwa ditahan.

Bahwa keberatan-keberatan Pembanding sebagaimana terurai di


bawah ini :

Keberatan Pertama
1. Bahwa setelah Penasehat Hukum Terdakwa/Pembanding mengkaji,
menelaah dan meneliti serta mencermati pertimbangan hukum Majelis
Hakim Pemeriksa Pengadilan Tinggi Militer III Surabaya dalam putusannya
tgl.20 Juni 2007 secara hukum terdapat pertimbangan hukum yang satu
sama lain saling bertentangan.

2. Bahwa Majelis Hakim dalam pertimbangan hukumnya telah membenarkan


adanya fakta-fakta yang terungkap dari keterangan saksi-saksi yang saling
bersesuaian satu sama lain dengan keterangan Terdakwa yang dihubungkan
pula dengan barang bukti surat. Kebenaran fakta yang dibenarkan Majelis
Hakim dalam pertimbangan hukumnya justru dapat meringankan dan atau
membebaskan Terdakwa dari segala dakwaan dan tuntutan namun hal ini
tidak dijadikan dasar pertimbangan oleh Majelis Hakim dalam mengambil
putusan atas diri Terdakwa.
3. Bahwa untuk menjamin adanya obyektifitas dalam memeriksa dan memutus
perkara Terdakwa, Penasehat Hukum Terdakwa memandang sangat perlu
dan tepat kiranya untuk mencantumkan kebenaran fakta yang telah
dinyatakan Majelis Hakim Pemeriksa Perkara dalam putusannya, sebagai
berikut :
“ Bahwa benar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daera
(APBD) Kab.Sidoarjo ditetapkan oleh Bupati dengan
persetujuan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
kab.Sidoarjo “. (mohon dibaca putusan pada hal.54 angka 10)
“ Bahwa benar selanjutnya APBD Kab.Sidoarjo Tahun 2003
dituangkan dalam Perda yaitu Perda Nomor 12 Tahun 2002
tanggal 31 Desember 2002 “. (mohon dibaca putusan pada hal.54
angka 11)
“ Bahwa benar selanjutnya APBD Kab.Sidoarjo Tahun 2003
yang dituangkan dalam Perda Nomor 12 Tahun 2002 tanggal
31 Desember 2002 tersebut ditetapkan bahwa pos anggaran
untuk DPRD Kab.Sidoarjo sebesar Rp.28.231.759.475,-
diantaranya ada pos anggaran untuk peningkatan Sumber
Daya Manusia (SDM) sebelum perubahan sebesar
Rp.15.095.735.806,- dan sesudah ada perubahan sebesar
Rp.20.287.043.606,-“. (mohon dibaca putusan pada hal.54 angka
12)
“ Bahwa benar berdasarkan Dokumen Anggaran Satuan Kerja
(DASK) unit Sekretariat DPRD Kab.Sidoarjo pada mata
anggaran biaya Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
dibagi 2 sub mata anggaran yaitu : 1. Biaya bantuan pelatihan
dan kursus ketrampilan, 2. Biaya bantuan operasional,
kemudian setelah ada revisi/perubahan dibagi menjadi 3 sub
mata anggaran yaitu : 1. Biaya bantuan pelatihan dan kursus
ketrampilan, 2. Biaya bantuan kegiatan, 3. Biaya bantuan
operasional “.(mohon dibaca putusan pada hal.54 angka 13)
Dengan demikian dari kebenaran fakta yang telah dibenarkan oleh Majelis
Hakim Pemeriksa sebagaimana terurai di atas secara hukum dapat
disimpulkan bahwa APBD kab.Sidoarjo Tahun 2003 telah ditetapkan oleh
Bupati dengan persetujuan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Kab.Sidoarjo yang selanjutnya dituangkan dalam Perda Nomor 12
Tahun 2002 tanggal 31 Desember 2002. Demikian pula dalam Perda
tersebut secara hukum telah dituangkan dan atau ditetapkan pula bahwa
pos anggaran untuk DPRD Kab.Sidoarjo sebesar Rp.28.231.759.475
termasuk diantaranya terdapat pos anggaran untuk peningkatan Sumber
Daya Manusia (SDM) sebesar Rp.20.287.043.606,-
4. Bahwa disis lain atas dasar Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK) unit
Sekretariat DPRD Kab.Sidoarjo pada mata anggaran biaya pengebangan
SDM setelah ada revisi dibagi menjadi 3 sub mata anggaran yaitu Biaya
bantuan pendidikan dan kursus ketrampilan, Biaya bantuan kegiatan dan
Biaya bantuan operasional.
5

5. Bahwa atas dasar uraian pada angka 3 dan angka 4 tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa terhadap pos anggaran untuk peningkatan Sumnber
Daya Manusia (SDM) sebesar Rp.20.287.043.606,- secara hukum telah
tertuang dan atau ditetapkan di dalam Perda Nomor 12 Tahun 2002 tanggal
31 Desember 2002 yang telah ditetapkan oleh Bupati dengan persetujuan
anggota DPRD Kab.Sidoarjo. Dengan demikian telah terungkap suatu fakta
hukum bahwa telah terdapat kesepahaman dan atau sinkronisasi antara
DASK dengan APBD Kab.Sidoarjo Tahun 2003.

Keberatan Kedua
1. Bahwa setelah membaca dan menelaah serta meneliti kembali
pertimbangan-pertimbangan hukum Majelis Hakim Pemeriksa (termasuk
keterangan saksi-saksi dan Terdakwa) telah terungkap sebagai suatu fakta
hukum bahwa keterangan-keterangan para saksi maupun
keterangan Terdakwa yang disampaikan di muka persidangan yang
berkaitan erat dengan kondisi diterbitkannya SK No 035 Tahun
2002 demi hukum sebagaian besar keterangan para saksi dan
Terdakwa yang berkenaan dengan terbitnya SK No 035 Tahun 2002
tersebut tidak ditulis dan atau dicantumkan secara lengkap didalam
putusan ini. Untuk lebih jelasnya kami sampaikan dan cantumkan
keterangan para saksi dan Terdakwa yang disampaikan di muka
persidangan, sebagai berikut :
- Saksi 7 An.Sunanji Agus Sutego, SH menerangkan :
“ Bahwa Saksi mengetahui SK No.035 Tahun 2002
tersebut, Saksi juga ikut tanda tangan saat saksi sakit
tidak masuk kerja didatangi oleh salah satu staf
karyawan DPRD Kab.Sidoarjo “.
- Saksi 1 An.Drs.Ec.Sunaryati menerangkan :

“ Bahwa Saksi kemudian menyampaikan kepada Ketua


Dewan dan jawaban Ketua Dewan mengatakan “ Sudah
ditandatangani aja, saya yang bertanggung jawab “.
Perkataan tersebut disampaikan didepan Terdakwa dan
Bpk.Imron Sukur yang juga selaku wakil ketua dewan
yang pada awalnya juga menolak untuk menandatangani
SK No.035 tersebut”.
“ Bahwa terhadap terbitnya SK No.035 Tahun 2002, Saksi
diperintah oleh Ketua Dewan untuk mengetik konsep SK
No.035 dan setelah selesai diketik Saksi langsung
diajukan kepada Terdakwa selaku wakil ketua untuk
ditandatangani namun Terdakwa menolak untuk
menandatangani. Jawaban Terdakwa tidak berkenan
menandatangani adalah karena SK No.035 tersebut
belum dirapatkan dan tidak sesuai dengan prosedur “.
“ Bahwa terhadap SK No.035 semua Wakil Ketua DPRD
Kab.Sidoarjo menolak karena SK No.035 tersebut
penerbitannya tidak melalui prosedur yang benar bahkan
tidak melalui Pan Mus dan Pan Gar “.
“ Bahwa Terdakwa sebelum menandatangani SK No.035,
Terdakwa terlebih dahulu menolak dan telah memberikan
saran kepada Ketua Dewan tentang penerbitan SK
tersebut yang tidak sesuai prosedur “.
“ Bahwa Wakil Ketua yang lainnya (DRS.Ec.H.M.IMRON SUKUR,
MM)
menolak juga terhadap penerbitan SK No.035 tersebut “.

“ Bahwa untuk penandatanganan SK No.035 Tahun 2002


tersebut, Terdakwa dan Wakil Ketua lainnya telah ditekan
oleh Ketua Dewan “.
- Saksi 7 An.Sunanji Agus Sutego, SH menerangkan :
“ Bahwa Saksi mengetahui SK No.035 Tahun 2002
tersebut, Saksi juga ikut tanda tangan saat saksi sakit
tidak masuk kerja didatangi oleh salah satu staf
karyawan DPRD Kab.Sidoarjo “.
- Saksi 9 AN. Drs.Ec.H.M.Imron Sukur, MM menerangkan :
“ Bahwa SK No.035 tidak pernah dimusyawarahkan
kepada seluruh anggota dewan maupun kepada para
wakil ketua, SK tersebut keberadaannya dikonsep sendiri
oleh Ketua Dewan dan Saksi dipaksa untuk
menandatangani serta Ketua Dewan mengatakan “ Nanti
saya yang bertanggung jawab “.
- Keterangan Terdakwa :

“ Bahwa terhadap terbitnya SK No.035 Tahun 2002, Saksi


diperintah oleh Ketua Dewan untuk mengetik konsep SK
No.035 dan setelah selesai diketik Saksi langsung
diajukan kepada Terdakwa selaku wakil ketua untuk
ditandatangani namun Terdakwa menolak untuk
menandatangani. Jawaban Terdakwa tidak berkenan
menandatangani adalah karena SK No.035 tersebut
belum dirapatkan dan tidak sesuai dengan prosedur “.
“ Bahwa Saksi kemudian menyampaikan kepada Ketua
Dewan dan jawaban Ketua Dewan mengatakan “ Sudah
ditandatangani aja, saya yang bertanggung jawab “.
Perkataan tersebut disampaikan didepan Terdakwa dan
Bpk.Imron Sukur yang juga selaku wakil ketua dewan
yang pada awalnya juga menolak untuk menandatangani
SK No.035 tersebut “.
“ Bahwa Terdakwa sebelum menandatangani SK No.035,
Terdakwa terlebih dahulu menolak dan telah memberikan
saran kepada Ketua Dewan tentang penerbitan SK
tersebut yang tidak sesuai prosedur “.
“ Bahwa Wakil Ketua yang lainnya (DRS.Ec.H.M.IMRON SUKUR,
MM)
menolak juga terhadap penerbitan SK No.035 tersebut “.
“ Bahwa untuk penandatanganan SK No.035 Tahun 2002
tersebut, Terdakwa dan Wakil Ketua lainnya telah ditekan
oleh Ketua Dewan “.

2. Bahwa dengan adanya fakta hukum yang terungkap dimuka persidangan


atas dasar keterangan para saksi dan Terdakwa sebagaimana tersebut di
atas, telah membuktikan bahwa penerbitan SK No. 035 Tahun 2002 yang
ditandatangani Terdakwa beserta Para Wakil Ketua DPRD Kab.Sidoarjo
dikarenakan adanya tekanan dari Ketua DPRD Kab.Sidoarjo dan bukan atas
inisyatif serta prakarsa dari Terdakwa maupun Para Wakil Ketua DPRD
Kab.Sidoarjo.

3. Bahwa terhadap terbitnya SK No.035 Tahun 2002 tanggal 19 Desember 2002


meskipun Terdakwa ikut membubuhkan tanda tangannya didalam Surat
Keputusan tersebut, namun fakta yang terungkap di muka persidangan telah
terungkap bahwa terdapat suatu kondisi yang terjadi dan dialami Terdakwa
sebelum Terdakwa menandatangani SK No.035 Tahun 2002 tersebut
ternyata tidak satupun dijadikan pertimbangan hukum Majelis Hakim
pemeriksa perkara dalam menjatuhkan pidana terhadap diri Terdakwa.
Terhadap kondisi yang terrjadi dan dialami oleh Terdakwa secara hukum
telah dibenarkan oleh Majelis Hakim pemeriksa perkara sebagaimana telah
dinyatakan sendiri oleh Majelis Hakim dalam pertimbangan hukumnya pada
hal.54 angka 17 dan 18 yang menyatakan, sebagai berikut :
- Hal.54 angka 17 : “ Bahwa SK No.35 Tahun 2002
tanggal 19 Desember
2002 dibuat atas inisyatif Ketua (Saksi
6 Drs.H.USTMAN
IKHSAN, SH, MA) dan tidak pernah
disosialisasikan
kepada Anggota DPRD
Kab.Sidoarjo “.
- Hal.55 angka 18 : “ Bahwa benar Terdakwa bersama Saksi
7 SUNANJI AGUS
SUTEGO dan Saksi 9 Drs.EC.IMRON SUKUR,
MM pernah
menolak menandatangani SK No.035
Tahun 2002 tanggal 19
Desember 2002, namun karena
tekanan dari Ketua (Saksi 6
Drs.H.USTMAN IKHSAN, SH, MA)
sehingga Terdakwa dan
Saksi 7 SUNANJI AGUS SUTEGO
serta Saksi 9
Drs.EC.IMRON SUKUR, MM bersedia
menandatanganinya “.
Kenyataan yang terjadi terhadap penandatanganan SK No.035 Tahun 2002
tanggal 19 Desember 2002 tersebut telah diperkuat pula oleh Keterangan
Saksi 1 An.Dra.EC.SUNARYATI dimuka persidangan menerangkan :
“ Bahwa ketika diminta oleh Saksi untuk menandatangani SK
No.035 Tahun 2002, Wakil Ketua DPRD Saksi 9 Drs.EC.IMRON
SUKUR, MM mengatakan kepada Saksi “ SK apa-apaan ini “,
kemudian Saksi 9 Drs.EC.IMRON SUKUR, MM mendatangi ruang
Ketua DPRD dan Ketua DPRD Saksi 6 Drs.H.USTMAN IKHSAN, SH,
MA berkata “ tidak apa-apa, ini tanggung jawab Ketua “, lalu Saksi
9 Drs.EC.IMRON SUKUR, MM menandatangani SK tersebut “. (mohon
dibaca putusan hal.17 angka 10).
4. Bahwa dengan demikian terbitnya SK No.035 Tahun 2002 dikarenakan
adanya situasi politik diera reformasi yang dialami Terdakwa pada saat itu
dimana fraksi TNI/Polri sesuai fakta hanya mempunyai suara minoritas
dalam mengambil kebijakan maupun keputusan didalam keanggotaan DPRD
Kab.Sidoarjo. Selain daripada itu telah terungkap sebagai suatu fakta hukum
bahwa telah terdapat sikap arogansi dan otoriter Ketua DPRD Kab.Sidoarjo
yang sangat berpengaruh terhadap kejiwaan yang ada pada diri Terdakwa
dalam hal mengambil suatu sikap maupun langkah yang dilakukan oleh
Terdakwa maupun Para Wakil Ketua DPRD Kab.Sidoarjo.
5. Bahwa disisi lain, tanpa adanya SK No.035 Tahun 2002 tersebut, dana pos
anggaran untuk peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) sebesar
Rp.20.287.043.606,- secara hukum dana untuk peningkatan Sumber Daya
Manusia sebesar Rp.20.287.043.606,- dapat dipastikan tetap akan turun
atau cair. Hal ini dikarenakan dana tersebut telah dianggarkan di dalam
APBD Kab.Sidoarjo yang telah ditetapkan oleh Bupati dengan persetujuan
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kab.Sidoarjo Tahun 2003
yang selanjutnya secara hukum telah dituangkan didalam Perda No.12 Tahun
2002 tanggal 31 Desember 2002.

Demikian pula isi dari SK No.035 Tahun 2002 tersebut merupakan


penjabaran dari salah satu sub mata anggaran yaitu Biaya bantuan
Operasional.
Sedangkan uang-uang yang diterima Terdakwa tersebut telah diatur dalam
APBD dan DASK (Daftar Anggaran Satuan Kerja). Sehingga
penerimaan tersebut adalah sudah menjadi hak dari DPRD, karena sudah
diatur dalam APBD dan DASK.
6. Bahwa berdasarkan APBD Kab.Sidoarjo, bagian pengelola keuangan yang
telah ditunjuk yaitu pengelola keuangan dari Sekretariat Keuangan DPRD
Kab.Sidoarjo dan proses pencairan anggaran Sekretariat DPRD Kab.Sidoarjo
berdasarkan PP No.105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah menyatakan sebagai berikut :
a. Pengguna anggaran APBD mengajukan surat permintaan
pembayaran untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan.
b. Untuk setiap pengeluaran atas beban APBD diterbitkan surat
keputusan otorisasi.
c. Berdasar Surat Permintaan Pembayaranyang diajukan oleh
pengguna anggaran maka pengelola keuangan daerah
mengeluarkan surat perintah membayar uang.
d. Surat permintaan pembayaran yang diajukan oleh pengguna
anggaran ditolak oleh pengelola keuangan daerah bilamana
surat permintaan pembayaran tidak sesuai alokasi anggaran
atau plafon APBD.
Selama pengajuan anggaran oleh Sekretariat DPRD Kab.Sidoarjo tidak
pernah terjadi penolakan oleh Kabag Keuangan Pemkab. Sidoarjo.
Berdasarkan fakta tersebut artinya proses pencairan yang untuk anggaran
DPRD Kab.Sidoarjo Tahun 2003 adalah sah dan legal. Dengan demikian
Proses pencairan anggaran DPRD Kab.Sidoarjo Tahun 2003 tidak
mempergunakan SK Pimpinan DPRD Kab.Sidoarjo melainkan cukup
dengan menggunakan bukti-bukti pendukung.
7. Bahwa untuk pos anggaran yang merupakan beban sementara bukti-bukti
pendukung dapat diajukan menyusul dan yang bertanggung jawab untuk
mengajukan bukti tersebut adalah Kabag Umum DPRD Kab.Sidoarjo.
Sedangkan untuk pencairan anggaran APBD nomenklatur yang diajukan
tidak harus sama dengan APBD melainkan berdasar kode mata anggaran
yang telah diatur dalam perda dan DASK (Daftar Anggaran Satuan
Kerja). Setelah proses pencairan dilakukan oleh pengelola keuangan DPRD
Kab.Sidoarjo maka uang-uang tersebut oleh Sekretariat DPRD dikelola untuk
dibagikan kepada anggota DPRD Kab.Sidoarjo. Dengan demikian anggota
DPRD Kab.Sidoarjo, pada saat proses penerimaan uang ini hanya menerima
uang dan tidak berwenang untuk menentukan nomenklatur penerimaan,
karena yang berwenang untuk itu adalah Sekretariat DPRD Kab.Sidoarjo.

Keberatan Ketiga
1. Bahwa pertimbangan hukum Majelis Hakim Pemeriksa Perkara Pengadilan
Militer Tinggi III Surabaya pada hal 60 angka 36 yang menyatakan :
“ Bahwa benar jumlah dana seluruhnya yang diterima oleh
Terdakwa adalah sebesar Rp.357.816.160,-dengan perincian
sebagai berikut :

a. Penerimaan Terdakwa uang yang bersumber dari SK


No.035 Tahun 2002 sebesar Rp. 320.516.160,-.
b. Penerimaan Terdakwa uang yang bersumber dari SK No.
12.1 Tahun 2003 tanggal 21 Agustus 2003 sebesar Rp.
21.300.000,-.
c. Penerimaan Terdakwa uang yang bersumber dari SK No.
12.2 Tahun 2003 tanggal 26 Agustus 2003 sebesar Rp.
16.000.000,-.
Sedangkan pada hal 61 angka 37 dan 38 telah ditegaskan oleh Majelis
Hakim Pemeriksa perkara yang intinya menyatakan bahwa “ dana yang
diterima oleh Terdakwa sebesar Rp.357.816.160,- dan telah
dikembalikan oleh Terdakwa sebesar Rp.50.000.000,- kepada kas
Negara sehingga jumlah yang dinikmati Terdakwa sebesar
Rp.307.816.160,- “.
Terhadap penerimaan Terdakwa tersebut didalam pertimbangan hukum
Majelis Hakim Pemeriksa perkara dinyatakan sebagai dana yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan oleh Terdakwa, pertimbangan hukum tersebut
merupakan pertimbangan hukum yang tidak benar dan tidak berdasar
hukum.
2. Bahwa pada awalnya semua dana yang diterimakan kepada para Pimpinan
dan anggota DPRD Kab.Sidoarjo diterima dari Saksi 1 An.Dra.Ec.Sunaryati,
MM selaku Plt.Kabag Umum DPRD Kab.Sidoarjo/Mantan Sekretariat DPRD
kab.Sidoarjo dan dana-dana yang diterima Terdakwa tersebut semua disertai
bukti penerimaan berupa kwitansi dan penerimaan tersebut tidak secara
langsung diterima oleh Terdakwa namun diterima secara bertahap.
Penerimaan dana oleh Terdakwa selalu disertai dengan bukti penerimaan
sebagaimana pertimbangan hukum Majelis Hakim pada hal.55 angka 21
yang mempertimbangkan :
“ Bahwa benar dana yang telah dicairkan tersebut atas
perintah Ketua ( Saksi 6 Drs H.USTMAN IKHSAN, SH, MA)
dibagi-bagikan kepada Pimpinan dan seluruh anggota DPRD
Kab.Sidoarjo oleh Saksi 1 Dra. EC Sunaryati, MM disertai
dengan bukti penerimaan berupa kwitansi “.
Hal tersebut telah diperkuat pula oleh Keterangan Saksi 1 An. Dra. EC
Sunaryati, MM dalam keterangannya pada hal.22 angka 24
menyatakan :
“ Bahwa setiap penerimaan uang oleh anggota DPRD
Kab.Sidoarjo ada tanda buktinya berupa kwitansi dan ada juga
yang menandatangani kolom-kolom tanda terima penerimaan
uang “.
Demikian pula terhadap macam kegiatan yang dilakukan oleh Terdakwa dan
anggota DPRD Kab.Sidoarjo lainya maupun jumlah anggaran dana yang
diperlukan tersebut telah diprogramkan dan atau dianggarkan sebagaimana
keterangan Saksi 10 An.SARDJITO, SH pada hal.41 angka 6, 7 dan 8
sebagai berikut :
Hal 41.angka 6 :
“ Bahwa pada tahun 2003 dalam RAPBD tahun 2003 telah
dimusyawarahkan di DPRD dalam rapat Pan Gar dan Timgar
mengajukan anggaran sendiri tentang SDM yang berjumlah 20
jenis rutin diantaranya :
- Bantuan kesejahteraan.
- Bantuan pengawasan.
10

- Bantuan keselamatan kerja.


- Bantuan operasional dari Pimpinan dan anggota DPRD.
- Bantuan penyerapan aspirasi masyarakat.
- Bantuan kegiatan DPRD “.
Hal 41.angka 7 :
“ Bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DPRD
Kab.Sidoarjo berjumlah Rp.28.231.759.475,- pada tahun 2003
“.
Hal 41.angka 8 :
“ Bahwa jumlah Anggaran Pendapatan Belanja Daerah DPRD
tersebut di atas doprogramkan atau dialokasikan selain pada
nomor 6 yang insidentil adalah :
- Uang saku out bon (kegiatan arung jeram)
- THR Tahun 2003.
- Kegiatan akhir tahun.
- Kegiatan Pan Mus dan Pan Gar.
- Tunjangan Fraksi.
- Sisa Anggaran Tahun 2002.
- Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bupati Tahun 2002.
- Mendengar pidato Kenegaraan.
- Pembahasan Perubahan Anggaran Kegiatan (PAK).
- Pembahasan 16 Raperda.
- Paripurna pengambilan putusan 16 Raperda “.
Dengan demikian semua kegiatan yang dilakukan telah diakomodir didalam
APBD Kab.Sidoarjo Tahun 2003 yang tentunya secara hukum telah tertuang
pula didalam Perda No.12 Tahun 2002 tanggal 31 Desember 2002.
3. Bahwa terhadap dana operasional yaitu uang honor/representatip yang
dikenal dengan gaji rutin setiap bulan yang diterima Terdakwa selama 1 (satu)
tahun sebesar Rp.118.366.160,- atas dasar pertimbangan hukum Majelis Hakim
Pemeriksa perkara bahwa gaji rutin Terdakwa selama tahun 2003 sebesar
Rp.118.366.160,- harus dikembalikan. Hal ini sangatlah ironis sekali dimata
hukum apabila gaji rutin Terdakwa setiap bulan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun
harus dikembalikan, padahal gaji rutin yang diterima Terdakwa tersebut
merupakan salah satu kesejahteraan dan atau hak serta merupakan bentuk
penghargaan berupa imbalan bagi setiap orang atas jerih payah atau dharma
bhakti yang telah dilakukannya.
Keberatan Keempat
1. Bahwa terhadap SK No.12.1 Tahun 2003 tanggal 21 Agustus 2003 tentang
Pelaksanaan Pelatihan Kursus Ketrampilan bagi anggota DPRD Kab.Sidoarjo
dengan anggaran seluruhnya direncanakan Rp.900.000.000,- namun
ternyata tidak dilaksanakan dan Terdakwa mendapat bagian
Rp.21.300.000,-.

11

Hal ini tentunya tidak dapat dijadikan dasar terhadap kesalahan Terdakwa.
Karena program kursus pendidikan dan ketrampilan yang direncanakan
tersebut, tidak dapat terlaksana bukan karena Terdakwa. Hal ini dikarenakan
kehendak dan atau perintah dari Ketua DPRD. Fakta hukum tentang
keterangan saksi yang terungkap di muka persidangan ternyata tidak
dicantumkan didalam putusan ini.
Keterangan Saksi yang terungkap di muka persidangan namun tidak
dicantumkan dalam putusan ini, sebagai berikut :
- Saksi 1 An.Drs.Ec.Sunaryati menyatakan :
“ Bahwa kursus ketrampilan dan pendidikan tersebut tidak jadi dilaksanakan
atas perintah Ketua Dewan “.
- Saksi 3 An. Moh.Moekim menyatakan :
“ Bahwa program ketrampilan dan pelatihan tidak
dilaksanakan karena perintah Ketua Dewan “.
Keterangan Saksi tersebut telah diperkuat pula oleh Keterangan Saksi
An.MOCHAMAD MOEKIM pada Berita Acara Pemeriksaan Saksi yang
dilakukan Pomdam V/Brawijaya pada hal.5 angka 20 yang
menyatakan :
“ Ya, saya mengetahui dalam rapat panitia musyawarah
(Panmus) tetap diselenggarakan kursus ketrampilan bagi
anggota DPRD Kab.Sidoarjo namun Ketua DPRD Kab.Sidoarjo
tetap tidak melaksanakan alasan apa saya tidak tahu “.
Hal ini dipertegas pula oleh Keterangan Saksi An.NOERIMIN pada
Berita Acara Pemeriksaan Saksi yang dilakukan Pomdam
V/Brawijaya pada hal.4 angka 14 yang menyatakan :
“ Saya Tidak mengetahui atas dasar apa Ketua DPRD
Kab.Sidoarjo tidak mel;aksanakan program pendidikan dan
latihan dan saya bersama dengan yang lainnya dari panitia
musyawarah telah menyarankan kepada Ketua agar
melaksanakan program tersebut, tetapi Ketua tetap tidak
melaksanakan program tersebut “.
Kenyataan ini telah dipertegas pula oleh Keterangan Saksi 11
An.NOERIMIN pada hal.43 angka 8 dan hal.44 angka 9 dalam putusan
ini yang menyatakan :
Hal.43 angka 8 menyatakan :
“ Bahwa DPRD setelah mendapatkan alokasi dana dari Pemda
Kab.Sidoarjo yang telah terprogram untuk kegiatan yang
terencana diantaranya dana untuk pendidikan dan perjalanan
dinas dalam rangka study banding ke provinsi lain, tetapi
untuk dana pendidikan dan latihan ketrampilan diputuskan
oleh Ketua DPRD Kab.Sidoarjo untuk tidak dilaksanakan “.
Hal.44 angka 9 menyatakan :
“ Bahwa mengenai dana pendidikan dan latihan Saksi tidak
mengetahui apa dasar Ketua DPRD tidak melaksanakan
program tersebut “.

12

Demikian pula halnya tentang pembagian uang dari program kursus


pelatihan dan ketrampilan yang tidak jadi dilaksanakan tersebut atas
perintah Ketua DPRD, hal ini telah terbukti sebagaimana Keterangan
Saksi 1 An.Dra. EC.SUNARYATI, MM dalam putusan ini pada hal.21
angka 20 yang menyatakan :
“ Bahwa kegiatan pelatihan dan kursus ketrampilan
sebagaimana dimaksud dalam SK N0.12.1 Tahun 2003 tanggal
21 Agustus 2003 tersebut tidak pernah dilaksanakan dan atas
perintah Ketua DPRD (Saksi 6 Drs.H.UTSMAN IKHSAN, SH, MA)
uangnya dibagi-bagikan kepada seluruh anggota DPRD … “.
Hal ini telah dipertegas pula oleh Keterangan Saksi 5 AN. PAULUS
SUGITO dalam putusan ini pada hal.31 angka 12 yang menyatakan :
“ Bahwa dana tersebut dibagikan kepada anggota Dewan atas perintah dari Ketua
Dewan, . . . “.
Demikian pula Keterangan Saksi 8 AN. KH.M.ISA MANSUR dalam
putusan ini pada hal.37 angka 5 yang menyatakan :
“ Bahwa Saksi baru mengetahui setelah dilakukan penyidikan oleh pihak Kejaksaan
Negeri Sidoarjo, bahwa dana tersebut telah dibagikan kepada seluruh anggota Dewan
atas perintah dari Ketua DPRD Kab.Sidoarjo “.

2. Bahwa dengan demikian telah terbukti menurut hukum bahwa penyebab


tidak dilaksanakannya program pelatihan dan kursus ketrampilan
serta pembagian dana tersebut kepada seluruh anggota DPRD
Kab.Sidoarjo dikarenakan adanya sikap otoritas dan arogansi serta
atas perintah Ketua DPRD bukan atas kehendak dan keinginan
Terdakwa. Namun sebagai wujud tanggung jawab Terdakwa terhadap dana
yang diterima dari program pelatihan dan kursus ketrampilan telah
dikembalikan oleh Terdakwa kepada kas Negara sebesar Rp.50.000.00,-.

Keberatan Kelima
1. Bahwa terhadap SK No.12.2 Tahun 2003 tanggal 26 Agustus 2003 tentang
kunjungan kerja ke luar daerah bagi anggota DPRD Kab.Sidoarjo dengan
anggaran seluruhnya direncanakan Rp.1.200.000.000,- Terdakwa mendapat
bagian Rp.16.000.000,-. Untuk selanjutnya Penasehat Hukum Terdakwa
secara hukum sangat keberatan terhadap pertimbangan hukum Majelis
Hakim Pemeriksa perkara pada hal.60 angka 35 yang menyatakan :
“ Bahwa benar perjalanan dinas keluar daerah sedianya
dilaksanakan pada tgl.28 September s/d 5 Oktober 2003 untuk
kelompok Pertama dan tgl.5 Oktober s/d 12 Oktober untuk
kelompok Kedua dengan tujuan Batam, Bukit Tinggi, Padang
namun tidak pernah dilaksanakan, kemudian atas Perintah
Ketua (Saksi 6 Drs.H.UTSMAN IKHSAN, SH, MA dananya
dibagikan kepada Pimpinan dan anggota DPRD Kab.Sidoarjo
…”.
Pertimbangan hukum tersebut secara hukum tidak benar dan tidak berdasar,
karena kunjungan kerja ke luar daerah tetap dilaksanakan oleh para anggota
DPRD Kab.Sidoarjo namun tempat tujuan dari kunjungan kerja tersebut yang
berbeda karena pelaksanaannya diserahkan kepada komisi-komisi yang
terdapat di DPRD Kab.Sidoarjo.

13

Fakta hukum ini telah dipertegas oleh para saksi dimuka persidangan dan
dituangkan pula didalam putusan ini, keterangan-keterangan saksi tersebut
sebagaimana terurai di bawah ini :
- Keterangan Saksi 2 An.SU’UD HARIYANTO hal.24 angka 13
menyatakan :
“ Bahwa program perjalanan dinas keluar daerah seharusnya
dilaksanakan bersama-sama Anggota Dewan, tetapi
pelaksanaannya diserahkan ke komisi masing-masing dan
Saksi bersama 7 orang anggota Komisi E lainnya
melaksanakan kunjungan kerja ke Bali selama 3 (tiga) hari,
padahal seharusnya program tersebut bukan ke Bali “.
- Keterangan Saksi 3 An.MOCHAMAD MOEKIM hal.26 angka 11
menyatakan :
“ Bahwa Saksi pernah menerima dana kunjungan dinas
/perjalanan dinas sebesar Rp.6.300.000,- dari Bendahara
Keuangan DPRD Kab.Sidoarjo dan Saksi gunakan untuk
perjalanan dinas ke Batam bersama-sama dengan rekan
berjumlah 9 orang yang ada di Komisi D “.
- Keterangan Saksi 5 An.PAULUS SUGITO hal.31 angka 16
menyatakan :
“ Bahwa program tersebut sudah dilaksanakan tetapi tidak
sesuai dengan Keputusan Pimpinan Dewan, karena saat itu
Saksi bersama 13 orang anggota Komisi B lainnya melakukan
kunjungan kerja ke Kalimantan Timur “.
- Keterangan Saksi 6 An.Drs.H.USTMAN IKSAN, SH, MA hal.33
angka 17 menyatakan :
“ Bahwa program kerja ke luar daerah/studi banding
dituangkan dalam SK No.12.2 Tahun 2003 direncanakan
dilaksanakan ke Sumatera Barat dan Batam, namun dalam
pelaksanaannya dilakukan perkelompok, ada yang ke
Kalimantan dan ada yang ke Bali “.
- Keterangan Saksi 7 An.SUNANJI AGUS SUTEGO, SH hal.35
angka 10 menyatakan :
“ Bahwa program perjalanan dinas ke luar daerah/study
banding kegiatan tersebut dilakukan oleh masing-masing
komisi sesuai dengan bidang tugasnya dengan sebelumnya
pernah diadakan rapat tiap-tiap komisi dan setelah itu
dilakukan oleh masing-masing komisi sesuai dengan Surat
Jalan dengan tujuan antara lain ke Kalimantan, Bogor, Jakarta,
Bali sesuai dengan bidang tugas komisi masing-masing “.
- Keterangan Saksi 8 An.KH.M.ISA MANSUR hal.37 angka 7
menyatakan :
“ Bahwa selain program pelatihan dan ketrampilan yang tidak
dilaksanakan ada lagi program kunjungan kerja ke luar
daerah, program tersebut dilaksanakan tetapi tidak sesuai
dengan rencana yang seharusnya, program tersebut
dilaksanakan bersama-sama anggota dewan tetapi dalam
kenyataannya dilaksanakan oleh masing-masing komisi “.
- Keterangan Saksi 9 An.Drs.Ec.H.M.IMRON SYUKUR, MM hal.39
angka 9 menyatakan :
“ Bahwa program perjalanan dinas keluar daerah/study
banding kegiatan tersebut dilakukan oleh masing-masing
komisi sesuai dengan bidang tugasnya, yang sebelumnya
tidak pernah diadakan rapat sehingga tujuannya ada yang ke
Kalimantan, Bogor, Jakarta dan Bali sesuai dengan bidang
tugas komisi masing-masing “.

14

- Keterangan Saksi 10 An.SARDJITO, SH hal.42 angka 16


menyatakan :
“ Bahwa Saksi selaku anggota Komisi D kunjungan kerja
pelaksanaannya ke Bandung dan Jakarta dengan uang
perjalanan dinas dan akomodasi sejumlah Rp.13.500.000,- “.
- Keterangan Saksi 11 An.NOERIMIN hal.44 angka 13
menyatakan :
“ Bahwa masih ada program lain yang tidak dilaksanakan
yaitu kunjungan kerja ke propinsi lain dalam rangka study
banding, Ketua telah mengambil keputusan untuk ke Propinsi
Riau tepatnya Batam, namun mengingat setiap komisi
berbeda-beda, kemudian ditetapkan bahwa program study
banding diserahkan kepada komisi-komisi untuk mencari
propinsi lain yang sesuai dengan bidang dan masalah yang
dihadapi oleh komisi masing-masing “.
2. Bahwa berdasarkan pasal 35 Tata tertib DPRD No. 10 Tahun 1999 tanggal 29
Oktober 1999 menyebutkan tugas komisi adalah mengadakan peninjauan
atau kunjungan kerja yang menurut komisi sesuai keperluannya, sedangkan
pimpinan DPRD hanya sebatas memberikan persetujuan. Sedangkan untuk
pelaksanaan kunjungan kerja keluar daerah tersebut di atas, pimpinan DPRD
membuat surat tugas dan surat jalan sebagai bukti Para anggota benar-
benar menjalankan kunjungan kerja keluar daerah tersebut berdasarkan
surat tugas dan surat jalan serta membuat laporan kegiatan kunjungan kerja
di mana kegiatan tersebut dilakukan. Demikian pula, mengenai mekanisme
pertanggunganjwaban kegiatan kunjungan kerja keluar daerah dibuat dan
disusun oleh sekwan selaku pendamping yang kemudian dilaporkan kepada
ketua komisi yang selanjutnya diberikan kepada ketua DPRD melalui
pimpinan.

Keberatan Keenam
1. Bahwa sebelum menguraikan keberatan keenam ini, perlu kiranya
Penasehat Hukum Terdakwa sampaikan bahwa keberatan pertama sampai
dengan keberatan kelima mohon dianggap terulang kembali didalam
keberatan keenam ini.
2. Bahwa secara hukum terdapat sesuatu hal yang sangat kontradiktif
didalam kesimpulan Majelis Hakim berdasarkan suatu fakta hukum yang
terungkap di muka persidangan terhadap perbuatan yang dilakukan
Terdakwa demi hukum telah “ DISIMPULKAN “ oleh Majelis Hakim
Pemeriksa Perkara dalam kesimpulannya PADA HAL.74 ANGKA 2 yang
menyatakan :
“ 2. Bahwa ternyata yang menjadi actor intellectual
penerbitan SK No.035 Tahun 2002, SK No.12.1 Tahun 2003 dan
SK No.12.2 Tahun 2003 adalah Saksi 6 Drs H.UTSMAN IKHSAN,
SH.MA sebagai Ketua DPRD Kab.Sidoarjo, yang selanjutnya
membuka peluang adanya penyimpangan penggunaan
anggaran DPRD sedangkan peran Terdakwa dan Saksi 7
SUNANJI AGUS SUTEGO serta Saksi 9 Drs.EC.IMRON SYUKUR,
MM sesuai jabatanya sebagai unsur pimpinan dalam
penerbitan produk SK Pimpinan DPRD Kab.Sidoarjo tersebut
hanya mengikuti anjuran dan arahan Saksi 6 Drs.H.UTSMAN
IKHSAN, SH.MA sebagai Ketua DPRD Kab.Sidoarjo, maka
Majelis berpendapat tindakan yang dilakukan oleh Terdakwa
masih dalam lingkup tugas dan wewenangnya atau dengan
kata lain Terdakwa tidak melakukan perbuatan di luar tugas
dan kewenangannya “.

15
Selanjutnya oleh Majelis Hakim Pemeriksa perkara uraian tersebut telah
dipertegas sebagaimana pendapat Majelis Hakim pada hal.74 alinea
pertama yang menyatakan :
“ Berdasarkan segala uraian pertimbangan tersebut di atas,
Majelis berpendapat bahwa unsur ke-2 “ Secara melawan
hukum “ tidak terbukti secara sah dan meyakinkan “.
Namun disisi lain Majelis Hakim didalam kesimpulannya pada hal.82 huruf
a dan hal.83 huruf b menyatakan :
“ a. Terdapat kehendak dan keinginan pada diri Terdakwa
untuk mendapat suatu keuntungan berupa uang dari dana-
dana sebagaimana terurai di atas yang penggunaannya tidak
sesuai dengan peruntukkannya, tidak ada kegiatannya/fiktif “.
“ b. Ada sesuatu keuntungan yang diterima oleh Terdakwa
berupa penanmbahan pendapatan uang sebesar
Rp.357.816.160,- “.
Sehingga Majelis Hakim menyimpulkan unsur ke-2 “ Dengan sengaja
menguntungkan diri sendiri “ telah terbukti.
3. Bahwa terhadap ke-2 kesimpulan tersebut secara hukum telah membuktikan
adanya 2 (dua) kesimpulan yang saling bertolak belakang, disatu sisi Majelis
Hakim menyatakan “ secara melawan hukum tidak terbukti secara
sah dan meyakinkan “ sedangkan disisi lain Majelis Hakim menyatakan “
dengan sengaja menguntungkan diri sendiri telah terbukti “ .
Apabila ditelaah dan dicermati secara mendalam dapat diartikan bahwa
segala tindakan yang dilakukan Terdakwa yang berkaitan dengan tindak
pidana yang didakwakan terhadap diri Terdakwa telah terbukti bahwa TIDAK
TERDAPAT PERBUATAN DAN ATAU TINDAKAN APAPUN YANG
DILAKUKAN TERDAKWA BERSIFAT MELAWAN HUKUM dengan kata lain
TIDAK ADA ETIKET KESENGAJAAN ATAU NIAT TERDAKWA UNTUK
BERTUJUAN MENGUNTUNGKAN DIRI SENDIRI. Sangat ironis sekali
apabila unsur utama dari suatu tindak pidana “ secara melawan hukum
“ dinyatakan tidak terbukti sedangkan unsur dari suatu tindak “
dengan sengaja menguntungka diri sendiri “ dinyatakan terbukti.
Padahal secara hukum suatu perbuatan dapat dinyatakan merupakan
tindak pidana, terlebih dahulu harus dibuktikan “ apakah perbuatan atau
tindakan yang dilakukan tersebut telah memenuhin unsur atau sifat
melawan hukum “. Kenyataan terhadap penerapan unsur “ Dengan
sengaja menguntungkan diri sendiri “ terhadap perbuatan yang
dilakukan Terdakwa tersebut terkesan SANGAT DIPAKSAKAN untuk
dikenakan pada diri Terdakwa.
4. Bahwa fakta yang terungkap dalam persidangan terhadap uang-uang yang
diterima Terdakwa tersebut telah diatur dalam APBD dan DASK (Daftar
Anggaran Satuan Kerja). Sehingga penerimaan tersebut adalah sudah
menjadi hak dari DPRD, karena sudah diatur dalam APBD dan DASK. Maka
penerimaan tersebut bukan merupakan niat dari anggota DPRD untuk
memperkaya diri sendiri atau orang lain seperti yang didakwakan oleh
Oditur.
16

Berdasarkan APBD Kab.Sidoarjo, bagian pengelola keuangan yang telah


ditunjuk yaitu pengelola keuangan dari Sekretariat Keuangan DPRD
Kab.Sidoarjo dan proses pencairan anggaran Sekretariat DPRD Kab.Sidoarjo
berdasarkan PP No.105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah menyatakan sebagai berikut :
a. Pengguna anggaran APBD mengajukan surat permintaan
pembayaran untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan.
b. Untuk setiap pengeluaran atas beban APBD diterbitkan surat
keputusan otorisasi.
c. Berdasar Surat Permintaan Pembayaranyang diajukan oleh
pengguna anggaran maka pengelola keuangan daerah
mengeluarkan surat perintah membayar uang.
d. Surat permintaan pembayaran yang diajukan oleh pengguna
anggaran ditolak oleh pengelola keuangan daerah bilamana
surat permintaan pembayaran tidak sesuai alokasi anggaran
atau plafon APBD.
Selama pengajuan anggaran oleh Sekretariat DPRD Kab.Sidoarjo tidak
pernah terjadi penolakan oleh Kabag Keuangan Pemkab. Sidoarjo.
Berdasarkan fakta tersebut artinya proses pencairan anggaran untuk DPRD
Kab.Sidoarjo Tahun 2003 adalah sah dan legal. Proses pencairan anggaran
DPRD Kab.Sidoarjo Tahun 2003 tidak mempergunakan SK Pimpinan DPRD
Kab.Sidoarjo melainkan cukup dengan menggunakan bukti-bukti pendukung.
Untuk pos anggaran yang merupakan beban sementara bukti-bukti
pendukung dapat diajukan menyusul dan yang bertanggung jawab untuk
mengajukan bukti tersebut adalah Kabag Umum DPRD Kab.Sidoarjo.
5. Bahwa untuk pencairan anggaran APBD nomenklatur yang diajukan tidak
harus sama dengan APBD melainkan berdasar kode mata anggaran yang
telah diatur dalam perda dan DASK (Daftar Anggaran Satuan Kerja),
setelah proses pencairan dilakukan oleh pengelola keuangan DPRD
Kab.Sidoarjo maka uang-uang tersebut oleh Sekretariat DPRD dikelola untuk
dibagikan kepada anggota DPRD Kab.Sidoarjo sedangkan anggota DPRD
Kab.Sidoarjo pada saat proses penerimaan uang ini hanya menerima uang
dan tidak berwenang untuk menentukan nomenklatur penerimaannya
karena yang berwenang untuk itu adalah Sekretariat DPRD Kab.Sidoarjo.
Dengan demikian unsur niat dan kesengajaan dari penerimaan ini tidak
terungkap sebagai suatu tindak pidana. Artinya penerimaan pos mata
anggaran tersebut didasarkan pada dasar ketentuan yang sah yaitu
berdasarkan pos mata anggaran yang telah diatur dalam APBD yang
disahkan dengan Perda dan selanjutnya tercantum pula dalam pos mata
anggaran di DASK untuk pos mata anggaran DPRD Kab.Sidoarjo Tahun
Anggaran 2003. Sudah barang tentu oleh penerima tidak ada keniatan
maupun kesengajaan untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi.

17

Keberatan Ketujuh
1. Bahwa Majelis Hakim dalam kesimpulannya pada hal.82 huruf a telah
menyimpulkan “ … penggunaannya tidak sesuai dengan
peruntukannya, tidak ada kegiatannya/fiktif “ merupakan kesimpulan
yang tidak benar dan tidak berdasar bahkan Terdakwa menolak dengan
tegas atas kesimpulan tersebut. Karena sesuai fakta hukum secara jelas
telah dipertimbangkan bahwa terdapat kegiatan yang dilaksanakan
sebagaimana pertimbangan hukum Majelis Hakim pada hal.80 angka 12
sedangkan kegiatan-kegiatan lain yang tidak dilaksanakan sesuai fakta
hukum dipersidangan TIDAK ADA DARI PARA SAKSI YANG
MENGATAKAN BAHWA TERDAPAT KEGIATAN-KEGIATAN LAINNYA
YANG TIDAK DILAKSANAKAN KECUALI SAKSI I AN.Dra.EC SUNARYATI
DAN ITUPUN TIDAK SECARA TEGAS KEGIATAN YANG MANA YANG
TIDAK DILAKSANAKAN. Dengan demikian hanya seorang saksi saja
yang mengatakan adanya program kerja yang tidak dilaksanakan
namun saksi tersebut (Saksi 1) tidak dengan jelas dan tegas
menyatakan program kerja/kegiatan yang mana yang tidak
dilaksanakan Terdakwa.
2. Bahwa apabila yang dimaksud Majelis Hakim bahwa program pelaksanaan
kursus ketrampilan dan pelatihan bagi anggota DPRD Kab.Sidoarjo
merupakan program kerja yang tidak dilaksanakan, hal tersebut adalah tidak
benar karena tidak dilaksanakannya program tersebut secara hukum telah
terbukti karena adanya perintah Ketua DPRD Kab.Sidoarjo (mohon dibaca
uraian memori banding pada keberatan keempat) sedangkan
Terdakwa telah mengembalikan kepada kas Negara sebesar Rp.50.000.000,-
meskipun dari program tersebut Terdakwa hanya menerima dana sebesar
Rp.21.300.000,-.
3. Bahwa apabila yang dimaksud Majelis Hakim bahwa program kunjungan
kerja keluar daerah/study banding bagi anggota DPRD Kab.Sidoarjo
merupakan program kerja yang tidak dilaksanakan, hal tersebut adalah tidak
benar karena study banding tersebut tetap dilaksanakan oleh para anggota
DPRD Kab.Sidoarjo yang pelaksanaannya diserahkan kepada masing-masing
komisi yang terdapat di DPRD Kab.Sidoarjo. (mohon dibaca uraian
memori banding pada keberatan kelima).
Berdasarkan keberatan-keberatan yang telah kami uraikan tersebut di
atas, terbuktilah menurut hukum bahwa dakwaan subsidair tidak terbukti
secara sah dan meyakinkan. Oleh karenanya bersama ini mohon dengan
hormat kepada KADILMILTAMA untuk berkenan memutuskan :
---------------------------------------------------------
1. Menerima dan mengabulkan permohonan banding dari Pembanding
Letnan Kolonel Inf (Purn) ADI MUDAKIRNrp. 26510 ;
-------------------------------------------------
2. Membatalkan putusan Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya Nomor :
PUT/13-K/PMT-III/AD/VI/2007 tanggal 20 Juni 2007 ;
--------------------------------------------------
Untuk kemudian :
MENGADILI SENDIRI

1. Menyatakan Terdakwa Letnan Kolonel Inf (Purn) ADI MUDAKIRNrp.


26510 tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana yang didakwakan kepadanya dalam dakwaan subsidair ;
------------------------------------------------

18

2. Membebaskan Terdakwa oleh karena itu dari segala dakwaan ;


------------------------------
3. Membebankan biaya perkara kepada Negara ;
-------------------------------------------------------

ATAU:

Apabila Majelis Hakim Pengadilan Militer Utama berpendapat lain,


mohon kepada Terdakwa dijatuhi pidana yang seringan-ringannya dan
seadil-adilnya menurut hukum.

Sebelum mengakhiri memori banding ini, patut kiranya kami selaku


Penasehat Hukum Terdakwa mengemukakan hal-hal yang menyangkut
terdakwa selama mengabdikan diri kepada bangsa dan negara khususnya
kepada TNI AD, sebagai berikut :

1. Bahwa Terdakwa selama dinas di TNI AD sampai dengan Purnawirawan


telah menunjukkan dedikasi yang baik, sehingga Terdakwa dianugerahi
tanda jasa :
- Satya Lencana Kesetyaan 8 tahun.
- Satya Lencana Kesetyaan 16 tahun
- Satya Lencana Kesetyaan 24 tahun
- Satya Lencana Nararya.
3. Bahwa Terdakwa pernah melaksanakan penugasan :
- Tugas Operasi di Kalimantan Barat Tahun 1975, 1982,
dan 1983.
- Tugas Operasi Timor-Timur tahun 1990.
4. Bahwa Terdakwa tidak pernah dihukum karena melakukan perbuatan
pidana.
5. Bahwa Terdakwa sebagai anggota DPRD periode itu telah berbakti
kepada masyarakat Sidoarjo dalam melakukan tugas-tugas memperlancar
pembangunan di Kab. Sidoarjo.

Demikian Nota Memori Banding Penasehat Hukum Terdakwa. Terima


kasih.

Penasehat Hukum

1. B.A.PURWANTO, SH
KAPTEN CHK NRP 522440

2. PURNOMO HERU S, SH
KAPTEN CHK NRP 11990011140273

3. MUH.TAUFAN DAHSJAT, SH
NIP 030213280

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini : ------------------------------------------------------------------------


Nama : ADI MUDAKIR ; ----------------------------------------------------------------
Pangkat/Nrp : Letkol Inf (Purn) / 26510 ; -------------------------------------------------------
Jabatan : Purnawirawan Kodam V/Brawijaya (Mantan Wakil Ketua
DPRD
Kab.Sidoarjo) ; --------------------------------------------------------------------
Kesatuan : Kodam V/Brawijaya ; ------------------------------------------------------------
Alamat : Jl.Gajah Mada 1 Dalam No.108 Surabaya ; -----------------------------------

Untuk selanjutnya disebut : -----------------------PEMBUAT PERNYATAAN ----------------------


Bahwa Pembuat Pernyataan dengan sebenar-benarnya menyatakan hal-hal sebagaimana
tertuang di dalam pasal-pasal tersebut di bawah ini : -----------------------------------------------------

Pasal 1
Bahwa Pembuat Pernyataan secara hukum sebagaimana putusan Pengadilan Militer
Tinggi III Surabaya Nomor : PUT/13-K/PMT-III/AD/VI/2007 tanggal 20 Juni 2007 telah
dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana korupsi yang dilakukan secara bersama-sama dan
berlanjut ; -------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pasal 2
Bahwa terhadap putusan perkara pidana tersebut sampai saat ini belum mempunyai
kekuatan hukum tetap dan masih dalam proses pemeriksaan tingkat banding di Peradilan
Militer Utama di Jakarta ; ------------------------------------------------------------------------------------

Pasal 3
Bahwa Pembuat Pernyataan atas kesadaran sendiri dalam keadaan sehat wal’afiat tanpa
adanya paksaan dan tekanan dari pihak manapun demi hukum sanggup mengembalikan dan atau
mengganti kerugian negara sebesar Rp.357.816.160,- (tiga ratus lima puluh tujuh juta
delapan ratus enam belas ribu seratus enam puluh rupiah) ; ---------------------------------------------

Pasal 4
Penutup
Demikian surat pernyataan ini di buat dan ditandatangani dalam keadaan sehat wal’afiat
tanpa adanya paksaan dan tekanan dari pihak manapun juga untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya serta atas kebenaran surat pernyataan ini Pembuat Pernyataan berani
dan sanggup mengangkat sumpah ;--------------------------------------------------------------------------

Dibuat di : Surabaya
Pada tanggal : Nopember 2007

PEMBUAT PERNYATAAN

ADI MUDAKIR
LETKOL INF (PURN) NRP 26510

SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : ------------------------------------------------------------------------
Nama : ADI MUDAKIR ; ----------------------------------------------------------------
Pangkat/Nrp : Letkol Inf (Purn) / 26510 ; -------------------------------------------------------
Jabatan : Purnawirawan Kodam V/Brawijaya (Mantan Wakil Ketua
DPRD
Kab.Sidoarjo) ; --------------------------------------------------------------------
Kesatuan : Kodam V/Brawijaya ; ------------------------------------------------------------
Alamat : Jl.Gajah Mada 1 Dalam No.108 Surabaya ; -----------------------------------
Untuk selanjutnya disebut : -----------------------PEMBUAT PERNYATAAN ----------------------
Bahwa Pembuat Pernyataan dengan sebenar-benarnya menyatakan hal-hal sebagaimana
tertuang di dalam pasal-pasal tersebut di bawah ini : -----------------------------------------------------
Pasal 1
Bahwa Pembuat Pernyataan secara hukum sebagaimana putusan Pengadilan Militer
Tinggi III Surabaya Nomor : PUT/13-K/PMT-III/AD/VI/2007 tanggal 20 Juni 2007 telah
dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana korupsi yang dilakukan secara bersama-sama dan
berlanjut ; -------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pasal 2
Bahwa terhadap putusan perkara pidana tersebut sampai saat ini belum mempunyai
kekuatan hukum tetap dan masih dalam proses pemeriksaan tingkat banding di Peradilan
Militer Utama di Jakarta ; ------------------------------------------------------------------------------------
Pasal 3
Bahwa Pembuat Pernyataan atas kesadaran sendiri dalam keadaan sehat wal’afiat tanpa
adanya paksaan dan tekanan dari pihak manapun demi hukum sanggup mengembalikan dan atau
mengganti kerugian negara sebesar Rp.357.816.160,- (tiga ratus lima puluh tujuh juta
delapan ratus enam belas ribu seratus enam puluh rupiah) ; ---------------------------------------------
Pasal 4
Penutup
Demikian surat pernyataan ini di buat dan ditandatangani dalam keadaan sehat wal’afiat
tanpa adanya paksaan dan tekanan dari pihak manapun dengan disaksikan 2 (dua) orang saksi
yang sudah dewasa yang namanya tersebut dalam bagian akhir surat pernyataan ini untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya serta atas kebenaran surat pernyataan ini Pembuat
Pernyataan berani dan sanggup mengangkat sumpah ;---------------------------------------------------

Dibuat di : Surabaya
Pada tanggal : Nopember 2007

PEMBUAT PERNYATAAN

ADI MUDAKIR
Saksi-saksi : LETKOL INF (PURN) NRP 26510
1. Purnomo Heru S, SH .......................

2. Muh.Taufan Dahsjat, SH ………………

You might also like