Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
Kelas: F
Anggota group :
Nama NRP Kotribusi (%) Tanda tangan
6215030
Henry 25
6215034
Harits 25
6215082
Raynor 25
6215094
Daved 25
BAB I
PROBLEM DAN ANALISIS MASALAH
Heat exchanger adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mentransfer energi panas
(entalpi) antara dua atau lebih fluida, antara permukaan padat dengan fluida, atau antara
partikel padat dengan fluida, pada temperatur yang berbeda serta terjadi kontak termal. Lebih
lanjut, heat exchanger dapat pula berfungsi sebagai alat pembuang panas, alat sterilisasi,
pesteurisasi, pemisahan campuran, distilisasi (pemurnian, ekstraksi), pembentukan
konsentrat, kristalisasi, atau juga untuk mengontrol sebuah proses fluida.
Satu bagian terpenting dari heat exchanger adalah permukaan kontak panas. Pada
permukaan inilah terjadi perpindahan panas dari satu zat ke zat yang lain. Semakin luas
bidang kontak total yang dimiliki oleh heat exchanger tersebut, maka akan semakin tinggi
nilai efisiensi perpindahan panasnya. Pada kondisi tertentu, ada satu komponen tambahan
yang dapat digunakan untuk meningkatkan luas total bidang kontak perpindahan panas ini.
Dalam Perancangan shell and tube heat exchanger kali ini, digunakan metode
Simplified Delaware. Air masuk ke dalam tube pada suhu 80 oF dan keluar pada 120 oF
kemudian digunakan untuk mendinginkan oil dalam tube dari temperatur 260 oF menjadi 130
o
F. Untuk itu, shell and tube heat exchanger perlu didesain agar kondisi fluida tersebut dapat
tercapai.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang Heat Exchanger ini adalah :
1. Data fisik fluida kerja dan fluida pendingin pada temperatur yang sesuai
2. Penempatan fluida (pada shell dan tube)
3. Jenis shell dan head
4. Jenis tube (panjang, inside, dan outside diameter tube)
5. Jumlah Shell passed and Tube passed
6. Bahan konstruksi (berdasarkan sifat fluida)
7. Tube layout
8. Spesifikasi baffle (baffle cut dan baffle spacing)
9. Arah aliran fluida (counter current flow, co-current flow, atau cross flow)
10. Jenis aliran fluida (laminer, turbulen, atau transisi)
11. Kecepatan Aliran Fluida Dalam Shell dan Tube
12. Hilang Tekan Dalam Shell dan Tube
13. Koefisien Perpindahan Panas Total (U)
Dari data-data tersebut, langkah terakhir dalam perancangan heat exchanger adalah
menghitung nilai overall heat transfer coefficient (U) dari heat exchanger yang dirancang.
Nilai tersebut merupakan suatu konstanta yang menyatakan kemampuan heat exchanger
untuk mempertukarkan kalor dimana semakin besar nilai U maka akan semakin besar pula
kalor yang dapat dipertukarkan di dalam heat exchanger tersebut. Shell and Tube Heat
Exchanger yang didesain sedapat mungkin memiliki nilai U yang besar dengan
mempertimbangkan biaya / cost untuk membuat penukar panas tersebut.
Dari problem yang ada, dirancang sebuah alat penukar panas yang sesuai dengan data
fluida yang diberikan. Dalam merancang alat penukar panas, perlu ditentukan jumlah pass di
shell dan tube, jumlah tube (total dan per pass), dimensi tube dan shell, jumlah baffle dalam
alat penukar panas, dan tipe alat penukar panas berdasarkan perhitungan yang telah
dilakukan.
Untuk front end stationary head types digunakan tipe A yaitu removable channel and
cover. Penggunaan tipe A ini disebabkan oleh kemungkinan adanya fouling pada fluida baik
di tube maupun di shell sehingga dibutuhkan penerapan peralatan pada Heat Exchanger yang
dapat dibuka dan ditutup untuk mempermudah proses pembersihan alat. Untuk tipe shell
digunakan tipe E yaitu two-pass shell with logitudinal baffle. Tipe ini merupakan tipe sambungan
shell yang sangat umum digunakan pada berbagai industri kimia.
BAB II
Langkah 7
Langkah 10
Spesifikasi,
menjelaskan tugas apa Tentukan Hitunglah jumlah
dan masalah apa yang bafflespacing dan dari tube
Langkah harus diselesaikan. tentukan koefisien
1 Membuat persamaan perpindahan panas
neraca energi jika pada sisi shell
dibutuhkan untuk
Langkah 8
menghitung laju alir
atau temperatur yang
belum diketahui Langkah 11
tidak
Tentukan koefisien
0<(Uo,perhitungan – Uo, tebakan)/ Uo, tebakan <30 % perpindahan panas
pada sisi tube
Menebak nilai
Langkah koefisien
3 perpindahan panas iya
total, Uo, tebakan Gunakan Uo,
tebakan = Uo, Langkah 12
perhitungan
Tentukan hilang
Menetukan jumlah tekan tube dan sisi
dari shell dan jumlah shell
tube. Selanjutnya
menghitung ∆Tlm,
Langkah 4
menghitung faktor
koreksi, F, dan ∆Tm
Dapatkah desain
tidak
Tentukan biaya dari peralatan he yang
Tentukan tipe HE, alat perpindahan dibuat mengurangi Design diterima
ukuran tube, jenis panas biaya perancangan
Langkah bahan HE sesuai he
6 dengan fluida yang iya
melewati tube dan
shell
2.2. PERHITUNGAN
Physical Properties
Tube – treated water
Shell – oil
Tipe tube
0.75 in 16 BWG
Do = 0.0625 ft
Di = 0.051667 ft
Square Pitch (Tube pitch PT = 1 in)
Energy Balances
Dengan menggunakan asas Black diperoleh :
- q lepas = q terima
LMTD
[(260−120)−(130−80)]
∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷 = (260−120) = 87,411 °F
ln
(130−80)
L =20 ft
𝐵𝑡𝑢
Ut (tebakan)=37.5
ℎ𝑓𝑡 2 .𝐹
𝑄 22048000
𝐴 = 𝑈 ×𝐹×∆𝑇 = 37.5×0.9872×87,411
𝑡 𝐿𝑀𝑇𝐷
𝐴 = 6813,52 𝑓𝑡 2
Number of tube
𝐴
𝑛𝑡 = 𝜋×𝐷
𝑜𝑡 ×𝐿
6813,52
= 3.14×0.0625×20
=1735 tubes
Maka berdasarkan tabel dipakai 1740 tubes
Pitch (Pt) = 1 in
𝑚 320000 𝑙𝑏𝑚/ℎ
G = 𝐴𝑠 = = 400000 lbm/ ft2.h
0.8 ft²
De = 0,060833 ft
𝑘 𝜇 𝐵𝑡𝑢
ho = jH x (𝐷𝑒) 𝑥 𝑃𝑟1/3 𝑥 (𝜇𝑤)0,14 = 59,266
𝑓𝑡 2 °F
Iterasi Twall (Iterasi Pertama )
Tw = 315,1105 K = 42,1105 oC
𝑙𝑏𝑚
μwi = 0,000627833 𝑓𝑡 .ℎ
𝑘𝑔
μwo = 8,4170378 𝑚.𝑠
𝜇 0,14 𝜇 0,14
hi baru = hi lama x (𝜇 ) ho baru = ho lama x (𝜇 )
𝑤 𝑤
𝐵𝑡𝑢 𝐵𝑡𝑢
= 697,6329 𝑓𝑡 2 °F = 51,5783 𝑓𝑡 2 °F
U Clean
𝐷𝑜
𝐷𝑜 𝐷𝑜 𝑥 ln( ) 1 -1 0.0625𝑓𝑡
𝐷𝑖 +
uc = [ + + ] =(
ℎ𝑖 𝑥 𝐷𝑖 2 𝑥 ℎ𝑡𝑢𝑏𝑒 ℎ𝑜 602.449909Btu/h · ft2 · ◦ Fx0.05167ft
52,4471−37,378
% error = = 40,3%
37,378
Pressure Drop ( Contoh untuk tube)
Mencari nilai G
np lbm 6
mx( ) 552858.6 x( )
G=πDi2nt/4= s 1765
=896055.7991 lbm/h · ft2
3.14x0.05167²/4
Mencari nilai f
re = 4 m˙ /πDnµ =365192.4408
Mencari Gn
Iterasi Kedua
http://booksite.elsevier.com/9780750683661/Appendix_C.pdf