Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
III.1 Pengaruh Suhu dan Laju Alir Udara Terhadap Waktu Pengeringan
1.2
1
y = -0.2052x + 1.1138
X (kg H2O/ kg dry solid)
0.8 R² = 0.9951
0.6
laju konstan
0.4 y = -0.384ln(x) + 1.0172
R² = 0.9859 Laju menurun
0.2
0
0 5 10 15 20
-0.2
t (menit)
Gambar 3.1 Hubungan antara X (kg H2O/ kg dry solid) vs t (s) Pada ketebalan 1
mm di Tunnel Dryer pada Suhu 80 oC dan kecepan alir fluida 1,9 m/s
1.8
1.6 y = -0.1273x + 1.6011
R² = 0.9732
1.4
X (kg H2O/ kg dry solid) 1.2
1
y = -0.671ln(x) + 2.0601
0.8 R² = 0.9969 Laju Konstan
0.6 Laju Menurun
0.4
0.2
0
0 5 10 15 20 25
-0.2
t (menit)
Gambar 3.2 Hubungan antara X (kg H2O/ kg dry solid) vs t (s) Pada ketebalan 4
mm di Tunnel Dryer dan kecepan alir fluida 1,9 m/s
1.4
R² = 1
1
0.8
0.6
Laju tetap
y = -0.317ln(x) + 0.9653
0.4
R² = 0.9667 Laju menurun
0.2
0
0 10 20 30 40
-0.2
-0.4
Waktu (menit)
Gambar 3.3 Hubungan antara X (kg H2O/ kg dry solid) vs t (s) Pada ketebalan 1 mm
di Oven Suhu 80 oC
1
0.4
y = -0.264ln(x) + 0.9327 Laju tetap
0.2 R² = 0.963 Laju menurun
0
0 20 40 60 80 100
-0.2
-0.4
Waktu (menit)
Gambar 3.4 Hubungan antara X (kg H2O/ kg dry solid) vs t (s) Pada ketebalan 4 mm
di Oven Suhu 80 oC
𝐿𝑠 (𝑋1 −𝑋2 )
Waktu tetap 𝑡𝑐 =
𝐴.𝑅𝑐
Ls X i dX
A Xf R
Waktu menurun tT .
Pada rumus nilai X ( kandungan air bebas) berbanding lurus dengan (t)
sehingga semakin lama waktu maka kandungan air bebas atau air yang dapat
teruapkan akan semakin banyak. Dalam arti lain bahwa kandunagn air dalam bahan
akan semakin sedikit ketika bertambahnya waktu.
Pada Gambar 3.3 dan Gambar 3.4 banyaknya kandungan air yang
teruapkan berbanding lurus dengan waktu atau semakin sedikit kandungan air
dalam bahan maka waktu yang dibutuhkan semakin lama .Hal ini juga sesuai teori
yang menyatakan bahwa semakin lama waktu proses pengeringan maka air yang
terkandung dalam bahan naik ke permukaan bahan secara optimal atau maksimum
hingga kadar airnya berkesetimbangan dengan kadar air fluida. Semakin tebal
bahan juga memberikan waktu pengeringan yang lebih lama dari pada bahan yang
tipis. Pada Gambar 3.3 waktu pengeringan di ketebalan 1 mm pada oven dengan
suhu 80oC mencapai 33 menit sedangkan pada Gambar 3.4 waktu pengeringan di
ketebalan 4 mm pada oven dengan suhu 80oC mencapai 80 menit. Tetapi pada
Gambar 3.3 dan Gambar 3.4 nilai kandungan air pada bahan ( X ) ada yang
dibawah nilai nol hal ini dikarenakan berat kering (Ls) kurang maksimal sehingga
nilai saat berat bahan kurang dari berat kering maka nilainya akan negatif atau
dibawah nol.
III.2 Laju pengeringan (R) vs Kandungan Air Bebas dalam Bahan
0.000018
0.000016
0.000014
R (kg H2O/menit cm2 )
0.000012
0.00001
0.000008 Laju tetap
0.000004
0.000002
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
X (kg H2O/ kg dry solid)
Gambar 3.5 Hubungan antara X (kg H2O/ kg dry solid) vs R (kg H2O/menit cm2 )
Pada ketebalan 1 mm di Tunnel Dryer dengan Suhu 80 oC dan kecepan
alir fluida 1,9 m/s
0.000025
0.00002
R (kg H2O/menit cm2 )
0.000015
Laju Tetap
0.00001
Laju Menurun
0.000005
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Gambar 3.6 Hubungan antara X (kg H2O/ kg dry solid) vs R (kg H2O/menit cm2 )
Pada ketebalan 4 mm di Tunnel Dryer dengan Suhu 80 oC dan kecepan
alir fluida 1,9 m/s
0.000035
0.00003
R (kg H2O/menit cm2 )
0.000025
0.00002
0.000005
0
-0.5 0 0.5 1 1.5
X (kg H2O/ kg dry solid)
Gambar 3.7 Hubungan antara X (kg H2O/ kg dry solid) vs R (kg H2O/menit cm2 )
Pada ketebalan 1 mm di oven dengan Suhu 80 oC
0.00003
0.000025
0.000015
0.00001
0.000005
0
-0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8
Gambar 3.8 Hubungan antara X (kg H2O/ kg dry solid) vs R (kg H2O/menit cm2 )
Pada ketebalan 4 mm di oven dengan Suhu 80 oC
Pada penentuan nilai X vs R didapat laju konstan dan laju menurun. Laju
konstan menandakan bahwa air pada permukaan bahan mulai menguap sampai titik
kritis dimana air pada permukaan bahan sudah mau habis. Kemudian laju menurun
menandakan bahwa air dalam bahan mulai naik ke permukaan sehingga butuh
waktu untuk air dapat ke permukaan sehingga laju pengeringan menurun. Pada
Gambar 3.5 nilai laju pengeringan pada ketebalan 1 mm lebih kecil daripada laju
pengeringan pada Gambar 3.6 dengan ketebalan 4 mm . Hal ini dikarenakan karena
tebal dari bahan 1 mm yang terlalu tipis. Apabila bahan terlalu tipis maka ketika
bahan dikeluarkan dari tunnel dryer ada kemungkinan untuk uap air pada udara
bebas berdifusi ke bahan sehingga hasil yang diperoleh kurang akurat. Berdasarkan
teori semakin tebal bahan maka laju pengeringan semakin kecil hal ini dikarenakan
semakin tebal bahan maka air dalam bahan butuh waktu untuk naik ke permukaan
bahan sehingga waktu yang diperlukan semakin lama akibatnya laju pengeringan
juga akan semakin kecil.
Pada Gambar 3.7 nilai laju pengeringan pada ketebalan 1 mm lebih besar
daripada laju pengeringan pada Gambar 3.6 dengan ketebalan 4 mm. Hal ini sudah
sesuai dengan teori yang menyatakan semakin tebal bahan maka laju pengeringan
semakin kecil hal ini dikarenakan semakin tebal bahan maka air dalam bahan butuh
waktu untuk naik ke permukaan bahan sehingga waktu yang diperlukan semakin
lama akibatnya laju pengeringan juga akan semakin kecil.
Pada Gambar 3.8 sesuai dengan teori tetapi ada kondisi dimana setelah
melewaati titik kritis laju pengeringan mengalami kenaikan hal ini kemungkinan
adanya kondisi dimana saat penimbangan terjadi difusi antara air pada udara bebas
dengan bahan sehingga berat bahan mengalami kenaikan dan mempengaruhi nilai
laju pengeringan. Selain itu pada Gambar 3.7 dan Gambar 3.8 nilai air yang telah
diuapkan lebih rendah dari pada nol karena pengaruh nilai Ls yang memiliki nilai
yang lebih besar dari berat bahan saat di oven. Hal ini disebabkan pengeringan di
oven pada suhu 100 oC kurang maksimal.