You are on page 1of 9

MELAKUKAN APN

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :1 dari 9
PUSKESMAS Hj.Yarlina, SKM
KOTA JANTHO NIP.
1. Pengertian

2. Tujuan
Surat Keputusan UPTD Puskesmas KOTA JANTHO nomor :
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur 1. Alat :
1. Partus set, berisi :
 2 arteri klem
 1 gunting tali pusat
 1 gunting episiotomi
 ½ kocher
 Kateter nelaton
 Umbilical klem
 Sarung tangan DTT/steril 2 pasang
 Kasa secukupnya
2. Hetting set, berisi :
 Nald puder
 Gunting benang
 Pincet cirugis/anatomi
 Nald otot dan kulit
 Sarung tangan DTT/steril 1 pasang
 Kasa secukupnya
3. Kom berisi air DTT
4. Kom berisi catgut
5. Kom obat berisi :
 Oksitosin 6 ampul
 Ergometrin 3 ampul
6. Kom obat berisi :
 Neo K
 HB Unijec
 Salap/tetes mata
7. Spuit 3 cc dan 1 cc
8. Bak berisi :
 Tensi meter
 Steteskop
 Thermometer
 Jam tangan detik
9. Infuse set, terdiri dari :
 3 botol RL
 Abocath
 Selang infuse
 Plaster
 Gunting
 torniquet
10. alat resusitasi bayi, terdiri dari :
 Kain 3 lembar
 Lampu sorot
 Sungkup
 Delee
 steteskop
2. Bahan :
1. Kom tempat plasenta
2. Bengkok 3 buah
3. Tempat jarum bekas
4. Waskom berisi air DTT
5. Waskom berisi larutan klorin 0,5%
6. Klorin spray
7. DTT spray
8. Waslap 3 buah
9. Tempat sampah 2 buah
10. Waskom berisi air ditergen
11. Alat Perlindungan Diri (APD), terdiri dari :
 Sepatu tertutup
 Masker
 Kacamata
 Celemek
 Topi
12. Underpad
13. Duk steneng
14. Handuk pribadi
15. Perlengkapan ibu, terdiri dari : baju ibu, kain dan pembalut
16. Handuk
3. Langkah- 1. Menyapa Klien Dengan Ramah Dan Sopan.
langkah
2. Memperkenalkan Diri Kepada Klien
3. Merespon Terhadap Reaksi Klien
4. Percaya Diri
5. Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala II
 Ibu Merasa Ada Dorongan Kuat Dan Meneran
 Ibu Merasakan Tekanan Yang Semakin Meningkat Pada Rectum Dan / Atau
Vaginanya.
 Perenium Tampak Menonjol
 Vulva – Vagina Dan Spingter Ani Membuka
6. Pastikan Kelengkapan Peralatan, Bahan Dan Obat-Obatan Esensial Untuk Menolong
Persalinan Dan Menatalaksana Komplikasi Segera Pada Ibu Dan Bayi Baru Lahir.
7. Menggunakan APD (Penutup Kepala, Kaca Mata, Masker, Celemek/Apron Dan Alas
Kaki)
8. Melepaskan Semua Perhiasan Yang Dipakai Dibawah Siku, Cuci Kedua Tangan
Dengan Sabun Dan Air Bersih Yang Mengalir Dan Keringkan Tangan Dengan Tissue
Atau Handuk Pribadi Yang Bersih Dan Kering.
9. Memakai Sarung Tangan Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) Atau Steril Untuk Semua
Pemeriksaan Dalam.
10. Memasukkan Oksitosin Kedalam Tabung Suntik Dengan Memakai Sarung Tangan
DTT Atau Steril (Pastikan Tidak Terjadi Kontaminasi Pada Alat Suntik, Dengan
Teknik One Hand).
11. Membersihkan Vulva Dan Perenium, Menyekanya Dengan Hati-Hati Dari Depan
Kebelakang Dengan Menggunakan Kapas Atau Kasa Yang Dibasahi Air DTT.
 Jika Introitus Vagina, Perenium Atau Anus Terkontaminasi Tinja, Bersihkan
Dengan Seksama Dari Arah Depan Ke Belakang.
 Buang Kapas Atau Kasa Pembersih (Terkontaminasi) Dalam Wadah Tersedia
 Jika Terkontaminasi, Lakukan Dekontaminasi, Lepaskan Dan Rendam Sarung
Tangan Tersebut Dalam Larutan Klorin 0,5 %. Pakai Sarung Tangan DTT / Steril
Untuk Melaksanakan Langkah Lanjutan.
12. Lakukan Pemeriksaan Dalam Untuk Memastikan Bahwa Pembukaan Sudah Lengkap.
 Bila Selaput Ketuban Belum Pecah, Dan Pembukaan Sudah Lengkap, Maka
Lakukan Amniotoni.
13. Dekontaminasi Sarung Tangan (Celupkan Tangan Yang Masih Memakai Sarung
Tangan Ke Dalam Larutan Klorin 0,5% Dan Kemudian Lepaskan Dan Rendam Dalam
Keadaan Terbalik Dalam Larutan Klorin 0,5% Selama 10 Menit. Cuci Kedua Tangan
Setelah Sarung Tangan Dilepaskan.
14. Periksa Denyut Jantung Janin (DJJ) Setelah Kontraksi Uterus Mereda (Relaksasi)
Untuk Memastikan Bahwa DJJ Dalam Batas Normal (120-160 X/Menit)
 Mengambil Tindakan Yang Sesuai Jika DJJ Tidak Normal
 Memberitahukan Hasil Pemeriksaan Dalam. DJJ Dan Semua Temuan Pemeriksaan
Dan Asuhan Yang Diberikan Kedalam Partograf.
15. Beritahukan Pada Ibu Bahwa Pembukaan Sudah Lengkap Dan Keadaan Janin Baik
Dan Bantu Ibu Berada Dalam Posisi Yang Nyaman Dan Sesuai Dengan Keinginannya.
 Tunggu Hingga Timbul Rasa Ingin Meneran, Lanjutkan Pemantauan Kondisi Dan
Kenyamanan Ibu Dan Janin (Ikuti Pedoman Penatalaksana Fase Aktif) Dan
Dokumentasikan Semua Temuan Yang Ada.
 Jelaskan Pada Anggota Keluarga Tentang Bagaimana Peran Merka Untuk
Mendukung Dan Memberi Semangat Pada Ibu Untuk Meneran Secara Benar.
16. Minta Keluarga Membantu Menyiapkan Posisi Meneran. (Bila Ada Rasa Ingin
Meneran Dan Terjadi Kontraksi Yang Kuat, Bantu Ibu Ke Posisi Setengah Duduk Atau
Posisi Lain Yang Diinginkan Dan Pastikan Ibu Merasa Nyaman)
17. Laksanakan Bimbinga Meneran Pada Saat Ibu Merasa Ada Dorongan Kuat Untuk
Meneran:
 Bimbing Ibu Agar Dapat Meneran Secara Benar Dab Efektif.
 Dukung Dan Beri Semangat Pada Saat Meneran Dan Perbaiki Cara Meneran
Apabila Caranya Tidak Sesuai
 Bantu Ibu Mengambil Posisi Yang Nyaman Sesuai Dengan Pilihannya (Kecuali
Posisi Berbaring Terlentang Dalam Waktu Yang Lama)
 Anjurkan Ibu Untuk Beristirahat Diantara Kontraksi
 Anjurkan Keluarga Member Dukungan Dan Semangat Untuk Ibu.
 Beri Cukup Asupan Cairan Per-Oral (Minum)
 Menilai DJJ Setiap Kontraksi Uterus Selesai
 Segera Rujuk Jika Bayi Belum Atau Tidak Segera Lahir Setelah 120 Menit (2 Jam)
Meneran (Primigravida) Atau 60 Menit (1 Jam) Meneran (Multigravida)
18. Anjurkan Ibu Untuk Berjalan, Berjongkok Atau Mengambil Posisi Yang Nyaman, Jika
Ibu Belum Merasa Ada Dorongan Untuk Meneran Dalam 60 Menit.
19. Letakkan Handuk Bersih (Untuk Mengeringkan Bayi) Di Perut Bawah Ibu, Jika Kepla
Bayi Telah Membuka Vulva Dengan Diameter 5-6 Cm.
20. Letakkan Kain Bersih Yang Dilipat 1/3 Bagian Di Bawah Bokong Ibu
21. Buka Tutup Partus Set Dan Perhatikan Kembali Kelengkapan Alat Dan Bahan
22. Pakai Sarung Tangan DTT Pada Kedua Tangan
23. Setelah Tampak Kepala Bayi Dengan Diameter 5-6 Cm Membuka Vulva Maka
Lindungi Perenium Dengan Satu Tangan Yang Dilapisi Dengan Kain Bersih Dan
Kering. Tangan Yang Lain Menahan Kepala Bayi Untuk Menahan Posisi Defleksi Dan
Membantu Lahirnya Kepala. Anjurkan Ibu Untuk Meneran Perlahan Atau Bernafas
Cepat Dan Dangkal.
24. Periksa Kemungkinan Adanya Lilitan Tali Pusat Dan Ambil Tindakan Yang Sesuai
Jika Hal Itu Terjadi, Dan Segera Lanjutkan Proses Kelahiran Bayi:
 Jika Tali Pusat Melilit Leher Secara Longgar, Lepaskan Lewat Bagian Atas Kepala
Bayi
 Jika Tali Pusat Melilit Leher Secara Kuat, Klem Tali Pusat Di Dua Tempat, Dan
Potong Diantara Dua Klem Tersebut.
25. Setelah Kepala Lahir, Tunggu Putaran Paksi Luar Yang Berlangsung Secara Spontan.
26. Setelah Putaran Paksi Luar Selesai, Pegang Secara Bipariental. Anjurkan Ibu Untuk
Meneran Saat Kontraksi. Dengan Lembut Gerakkan Kepala Kearah Bawah Dan Distal
Hingga Bahu Depan Muncul Di Bawah Arkus Pubis Dan Kemudian Gerakkan Arah
Atas Dan Distal Untuk Melahirkan Bahu Belakang.
27. Setelah Kedua Bahu Lahir, Geser Tangan Kebawah Untuk Menolong Kepala Dan
Bahu. Gunakan Tangan Atas Untuk Menelusuri Dan Memegang Lengan Dan Siku
Sebelah Atas.
28. Setelah Tubuh Dan Lengan Lahir, Penelusuran Tangan Atas Berlanjut Ke Punggung,
Bokong, Tungkai Dan Kaki. Pegang Kedua Mata Kaki (Masukkan Telunjuk Diantara
Kedua Kaki Dan Pegang Kedua Kaki Dengan Melingkarkan Ibu Jari Pada Satu Sisi
Dan Jari-Jari Lainnya Pada Sisi Yang Lain Agar Bertemu Dengan Jari Telunjuk).
29. Lakukan Penilaian (Selintas)
a. Apakah Bayi Menangis Kuat Dan / Atau Bernafas Tanpa Kesulitan ?
b. Apakah Bayi Bergerak Dengan Aktif ?
Jika Bayi Tidak Menangis, Tidak Bernafas Atau Megap-Megap Lakukan Langkah
Resusitasi (Lanjut Ke Langkah Resusitasi Pada Asfiksia Bayi Baru Lahir).
30. Keringkan Tubuh Bayi
 Keringkan Bayi Mulai Dari Muka, Kepala Dan Bagian Tubuh Lainnya Kecuali
Bagian Tangan Tanpa Membersihkan Verniks.
 Ganti Handuk Basah Dengan Handuk/ Kain Yang Kering. Biarkan Bayi Diatas
Perut Ibu.
31. Periksa Kembali Uterus Untuk Memastikan Tidak Ada Lagi Bayi Dalam Uterus (Hamil
Tunggal).
32. Beri Tahu Ibu Bahwa Ia Akan Disuntik Oksitosin Agar Uterus Berkontraksi Baik.
33. Dalam Waktu 1 Menit Setelah Bayi Lahir, Suntikkan Oksitosin 10 Unit IM
(Intramuskuler) Di 1//3 Paha Atas Bagian Distal Lateral (Lakukan Aspirasi Sebelum
Menyuntikkan Oksitosin) Dan Dengan Ucapan Basmallah.
34. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat
bayi. Mendorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm
distal dari klem pertama.
35. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
 Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi),
lakukan pengguntikan tali pusat diantar dua klem tersebut.
 Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan
kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
 Lepaskan klem dan masukkan ke wadah yang telah disediakan.
36. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan bayi tengkurap di dad
ibu. Liruskan bahu bayi sehingga menempel di dad/perut ibu. Usahakan kepala berada
diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting payudara ibu.
 Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi.
 Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dad ibu paling sedikit 1 jam
 Sebagian besar bayi akan berhasilmelakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu
30-60 menit. Menyusu untuk pertama kaliakan berlangsung sekitar 10-15 menit.
Bayi cukup menyusu dari satu payudara.
 Biarkan bayi berada di dad ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil
menyusu.
37. Pindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva.
38. Letakkan satu tangan diatas kain di perut bawah ibu (diatas simpisis), untuk mendeteksi
kontraksi. Tangan lain memegang klem untuk memegang tali pusat.
39. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan yang lain
mendorong uterus kearah belakang atas (dorso-kranial) secara hati-hati (untuk
mencegah inversion uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan
penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi
prosedur diatas.
 Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu atau anggota keluarga untuk
melakukan stimulasi puting susu.
40. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kea rah dorso ternyata diikuti
dengan pergeseran tali pusat ke arah distal maka lanjutkan dorongan kearah cranial
hingga plasenta dapat dilahirkan.
 Ibu bileh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan (jangan ditarik secara kuat
terutama jika uterus tak berkontraksi) sesuai dengan sumbu jalan lahir (ke arah
bawah-sejajar lantai atas)
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm
dari vulva dan lahirkan plasenta.
 Jika plasenta tidak lepassetelah 15 menit menegangkan tali pusat
1. Ulangi pemberian oksitosin 10 unit
2. Lakukan kateterisasi (gunakan teknik aseptic) jika kandung kemih penuh
3. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4. Ulangi tekanan dorso-kranial dan penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
5. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit sejak lahir atau perdarahan maka
segera lakukan tindakan plasenta manual.
41. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan.
Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin, kemudian lahirkan dan
tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan.
 Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan
eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril
untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.
42. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan
tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga
uterus berkontraksi (fundus teraba keras)
 Lakukan tindakan yang diperlukan (kompresi bimanual internal, kompresi aorta
abdominalis, tampon kondom kateter) jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik
setelah rangsangan taktil//masase.
43. Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan plasenta telah dilahirkan lengkap.
Masukkan plasenta kedalam kantung plastic atau tempat khusus.
44. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam
45. Pastikan kandung kemih kosong
46. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%.
Bersihkan noda darah dan cairan tubuh, bilas dengan air DTT tanpa melepas sarung
tangan dan keringkan dengan tissue atau handuk.
47. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
49. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik
50. Pantau keadaan bayi dan pastika bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 kali/menit)
 Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi, diresusitasi dan segera merujuk ke
rumah sakit.
 Jika bayi bernapas terlalu cepat atau sesak napas, rujuk ke RS rujukan
 Jika kaki teraba dingin, pastika ruangan hangat. Lakukan kembali kontak kulit ibu-
bayi dan hangatkan ibu-bayi dalam satu selimut.
51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dikontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah dikontaminasi.
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai
53. Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan menggunakan air DTT.
Bersihkan sisa cairan ketuban, lender dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang
bersih dan kering.
54. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk
memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkannya.
55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
56. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%, balikkan bagian dalam
keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
57. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
58. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan fisik bayi
59. Dalam 1 jam pertama, berikan salap/tets mata profilaksis infeksi, vitamin K 1 mg IM di
paha kiri bawah lateral, pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pernafasan bayi (normal 40-
60 x/menit) dan temperature tubuh (normal 36,5 – 37,5 oC) setiap 15 menit.
60. Setelah 1 jam pemberian Vit K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan
bawah lateral. Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat
disusukan.
61. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam di dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit.
62. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan tissue atau
handuk yang bersih dan kering.
4. Bagan Alir

5. Hal-hal yang etika berbahasa dalam melakukan tindakan


perlu
diperhatikan
6. Unit Terkait Bidan

7. Dokumen 1. Partograf
Terkait 2. Buku register kohort persalinan
3. Rekaman
Historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan

You might also like