Professional Documents
Culture Documents
No X Y XY X2 Y2
1 0 0 0 0 0
Rata-rata 26,67
n∑ XY − ∑ X ∑ Y
a=
n∑ X 2 − (∑ X ) 2
= 0,010778
b= Y −aX
= -0,003764
∑ XY − ∑ X .∑ Y / n
[∑ X − ∑ ( X ) / n][Y −∑ (Y ) ]
r=
2 2 2 2
/n
16,096
= = 0,9992
16,108
41
42
Hexpharm Jaya
SD =
∑ ( X − Xi) 2
=
4,881886
= 0,9881
n −1 6 −1
Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01 ;=6, dk =5, dari daftar tabel
X−X
t =
SD
n
t hitung 2 :
0,409 = 1,0138
0,4034
t hitung 3 :
0,439 = 1,0882
0,4034
t hitung 4 :
− 1,731 = −4,2910 (data ditolak)
0,4034
t hitung 5 :
0,969 = 2,4020
0,4034
t hitung 6 :
0,499 = 1,2369
0,4034
43
SD =
∑(X − X ) 2
=
1,28348
= 0,5664
n −1 5
Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; n = 5; dk = 4, dari daftar tabel
distribusi t di peroleh ttabel = 4,6040
X−X
t =
SD
n
t hitung 2 :
0,062 = 0,2447
0,2533
t hitung 3 :
0,092 = 0,3632
0,2533
t hitung 4 :
0,622 = 2,45555
0,2533
t hitung 5 :
0,152 = 0,6000
0,2533
44
Karena thitung ≤ ttabel maka data diterima, maka kadar sebenarnya terletak antara :
SD
µ = X ± t(1-1/2α)dk x
n
0,5564
= 95,638 ± ( 4,6040 x )
5
= 95,638% ± 1,1454%
45
SD =
∑ ( X − Xi) 2
=
13,4655
= 1,6410
n −1 5
Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01 ;=6, dk = 5, dari daftar tabel
X−X
t =
SD
n
t hitung 2 :
0,48 = 0,7165
0,6699
t hitung 3 :
− 0,58 = −0,8658
0,6699
t hitung 4 :
− 2,63 = −3,9259
0,6699
t hitung 5 :
0,57 = 0,8508
0,6699
t hitung 6 :
− 0,2 = −0,2985
0,6699
46
μ= X ± t (1−1 / 2α ) dk x SD / n
1,6410
= 94,74 % ± 4,0321 × %
6
= 94,74% ± 2,7011%
47
SD =
∑ ( X − Xi) 2
=
9,9802
= 1,4128
n −1 5
Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01 ;=6, dk=5, dari daftar tabel
X−X
t =
SD
n
t hitung 2 :
0,55 = 0,9537
0,5767
t hitung 3 :
− 1,61 = −2,7917
0,5767
t hitung 4 :
2,4 = 4,1616 (data ditolak)
0,5767
t hitung 5 :
− 1,04 = −1,8033
0,5767
t hitung 6 :
− 0,46 = −0,7976
0,5767
48
Karena thitung ≤ ttabel maka data ditolak, selanjutnya dilakukan pengujian terhadap
data yang dianggap tidak menyimpang.
X =94,94 ∑ = 3,0874
SD =
∑(X − X ) 2
=
3,0874
= 0,8785
n −1 4
Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; n = 5; dk = 4, dari daftar tabel
distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,6040
X−X
t hitung =
SD / n
t hitung 2 :
1,03 = 2,6221
0,4233
t hitung 3 :
0,56 = −1,4256
0,4233
49
t hitung 5 :
− 0,22 = 0,0509
0,4233
Lampiran 5. (Lanjutan)
Karena semua data thitung ≤ ttabel maka data ditolak, selanjutnya dilakukan
μ= X ± t (1−1 / 2α ) dk x SD / n
0,8785
= 94,94 % ± 4,6040 × %
5
= 94,94% ± 1,8084 %
50
SD =
∑ ( X − Xi) 2
=
5,3773
= 1,0370
n −1 5
Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01 ;=6, dk=5, dari daftar tabel
X−X
t =
SD
n
t hitung 2 :
0,37 = 0,8740
0,4233
t hitung 3 :
0,11 = 0,2598
0,4233
t hitung 4 :
− 1,96 = −4,6302 (data ditolak)
0,4233
t hitung 5 :
0,03 = 0,0708
0,4233
51
Lampiran 6. (Lanjutan)
Karena thitung ≤ ttabel maka data ditolak, selanjutnya dilakukan pengujian terhadap
SD =
∑(X − X ) 2
=
0,75952
= 0,4357
n −1 4
Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; n = 5; dk = 4, dari daftar tabel
distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,6040
Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ -ttabel
X−X
t hitung =
SD / n
t hitung 2 :
− 0,02 = −0,1232
0,1942
t hitung 3 :
− 0,28 = −1.4579
0,1942
t hitung 4 :
0,36 = −1,8685
0,1942
t hitung 5 :
0,05 = −0,3285
0,1942
52
Karena semua data ttabel ≤ thitung atau≤ ttabel maka data diterima.
μ= X ± t (1−1 / 2α ) dk x SD / n
0,4357
= 96,54 % ± 4,6040 × %
5
= 96,54% ± 0,896 %
53
A
c = 1
A xb
1
0,4343
c = = 0,036495 g/ml
119.1
c = 3649 μg/ml
c = 36,49 μg/ml
54
Ditimbang serbuk setara dengan 20 mg amlodipin besilat, maka berat sampel yang
20mg
ditimbang adalah = × 3539,2mg
20 × 13,87
= 255,16 mg
Sampel yang telah ditimbang dimasukkan dalam labu ukur 50 ml, lalu dilarutkan dalam
metanol dan cukupkan dengan akudes sampai garis tanda, dikocok homogen.
20,06mg
Kadar larutan uji = × 1000 = 402,2 µg / ml
50ml
Kemudian dipipet 4,5 ml dari larutan uji, lalu dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml,
dilarutkan dengan pelarut Metanol, dicukupkan dengan akuades sampai garis tanda dan
55
Konsentrasi Luas
No (µg/ml) Puncak Yi Y - Yi (Y – Yi)2
X Y
1. 0 0 0 0 0
2. 16 0,187 0,1769 0,0101 0,00010201
3. 24 0,261 0,2624 -0,0014 0,00000196
4. 32 0,347 0,3485 -0,0015 0,00000225
5. 40 0,437 0,4348 0,0022 0,00000484
6. 48 0,517 0,5211 -0,0041 0,00001681
Ʃ 160 1,749 0,00012787
Rata-rata
∑ (Y − Yi)
2
S = n−2
0,00012786
=
6−2
= 0,0056
3x0,0056 10x0,0056
= =
0,010778 0,010778
= 1,5587 µg/ml = 5,1957 µg/m
56
57
58
59
60
Day, R.A., dan Underwood, A.L. (1999). Analisis Kimia Kuantitatif. Penerjemah:
Pujaatmaka Edisi ke V. Jakarta: Erlangga. Hal. 393.
Gandjar, I.G., dan Rohman, A. (2009). Kimia Farmasi Analisis. Cetakan IV.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 13.
ISFI. (2008). ISO Farmakoterapi. Jakarta: Penerbit PT. ISFI. Hal. 119.
Katzung, B.G. (2001). Farmakologi Dasar dan Klinik. Penerjemah dan Editor
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Edisi I.
Jakarta: Penerbit Salemba Medika. Hal. 158.
Moffat, A.C. (2005). Clark`s Isolation and Identification of Drugs and Poisons.
Edisi 3. London: The Pharmaceutical Press. Hal. 1157-1158.
Mycek, M.J., Harvey, R.A., dan Champe, C.C. (2001). Farmakologi Ulasan
Bergambar. Lippincott`s Illustrated Reviews: Pharmacology. Penerjemah
Azwar Agoes. Edisi II. Jakarta: Penerbit Widya Medka. Hal. 411-412.
39
The United States Pharmacopeia. (2009).The National Formulary. Edisi 31. The
United States Pharmacopoeia Convention. Hal 1400-1401.
40
METODE PENELITIAN
3.1 Alat-alat
Spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu mini 1240), neraca analitik (AND GF- 200),
dan alat-alat gelas seperti labu takar, gelas ukur, beaker glass.
3.2 Bahan-bahan
membandingkan antara satu sampel dengan sampel yang lain, karena sampel
dianggap homogen. Sampel yang digunakan adalah tablet amlodipin generik dan
dalam labu tentukur 50 ml, ditambah dengan 5 ml metanol dikocok hingga larut
28
dengan konsentrasi 1000 µg/ml, larutan ini disebut Larutan Induk Baku I (LIB I).
diencerkan dengan akuades sampai garis tanda, lalu dikocok homogen sehingga
Dipipet sebanyak 4,5 ml Larutan induk Baku (LIB II) 200 µg/ml,
dengan akuades sampai garis tanda, serapan diukur pada panjang gelombang 200 -
400 nm.
Dipipet Larutan Induk Baku II (LIB II) BPFI (200 µg/ml) sebanyak 2 ml,3
ml,4 ml,5 ml,6 ml, masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml,
3.4.4 Uji Validasi Dengan Parameter Akurasi, Presisi, Batas Deteksi, Dan
batas kuantitasi
Addition Method) yaitu bahan baku yang ditambahkan pada sampel yaitu
dengan perlakuan yang sama seperti pada penetapan kadar sampel. pada
29
A− B
% Recovery = x 100%
C
Keterangan:
SD
RSD = x100%
X
Keterangan:
SD = Standar Deviasi
rumus :
SD =
∑ ( X − Xi) 2
Keterangan : n −1
30
Untuk menentukan batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ) dapat
digunakan rumus :
Sy (Y − Yi) 2
=
X n−2
10 × sy
LOQ = x
Slope
3 × sy
LOD = X
Slope
Keterangan:
��
� = Simpangan baku
4,5 ml larutan, dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml. Lalu dicukupkan dengan
akuades sampai garis tanda, kocok homogen dan diukur serapannya pada panjang
31
dan untuk menentukan apakah data diterima atau ditolak digunakan rumus seperti
di bawah ini:
X−X
t=
SD
n
Untuk mencari kadar sebenarnya dengan taraf kepercayaan 99%, dengan derajat
μ= X ± t (1− 1 / 2α )dk x SD / n
Keterangan:
μ = interval kepercayaan
X = kadar sampel
α = tingkat kepercayaan
dk = derajat kebebasan
n = jumlah perlakuan
32
dari hasil pengukuran diperoleh panjang gelombang maksimum, pada 364 nm.
33
maksimum
364.0 0.4368
239.0 1.1356
antara respon (Y) dengan konsentrasi (X).Penentuan linieritas kurva kalibrasi Amlodipin
besilat BPFI dalam pelarut metanol dengan konsentrasi 16,0 µg/ml, 24,0 µg/ml,
32,0µg/ml, 40,0µg/ml, 48,0 µg/ml pada panjang gelombang 364 nm. Data dan kurva
kalibrasi dapat pada dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 2 dibawah ini.
1. 0.0000 0.000
2. 16.000 0.187
3. 24.000 0.261
4. 32.000 0.347
5. 40.000 0.437
6. 48.000 0.517
34
hubungan yang linier antara konsentrasi dan serapan dengan koefisien korelasi (r)
bahan baku (Standard Addition Method) terhadap sampel tablet lopiten (PT.
Guardian Pratama) yang meliputi uji akurasi dengan parameter persen perolehan
Deviation), batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ) (WHO, 1992;
Indriyanto dan Yuwono, 2003). Uji akurasi dengan parameter persen perolehan
35
99,81% dengan standar deviasi (SD) sebesar 3,8228. Persen perolehan kembali ini
dapat diterima karena memenuhi syarat akurasi dimana rentang rata-rata hasil
perolehan kembali adalah 98-102%. Sedangkan dari hasil uji presisi dengan
parameter relatif standar deviasi (RSD) adalah 3,8300%. Nilai Relatif Standar
Deviasi (RSD) yang diperoleh dari pengukuran sediaan tablet yang dianalisis telah
36
Hasil penentuan kadar amlodipin besilat dalam sediaan tablet dapat dilihat
pada Tabel4 dibawah ini. Data lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2 halaman 30.
tablet generik maupun nama dagang, memenuhi persyaratan kadar tablet pada
umumnya yaitu tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0 % dari jumlah
37
5.1 Kesimpulan
1. Metode Spektrofotometri Ultraviolet dapat digunakan untuk penetapan
kadar Amlodipin besilat dalam sediaan tablet karena pada hasil uji
validasi, metode ini menunjukkan akurasi dan presisi yang baik dengan
batas deteksi (LOD) 1,5587 µg/ml dan batas kuantitasi (LOQ) 5,1957
µg/ml.
2. Hasil penetapan kadar dari tablet generik dan nama dagang diperoleh,
0,90%.
3. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa semua tablet yang diperiksa baik
pada umumnya yaitu tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%
5.2 Saran
2. Disarankan kepada peneliti lainnya agar dapat menentukan kadar obat turunan
38
TINJAUAN PUSTAKA
Rumus Struktur
H
H3C N NH2
O
H3CO O CH3 O O
S
O O OH
Cl
2-[(2Aminoethoxy)methyl]-4-(o –chlorophenyl)
Pemerian : Serbuk hablur, putih atau hampir putih, tidak atau hampirtidak
berbau.
ultra violet.
2.1.2 Farmakologi
17
sekunder disebabkan oleh penyakit gagal ginjal kronik. Penyebab utama kematian
(masuknya) ion kalsium melalui membran kedalam otot polos vascular dan
sampai 50 jam, serta efek dan kadar dalam plasma meningkat selama 7-10 hari
penurunan tekanan darah yang berlangsung selama 24 jam. Onset kerja amlodipin
18
maupun keadaan iskemia. Pada pasien angina, dosis amlodipin satu kali sehari
dan dapat digunakan pada pasien asma, diabetes serta gout (Anonim, 2010).
pusing, nyeri kepala, rasa panas di muka dan terutama pada derivat-piridin dan
udema pergelangan kaki (akibat vasodilatasi perifer). Umumnya, efek ini bersifat
2.1.4 Dosis
Hipertensi dan angina variant/stabil 1 dd 5 mg (besilat=benzosulfonat),
19
radiasi elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu zat kimia. Teknik yang
Gugus fungsi yang menyerap radiasi di daerah ultraviolet dekat dan daerah
tampak disebut kromofor dan hampir semua kromofor mempunyai ikatan tak
jenuh. Pada kromofor jenis initransisi terjadi dari π→ π*, yang menyerap pada λ
max kecil dari 200nm (tidak terkonyugasi), misalnya pada >C=< dan –C ≡ C -
.Kromofor ini merupakan tipe transisi dari sistem yang mengandung elektron
perbedaan energi antara keadaan dasar dan keadaan tereksitasi menjadi lebih kecil
(Dachriyanus, 2004).
Gugus fungsi seperti –OH, -NH2, dan –Cl yang memberikan transisi n→
π* disebut gugus auksokrom. Gugus ini adalah gugus yang tidak dapat menyerap
radiasi ultraviolet-sinar tampak, tetapi apabila gugus ini terikat pada gugus
(efekbatokromik).
20
maksimum.
Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai
Anjuran ini berdasarkan anggapan bahwa pada kisaran nilai absorbansi tersebut,
kesalahan fotometrik yang terjadi adalah paling minimal (Gandjar dan Rohman,
2007)
21
yang disinari. Menurut Hukum Beer, yang hanya berlaku untuk cahaya
monokromatik dan larutan yang sangat encer, serapan berbanding lurus dengan
konsentrasi (banyak molekul zat). Kedua pernyataan ini dapat dijadikan satu
terhadap konsentrasi dan ketebalan sel, yang dapat ditulis dengan persamaan :
Dimana: A = serapan
a = absorptivitas
b = ketebalan sel
c = konsentrasi
ε = absorptivitas molar
ketebalan sel dan serapan. Absorptivitas merupakan suatu tetapan dan spesifik
A = A 11 . b. c
22
yaitu:
1. Analisis kualitatif
yang diserap oleh suatu molekul sebagai fungsi frekuensi radiasi. Suatu grafik
untuk suatu molekul dengan struktur kimia yang berbeda tidaklah sama sehingga
sebagai bahan informasi yang bermanfaat untuk analisis kualitatif (Rohman dan
Gandjar, 2007).
2. Analisis kuantitatif
detektor. Parameter kekuatan energi radiasi khas yang diabsorpsi oleh molekul
adalah absorban (A) yang dalam batas konsentrasi tertentu nilainya sebanding
µg/ml, tetapi untuk senyawa yang nilai absorptivitasnya besar dapat diukur pada
23
(Satiadarma, 2004).
1. Metode Regresi
persamaan regresi yang didasarkan pada harga serapan dan konsentrasi standar
2. Metode Penekatan
AsxCb
C=
Ab
penggabungan dari dua fungsi alat yang terdiri dari spektrometer yang
24
berikut(Khopkar, 1990):
panjang gelombang dari 190-350 nm, sementara lampu halogen kuarsa atau
3. Kuvet: Pada pengukuran di daerah tampak, kuvet kaca atau kuvet kaca corex
menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini.
Umumnya tebal kuvet adalah 10 mm, tetapi yang lebih kecil ataupun yang
lebih besar dapat digunakan. Sel yang biasa digunakan berbentuk persegi,
tetapi bentuk silinder dapat juga digunakan. Kuvet yang tertutup digunakan
untuk pelarut organik. Sel yang baik adalah kuarsa atau gelas hasil leburan
yang homogen.
5. Suatu amplifier (penguat) dan rangkaian yang berkaitan yang membuat isyarat
25
yang ditentukan pada validasi adalah akurasi, presisi, kespesifikan, limit deteksi,
hasil analisis dengan kadar analit sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai persen
melalui dua cara yaitu metode simulasi (spiked placebo recovery) dan metode
campuran bahan sediaan farmasi (plasebo), lalu campuran tersebut dianalisis dan
dicampur dan dianalisis kembali. Selisih kedua hasil dibandingkan dengan kadar
yang sebenarnya (hasil yang diharapkan). Dalam kedua metode tersebut, persen
perolehan kembali dinyatakan sebagai rasio antara hasil yang diperoleh dengan
A− B
% PerolehanKembali = x100%
C
26
hasil uji, jika prosedur analisis diterapkan berulang kali pada sejumlah cuplikan
yang diambil dari satu sampel homogen. Presisi dinyatakan sebagai deviasi
standar atau deviasi standar relative (koefisien variasi). Presisi dapat diartikan
(keterulangan).
dengan blanko. Batas deteksi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
3 xSB
Batas deteksi =
Slope
Batas kuantitasi adalah jumlah analit terkecil dalam sampel yang masih
dapat diukur dalam kondisi percobaan yang sama dan memenuhi kriteria cermat
dan seksama.
10 xSB
Batas Kuantitasi =
Slope
bahwa nilai hasil uji langsung atau setelah diolah secara secara matematika,
konsentrasi tertentu.
tertinggi dan konsentrasi terendah analit yang dapat ditentukan dengan presisi,
27
PENDAHULUAN
yang terus meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok,
2010).
sedangkan monografi amlodipin dalam bahan baku terdapat dalam United State
14
panjang gelombang 236nm dalam basa dan dalam larutan asam NH2SO4 239 nm.
Dalam sertifikat pengujian Badan POM RI, amlodipin besilat memiliki panjang
1
gelombang 360nm ( A1 = 119) dalam pelarut metanol.
ini relatif lebih murah dan sederhana dibandingkan dengan metode KCKT.
Untuk menguji validitas dari metode ini dilakukan pengujian antara lain
uji akurasi dengan parameter % recovery, uji presisi dengan parameter Standar
Deviasi Relatif (RSD), uji sensitifitas dengan parameter limit deteksi (LOD) dan
b. Apakah kadar amlodipin besilat dalam tablet generik dan nama dagang
1.3 Hipotesis
b. Kadar amlodipin besilat dalam sedian tablet generik dan nama dagang
15
16
Abstract
SKRIPSI
OLEH:
SURYANI NURJAMAL
NIM 071524074
SKRIPSI
OLEH:
SURYANI NURJAMAL
NIM 071524074
OLEH:
SURYANI NURJAML
NIM 071524074
Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Pada tanggal :8Agustus 2013
Drs. Fathur Rahman Harun, M.Si., Apt. Prof. Dr. rer. nat E. De Lux Putra, S.U., Apt.
NIP 19521041980031002 NIP 19530619183031001
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat,
rahmat, karunia dan ridhoNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
Amlodipin Besilat Dalam Sediaan Tablet". Skripsi ini diajukan sebagai salah satu
Bapak Drs. Fathur Rahman Harun, M.Si., Apt., dan Bapak Drs. Syafruddin, M.S.,
Apt., yang telah banyak memberikan bimbingan dan bantuan selama penelitian
dan penulisan skripsi ini berlangsung, juga kepada Bapak Prof. Dr. rer. nat.
Effendy De Lux Putra, S.U., Apt., Ibu Dra. Nurmadjuzita, M.Si., Apt., Bapak Drs.
Nahitma Ginting, M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
tulus kepada kedua orang tua, Ayahanda Djamalluddin dan Ibunda Nurasiah Sirait
tercinta, adik-adikku tersayang Fajar dan Wale atas doa, dorongan dan
pengorbanan baik moril maupun materil dalam penyelesaian skripsi ini. Juga
Nasril, Desi, Faula, Ratna, Suci, Iyum dkk yang selalu ada memberi semangat dan
pikiran selama penelitian dan penyusunan skripsi ini. Tidak lupa penulis ingin
disebutkan namanya satu persatu, atas segala dorongan, motivasi dan bantuannya
terima kasih.
Medan, Agustus2015
Penulis,
Suryani Nurjamal
NIM 071524074
Abstract
Halaman
JUDUL ...................................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
10
Halaman
11
Halaman
12
Halaman
13