You are on page 1of 1

REFLEKSI TSUNAMI ACEH

Masih sangat melekat dalam ingatan kita begitu dahsyatnya bencana tsunami Aceh.
Musibah yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 di Serambi Makkah ini. Musibah itu
mampu membuat deretan rumah-rumah dan bangunan hancur tak tersisa. Bencana ini juga
banyak memakan korban jiwa, kurang lebih 250 ribu jiwa meninggal dunia pada saat itu.

Tsunami diawali dengan adanya gempa yang berkekuatan 9,2 skala Richer (SR),
membuat semua warga panik dan berhamburan keluar rumah. Sangat sult untuk berdiri, karena
goncangan yang begitu dahsyat. Orang orang berzikir, mengumandangkan azan dan
memanjatkan doa seiring dengan goncangan yang terus berlangsung dan bangunan-bangunan
mulai roboh satu per satu.

Selepas dari goncangan dahsyat gempa sekitar 25 menit lamanya, terdengar beberapa
ledakan yang diperkirakan dari dasar laut, sinyal selular semua mati, kecuali via radio satelit.
Gelombang pun datang meratakan seluruh Kota Aceh dan isinya, gelombang yang tingginya
belasan meter itu menghantam semua yang ada didepannya. Anak-anak kehilangan orang
tuanya, orang tua kehilangan anak-anaknya, orang-orang kehilangan tempat tinggalnya, semua
harta benda hancur tak tersisa. Tangisan duka membanjiri Kota Banda Aceh saat itu. Hanya
Doa yang tak terlepas dari bibir semua orang. Semua mengagungkan Rabb-nya, Memohon
pertolongan atas musibah ini.

Dunia berduka pada tahun itu atas terjadinya musibah tsunami tersebut. Bantuan datang
dari berbagai belahan dunia, mereka datang untuk sedikit membantu penderitaan yang dialami
rakyat Aceh saat itu. Makanan, pakaian, obat-obatan, serta bantuan juga berupa pelatihan untuk
pemulihan trauma yang dialami rakyat Aceh, khususnya anak-anak. Juga membangun posko-
posko sebagai tempat para korban berteduh.

Pada saat itu, rakyat Aceh masih banyak yang belum memahami apa itu tsunami, dan
ciri-ciri akan datangnya gelombang besar. Sehingga ketika bencana tersebut terjadi banyak
memakan korban jiwa, karena tidak mengerti cara menyelamatkan diri. Peristiwa itu
merupakan peristiwa terbesar dan terdahsyat yang menghantam Aceh dalam kurun waktu 40
tahun terakhir.

Peristiwa tsunami tersebut patut menjadi bahan renungan untuk kita semua menjadi
manusia yang lebih baik lagi, manusia yang senantiasa terus belajar dari kesalahan untuk
menjadi manusia yang lebih baik lagi, manusia yang bertaqwa dalam menjalankan perintah
Allah, rakyat Aceh juga harus menjadi tauladan dalam menjalankan nilai-nilai keislaman,
Nikmat Islam yang Allah berikan mestilah selalu kita syukuri, karena hidup ini singkat.

Teruslah berusaha menjadi Aceh yang semakin baik dan lebih baik lagi dimasa yang
akan datang, membentuk generasi-generasi Islam yang senantiasa beribadah kepada Allah agar
terhindar dari bencana-bencana seperti tsunami yang pernah ada.

You might also like