You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Diare merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara

berkembang termasuk di Indonesia. Hal ini disebabkan karena mordibitas dan mortalitasnya

yang masih tinggi. Laporan Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa penyakit Diare

merupakan penyebab kematian nomor satu pada bayi (31,4%) dan pada balita (25,2%),

sedangkan pada golongan semua umur merupakan penyebab kematian yang ke empat

(13,2%).

Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia tahun 2010, diare akut karena infeksi

dilaporkan sebagai penyakit yang paling sering menyebabkan rawat inap di rumah sakit

dengan case fatality rate sebesar 1,79%. Sedangkan hasil survei morbiditas diare menunjukan

penurunan yang signifikan dari jumlah penderita pada KLB diare tahun 2011 yaitu 3.003

kasus menjadi 1.585 kasus pada tahun 2012. KLB diare terjadi di 15 provinsi dengan

penderita terbanyak terjadi di Sumatera Selatan, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara

masing-masing sebanyak 292, 274 dan 241 penderita. (Kemenkes RI, 2013)

Diare merupakan penyakit menular yang dapat ditularkan melalui tangan yang tidak

bersih. Badan Kesehatan PBB World Health Organization (WHO, 2011) menjelaskan bahwa

kedua tangan adalah salah satu jalur utama masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh. Maka

kebiasaan cuci tangan pakai sabun sebaiknya dibiasakan sejak usia sekolah terlebih dari data

yang didukung oleh Riset Kesehatan Dasar RI menyebutkan bahwa setiap tahun 100.000

anak Indonesia meninggal akibat diare.


Perilaku cuci tangan terlebih cuci tangan pakai sabun masih merupakan sasaran penting

dalam promosi kesehatan. Dengan melakukan cuci tangan pakai sabun dengan benar sangat

efektif dalam menurunkan angka kejadian diare hingga 45%. Sedangkan dalam kehidupan

sehari-hari, masih banyak yang mencuci tangan hanya dengan air sebelum makan, cuci

tangan dengan sabun justru dilakukan setelah makan. Oleh karena itu kebersihan tangan

dengan mencuci tangan perlu mendapat prioritas yang tinggi, walaupun hal tersebut sering

disepelekan.

Masalah kesehatan khususnya pada anak usia sekolah sering timbul dikarenakan

kurangnya pengetahuan serta kesadaran akan pentingnya kesehatan terutama kebiasaan

mencuci tangan. Masalah ini justru kurang diperhatikan baik oleh orang tua, sekolah atau

para klinisi serta professional kesehatan lainnya. Kesadaran untuk cuci tangan pakai sabun

masih sangat rendah, tercatat rata-rata 12% masyarakat yang melakukan cuci tangan pakai

sabun, ini membuktikan bahwa anak-anak masih belum memiliki dorongan penuh dari orang

tua dan pemahaman tentang perilaku cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar

menggunakan air bersih yang mengalir.

Kebiasaan cuci tangan perlu dibiasakan sejak masih kecil. Anak-anak merupakan agen

perubahan untuk memberikan edukasi yang baik untuk dirinya sendiri dan lingkungan. Anak-

anak juga cukup efektif dalam memberikan contoh terhadap orang yang lebih tua khususnya

mencuci tangan yang selama ini dianggap tidak penting. Anak usia sekolah merupakan

kelompok usia yang kritis karena pada usia tersebut rentan terhadap masalah kesehatan.

Maka dari itu, penulis memilih responden siswa kelas 4 – 6 SD agar diharapkan pencegahan

melalui cuci tangan pakai sabun yang benar dapat meminimalisir angka kejadian penularan

penyakit khususnya di usia anak sekolah yang masih cukup tinggi.


II. Rumusan Masalah

Bagaimana Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Angka Kejadian Diare

Pada Anak Usia Sekolah Dasar

III. Tujuan Penelitian

Tujuan umum :
Mengetahui hubungan kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan Diare pada Anak

Sekolah Dasar di SDN 03 Matraman

Tujuan Khusus :

a. Mengidentifikasi faktor-faktor cuci tangan pakai sabun anak usia sekolah di SDN 03

Matraman

b. Mengidentifikasi perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) pada anak usia sekolah di SDN

03 Matraman

c. Mengidentifikasi kejadian diare pada anak usia sekolah di SDN 03 Matraman

d. Menganalisis hubungan antara perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan kejadian

diare anak usia sekolah di SDN Matraman

e. Mengidentifikasi gambaran pengetahuan cuci tangan pakai sabun (CTPS) pada anak usia

sekolah di SDN 03 Matraman

IV. Manfaat Penelitian:

1. Profesi Kedokteran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan materi penyuluhan

tentang hubungan kebiasaan CTPS dengan diare pada anak sekolah

2. Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya anak sekolah dalam hal perilaku

cuci tangan pakai sabun (CTPS)

3. Institusi

a. Bahan dalam penerapan ilmu metode penelitian, khususnya mengenai pengetahuan

tentang hubungan kebiasaan cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan diare pada anak

sekolah

b. Manfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan bahan

perbandingan untuk penelitian selanjutnya

You might also like