You are on page 1of 5

UJI EFEKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN SRIKAYA

(Annona squamosa. L) TERHADAP UDEMA KAKI TIKUS PUTIH JANTAN


GALUR WISTAR

Bahan dan Alat


Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sonde tikus,spuit injeksi (1,0 ml dan
5,0 ml),mortir stamper,neraca (ohaus,digital,analitik),plestimometer,anak timbang
gram maupun miligram, stopwatch, alat gelas, dan penangas air.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi daun srikaya (Annona
squamosa. L), larutan putih telur 5%, etanol 96%, tablet Na Diklofenak 50 mg, CMC
Na, aqua destilata, aqua proinjeksi. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian
adalah tikus putih jantan galur Wistar.

Uji efektivitas antiinflamasi ekstrak daun Srikaya(Annonas quamosa.L)


Penelitian ini menggunakan 20 ekor tikus.Tikus tersebut dipuasakan selama18 jam
sebelum pengujian disertai dengan pemberian air minum. Pada hari pengujian, tikus
ditimbang dan ditandai pada bagian mata kaki kanannya.Tiap tikus dari masing-
masing kelompok diukur volume normal (Vn) kaki kanan belakangnya dengan
dicelupkan ke dalam cairan raksa pada alat plestimometer. Selanjutnya hewan uji
pada masing-masing kelompok uji diberi perlakuan secara peroral dengan ketentuan
yang dicantumkan pada Tabel1. Setelah 30menit, perubahan volume cairan dicatat
sebagai volume telapak kaki tikus (Vt). Pengukuran dilakukan setiap 30 menit
selama 180 menit
PEMBAGIAN KELOMPOK HEWAN UJI
HASIL PERCOBAAN
Kelompok DAI (%)
Kelompok II 52,34
Kelompok III 55,56
Kelompok IV 83,74

Keterangan :
Kelompok II kontrol positif Na Diklofenak dosis 6,3 mg/kgBB tikus
Kelompok III ekstrak etanol daun srikaya 100 mg/kgBB tikus
Kelompok IV ekstrak etanol daun srikaya 200 mg/kgBB tikus

Daya antiinflamasi (DAI) merupakan suatu usaha yang menggambarkan


penghambatan gejala peradangan.Parameter tersebut juga digunakan dalam
pengujian aktivitasanti inflamasi ekstrak etanol daun Srikaya (Annona
squamosa.L).DAI dapat diwujudkan dalam suatu presentase.Persentase dayaanti
inflamasi menunjukkan presentase kemampuan suatu senyawa dalam memberikan
aktivitas antiinflamasi.
Dari data pada tabel diatas menunjukkan bahwa persen daya antiinflamasi
(%DAI) kelompok ekstrak etanol daun Srikaya(Annona squamosa.L) dosis 100mg/kg
bb memiliki nilai yang lebih tinggi (55,56%) dibandingkan dengan kelompok kontrol
positif (52,34%),meskipun kedua kelompok tidak menunjukan perbedaan yang
bermakna secara statistik.Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas antiinflamasi
kelompok ekstrak etanol daun Srikaya( Annona squamosa. L) dosis100mg/kg bb
sebanding dengan kelompok kontrol positif. Ekstrak etanol daun Srikaya (Annonas
quamosa. L) dosis 200mg/kg bb (83,74%) memiliki persentase daya antiinflamasi
yang lebih tinggi dibanding kandengan kelompok kontrol positif dan secara statistik
memiliki perbedaan yang bermakna.

NAMA KELOMPOK KARAKTERISTIK


Kelompok I (kontrol negatif) Hewan uji tidak diberi suspensi CMC Na
0,5%
Kelompok II (kontrol positif) Hewan uji diberi larutan natrium
diklofenak dengan dosis 6,3 mg/KgBB
dan diinjeksikan dengan larutan putih
telur 5% sebanyak 0,5 ml
Kelompok III (uji 1) Hewan uji diberi suspensi ekstrak etanol
daun srikaya (Annona squamosa. L)
dosis 100 mg/KgBB dan diinjeksi
dengan larutan putih telur 5% sebanyak
0,5 ml
Kelompok IV (uji 2) Hewan uji diberi suspensi ekstrak etanol
daun srikaya (Annona squamosa. L)
dosis 200 mg/KgBB dan diinjeksi
dengan larutan putih telur 5% sebanyak
0,5 ml
Ekstrak etanol daun Srikaya ( Annona squamosa.L) mengandung flavonoid
yang diduga berkhasiat sebagai antiinflamasi.Flavonoid merupakan salah satu
senyawa golongan fenol alam yang terbesar.
Mekanisme antiinflamasi yang dihasilkan oleh flavonoid dapat terjadi melalui
beberapa jalur salah satunya adalah dengan adanya penghambatan aktivitas enzim
COX dan lipooksigenase secara langsung yang menyebabkan penghambatan
biosintesis prostaglandin dan leukotrien yang merupakan produk akhir dari jalur COX
dan lipooksigenase.Hal tersebut menyebabkan penghambatan akumulasi leukosit
dan degranulasi netrofil sehingga secara langsung mengurangi pelepasan asam
arakidonat oleh netrofil, serta menghambat pelepasan histamin.
KESIMPULAN
Ekstrak etanol daun Srikaya (Annona squamosa.L) memiliki daya
antiinflamasi pada tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi oleh larutan putih
telur 5%.Dosis 200mg/kg bb tikus merupakan dosis efektif yang memiliki daya
antiinflamasi sebesar 83,74%.
In Vivo Animal Models in Preclinical Evaluation of
AntiInflammatory Activity- A Review

METODE UJI EFEK ANTIINFLAMASI PADA BEBERAPA HEWAN


• UV-eritema pada babi guinea
• Permeabilitas pembuluh darah
• Edema telinga yang diinduksi Oxazolone pada tikus
• Edema telinga minyak puring pada tikus
• Edema paha pada tikus (berbagai modifikasi dan berbagai iritasi)
• Tes pleuritis
• Teknik kantong granuloma (beragam modifikasi dan berbagai iritasi)

Edema paha pada tikus (berbagai modifikasi dan berbagai iritasi


Edema Paw pada tikus: Kemampuan antiinflamasi obat untuk menghambat
edema yang dihasilkan di kaki belakang tikus setelah suntikan a agen phlogistic.
Banyak agen phlogistic (iritasi) telah digunakan seperti : ragi bir, formaldehida,
dekstran, albumin telur, kaolin, Aerosil, polisakarida tersulfat seperti karagenan atau
naphthoylheparamine. Volume dari kaki yang disuntik diukur sebelum dan sesudah
aplikasi iritasi dan volume telapak kaki hewan yang dirawat dibandingkan dengan
kontrol.
[Plethysmograph]. Kaki tikus yang diinduksi karagenan edema dikaitkan dengan tiga fase
berbeda. Fase pertama diperantarai dini oleh sel mast degranulasi dan histamin dan
pelepasan serotonin (1 h). Fase kedua (60 hingga 150 menit) ditandai dengan pelepasan
bradikinin dan nyeri, Fase ketiga ditandai produksi eicosanoid lebih lanjut pada fase akhir (3-
4 h). Jadi disini efek antiinflamasi dari tes senyawa adalah karena penghambatan yang
mediator juga bisa diketahui.

Prosedur: Tikus Sprague-Dawley jantan atau betina dengan berat badan antara 100 dan 150
g. Hewan dibuat kelaparan semalam. Untuk memastikan hidrasi seragam, tikus menerima 5
ml air oleh tabung perut (kontrol) atau obat uji terlarut atau ditangguhkan di tempat yang
sama volume. Tiga puluh menit kemudian, tikus-tikus itu ditantang oleh suntikan subkutan
0,05 ml dari 1% larutan karagenin ke sisi plantar dari hindpaw kiri.Cakar ditandai dengan
tinta pada tingkat maleleus lateral dan tenggelam dalam merkuri hingga tanda ini. Volume
telapak kaki diukur secara pletismografi segera setelah injeksi lagi 3 dan 6 jam, dan akhirnya
24 jam setelah tantangan. Berbagai perangkat telah dikembangkan untuk pletismografi
cakar, seperti merkuri untuk pencelupan kaki, lebih canggih aparatus berdasarkan prinsip
mengubah volume ditingkatkan dengan pencelupan kaki menjadi tegangan proporsional
menggunakan tekanan transduser, metode pengukuran mouse yang sensitif paw volume
dengan berinteraksi dengan Mettler Delta Range keseimbangan to loading dengan mikro
komputer, plethysmometer yang tersedia secara komersial.

Evaluasi: Peningkatan volume kaki setelah 3 atau 6 jam dihitung sebagai persentase
dibandingkan dengan volume diukur segera setelah injeksi mengiritasi setiap hewan. Hewan
yang diperlakukan secara efektif menunjukkan lebih sedikit edema. Perbedaan rata-rata
nilai-nilai antara hewan yang diperlakukan dan kelompok kontrol dihitung untuk setiap
interval waktu dan secara statistik dievaluasi. Perbedaannya di berbagai waktu interval
memberikan beberapa petunjuk selama durasi efek anti-inflamasi.

You might also like