You are on page 1of 3

A.

Definisi Kartografi
Kartografi berasal dari bahasa Yunani karto atau carto yang berarti permukaan dan
graft yang berarti gambaran atau bentuk, sehingga kartografi merupakan gambaran
permukaan bumi. Pengertian lain dari kartografi ialah ilmu tentang pembuatan peta.
Arti istilah kartografi telah berubah secara fundamental sejak tahun 1960. Pada awalnya
kartografi hanya didefinisikan sebagai ilmu pembuatan peta, namun saat ini batasan
pengertian kartografi mencakup penyampaian informasi geospasial dalam bentuk peta
(Menho-Jan Kraak dan Ferjan Ormeling, 2007:37). Perkembangan teknologi komputer
yang terjadi dari waktu ke waktu menjadi penyebab utama perubahan cakupan dari
kartografi. Saat ini kartografi tidak hanya sebatas pembuatan peta saja tetapi juga
penggunaan dan analisa peta. Tujuan dari kartografi ialah mengumpulkan dan
menganalisis data dari pengukuran berbagai unsur permukaan bumi serta
menyatakannya secara grafis dengan skala tertentu agar unsur-unsur tersebut terlihat
jelas dan mudah dipahami.

Di tingkat internasional, dikenal definisi atau pengertian mengenai Kartografi


dari International Cartographic Association (ICA) :
Cartographic is the art, science and technology of making together with their study as
scientific documents and work of art. (Kartografi adalah seni, ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam pembuatan peta bersamaan dengan studi pembelajarannya sebagai
dokumen ilmiah dan seni.)

Ada beberapa pendapat yang mendefinisikan kartografi sebagai penyampaian informasi


geospasial dalam bentuk peta.
 Taylor (1991) mendefinisikan kartografi sebagai “organisasi, presentasi,
komunikasi dan penggunaan geo-informasi dalam bentuk grafis, digital atau
format nyata; hal ini meliputi semua langkah-langkah dari persiapan data
sampai penggunaan akhir melalui produk peta dan hasil-hasil yang berkaitan
dengan informasi spasial”.
 Menno-Jan Kraak dan Ferjan Ormeling (2003) mendefinisikan kartografi
sebagai “pembuatan data spasial yang dapat diakses, menekankan
visualisasinya, dan memungkinkan berinteraksi dengannya, yang berhubungan
dengan masalah-masalah geospasial”.
B. Komunikasi Kartografi
Informasi permukaan bumi dapat disajikan secara visual dalam bentuk peta dengan cara
menggunakan aturan grafis. Peta merupakan suatu informasi geospasial dalam bentuk
data dan informasi geospasial yang menyajikan visualisasi suatu keadaan dan lokasi di
muka bumi pada suatu bidang datar. Peta bertujuan untuk mengkomunikasikan
informasi geospasial di muka bumi secara efektif, informatif, dan komunikatif kepada
pengguna peta.

Untuk dapat digunakan oleh pengguna peta dan juga agar terjadi komunikasi antara
pembuat peta dan pengguna peta, maka diperlukan suatu proses komunikasi kartografi.
Seorang pembuat peta harus mempelajari informasi geospasial muka bumi yang akan
disampaikan.

Pembuat peta (map maker atau juga disebut sebagai kartografer) di dalam mendisain
dan memproduksi suatu peta selalu berinteraksi dengan pengguna peta (map user), dan
juga dengan data geospasial yang berkaitan dengan kebumian. Pembuat peta akan
mengolah data hasil survey pengukuran di lapangan menjadi data dan informasi
geospasial muka bumi yang akan disajikan pada peta. Penyajian suatu peta diusahakan
untuk dapat memecahkan permasalahan yang terjadi pada komunikasi; diharapkan
dengan adanya peta, pengguna peta akan lebih mudah berkomunikasi dibandingkan
dengan bahasa lisan.

C. Data Geospasial
Data yang diolah pada SIG ada 2 macam yaitu data geospasial (data spasial dan data
non-spasial). Data spasial adalah data yang berhubungan dengan kondisi geografi
misalnya sungai, wilayah administrasi, gedung, jalan raya dan sebagainya. Data spasial
didapatkan dari peta, foto udara, citra satelit, data statistik dan lain-lain. Data non-
spasial ini akan menerangkan data spasial atau sebagai dasar untuk menggambarkan
data spasial. Dari data non-spasial ini nantinya dapat dibentuk data spasial.
Misalnya jika ingin menggambarkan peta penyebaran penduduk maka diperlukan data
jumlah penduduk dari masing-masing daerah (data non-spasial), dari data tersebut
nantinya kita dapat menggambarkan pola penyeberan penduduk untuk masing – masing
daerah (data spasial).

Referensi:
 Fernando, Erick (2012), Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Tempat
Kesehatan di Kota Jambi [pdf], diakses pada 21 September 2018 pukul 08.06,
<researchgate.net>
 Lovianisa, Lia & Rahardjo, Noorhadi (2017), Visualisasi Data Titik, Garis, dan
Luasan Bentuk Peta dengan Simbol Tipografi [pdf], diakses pada 21 September
2018 pukul 08.12, <lib.geo.ugm.ac.id>

You might also like