You are on page 1of 8

Generalisasi

A. Konsep dan Latar Belakang

Generalisasi adalah proses mereduksi sejumlah detail informasi pada


sebuah peta dengan cara pengecilan skala (mereduksi skala). Menurut saya
sendiri, generalisasi adalah suatu cara atau proses penyederhanaan dalam
penyajian unsur-unsur pada peta. Generalisasi bisa disebut sebagai
penyederhanaan peta. Hal tersebut dikarenakan adanya pengecilan nilai skala,
dari skala besar ke skala kecil dengan mempertahankan informasi yang
disampaikan pada peta tersebut. Akibat dari generalisasi ini dapat berupa
hilangnya beberapa bentuk dan jenis detail informasi pada peta tersebut.
Misalnya, jalan dengan panjang 100 meter jika digambarkan pada peta dengan
skala 1:5.000, panjang jalan tersebut adalah 2 cm. Namun, apabila
menggunakan skala yang lebih kecil, misalnya 1:100.000 maka panjang jalan
tersebut akan “tereduksi” menjadi 0.1 cm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
semakin kecil skala sebuah peta maka semakin besar tingkat generalisasinya.
Lebih jelasnya dapat diilustrasikan pada
gambar berikut.

Peta dengan skala 1:20.000


memiliki detail informasi yang lebih
jelas dibandingkan dengan skala
1:40.000 (lebih kecil) memiliki detail
informasi yang sudah tereduksi.

Sumber gambar: hadwi.blogspot.com

Generalisasi muncul karena kepadatan isi peta dan terbatasnya kemampuan


mata untuk membaca isi peta. Simbol dan unsur pada sebuah peta sangatlah
banyak ditambah lagi dengan beragam bentuk dan warna simbol pada peta,
sehingga pengguna akan kesulitan dalam menggunakan peta tersebut. Oleh karena
itu, sebuah kartografer terkadang melakukan generalisasi saat memproduksi
sebuah peta agar tujuan dari peta tersebut tersampaikan secara maksimal dan jelas.
B. Generalisasi Kartografi
Secara umum, ada dua jenis generalisasi kartografi diantaranya
generalisasi grafis atau geometris dan generalisasi konseptual. Perbedaan
antara keduanya adalah metode yang terlibat dalam proses generalisasi.
1) Generalisasi grafis
adalah proses generalisasi yang berupa perubahan bentuk
atau simbol. Simbol titik tetap titik, garis putus tetap garis putus,
simbol areal tetap simbol areal. Generalisasi grafis dicirikan
dengan penyederhanaan, perbesaran, pemindahan, penggabungan
dan pemilihan.
Penyederhanaan dilakukan dengan menghilangkan sebagian
bentuk dari sebuah simbol pada peta. Sebagai contoh, pada sungai
yang berkelok-kelok, generalisasi dilakukan dengan
menghilangkan sebagian bentuk sungai sehingga menjadi bentuk
yang lebih sederhana.
Perbesaran dilakukan saat objek penting pada peta memiliki
ukuran yang sangat kecil akibat pengecilan skala. Misalnya, jalan
arteri akan berukuran sangat kecil apabila skala peta direduksi
sehingga perbesaran simbol jalan diperlukan agar bisa dibaca dan
dilihat oleh mata.
Pemindahan merupakan hasil dari prosedur generalisasi
lainnya. Pemindahan merupakan tahap kegiatan kritis apakah
setelah perubahan skala, peta yang dihasilkan sudah sesuai.
Sebagai contoh, simbol sebuah rumah terletak pada simbol garis
(jalan) yang salah. Proses generalisasi pemindahan perlu dilakukan,
akibat dari perbesaran simbol jalan.
Penggabungan dilakukan dengan menggabungkan beberapa
simbol identik (memiliki arti yang sama) menjadi satu simbol.
Misalnya, simbol beberapa rumah di sebuah areal pemukiman
dapat digabungkan menjadi satu simbol rumah saja.
Pemilihan (seleksi) adalah proses pemilihan simbol yang
akan dihilangkan tetapi tidak mengganggu persebaran unsur-unsur
peta secara menyeluruh. Contohnya, simbol jalan arteri dan jalan
utama. Simbol jalan arteri dihilangkan pada peta karena apabila
tetap digambarkan akan membuat peta menjadi sulit dibaca.

2) Generalisasi konseptual
Adalah generalisasi yang terkait dengan seleksi dan
penggabungan, tetapi terdapat generalisasi tambahan berupa
penonjolan dan simbolisasi. Generalisasi konseptual berupa
penyederhanaan objek yang dipetakan sesuai dengan tujuan
pemetaan dan adanya kemungkinan untuk terjadinya perubahan
simbol peta. Generalisasi konseptual dapat berupa penggabungan,
pemilihan, simbolisasi, dan pembesaran (eksagerasi).
Simbolisasi menunjukkan hubungan antara simbol dengan
ruang pada peta. Misalnya, pada peta terdapat beberapa simbol
sumber minyak bumi kemudian generalisasi dapat dilakukan
dengan mengubah beberapa simbol tersebut menjadi sebuah simbol
areal pertambangan minyak bumi.
Eksagerasi adalah pembesaran objek/informasi peta pada
beberapa bagian peta yang dianggap penting atau yang harus
ditonjolkan. Misalnya, jalan dengan panjang 2 meter pada peta
1:10.000 digambarkan dengan garis 0.2 mm. Namun apabila
digambarkan pada peta 1:20.000 digambarkan dengan garis 0.1
mm. Walaupun dapat dicetak, tetapi garis tersebut tidak akan
terbaca. Oleh karena itu, eksagarasi perlu dilakukan.

I. Pengertian Peta dan Jenis-jenis Peta


Erwin Raiz (1948) mengemukakan bahwa peta adalah gambaran
konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil sebagai
kenampakannya jika dilihat dari atas dengan ditambah tulisan-tulisan
sebagai tanda pengenal.
Berdasarkan isi dan tujuannya, peta dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) Peta umum adalah peta yang bersifat umum dan berisi
informasi yang bersifat dasar/umum. Contohnya, Peta wilayah
administrasi DKI Jakarta.
b) Peta tematik/khusus adalah peta bersifat khusus, berisi
informasi satu atau lebih tema dengan maksud dan tujuan
tertentu. Misalnya, Peta rawan bencana, peta persebaran
penduduk dan peta areal pertambangan.

II. Pengertian dan Jenis-jenis Skala

Skala adalah angka yang menunjukkan perbandingan suatu garis/jarak pada peta
dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi.

Pada sebuah peta biasanya menggunakan beberapa jenis skala diantaranya:

a) Skala Numerik bisa juga disebut dengan skala pecahan adalah skala yang
menunjukkan perbandingan panjang garis pada peta dengan jarak
sebenarnya di permukaan bumi dalam bentuk pecahan. Misalnya 1:25.000
1
atau skala . Artinya, satu satuan di peta sama dengan 25.000 satuan
25.000

suatu objek di permukaan bumi. Untuk skala tersebut berarti 1 cm pada


peta mewakili 25.000 cm (250 meter).
b) Skala inch to mile adalah skala yang menunjukkan bahwa satu inch pada
peta mewakili sekian miles pada jarak yang sebenarnya di permukaan
bumi. Misalnya, 1 inch mewakili 5 miles.
c) Skala grafis atau skala batang adalah skala yang menunjukkan jarak
sebenarnya permukaan bumi yang dinyatakan dengan garis lurus.
Contohnya:

Sumber gambar: manajemensekolah.web.id

III. Perubahan Jenis Skala


Perlu diketahui bahwa suatu jenis skala dapat diubah menjadi jenis skala
lainnya. Misalkan kita ingin mengubah jenis skala numerik menjadi skala
inch to mile. Skala numeriknya adalah 1:250.000, artinya 1 cm pada peta
mewakili 250.000 cm pada jarak sebenarnya di permukaan bumi.
Diketahui bahwa 1 mil = 63.360 inci dan 1 inci = 2.5 cm. Sehingga
1:250.000 sama dengan 1 inci mewakili 3.95 mil.

IV. Merubah besar Skala Peta


Dalam keperluan tertentu kita dapat mengubah besar suatu skala peta, baik
diperkecil atau diperbesar dari skala sebenarnya. Sedangkan untuk
memproyeksikan suatu objek menjadi sebuah peta dapat dilakukan dengan
beberapa metode yaitu metode kerucut, tabung dan azimuth.

V. Sistem Koordinat Bumi


Salah satu prinsip yang
fundamental dari
kartografi itu sendiri adalah system koordinat bumi. Kita ketahui bahwa
system koordinat bumi diwaikili oleh garis bujur dan garis lintang.
Menurut KBBI yang dimaksud meridian adalah garis khayal
permukaan bumi yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan,
biasa disebut dengan garis bujur. Sedangkan garis paralel atau garis lintang
adalah garis khayal permukaan bumi yang sejajar dengan khatulistiwa,
untuk menentukan keadaan iklim dan letak geografis suatu tempat.

Pararel (Lintang)

Ada 90° pararel yang merupakan lingkaran – lingkaran yang


sejajar dengan khatulistiwa yang terletak antara equator dan kutub. Jarak
antar pararel sama, namun bila diamati secara mendalam, maka jarak
tersebut tidak mutlak sama. Istilah 1° pararel adalah pembagian derajat
sepanjang meridian, atau jarak antara pararel yang satu dengan yang lain,
apabila lingkaran meridian dibagi atas 360 bagian yang sama. Untuk
menentukan pararel suatu tempat dilakukan dengan pengukuran tinggi
bintang di kutub atau dengan tingginya matahari di atas horizon.

Meridian (Bujur)

Pasangan koordinat lain terdiri dari lingkaran – lingkaran besar


sebanyak 180 buah yang membagi khatulistiwa dan lingkaran pararel
menjadi 360 meridian. 1° meridian merupakan jarak antara meridian yang
satu dengan meridian yang lain sepanjang lingkaran pararel apabila
lingkaran tersebut dibagi menjadi 360 bagian yang sama.
Dalam kartografi lingkaran pararel dan equator dianggap sebagai
lingkaran sempurna, sehingga panjang 1° meridian di khatulistiwa sama
dengan 69,17 mil, sedangkan di kutub sama dengan nol.
Di semua Negara meridian sama nilanya, sehingga masing –
masing Negara dapat menentukan meridiannya masing-masing. Namun
dalam perkembangan sejarah penentuan nol meridian mengalami ketidak
samaan, oleh karena itu masing – masing Negara menentukan nol
meridiannya adalah meridian yang melalui ibukota Negara masing –
masing.

Besarnya Bujur (Longitude)


Besarnya bujur suatu tempat (titik) adalah busur yang diukur
(dalam derajat) pada suatu paralel antara meridian tempat tersebut dengan
meridian utama (Meridian Greenwich). Meridian Greenwich mempunyai
harga bujur 0° (nol derajat). Bujur pada suatu titik tertentu pada bola bumi
diukur ke timur atau ke barat dari Meridian Greenwich. Harga bujur
berkisar dari 0° sampai 180° ke timur atau ke barat.
Bila suatu titik hanya diketahui besarnya bujur saja, maka kita
belum dapat mengetahui lokasinya secara teliti, karena dengan bujur yang
sama dapat terletak pada meridian yang berbeda.
Panjang bujur dalam setiap 1° dalam miles atau kilometer tidak
tetap, tergantung letak pararel. Panjang bujur yang paling besar berada di
khatulistiwa karena merupakan lingkaran besar. Panjang 1° bujur di
ekuator = 111,322 km, makin ke arah kutub panjang bujur menjadi
bertambah kecil hingga mendekati nilai 0 (nol) km di kutub.

Besarnya Lintang (Latitude)

Besarnya lintang suatu tempat didefinisikan sebagai busur yang


diukur (dalam derajat) pada suatu meridian antara tempat tersebut dengan
khatulistiwa. Besarnya lintang mempunyai nilai dari 0° (equator) sampai
90° di kutub utara dan kutub selatan. Bila suatu tempat (titik) telah
diketahui besar bujur dan lintangnya, maka dikatakan bahwa tempat
tersebut telah diketahui koordinatnya secara geografis.

Referensi:

 IG. Indradi, I. & Subroto, T. (2014), Kartografi [pdf], diakeses pada 20


September 2018 pukul 21.05, <www.stpn.ac.id>
 Dwi, Rakhmat (2016), Laporan Praktikum Kartografi Dasar: Generalisasi
Peta [pdf], diakses pada 20 September 2018 pukul 22.18,
<aimos.ugm.ac.id>
 Handayani, Tuti, n.d, Konsep Skala dalam Kartografi [ppt], diakses pada
21 September 2018 pukul 00.18, <scele.ui.ac.id>
 Handayani, Tuti & Wibowo, Adi, n.d, Kartografi [ppt], diakses pada 21
September 2018 pukul 01.21, <scele.ui.ac.id>

You might also like