You are on page 1of 7

TUGAS KELOMPOK

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN

“PERAN PEREKAM MEDIS DALAM KEBERHASILAN


PEMBANGUNAN KSEHATAN”

KELOMPOK 6:
1. ANISATUL ‘AFIFAH

(16/401500/SV/12004)
2. DINDA NARULLITA P.I.

(16/401516/SV/12020)
3. NISA FAHMI ALIMA

(16/401552/SV/12056)

PROGRAM STUDI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
PERAN PEREKAM MEDIS DALAM KEBERHASILAN
PEMBANGUNAN KSEHATAN

Peran merupakan jabatan atau tugas yang melekat pada seorang. Perakam medis di sarana
pelayanan kesehatan mempunyai dua peran yaitu peran sebagai manajer dan peran sebagai staf.
Peran sebagai manajer berarti bahwa perekam medis harus mampu menjalankan fungsi-fungai
manajerial untuk mengembangkan unit rekam medis. Fungsi-fungsi manajerial tersebut meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Sebagai contohnya, tugas
manajemen di unit rekam medis yaitu manajemen sumber daya manusia, manajemen peralatan
dan fasilitas termasuk ergonomic ruangan, dan manajemen pengelolaan rekam medis menjadi
informasi kesehatan. Sedangkan peran yang kedua yaitu peran perekam medis sebagai staf di
sarana pelayanan kesehatan.
Dengan adanya paradigma baru, peran profesi rekam medis (dalam konteks tradisional)
berubah. Perubahan ini melahirkan konsep referensi global mengenai tujuh peran strategi baru
yang dirancang oleh American Health Information Management Association (AHIMA) dan
diharapkan mulai dapat terwujud tahun 2006 (vision 2006) serta sekaligus sebagai pendorong
kuat bagi kemajuan profesi MIK. Peran tenaga Perekam Medis dan Informasi Kesehatan tersebut
yaitu sebagai berikut :

Gambar 1. Pengembangan Peran MIK


1. Manajer Informasi Kesehatan (health information manager)
Sebagai manajer (kepala unit) MIK dari system yang terintegrasi, ia bertanggung jawab untuk
memberikan arahan tentang fungsi MIK bagi bagi seluruh cakupan di organisasinya. Ia dapat
menduduki posisi lini ataupun staf serta bekerja sama dengan pimpinan informasi puncak
maupun dengan para pengguna sistem informasi. Kesemuanya adalah demi kemajuan sistem,
metode, penunjang aplikasi, perbaikan kualitas data, kelancaran akses data, kerahasiaan,
sekuritas dan penggunaan data.
2. Spesialis data klinis (Clinical Data Specialist)
Dalam peran ini ia bertanggungjawab terhadap fungsi manajemen data dalam berbagai
aplikasi termasuk kode klinis, keluaran manajemen, penanganan registrasi khusus dan
database untuk keperluan riset.
3. Koordinator informasi pasien (Patient Information Coordinator)
KIP merupakan peran baru praktisi MIK. Sebagai KIP, tugasnya membantu konsumen
menangani informasi kesehatan pribadinya, termasuk riwayat kesehatan pribadi dan tentang
pelepasan informasi. KIP juga membantu konsumen dalam memahami berbagai pelayanan
yang ada di instansi pelayanan kesehatan dan menjelaskan cara mendapatkan akses ke sumber
informasi kesehatan (perpustakaan, sumber kesehatan dan lainnya).
4. Manajer kualitas data (data quality manager)
Bertanggung jawab untuk melaksanakan fungsi manajemen data serta aktifitas perbaikan
mutu secara berkesinambungan demi keutuhan integritas data organisasi; membantu kamus
data; mengembangkan kebijakan, juga memonitor kualitas data dan audit.
5. Manajer keamanan informasi (security manager)
Bertanggung jawab dalam mengatur sekuritas informasi secara elektronis; termasuk promosi
atau penyebarluasan persyaratan sekuritas, kebijakan dan sistem tentang melakukan /
mengeluarkan pendapat tentang sesuatu tanpa risiko dihukum (privilege system); dan
pelaksanaan audit kinerja.
6. Administrator sumber data (data resource administrator)
Bertugas menangani sumber data organisasi termasuk betanggung jawab atas tempat
penyimpanan data, bank data sebagai wujud rekam kesehatan masa depan. Ia juga melakukan
manajemen data dan menggunakan perangkat teknologi terbatas komputer, menangani
pelayanan sekarang atau kebutuhan mendatang secara lintas kontinum, melengkapi akses atas
informasi yang dibutuhkan serat menjamin integritas data jangka panjang dan cara
perolehannya.
7. Analis riset (research analyst)
Bertugas membantu pimpinan memperoleh informasi dalam mengambil keputusan dan
perkembangan strategi dengan menggunakan berbagai perangkat analisis data dan basis data
(database).

Sebagai kesimpulan AHIMA menjelaskan bahwa


"...Health information professionals collect integrate, and analyze primary and secondary
healthcare data; disseminate information and manage information resources related to
research, planning provision and evaluation of healthcare services...".
Menyadari akan pesatnya Perkembangan dunia maka dalam rangka peningkatan SDM MIK di
negara ini maka menjadi tugas kita semua untuk memacu pendidikan tenaga pengelola untuk
menjadi lebih berkualitas dalam mencapai kemajuan di masa mendatang.

Berikut adalah etika profesi manajemen informasi kesehatan :

MUKADIMAH

Bahwa memajukan kesejahteraan umum adalah salah satu tujuan nasional yang ingin
diwujudkan oleh Bangsa Indonesia. Kesehatan merupakan salah satu wujud dari
kesejahteraan nasional dan mempunyai andil yang besar dalam pembangunan sumber
daya manusia berkualitas yang dapat mendukung kelangsungan kehidupan bangsa dan
terwujudnya cita-cita nasional yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945. Rekam medis dan informasi kesehatan merupakan aspek penting untuk
mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu pengembangan sistem
dan penerapannya didukung oleh tenaga profesi yang berkualitas. Karena rekam medis
dan informasi kesehatan menyangkut kepentingan kerahasiaan pribadi pasien dan rahasia
jabatan, maka profesi rekam medis/kesehatan merasa perlu untuk meneruskan pedoman
sikap dan perilaku profesi, baik anggota Perhimpunan Profesional Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan Indonesia (PORMIKI) maupun pelaksana rekam medis dan
informasi kesehatan lainnya dalam mempertanggungjawabkan segala tindakan profesinya,
baik kepada profesi, pasien maupun masyarakat luas. Maka berdasarkan pemikiran di
atas, Kongres I PORMIKI menyepakati Kode Etik Profesi Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan sebagai berikut:

BAB I
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1
1. Di dalam melaksanakan tugas profesi, setiap pelaksana rekam medis dan informasi
kesehatan selalu bertindak demi kehormatan dan kemuliaan diri, profesi dan organisasi
PORMIKI.
2. Setiap pelaksana rekam medis dan informasi kesehatan selalu menjalankan tugas
berdasarkan ukuran profesi yang tertinggi.
3. Setiap pelaksana rekam medis dan informasi kesehatan lebih mengutamakan pelayanan
daripada pendapatan material dan selalu berusaha memberikan pelayanan yang sesuai
dengan kebutuhan pelayanan kesehatan yang bermutu.
4. Setiap pelaksana rekam medis dan informasi kesehatan selalu menyimpan dan menjaga
berkas rekam medis serta informasi yang terkandung di dalamnya sesuai ketentuan
prosedur manajemen, ketetapan pimpinan institusi dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
5. Setiap pelaksana rekam medis dan informasi kesehatan selalu menjunjung tinggi doktrin
kerahasiaan dan hak atas informasi pasien yang terkait dengan identitas individu atau
sosial.
6. Setiap pelaksana rekam medis dan informasi kesehatan selalu melaksanakan tugas yang
dipercayakan pimpinan kepadanya dengan penuh tanggungjawab, teliti dan akurat.
BAB II
Pasal 2
Perbuatan/tindakan yang bertentangan dengan kode etik :
1. Menerima ajakan kerjasama seseorang/organisasi untuk melaksanakan pekerjaan yang
menyimpang dari standar profesi yang berlaku.
2. Menyebarluaskan informasi yang terkandung dalam laporan rekam medis yang dapat
merusak citra profesi rekam medis/informasi kesehatan.
3. Menerima imbalan jasa dalam bentuk apapun

BAB III
Pasal 3
Peningkatan pengetahuan dan kemampuan profesional anggota baik secara individu maupun
organisasi dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan profesi melalui penerapan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan disiplin ilmu rekam medis dan informasi
kesehatan.

BAB IV
KEWAJIBAN PROFESI
Pasal 4
1. Setiap pelaksana rekam medis dan informasi kesehatan wajib mencegah terjadinya
penyimpangan Kode Etik Profesi.
2. Setiap pelaksana rekam medis dan informasi kesehatan wajib meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan.
3. Senantiasa berpartisipasi aktif dalam upaya mengembangkan dan memperkuat anggota
profesi untuk mewakili penampilan profesi secara baik di masyarakat.
4. Menyerahkan jabatan/kedudukan dalam suatu posisi dalam organisasi secara terhormat
kepada pejabat baru yang dipilih.

BAB V
KEWAJIBAN DALAM BERHUBUNGAN DENGAN ORGANISASI PROFESI DAN
INSTANSI LAIN

Pasal 5
1. Secara jujur memberikan informasi tentang identitas diri, kredensial profesi, pendidikan
dan pengalaman serta rangkapan minat dalam setiap pengadaan perjanjian kerja atau
pemberitahuan yang berkaitan.
2. Menjalin hubungan yang baik dengan organisasi pemerintah dan organisasi profesi
lainnya dalam rangka peningkatan mutu profesi rekam medis dan informasi kesehatan dan
mutu pelayanan kesehatan.

BAB VI
KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI

Pasal 6
1. Setiap pelaksana dan atau profesi rekam medis dan informasi kesehatan harus selalu
menjaga kesehatan dirinya agar dapat bekerja secara baik.
2. Setiap pelaksana dan atau profesi rekam medis dan informasi kesehatan harus selalu
mengikuti perkembangan rekam medis dan informasi kesehatan .

BAB VII
PENUTUP

Pasal 7
Setiap pelaksana dan profesi rekam medis dan informasi kesehatan wajib menghayati dan
mengamalkan Kode Etik Profesi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan demi pengabdiannya
yang tulus dalam pembangunan bangsa dan negara.

Sebuah Ilustrasi
Misalkan ada Janda KB, kemudian rekam medisnya difoto copy dan disebarluaskan kepada
tetangganya atau difoto dan disebarluaskan via group wa. Tentu hal tersebut menyalahi aturan
dan tidak sesuai dengan kode etik rekam medis. Bahwa rekam medis itu sifatnya RAHASIA
(Konfidensial) sesuai yang tertulis juga di depan map/cover rekam medis (RM).
Mengedepankan prasangka baik (khusnudzon), positive thinking tentu akan lebih baik dari pada
berprasangka yang buruk. Mungkin sudah menikah lagi hanya kitanya yang belum tahu, dan atau
kemungkinan lainnya yang positif. Maka kedepankanlah praduga tak bersalah/ berprasangka
baik.

Karakter Perekam Medis


Selain beberapa hal yang disebutkan diatas, perekam medis atau petugas pendaftaran hendaknya
juga memiliki karakter CIUM, yaitu: Cekatan, Inisiatip, Ulet dan Mengatasi masalah.

REFERENSI
Anonim. 2009. Fungsi dan Peran Perekam Medis di Sarana Pelayanan Kesehatan.
https://rekamkesehatan.wordpress.com/2009/02/21/fungsi-dan-peran-perekam-medis-di-
sarana-pelayanan-kesehatan/. Diakses pada 19 September 2018.
Indradi, Rano. 2014. Sejarah Perkembangan, Pengertian Dasar Rekam Medis, dan PORMIKI.
http://repository.ut.ac.id/4092/1/ASIP4315-M1.pdf. Diunduh pada 19 eptember 2018.
Nurul, Irsa. 2016. Peran dan Fungsi Tenaga Perekam Medis dan Informasi Kesehatan.
http://irsa22.blogspot.com/2016/03/peran-dan-fungsi-tenaga-perekam-medis.html. Diakses
pada 19 September 2018.
Pormiki. Etika Profesi Manajemen Informasi Kesehatan. https://pormiki.or.id/etika-profesi/.
Diakses pada 19 September 2018.
Rahmatullah, Fahmi. 2011. PORMIKI. http://fahmirahmatullah.blogspot.com/2011/08/. Diakses
pada 19 September 2018.

You might also like