Professional Documents
Culture Documents
Berdasarkan responnya terhadap perubahan kadar air biji tanaman digolongkan ke dalam tiga
kelompok:
Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi mutu benih selama penyimpanan : kualitas awal
dari banyak benih , lingkungan untuk konservasi ( dengan variasi pada suhu , kelembaban ,
ketersediaan oksigen , dan kemasan ) serta karakteristik yang melekat pada spesies , harus
diambil ke dalam akun . Jenis kemasan selama penyimpanan , mengasumsikan kepentingan
yang relevan pada kualitas benih , setelah kemasan memang membantu pada mengurangi
kecepatan kerusakan , dengan mempertahankan kadar air awal benih yang disimpan , dan
dengan mengurangi , atau tidak , laju respirasi mereka ( Tonin dan Perez , 2006 cit
Aparecida et al., 2013) . Aparecida Luciana; Maria Laene Moreira; Crislaine
Aparecida Gomes Pinto; Verônica Yumi Kataoka; Tanismare Tatiana. 2013.
Deterioration of sunflower seeds during storage. Journal of Seed Science 35(2):1-10
Ketepatan kadar air biji untuk proses perkecam-bahan akan berbeda dengan kadar air untuk
proses pembentukan lemak nabati. Kadar air untuk proses perkecambahan sangat berperan di
dalam men-dorong enzim hidrolitik untuk mempercepat mun-culnya hypocotyl, sedangkan
kadar air biji pada proses pembentukan lemak nabati akan menentu-kan tingkat fisiko-kimia
minyak nabati pada biji tersebut diantaranya tingkat viskositasnya dan rendemen yang
dihasilkan. (Aminah dan Dida, 2013. )Aam Aminah dan Dida Syamsuwida.2013.
PENENTUAN KARAKTERISTIK FISIOLOGIS BENIH KRANJI (Pongamia pinnata)
BERDASARKAN NILAI KADAR AIR. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman 10(1):1-6
Perkecambahan pada dasarnya adalah pertumbuhan embrio atau bibit tanaman, sebelum
berkecambah tanaman relatif kecil dan dorman. Perkecambahan ditandai dengan munculnya
radicle dan plumule. Biasanya radicle keluar dari kulit benih, terus ke bawah dan membentuk
sistem akar. Plumule muncul ke atas dan membentuk sistem tajuk. Pada tahap ini proses
respirasi mulai terjadi. Cadangan makanan yang tidak dapat dilarutkan diubah agar dapat
dilarutkan, hormon auxin terbentuk pada endosperm dan kotiledon. Hormon tersebut
dipindah ke jaringan meristem dan digunakan untuk pembentukan sel baru dan membebaskan
energi kinetik (Edmond et al., 1975). Edmond, J. B., T. L. Senn dan F. S. Andrews. 1957.
Fundamentals of Horticulture. Mc Grown – Hill Book Company. New York. 476 p