You are on page 1of 3

Benih tanaman adalah bakal biji yang dibuahi (struktural), yang digunakan untuk pertanaman

(fungsional), sebagai sarana untuk mencapai produksi maksimum (agronomis), sebagai


wahana teknologi maju yang mampu melestarikan identitas genetik dengan mencapai derajat
kemurnian genetik yang setinggi-tingginya (teknologi), dan sebagai produk artifisial yang
sangat spesifik dan efisien (sadjad,1993). Sadjad, s. 1993. Dari benih kepada benih.
Grameisa,jakarta..Dalam penyebaran benih, benih dapat langsung disebar di tempat tanam
permanen (direct seeding), atau mula-mula dalam wadah atau tempat dimana tanaman muda
dapat dipindahkan (transplanting), sekali atau dua kali sebelum penanaman permanen.
Penyemaian atau pembibitan, ditujukan untuk menanam bibit atau semai untuk memberikan
pengaturan lingkungan yang lebih cepat, selama tahap perkembangan yang gawat dan awal
pertumbuhan bibit (Haryadi, 1979). Haryadi, Sri setyati, MM, 1979. Pengantar Agronomi,
Gramedia. Jakarta. 197p
Benih yang bermutu adalah benih yang bersertifikat. Sertifikasi benih adalah suatu cara
pemberian sertifikat atas cara perbanyakan, produksi dan penyebaran benih yang sesuai
dengan peraturan yang ditetapkan oleh Departemen Pertanian Republik Indonesia. Suatu
varietas hanya dapat disertifikasi bila telah dianjurkan oleh tim penilai dan pelepas varietas
dari Badan Benih Nasional dan disetujui oleh Menteri Pertanian. Selanjutnya pelaksanaan
sertifikasi benih dilaksanakan oleh Dinas Pengawasan dan Sertifikasi Benih, dengan tugas
pokok yaitu sertifikasi benih, pembinaan, pengaturan dan peningkatan mutu perbenihan
tanaman pertanian. Tujuan sertifikasi benih adalah memelihara kemurnian mutu benih dari
varietas unggul serta menyediakan secara kontinyu kepada petani. (laila et al., 2012). Laila
Nor, Ana Zuraida, Achmad Jaelani.2012. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI
PADI (Oryza sativa L.) BENIH VARIETAS CIHERANG YANG BERSERTIFIKAT
DAN TIDAK BERSERTIFIKAT DI KECAMATAN LABUAN AMAS SELATAN
KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH. Media SainS 4(1): 72-81

Berdasarkan responnya terhadap perubahan kadar air biji tanaman digolongkan ke dalam tiga
kelompok:

1. Biji tipe Rekalsitran


Biji tipe ini memiliki ciri-ciri antara lain hanya mampu hidup dalam kadar air tinggi (36-90
%). Penurunan kadar air bada biji tipe ini akan berakibat penurunan viabilitas biji hingga
kematian, sehingga biji tipe ini tidak bisa disimpan dalam kadar air rendah. Contoh biji tipe
ini adalah: Durio zibethinus (durian), Theobroma cacao( kakao), Sorea acuminata ( meranti)
dan lain-lain.

2. Biji tipe Ortodoks


Biji kelompok ortodoks dicirikan oleh sifatnya yang bisa dikeringkan tanpa menglami
kerusakan. Viabilitas biji ortodoks tidak mengalami penurunan yang berarti dengan
penurunan kadar air hingga di bawah 20%, sehingga biji tipe ini bisa disimpan dalam kadar
air yang rendah. Contoh biji kelompok ini adalah: Glysine max (kedelai), Vitis vinifera
(anggur), Oryza sativa ( padi), Capsicum annum (cabe). Nah sulitnya penangan biji tipe
rekalsitran ini hingga kini masih belum diperoleh taknik yang tepat untuk bisa
mempertahankan viabilitas benih ini dalam jangka waktu yang lama.

3.Biji tipe Intermediet


Biji kelompok intermediet memiliki sifat peralihan dari kedua tipe di atas. Biji tipe
intermediet masih mampu bertahan hidup bila kadar airnya diturunkan hingga pada batas
tertentu di atas kadar air biji ortodok. Contohnyabiji kelompok ini adalah: Citrus limon (jeruk
lemon), Coffea arabica ( kopi arabika) (yonshu,2008)
http://masbangyon.wordpress.com/2008/10/23/sekelumit-tentang-biji-ortodok-dan-
rekalsitran/28-03-2014

Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi mutu benih selama penyimpanan : kualitas awal
dari banyak benih , lingkungan untuk konservasi ( dengan variasi pada suhu , kelembaban ,
ketersediaan oksigen , dan kemasan ) serta karakteristik yang melekat pada spesies , harus
diambil ke dalam akun . Jenis kemasan selama penyimpanan , mengasumsikan kepentingan
yang relevan pada kualitas benih , setelah kemasan memang membantu pada mengurangi
kecepatan kerusakan , dengan mempertahankan kadar air awal benih yang disimpan , dan
dengan mengurangi , atau tidak , laju respirasi mereka ( Tonin dan Perez , 2006 cit
Aparecida et al., 2013) . Aparecida Luciana; Maria Laene Moreira; Crislaine
Aparecida Gomes Pinto; Verônica Yumi Kataoka; Tanismare Tatiana. 2013.
Deterioration of sunflower seeds during storage. Journal of Seed Science 35(2):1-10
Ketepatan kadar air biji untuk proses perkecam-bahan akan berbeda dengan kadar air untuk
proses pembentukan lemak nabati. Kadar air untuk proses perkecambahan sangat berperan di
dalam men-dorong enzim hidrolitik untuk mempercepat mun-culnya hypocotyl, sedangkan
kadar air biji pada proses pembentukan lemak nabati akan menentu-kan tingkat fisiko-kimia
minyak nabati pada biji tersebut diantaranya tingkat viskositasnya dan rendemen yang
dihasilkan. (Aminah dan Dida, 2013. )Aam Aminah dan Dida Syamsuwida.2013.
PENENTUAN KARAKTERISTIK FISIOLOGIS BENIH KRANJI (Pongamia pinnata)
BERDASARKAN NILAI KADAR AIR. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman 10(1):1-6

Perkecambahan pada dasarnya adalah pertumbuhan embrio atau bibit tanaman, sebelum
berkecambah tanaman relatif kecil dan dorman. Perkecambahan ditandai dengan munculnya
radicle dan plumule. Biasanya radicle keluar dari kulit benih, terus ke bawah dan membentuk
sistem akar. Plumule muncul ke atas dan membentuk sistem tajuk. Pada tahap ini proses
respirasi mulai terjadi. Cadangan makanan yang tidak dapat dilarutkan diubah agar dapat
dilarutkan, hormon auxin terbentuk pada endosperm dan kotiledon. Hormon tersebut
dipindah ke jaringan meristem dan digunakan untuk pembentukan sel baru dan membebaskan
energi kinetik (Edmond et al., 1975). Edmond, J. B., T. L. Senn dan F. S. Andrews. 1957.
Fundamentals of Horticulture. Mc Grown – Hill Book Company. New York. 476 p

You might also like