You are on page 1of 7

TUGAS-01

CAESARIA AYU RAMADHANI


1506717323

Failure Analysis-02
Departemen Teknik Metalurgi dan Material
Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “kerusakan”! Sebutkan kondisi umum dari
kerusakan material!
Jawab
Kerusakan adalah ketidak-mampuan suatu komponen untuk dapat berfungsi
sebagaimana mestinya yang dimana perpatahan atau fracture tidak harus terjadi. Kondisi
umum dari kerusakan adalah sebagai berikut:
a. Jika tidak dapat dioperasikan (dijalankan)
b. Masih dapat beroperasi, namun tidak berfungsi sebagaimana mestinya
c. Kerusakan serius atau tidak aman lagi untuk digunakan

2. Sebutkan beberapa penyebab kerusakan yang umum terjadi pada suatu


material teknik!
Jawab
Penyebab kerusakan yang umum terjadi pada suatu material teknik adalah sebagai
berikut:
a. Kesalahan dalam pemilihan material
b. Cacat fabrikasi
c. Kesalahan perlakuan panas
d. Kesalahan desain mekanik
e. Kondisi operasi yang tidak sesuai
f. Kontrol lingkungan yang kurang baik
g. Quality control & inspeksi yang kurang baik
h. Kesalahan dalam perakitan
3. Buatlah analisis kerusakan pada “Jam Tangan” saudara yang biasa dipakai
sehari-hari!
Jawab
Jam tangan dapat dianalisa kerusakannya dengan metode FMEA. Selanjutnya akan
diidentifikasi kerusakan apa yang dapat terjadi beserta akibat yang dapat ditimbulkan:

Akibat
Mode Kegagalan

Jarum jam tidak bergerak


Gear jam aus

Jam tidak berfungsi


Konsleting

Jam tidak bekerja


Baterai habis
4. Pelajaran apa yang diperoleh dari teknik kerusakan (failures engineering)?
Jawab
Teknik kerusakan mencakup analisa kegagalan dari suatu komponen. Teknik kerusakan
berkaitan dan merupakan subjek yang sangat kompleks, karena akan meliputi area dari:
a. Fisika, kimia, metalurgi, elektro-kimia
b. Proses manufaktur
c. Stress analysis, design analysis
d. Fracture mechanics, dll

Kerusakan dapat terjadi karena banyak faktor. Namun, faktor yang paling besar
adalah pemilihan material. Selain itu, cacat fabrikasi, salah dalam perlakuan panas, dan
faktor lain, dapat menyebabkan terjadinya kegagalan atau kerusakan.

Teknik kerusakan menjadi sangat penting karena akan berguna untuk


meminimalisir kemungkinan kerusakan dalam sebab yang sama. Dengan demikian,
kualitas dari komponen menjadi lebih terjaga dan semakin kecil kemungkinan adanya
kerusakan. Dengan meminimalisir adanya kerusakan, maka akan mengurangi biaya yang
perlu dikeluarkan dan pada akhirnya berujung pada penghematan.

5. Di bidang material (manufacture), ada istilah Failure Modes and Effect Analysis
(FMEA). Jelaskan konsep dan ruang lingkup dari FMEA dan kegunaannya,
berilah contoh di lapangan berikut resikonya!
Jawab
FMEA adalah suatu metodologi dalam menganalisa masalah kualitas yang muncul
sejak di tahap pengembangan, yang mana tindakan koreksi bisa langsung diambil, dan desain
langsung bisa diperbaiki. FMEA adalah metode struktural kualitatif untuk mengidentifikasi
efek dari failure pada level komponen. FMEA awalnya mengelompokkan jenis failure mode
yang muncul, kemudian menentukan dampaknya terhadap produksi, kemudian menjalankan
tindakan koreksi. FMEA dalam aplikasinya, terdiri dari beberapa jenis, antara lain:

a. Process : Fokus pada analisa proses manufaktur dan perakitan


b. Design : Fokus pada analisa produk sebelum proses produksi.
c. Concept : Fokus pada analisa sistem atau subsistem dalam tahap
awal desain konsep.
d. Equipment : Fokus pada analisa desain mesin dan perlengkapan
sebelum melakukan pembelian.
e. Service : Fokus pada analisa jasa dari proses industri jasa sebelum
diluncurkan ke pelanggan.
f. System : Fokus pada analisa fungsi sistem secara global.
g. Software : Fokus pada analisa fungsi software.
CONTOH:
Kerusakan Stop Valve pada desain pemanas air. Stop Valve memiliki peran sebagai
mengontrol aliran gas untuk pemanasan air yang pengaturannya dapat full terbuka
(api pemanas menyala) dan full tertutup (api pemanas mati). Berikut adalah FMEA
dari kegagalan Stop Valve:

Mode Kegagalan Efek / Akibat

Lokal Sistem

1. Gagal, keadaan Pembakar mati Tidak ada air panas


tertutup

2. Gagal, keadaan Pembakar tidak Overheat, dapat


terbuka akan mati terbakar

3. Tidak terbuka Pembakar tidak Air memanas dalam


sempurna hidup sepenuhnya waktu yang lama
4. Tidak merespon Sama dengan 1 / 2 Sama dengan 1 / 2

kontroler

5. Gas bocor didalam Pembakar tidak Air mengalami


valve akan mati, terbakar overheat
dalam tingkat
rendah

6. Gas bocor keluar valve Gas bocor ke Kemungkinan

ruangan ledakan gas,

kebakaran.

6. Di bidang korosi, ada istilah yang disebut dengan Risk Based Inspection (RBI).
Jelaskan konsep dan ruang lingkup dari RBI dan kegunaannya, berilah contoh
di lapangan berikut resikonya!
Jawab

Risk-Based Inspection (RBI) adalah analisa resiko dan proses manajemen yang
berfokus pada hilangnya penahanan dari alat yang bertekanan pada suatu fasilitas proses,
dikarenakan adanya kerusakan material. Resiko ini diatur atau ditanggulangi dengan inspeksi
alat secara berkala.
Risiko merupakan kombinasi dari probabilitas beberapa kondisi yang dapat terjadi
dengan konsekwensi (biasanya negatif) yang berhubungan dengan kondisi tersebut. Risiko
dapat dihitung berdasarkan persamaa sebagai berikut:
Risiko = Probabilitas X Konsekwensi
Ruang lingkup dari RBI mencakup manejemen pabrik dan inspeksi dari perlatan yang
berhubungan dengan preassure dan sistem yang menjadi subyek untuk memenuhi kebutuhan
pengecekan dibawah regulasi Pressure System Safety Regulation 2000 (PSSR).
Kegunaan dari RBI antara lain:
a. Meningkatkan kualitas manajemen kesehatan dan keselamatan (HSE) dan
risiko lain dari kegagalan komponen dalam pabrik.
b. Dapat mengidentifikasi secara berkala dan perbaikan atau penggantian dari
peralatan yang sudah mulai memburuk kualitasnya.
c. Menghemat biaya yang dikeluarkan dengan meningkatkan efektifitas inspeksi.

CONTOH:

Jacketed Process Vessel


Probablilitas
-Korosi internal: Keadaan laju korosi aktual menunjukkan umur sisa adalah 10 tahun.
(Very Unlikely)
-Fatik: Beban dari agitator sangat rendah atau dibawah 20% dari umur desain.
(Unlikely)
-Stress Corrosion Cracking: Tidak terdeteksi (Very Unlikely)
-Impact of production: Kerusakan dapat terprediksi, potensi perbaikan dapat
direncanakan. (Skala 2)
-Lokasi (Personel): Lokasi hanya dapat diakses dengan izin dari ruang kontrol (Skala
2)
-Lokasi (Peralatan): Lokasi relative padat dan segala kerusakan dapat memberikan
efek pada peralatan sekitarnya (Skala 3)
-Karakteristik fluida: Fluida pada proses merupakan hydrocarbon yang tidak
berbahaya (Skala 2)
-Fluid Hazard (content): Kuantitas dari zat berbahaya kecil (Skala 2)
-Fluid Hazard (Pressure): Tekanan tidak melebihi 3 bar (skala 1) Rating
Konsekwensi: 12 Moderate
Referensi
Bahan Ajar Mata Kuliah Failure Analysis Dr. Ir. Winarto, M.Sc

You might also like