Professional Documents
Culture Documents
Failure Analysis-02
Departemen Teknik Metalurgi dan Material
Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “kerusakan”! Sebutkan kondisi umum dari
kerusakan material!
Jawab
Kerusakan adalah ketidak-mampuan suatu komponen untuk dapat berfungsi
sebagaimana mestinya yang dimana perpatahan atau fracture tidak harus terjadi. Kondisi
umum dari kerusakan adalah sebagai berikut:
a. Jika tidak dapat dioperasikan (dijalankan)
b. Masih dapat beroperasi, namun tidak berfungsi sebagaimana mestinya
c. Kerusakan serius atau tidak aman lagi untuk digunakan
Akibat
Mode Kegagalan
Kerusakan dapat terjadi karena banyak faktor. Namun, faktor yang paling besar
adalah pemilihan material. Selain itu, cacat fabrikasi, salah dalam perlakuan panas, dan
faktor lain, dapat menyebabkan terjadinya kegagalan atau kerusakan.
5. Di bidang material (manufacture), ada istilah Failure Modes and Effect Analysis
(FMEA). Jelaskan konsep dan ruang lingkup dari FMEA dan kegunaannya,
berilah contoh di lapangan berikut resikonya!
Jawab
FMEA adalah suatu metodologi dalam menganalisa masalah kualitas yang muncul
sejak di tahap pengembangan, yang mana tindakan koreksi bisa langsung diambil, dan desain
langsung bisa diperbaiki. FMEA adalah metode struktural kualitatif untuk mengidentifikasi
efek dari failure pada level komponen. FMEA awalnya mengelompokkan jenis failure mode
yang muncul, kemudian menentukan dampaknya terhadap produksi, kemudian menjalankan
tindakan koreksi. FMEA dalam aplikasinya, terdiri dari beberapa jenis, antara lain:
Lokal Sistem
kontroler
kebakaran.
6. Di bidang korosi, ada istilah yang disebut dengan Risk Based Inspection (RBI).
Jelaskan konsep dan ruang lingkup dari RBI dan kegunaannya, berilah contoh
di lapangan berikut resikonya!
Jawab
Risk-Based Inspection (RBI) adalah analisa resiko dan proses manajemen yang
berfokus pada hilangnya penahanan dari alat yang bertekanan pada suatu fasilitas proses,
dikarenakan adanya kerusakan material. Resiko ini diatur atau ditanggulangi dengan inspeksi
alat secara berkala.
Risiko merupakan kombinasi dari probabilitas beberapa kondisi yang dapat terjadi
dengan konsekwensi (biasanya negatif) yang berhubungan dengan kondisi tersebut. Risiko
dapat dihitung berdasarkan persamaa sebagai berikut:
Risiko = Probabilitas X Konsekwensi
Ruang lingkup dari RBI mencakup manejemen pabrik dan inspeksi dari perlatan yang
berhubungan dengan preassure dan sistem yang menjadi subyek untuk memenuhi kebutuhan
pengecekan dibawah regulasi Pressure System Safety Regulation 2000 (PSSR).
Kegunaan dari RBI antara lain:
a. Meningkatkan kualitas manajemen kesehatan dan keselamatan (HSE) dan
risiko lain dari kegagalan komponen dalam pabrik.
b. Dapat mengidentifikasi secara berkala dan perbaikan atau penggantian dari
peralatan yang sudah mulai memburuk kualitasnya.
c. Menghemat biaya yang dikeluarkan dengan meningkatkan efektifitas inspeksi.
CONTOH: