You are on page 1of 21

ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN

PANGKAT, JABATAN, DP3, DAN DU


A. Kenaikan Pangkat
1. Sistem Kenaikan pangkat regular
Kenaikan pangkat reguler diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang tidak menduduki
jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu, termasuk Pegawai Negeri Sipil yang
melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya tidak menduduki jabatan struktural atau jabatan
fungsional tertentu, diperkerjakan atau diperbantukan secara penuh di luar instansi induk dan
tidak menduduki jabatan pimpinan yang telah ditetapkan persamaan eselonnya atau jabatan
fungsional tertentu.
Kenaikan pangkat reguler diberikan sepanjang tidak melampau pangkat atasan langsungnya.
Kelengkapan administrasi Kenaikan Pangkat Reguler :
· Fotokopi SK dalam pangkat terakhir
· Fotokopi DP-3 dalam 2 (dua) tahun terakhir
· Fotokopi STTB/Ijazah bagi yang memperoleh peningkatan pendidikan
· Fotokopi surat perintah tugas belajar bagi PNS yang melaksanakan tugas belajar

Surat penugasan dipekerjakan/diperbantukan di luar instansi induknya bagi yang tidak


menduduki jabatan structural atau fungsional tertentu
Kenaikan pangkat PNS yang akan pindah golongan, dilampirkan pula :
· Fotokopi sah tanda lulus ujian dinas Tk.I untuk kenaikan pangkat dari Pengatur Tk.I
golongan ruang II/d menjadi Penata Muda golongan ruang III/a
· Fotokopi sah tanda lulus ujian dinas Tk.II untuk kenaikan pangkat dari Penata Tk.I
golongan ruang III/d menjadi Pembina golongan ruang IV/a
· Kenaikan ini tidak berlaku bagi PNS yang dikecualikan dari ujian dinas.
Kenaikan Pangkat Pilihan, PNS yang menduduki jab. struktural/fungsional.
Kelengkapan administrasi :
· Fotokopi SK pengangkatan dalam jabatan terakhir
· Fotokopi SK dalam pangkat terakhir
· Fotokopi DP-3 dalam 2 (dua) tahun terakhir
· Asli penetapan angka kredit bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu
PNS yang menduduki jab. tertentu yang pengangkatannya ditetapkan dalam keputusan
Presiden.
Kelengkapan administrasi :
· Fotokopi SK pengangkatan dalam jabatan terakhir
· Fotokopi SK dalam pangkat terakhir
· Fotokopi DP-3 dalam 2 (dua) tahun terakhir
· PNS yang menunjukkan prestasi kerja luar biasa baiknya.
· Fotokopi SK pengangkatan dalam jabatan terakhir apabila menduduki jabatan
struktural/fungsional tertentu
· Fotokopi SK dalam pangkat terakhir
· Tembusan keputusan yang ditandatangani asli oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
tentang penetapan prestasi kerja luar biasa baiknya
· Fotokopi DP-3 dalam 1 (satu) tahun terakhir
· PNS yang menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi negara
· Fotokopi SK pengangkatan dalam jabatan terakhir apabila menduduki jabatan
struktural/fungsional tertentu
· Fotokopi SK dalam pangkat terakhir
· Fotokopi keputusan tentang penemuan baru yang bermanfaat bagi negara dari
Badan/Lembaga yang ditetapkan oleh Presiden.
· Fotokopi DP-3 dalam 1 (satu) tahun terakhir

PNS yang menjadi Pejabat Negara dan diberhentikan dari jabatan organik.
Kelengkapan administrasi :
· Fotokopi SK pengangkatan sebagai Pejabat Negara
· Fotokopi SK dalam pangkat terakhir
· Fotokopi DP-3 dalam 1 (satu) tahun terakhir
· Fotokopi keputusan pemberhentian dari jabatan organik
· PNS yang menjadi Pejabat Negara dan tidak diberhentikan dari jabatan organik.
Kelengkapan administrasi bagi yang menduduki jabatan struktural/fungsional tertentu :
· Fotokopi SK pengangkatan dalam jabatan terakhir
· Fotokopi SK dalam pangkat terakhir
· Fotokopi DP-3 dalam 2 (dua) tahun terakhir
· Asli penetapan angka kredit bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu
Kelengkapan administrasi bagi yang tidak menduduki jabatan struktural / fungsional tertentu
· Fotokopi SK dalam pangkat terakhir
· Fotokopi DP-3 dalam 2 (dua) tahun terakhir
· Fotokopi STTB/Ijazah bagi yang memperoleh peningkatan pendidikan
· Fotokopi surat perintah tugas belajar bagi PNS yang melaksanakan tugas belajar
· Surat penugasan dipekerjakan/diperbantukan di luar instansi induknya bagi yang tidak
menduduki jabatan structural atau fungsional tertentu
· PNS yang memperoleh Surat Tanda Tamat Belajar atau Ijazah/Diploma.

Kelengkapan administrasi :
· Fotokopi sah ijazah terakhir
· Fotokopi SK dalam pangkat terakhir
· Fotokopi DP-3 dalam 2 (dua) tahun terakhir
· Asli penetapan angka kredit bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu
· Surat keterangan Pejabat Pembina Kepegawaian serendah-rendahnya pejabat eselon II
tentang uraian tugas yang dibebankan kepada PNS yang bersangkutan kecuali bagi jabatan
fungsional tertentu
· Fotokopi surat tanda lulus ujian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah kecuali bagi
jabatan fungsional tertentu
PNS yang melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya menduduki jabatan struktural atau
jabatan fungsional tertentu.
Kelengkapan administrasi :
· Fotokopi SK pengangkatan dalam jabatan terakhir
· Fotokopi SK dalam pangkat terakhir
· Fotokopi keputusan/perintah untuk tugas belajar
· Fotokopi DP-3 dalam 2 (dua) tahun terakhir
PNS yang telah selesai mengikuti dan lulus tugas belajar.
Kelengkapan administrasi :
· Fotokopi SK pengangkatan dalam jabatan terakhir
· Fotokopi SK dalam pangkat terakhir
· Fotokopi keputusan/perintah untuk tugas belajar
· Fotokopi ijazah/diploma yang diperolehnya
· Fotokopi DP-3 dalam 1 (satu) tahun terakhir
PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh di luar instansi induknya yang
diangkat dalam jab. pimpinan yang telah ditetapkan peersamaan eselonnya atau jabatan
fungsional tertentu.
Kelengkapan administrasi :
· Fotokopi SK pengangkatan dalam jabatan terakhir
· Fotokopi SK dalam pangkat terakhir
· Fotokopi SK penugasan di luar instansi induknya
· Tembusan PAK yang ditandatangani asli oleh pejabat penilai angka kredit bagi PNS
yang menduduki jabatan fungsional tertentu
· Fotokopi DP-3 dalam 2 (dua) tahun terakhir

Di samping sistem kenaikan pangkat tersebut di atas kepada Pegawai Negeri Sipil dapat
diberikan :
· Kenaikan Pangkat Anumerta bagi yang dinyatakan tewas;
· Kenaikan Pangkat Pengabdian bagi yang meninggal dunia, mencapai batas usia
pensiun, atau cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri.
· Kenaikan Pangkat Anumerta PNS
· Salinan/foto copy sah keputusan dalam pangkat dan atau golongan ruang terakhir;
· Berita Acara dari pejabat yang berwajib tentang kejadian yang mengakibatkan yang
bersangkutan meninggal dunia;
· Visum et repertum dari dokter;
· Salinan/foto copy sah surat perintah penugasan, atau surat keterangan yang
menerangkan bahwa calon Pegawai Negeri Sipil/Pegawai Negeri Sipil tersebut meninggal
dunia dalam rangka menjalankan tugas kedinasan;
· Laporan dari pimpinan unit kerja serendah-rendahnya eselon III kepada pejabat
pembina kepegawaian yang bersangkutan tentang peristiwa yang mengakibatkan Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan tewas;dan
· Salinan/foto copy sah keputusan sementara kenaikan pangkat anumerta.
Kenaikan Pangkat Pengabdian bagi yang meninggal dunia
Kelengkapan administrasi :
· Fotokopi SK pengangkatan calon PNS
· Fotokopi SK dalam pangkat terakhir
· Fotokopi DP-3 dalam 1 (satu) tahun terakhir
· Surat keterangan kematian dari Kepala Kelurahan/Desa
· Daftar Riwayat pekerjaan dari Pejabat Pembina Kepegawaian
· Surat pernyataan tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat
dalam 1 (satu) tahun terakhir dari Pejabat Pembina Kepegawaian

Kenaikan Pangkat Pengabdian bagi yang mencapai batas usiapension


Kelengkapan administrasi :
· Fotokopi SK pengangkatan calon PNS
· Fotokopi SK dalam pangkat terakhir
· Fotokopi DP-3 dalam 1 (satu) tahun terakhir
· Daftar Riwayat pekerjaan dari Pejabat Pembina Kepegawaian
· Surat pernyataan tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat
dalam 1 (satu) tahun terakhir dari Pejabat Pembina Kepegawaian

Kenaikan Pangkat Pengabdian bagi yang cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi
dalam semua jabatan negeri
Kelengkapan administrasi :
· Fotokopi SK pengangkatan calon PNS (CPNS)
· Fotokopi SK dalam pangkat terakhir
· Berita Acara dari pejabat yang berwajib tentang kejadian kecelakaan
· Fotokopi surat perintah penugasan, atau surat keterangan yang menerangkan bahwa
CPNS/PNS tersebut mengalami kecelakaan dalam menjalankan tugas kedinasan
· Laporan dari pimpinan unit kerja serendah-rendahnya eselon III kepada pejabat
pembina kepegawaian yang bersangkutan tentang peristiwa yang mengakibatkan PNS
tersebut cacat
· Surat keterangan Tim Penguji Kesehatan yang menyatakan jenis cacat yang diderita
oleh PNS yang bersangkutan dan tidak dapat bekerja lagi untuk semua jabatan negeri.

Masa kenaikan pangkat


· Masa kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil ditetapkan tanggal 1 April dan 1 Oktober
setiap tahun, kecuali kenaikan pangkat anumerta dan kenaikan pangkat pengabdian.
· Masa kerja untuk kenaikan pangkat pertama Pegawai Negeri Sipil dihitung sejak
pengangkatan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil.
2. Sistem Kenaikan Pangkat Pilihan
Kenaikan pangkat pilihan adalah kepercayaan dan penghargaan yang diberikan kepada PNS
atas prestasi kerjanya yang tinggi.
Kenaikan pangkat pilihan diberikan kepada PNS yang :
· Menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu;
· Menduduki jabatan tertentu yang pengangkatannya ditetapkan dengan Keputusan
Presiden;
· Menunjukkan prestasi kerja luar biasa baiknya;
· Menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi negara;
· Diangkat menjadi pejabat negara;
· Memperoleh STTB/Ijazah;
· Melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya menduduki jabatan struktural atau jabatan
fungsional tertentu;
· Telah selesai mengikuti dan lulus tugas belajar;
· Dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh di luar instansi induknya yang diangkat
dalam jabatan pimpinan yang telah ditetapkan persamaan eselonnya atau jabatan
fungsional tertentu.

Persyaratan :
a. . Bagi yang menduduki jabatan struktural.
Persyaratan umum :
· Telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir.
· Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua)
tahun terakhir
· Tidak akan melampaui pangkat atasannya,
· Delum mencapai pangkat tertinggi yang ditetapkan bagi jabatannya.
· Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan struktural dan pangkatnya masih 1
tingkat dibawah jenjang pangkat terendah yang ditentukan untuk jabatan itu, dapat dinaikkan
pangkatnya setingkat lebih tinggi, apabila :
· Telah 1 tahun dalam pangkat terakhir,
· Sekurang-kurangnya telah 1 tahun dalam jabatan struktural yang didudukinya, dengan
ketentuan :
ü Dihitung sejak yang bersangkutan dilantik dalam jabatan yang definitif.
ü Bersifat kumulatif lebih dari 1 jabatan struktural tetapi tidak terputus dalam tingkat jabatan
struktural yang sama.
ü Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan struktural dan pangkatnya masih satu
tingkat di bawah jenjang pangkat terendah yang ditetapkan bagi jabatan yang didudukinya,
tetapi telah 4 tahun atau lebih dalam pangkatnya yang terakhir, dapat dipertimbangkan
kenaikan pangkatnya setingkat lebih tinggi pada periode kenaikan pangkat berikutnya setelah
ia dilantik dalam jabatannya itu.
Persyaratan administrasi :
· Usulan/pengantar dari unit yang ditandatangani Kepala SKPD/UKPD
· Fotokopi SK dalam pangkat terakhir
· Fotokopi SK pengangkatan dalam jabatan terakhir beserta surat pernyataan pelantikan
· Fotokopi DP3 2 (dua) tahun terakhir

b. Bagi yang menduduki jabatan fungsional.


Persyaratan umum :
· Sekurang-kurangnya telah 2 tahun dalam pangkat terakhir.
· Telah memenuhi angka kredit yang ditentukan.
· Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua)
tahun terakhir

Persyaratan administrasi :
· Usulan/pengantar dari unit yang ditandatangani Kepala SKPD/UKPD
· Fotokopi SK dalam pangkat terakhir, untuk kenaikan pangkat pertama kali lampirkan
fotokopi SK CPNS dan SK PNS
· Penetapan Angka Kredit (PAK) asli dan fotokopi PAK sebelumnya
· Fotokopi pengangkatan pertama pada jabatan fungsional bagi pejabat fungsional yang
pertama kali naik pangkat
· Fotokopi SK pengangkatan dalam jabatan fungsional bagi pejabat fungsional yang
mendapatkan peningkatan jenjang jabatan fungsional
· Fotokopi DP3 2 (dua) tahun terakhir
c. Bagi PNS yang mendapatkan penyesuaian ijazah dan peningkatan pendidikan.
Persyaratan umum :
· Akan diangkat dalam jabatan/diberi tugas yang memerlukan pengetahuan/keahlian
yang sesuai dengan ijazah yang diperoleh;
· Sekurang-kurangnya telah 1 tahun dalam pangkat terakhir;
· Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 tahun
terakhir;
· Memenuhi jumlah angka kredit yang ditentukan bagi yang menduduki jabatan
fungsional tertentu; dan
· Lulus ujian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah dan ujian kenaikan pangkat
peningkatan pendidikan
Persyaratan administrasi :
· Usulan/pengantar dari unit yang ditandatangani Kepala SKPD/UKPD
· Fotokopi SK dalam pangkat terakhir, untuk kenaikan pangkat pertama kali lampirkan
fotokopi SK CPNS dan SK PNS
· Fotokopi STTB/Ijazah dan Transkrip Nilai yang dilegalisir oleh pejabat yang
berwenang
· Surat keterangan pejabat Pembina kepegawaian serendah-rendahnya pejabat eselon II
tentang uraian tugas yang dibebankan kepada PNS yang bersangkutan
· Fotokopi sertifikat Surat Tanda Lulus Ujian Kenaikan Pangkat Penyesuaian
Ijazah/Peningkatan Pendidikan
· Fotokopi DP3 2 (dua) tahun terakhir

B. TATA CARA PEMBUATAN DP3 PNS


Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil disingkat dengan DP3 adalah
daftar penilaian pelaksanaan kerja yang diberikan kepada seorang Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sehari-hari. Penilaian ini diberikan oleh
atasan langsung dari PNS tersebut di setiap unit kerjanya.

A. Pengertian
DP3 adalah Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan. Berdasarkan sifatnya DP3 bersifat
rahasia, oleh sebab itu DP3 tersebut harus disimpan dengan baik dan dipelihara dengan baik
pula. DP3 hanya dapat diketahui oleh PNS yang dinilai, pejabat penilai, atasan pejabat
penilai, atasan dari atasan pejabat penilai ( sampai yang tertinggi ) dan pejabat lain yang
karena tugas atau jabatan yang mengharuskan ia mengetahui daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan.
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan digunakan sebagai bahan dalam melaksanakan
pembinaan Pegawai Negeri Sipil antara lain dalam mempertimbangkan kenaikan pangkat
penempatan dalam jabatan, pemindahan, kenaikan gaji berkala dan lain-lain dan juga
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan suatu mutasi kepegawaian dalam
tahun tahun berikutnya, kecuali ada perbuatan tercela dari Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkuan yang dapat mengurangi atau meniadakan nilai tersebut.
C. Unsur-Unsur Penilaian
Unsur-unsur yang dinilai dalam Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan sesuai Peraturan
Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 tetang Penilaian Pelaksanaan Peperjaan PNS, adalah
sebagai berikut:
1. Kesetian
Yang dimaksud dengan kesetiaan sebagai mana yang tercantum Peraturan Pemerintah Nomor
10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil adalah:
kesetiaan, ketaatan, dan pengabdian kepada pancasila, undang-undang Dasar 1945, Negara
dan Pemerintah. Pada umumnya yang dimaksud dengan kesetiaan adalah tekad dan
kesanggupan mentaati, melaksanakan, dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh
kesadaran dan tanggung jawab. Tekad dan kesanggupan tersebut harus di buktikan dalam
sikap dan tingkat laku sehari-hari untuk melaksanakan tugas. Sedangkan yang dimaksud
dengan pengabdian adalah penyumbangan pikiran dan tenaga ikhlas dengan mengutamakan
kepentingan umum diatas kepentingan golongan atau pribadi.
2. Prestasi Kerja
Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang PNS dalam melaksanakan tugas yang
dibebankan kepadanya. Pada umumnya prestasi kerja seseorang PNS antara lain dipengaruhi
oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman, dan kesuungguhan Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkuta
3. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesanggupan sesorang PNS menyelesaikan pekerjaan yang
diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktunya serta berani memikul
resiko atas yang diambilnya atau tindankan yang dilakukannya
4. Ketaatan
Ketaatan adala kesanggupan seorang PNS, utuk mentaati segala peraturan perundang-
undangan danperaturan kedinasan yang berlaku, mentaati perintah kedinasan yang diberikan
oleh atasan yang berlaku , mentatai perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang
berwewenang, serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang ditentukan.
5. Kejujuran
Pada umumnya yang dimaksud dengan kejujuran adalah ketulus hati seorang PNS dalam
melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalah gunakan wewenang yang
diberikan kepadanya.
6. Kerja Sama
Kerjasma adalah kemampuan seorang PNS untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain
dalam menyelesaikan sesuatau tugas yang ditentukan, sehingga mencapai daya guna dan hasil
guna yang sebesar-besarnya.
7. Prakarsa
Prakarsa adalah kemampuan seorang PNS untuk mengambil keputusan, langkah - langkah,
atau melaksnakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok
tanpa menunggu perinth atasan.
8. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang PNS untuk meyakinkan orang lain sehingga
dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok. Penilaian unsure
kepemimpinan hanya dikenakan bagi PNS yang pangkat Pengatur Muda golonan ruang II/a
ke atas yang memangku suatu jabatan.

D. Pejabat Penilai dan Atasan Pejabat Penilai


1. Pejabat penilai
Pejabat penilai adalah atasan langsung PNS yang dinilai, dengan ketentuan serendah-
rendahnya Kepala urusan atau pejabat lain yang setingkat dengan itu, kecuali ditentukan lain
oleh pejabat lain yang setingkat dengan itu, kecuali ditentukan lain oleh menteri, jaksa agung,
pimpinan kesekretariatan lembaga tertinggi/tinggi Negara, pimpinan lembaga pemerintah non
departemen, dan gubernur Kepala daerah Tingkat I dalam lingkungannya masing-masing.
Pejabat Penilai menilai PNS yang secara langsung berada dibawahnya, misalnya : Menteri
menilai sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, Direktur Jenderal, Kepala Badan atau pejabat
lain yang secara langsung berada dibawahnya. Sekretaris Jendereal menilai Kepala Biro dan
Pejabat lain yang secara langsung berada dibawahnya. Kepala bagian menilai Kepala Sub
bagaian dan pejabat lain yang secara langsung berada dibawahnya. Kepala sub bagian
menilai Kepala Urusan dan Pejabat lain secara langsung berada dibawahnya. Kepala urursan
meneilai PNS yang berada dibawahnya.
Seorang pejabat penilai dapat memberikan penilaian apabila ia telah membawahi Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan sekurang-kurangnya 6 bulan. Apabila Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan dipekerjaan diperlukan untuk suatu mutasi kepegawaian, sedang
pejabat penilai belum 6 bulan membawahi PNS yang dinilai, maka pejabat penilai tersebut
dapat melakukan penilaian pelaksanakan pekerjaan dengan menggunakan bahan-bahan yang
ditinggalkan oleh pejabat yang lama.
Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil, Daftar Penilaiain Pelaksanaan Pekerjaan hanya dibuat
dalam satu tahun yang bersangkutan apabila ia sampai dengan bulan Desember telah 6 Bulan
menjadi CPNS, apabila CPNS dalan tahun yang bersangkutan belum 6 Bulan menjadi CPNS
, penilaian pelaksanaan pekerjaan terhadapnya dilakukan tahun berikutnya.
Khusus bagi CPNS yang akan diangkat menjadi PNS, penilaian pelaksanaan pekerjaan di
lakukan setelah ia sekurang-kurangnya 1 tahun menjadi CPNS terhitung mulai ia secara nyata
melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan PP no 6 tahun 1976 Pasal 12. CPNS yang
telah dibuat daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaannya untuk kepentingan pengangkatan
menjadi PNS, tidak usah lagi dibuat DP-3nya pada Bulan Desember tahun yang
bersangkutan.
Setiap Pejabat Penilai berkewajiban mengisi dan memelihara Buku catatan penilaian dalam
buku catatan penilaian tersebut dicatat tingkah laku, perbuatan, tindakan PNS yang
berangkutan yang menonjol, baik positif maupunyang negative, umpamanya prestasi kerja
yang luar biasa baiknya, tindakan mengatasi keadaan yang sulit, sering tidak masuk kerja,
berkelahi dan lain-lain. Buku catatan penilaian bagi PNS yang diangkat menjadi pejabat
Negara, sedang menjalankan belajar, diperbantukan atau dipekerjakan pada perusahaan milik
Negara, organisasi profesi badan swasta yang ditentukan, Negara sahabat, atau badan
internasionaltetap dipelihara oleh pejabat penilai dari instansi. Buku catan Penilaiain
disimpan dan dipelihara denghan sebaik-baiknya oleh pejabat penilai selama 5 tahun.
2. Atasan Pejabat Penilai
Atasan Pejabat Penilai berkewajiban memeriksa daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan yang
disampaikan kepadanya, baik ada keberatan maupun tidak ada yang keberatan dari PNS yang
dinilai. Dalam hal ada keberatan dari PNS yang dinilai, maka atasan pejabat penilai
berkewajiban memeriksa dan memperhatikan dengan seksama keberatan yang diajukan oleh
PNS yang dinilai dan tanggapan yang diberikan oleh pejabat penilai.
Apabila atasan pejabat penilai mempunyai las an-alasan yang cukup, maka ia dapat
mengadakan perubahan yang dilakukan oleh atau menurunkan nilai. Perubahan nilai yang
dilakukan oleh atasan pejabat tidak dapat diganggu gugat, dalam arti bahwa terhadap
perubahan nilai itu tidak dapat lagi diajukan keberatan.
Perubahan nilai tersebut dicantumkan dalam daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan yang
bersangkutan dengan mencoret nilai yang lama dan mencantumkan nilai yang baru. Nilai
lama yang dicoret itu harus tetap terbaca. Setiap coretan harus diparaf oleh atasan pejabat
penilai.
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan, baru berlaku setelah ada pengesahan dari atasan
pejabat penilai.
C. Tata Cara Pembuatan
Langkah pertama yang haru diperhahatikan dalam pembuatan DP3 adalah menentukan nilai
setiap unsur penilaian dalam bentuk angka, kemudian ditentukanan nilai dalam sebutan.
Sesuai PP No.10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil
dijelaskan bahwa nilai setiap unsur penilai dalam bentuk angka dan sebutan, adalah sebagai
berikut:
1. Amat baik = 91-100
2. Baik = 76-90
3. Cukup = 61- 75

4. Sedang = 51- 60
5. Kurang = 51- ke bawah
D. Penyampaian DP3
Daftar penilaian Pelaksnaan Pekerjaan yang dibuat dan telah ditandatangani oleh pejabat
penilai diberikan secara langsung kepada PNS yang dinilai oleh pejabat penilai. Apabila
tempat bekerja antara pejabat penilai dengan PNS yang dinilai berjauhan, maka daftar
penilaiain pelaksanaan pekerjaan tersebut dikirimkan kepada PNS yang dinilai.
PNS yang dinilai wajib mencantumkan tanggal penerimaan daftar penilaian pelaksanaan
pekerjaan yang diberikan atau dikrimkan kepadanya ruangan yang telah disediakan. Apabila
PNS yang dinilai menyetujui atas penilaian terhadap dirinya sebagaimana tertuang dalam
daftar penilaian peleksanaan pekerjaan, maka ia membubuhi tanda tangannya pada tempat
yang telah ditetunkan, dan sesudah itu mengembalikan daftar penilaian pelaksanaan
pekerjaan tersebut kepada pejabat penilai selambat-lambatnya 14 hari terhitung mulai ia
menerima daftar penilai pelaksnaaan pekerjaan.
Selanjutnya daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan yang telah dibubuhi tanda tangan oleh
PNS yang dinilai, dikirim oleh pejabat penilai kepada atasan pejabat penilai dalam waktu
yang sesingkat mungkin untuk mendapatkan pengesahan.
E. Pengajuan Keberatan
PNS yang dinilai yang merasa keberatan atas nilai sebagaimana tertuang dalam Daftar
Penilaian pelaksanaaan pekerjaan, baik secara keseluruhan maupun sebagian, dapat
mengajukan keberatan secara tertulis disertai alasan-alasannya kepada atasan pejabat penilai
melalui hirarki keberatan tersebut dituliskan dalam daftar penilai palaksanaan pekerjaan pada
ruangan yang telah disediakan. Keberatan tersebut harus sudah diajukan dalam jangka waktu
14 hari terhitung ia menerima daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan itu. Keberatan yang
diajukan melebihi batas waktu 14 hari menjadi kadaluarsa, oleh sebab itu tidak dapat
dipertimbangkan. Walaupun seorang PNS berkeberatan atas nilai yang tercantum dalam
daftar penilaian pelaksanaan Pekerjaan, ia harus membubuhkan tanda tangan pada tempat
yang telah disediakan dan sesudah itu mengembalikan daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan
tersebut kepada pejabat penialai selamabat-lambatnya 14 hari terhitung mulai ia menerima
daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan.
Pejabat penilai, setelah menerima keberatan dari PNS yang dinilai membuat tanggapan secara
tertulis atas keberatan yang diajukan oleh PNS yang dinilai. Tanggapan tersebut dituliskan
dalam dafatar penilaian pelaksanaan pekerjaan pada ruangan yang telah disediakan.
Daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan yang telah ditanda tangani oleh Pejabat Penilai dan
PNS yang telah dikirimkan oleh Pejabat Penilai kepada atasan pejabat penilai selambat-
lambatnya 14 hari terhitung mulai ia menerima kembali daftar penilaian pelaksnaan
pekerjaan itu dari PNS yang dinilai.
F. Penyimpanan DP3
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan disimpan dan dipelihara dengan baik oleh pejabat
yang diserahi menangani urusan kepegawaian selama kurun waktu 5 (lima) tahun,
umpamanya Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan yang dibuat pada akhir tahun :
· 1981 disimpan sampai dengan akhir tahun 1986
· 1982 disimpan sampai dengan akhir tahun 1987 Dan seterusnya
· Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan yang telah lebih dari 5 tahun tidak dugunakan
lagi
· Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan bagi PNS ;
· Yang berpangkat Pembina golongan ruang IV/a keatas dibuat dalam 2 (dua) rangkap
yaitu ;

ü 1 rangkap untuk arsip instansi yang bersangkutan


ü 1 rangkap dikirim kepada Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara

· Yang berpangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d kebawah dibuat 1 rangkap.
· Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dapat dibuat melebihi jumlah rangkap sebagai
tersebut diatas sesuai dengan ketentuan dari menteri, jaksa Agung, pimpinan Kesekretariatan
Lembaga tertinggi Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non departemen, dan Gubernur
kepala Daerah Tingkat I yang bersangkutan.
G. Pejabat dan Tata cara penilaian DP3
Sifat DP3 adalah rahasia dan harus disimpan dan dipelihara dengan baik. DP3 tersebut Hanya
dapat diketahui oleh PNS yang dinilai, pejabat penilai atasan, pejabat penilai, atasan dari
atasan pejabat penilai (sampai yang tertinggi) dan atau pejabat lain yang karena tugas atau
jabatannya mengharuskan ia mengetahui DP3.
DP3 digunakan sebagai bahan dalam melaksanakan pembinaan atau pengembangan
karis PNS antara lain: dalam mempertimbangkan kenaikan pangkat, penempatan dalam
jabatan, pemindahan dan lain-lain. Nilai dalam DP3 digunakan sebagai bahan pertimbanan
untuk menetapkan suatu mutasi kepegawaian dalam tahun berikutnya kecuali ada
perbuatan tercela yang dilakukan oleh PNS yang bersangkutan yang dapat mengurangi atau
meniadakan nilai tersebut.
PEJABAT PENILAI
Pejabat penilai adalah atasan langsung dari PNS yang dinilai, dengan ketentuan sebagai
berikut:
· Serendah-rendahnya Kepala Urusan atau pejabat lain yang setingkat dengan itu,
kecuali ditentukan lain oleh Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan, Lembaga
Tertinggi/Tinggi Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, dan Gubernur
dalam lingkungan masing-masing.
· Pejabat penilai dapat memberikan penilaian apabila ia telah membawahi PNS yang
bersangkutan sekurang-kurangnya 6 bulan, kecuali untuk suatu mutasi kepegawaian maka
pejabat penilai dapat melakukan penilaian pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan
bahan-bahan yang ditinggalkan leh pejabat yang lama.
· Pejabat peniaia berkewajiban melakukan penilaian terhadap PNS yang secara langsung
berada di awahnya.
· Penilaian dilakukan pada bulan Desember tiap-tiap tahun, jangka waktu penilaian
mulai bulan Januari sampai dengan Desember dalam tahun yang bersangkutan
· Berikut ini daftar pejabat penilai di lingkungan PNS

KETENTUAN BAGI CPNS


· DP-3 hanya dibuat dalam tahun yang bersangkutan apabila sampai dengan
Desember telah 6 bulan menjadi CPNS.
· Apabila belum 6 bulan menjadi CPNS, P-3 dilakukan dalam tahun berikutnya.
· CPNS yang akan diangkat menjadi PNS, P-3 dilakukan sekurang-kurangnya 1
tahun menjadi CPNS terhitung mulai secara nyata melaksanakan tugasnya sesuai dengan
ketentuan Peraturan pemerintah Nomor 6 Tahun 1976 Pasal 12 jo Peraturan pemerintah
Nomor 98 Tahun 2000 Pasal 14, sehingga tidak usah lagi dibuat DP-3 nya pada Desember
tahun yang bersangkutan.

KEWAJIBAN PEJABAT PENILAI


· Melakukan P-3 terhadap PNS yang berada di bawahnya
· Mengisi dan memelihara buku catatan penilaian yang memuat catatan tingkah
laku/perbuatan/tindakan PNS yang menonjol baik yang positif atau negatif selama 5 tahun.
Buku catatan -3 PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara, sedang menjalankan tugas
belajar diperbantukan/dipekerjakan pada perusahaan milik negara, organisasi profesi,
badan swasta yang ditentukan, negara sahabat atau badan internasional tetap dipelihara oleh
Pejabat Penilai dari instansi induk dengan menggunakan bahan-bahan dari pimpinan
yang besangkutan di mana PNS tersebut bekerja atau tugasbelajar.
TATA CARA PENILAIAN
Penilai P3 dilakukan dengan mengisi format penilaian yang sudah ada lampirannya yakni
lampiran peraturan pemerintah nomor 10 tahun 1979. Nilai dinyatakan dengan sebutan dan
angka sebagai berikut:
Amat baik : 91 – 100
Baik : 76 – 90
Sedang : 51 – 60
Kurang : 51 ke bawah
Setelah melakukan penilaian kemudian selanjutnya hasil penilaian tersebut dituangkan dalam
DP3, DP-3 yang dibuat dan telah ditandatangani oleh pejabat penilai diberikan secara
langsung kepada PNS yang dinilai oleh pejabat penilai. Apabila tempat bekerja antara pejabat
penilai dengan PNS yang dinilai berjauhan, maka DP-3 dikirimkan kepada PNS yang
dinilai.
PNS yang dinilai wajib mencantumkan tanggal penerimaan DP-3 yang dikirimkan
kepadanya pada ruangan yang disediakan. Apabila PNS yang dinilai menyetujui
penilaian terhadap dirinya, ia menendatangani DP-3 tersebut pada tempat yang
disediakan, kemudian mengembalikan DP-3 tersebut kepada pejabat penilai selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung mulai ia menerima DP-3 itu. DP-3 yang
telah ditandatangani oleh PNS yang dinilai diteruskan oleh pejabat penilai kepada atasan
pejabat penilai dalam waktu sesingkat mungkin untuk mendapatkan pengesahan. Seperti
inilah contoh Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil. DP3 (Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) bagi PNS
PENGUMUMAN PENTING MENGENAI DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN
PEKERJAAN (DP3) BAGI PNSDI WILAYAH KANSAI, CHUGOKU DAN SHIKOKU
Sesuai dengan penerapan Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK) berbasis online,
yang diluncurkan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) http://www.bkn.go.id/, yang
secara efektif telah diterapkan sejak tanggal 25 Juli 2011, dan merujuk kepada PP No.10
Tahun 1979 Pasal 13 ayat (2), bersama ini dengan hormat disampaikan bahwa bagi:
v Pegawai Negeri Sipil yang sedang menjalankan tugas belajar di luar negeri
v Pegawai Negeri Sipil yang diperbantukan pada negara sahabat dan atau badan
internasional
Maka sistem penilaian DP3-PNS dimaksud adalah sebagai berikut:
v Pejabat Penilai : Atasan Langsung pada Instansi Asal
v Atasan Pejabat Penilai : Atasan Langsung dari Pejabat Penilai

Apabila diminta oleh instansi asal, KJRI Osaka dapat memberikan bahan pemdukung bagi
penilaian DP3-PNS dimaksud.
Dengan demikian, Penilaian DP3-PNS selanjutnya tidak dilakukan lagi oleh KJRI Osaka,
melainkan, langsung oleh instansi PNS yang dinilai.
Demikian disampaikan, atas kerjasama dan pengertian diucapkan terima kasih.
Pedoman Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan ( DP3 )
· Hasil Penilaian pelaksanaan pekerjaan PNS, dituangkan dalam Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan.
· Dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan unsur-unsur yang dinilai adalah:
a. Kesetiaan
b. Prestasi Kerja
c. Tanggung Jawab
d. Ketaatan
e. Kejujuran
f. Kerjasama
g. Prakarsa, dan
h. Kepemimpinan

· Unsur kepemimpinan hanya dinilai bagi Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat
Pengatur Muda golongan ruang II/a keata yang memangku suatu jabatan.
· Nilai Pelaksanaan pekerjaan dinyatakan dengan sebutan dan angka sebagai berikut :
ü Amat baik = 91 – 100
ü Baik = 76 – 90
ü Cukup = 61 – 75
ü Sedang = 51 – 60
ü Kurang = 50 ke bawah
· Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan adalah bersifat rahasia
· Pejabat penilai baru dapat melakukan penilaian pelaksanaan pekerjaan, apabila ia telah
membawahi PNS yang bersangkutan sekurang-kurangnya 6 bulan.
· Apabila PNS yang dinilai berkeberatan atas nilai dalam daftar penilaian pelaksanaan
pekerjaan, maka ia dapat mengajukan keberatan disertai dengan alasan-alasannya, kepada
atasan pejabat penilai melalui hierarki dalam jangka watu 14 hari sejak diterimanya daftar
penilaian pelaksanaan pekerjaan tersebut.
· Daftar daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan bagi PNS yang sedang menjalankan
tugas belajar, dibuat oleh pejabat penilai dengan menggunakan bahan-bahan yang diberikan
oleh pimpinan perguruan tinggi, sekolah atau kursus yang bersangkutan.
· Khusus bagi PNS yang menjalankan tugas belajar diluar negeri, bahan-bahan penilaian
pelaksanaan pekerjaan tersebut diberikan oleh Kepala Perwakilan Republik Indonesia di
negara yang bersangkutan.
· Khusus PNS yang diangkat menjadi anggota DPR RI dan DPRD, bahan-bahan
penilaian pelaksanaan pekerjaan tersebut diberikan oleh Ketua Fraksi yang bersangkutan.
· DP3 bagi PNS yang diperbantukan atau dipekerjakan pada perusahaan milik negara,
organisasi profesi, badan swasta yang ditentukan, negara sahabat atau badan internasional
dibuat oleh pejabat penilai dengan menggunakan bahan-bahan dari pimpinan perusahaan,
organisasi, atau badan yang bersangkutan.
· Khusus bagi PNS yang diperbantukan atau dipekerjakan pada negara sahabat atau
badan internasional bahan-bahan penilaian pelaksanaan pekerjaan tersebut diberikan oleh
Kepala Perwakilan RI di negara yang bersangkutan.
Pedoman Penilaian Kinerja PNS
Penilaian Kinerja PNS
Penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil, adalah penilaian secara periodik pelaksanaan
pekerjaan seorang Pegawai Negeri Sipil. Tujuan penilaian kinerja adalah untuk mengetahui
keberhasilan atau ketidak berhasilan seorang Pegawai Negeri Sipil, dan untuk mengetahui
kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan dalam melaksana-kan tugasnya. Hasil penilaian kinerja digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam pembinaan Pegawai Negeri Sipil, antara lain pengangkatan,
kenaikan pangkat, pengangkatan dalam jabatan, pendidikan dan pelatihan, serta pemberian
penghargaan. Penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri
Sipil. Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil ( DP3 )

C. Daftar Urut Kepangkatan (DUK)


Adalah Suatu Daftar yang memuat nama Pegawai Negeri Sipil dan suatu satuan organisasi
Negara yang disusun menurut tingkatan:, Duk Juga Adalah salah satu bahan objektif untuk
melaksnakan pembinaan karier PNS berdasarkan system karier dan system Prestasi Kerja,
Oleh karena itu DUK perlu dibuat dan dipelihara secara terus menurus
Pada setiap lembaga/institusi pasti ada daftar pegawai. Sesuai ketentuan, urutannya adalah
tidak harus menempatkan kepala lembaga/institusi pada urutan teratas. Bagaimanakah
pedoman untuk menata urutan daftar urut PNS?
Dalam DUK tidak boleh ada 2 (dua) nama Pegawai Negeri Sipil yang sama nomor urutnya,
maka untuk menetapkan nomor urut yang tepat dalam satu DUK diadakan ukuran secara
berturut-turut sebagai berikut :

Pangkat
PNS yang berpangkat lebih tinggi dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi dalam
DUK, Jika ada dua orang/lebih yang memiliki pangkat yang sama maka dari mereka yang
lebih tua dalam pangkat tersebut dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi.
Jabatan
Apabila ada dua orang/lebih, PNS yang berpangkat sama dan diangkat dalam pangkat itu
dalam waktu yang sama, maka dari mereka yang memangku jabatan yang lebih tinggi
dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi dan dilihat yang lebih dahulu diangkat
dalam jabatan yang sama tingkatannya.
Masa Kerja
Apabila ada dua orang/lebih, PNS yang berpangkat sama dan diangkat dalam pangkat itu
dalam waktu yang sama dan memangku jabatan yang sama, maka dari mereka yang memiliki
masa kerja sebagai PNS yang lebih banyak dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi
Latihan Jabatan
Apabila ada dua orang/lebih, PNS yang berpangkat sama dan diangkat dalam pangkat itu
dalam waktu yang sama dan memangku jabatan yang sama dan memiliki masa kerja yang
sama, maka dari mereka yang pernah mengikuti latihan jabatan yang ditentukan,
dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi dalam DUK.
Pendidikan
Apabila ada dua orang/lebih, PNS yang berpangkat sama dan diangkat dalam pangkat itu
dalam waktu yang sama dan memangku jabatan yang sama dan memiliki masa kerja yang
sama, dan pernah mengikuti latihan jabatan yang ditentukan, maka dari mereka yang lulus
dari pendidikan yang lebih tinggi dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi dalam
DUK.

Dasar Hukum :
UU RI No. 43 Tahun 1999;
PP No. 15 Tahun 1979;
Surat Edaran Kepala BAKN No. 03 Tahun 1980.
PembuatanDUK dan Penentuan Nomor Urut dalam DUK
a. PembuatanDUK
1. Daftar urut kepangkatan dibuat untuk seluruh pegawai negeri sipil dari satuan
organisasi Negara.
2. Daftar urut kepangkatan dibuat sekali setahun
3. Pejabat pembuat DUK :
· Menteri, jaksa agung, pimpinan kesekretariasan lembaga tertinggi Negara, pimpinan
pemerintah nondepartemen, gubernur, dan pejabat lain yang ditentukan oleh presiden,
membuat dan memelihara DUK dalam lingkungan masing-masing.
· Para pejabat tersebut diatas, selanjutnya dapat mendelegasikan sebagian wewenangnya
kepada pejabat lain dalam lingkungan kekuasaanya untuk membuat dan memelihara DUK
dalam lingkungan masing-masing.
· Pejabat yang dapat diberi wewenang untuk membuat dan memlihara DUK tersebut
serendah-rendahnya setingkat dengan pejabat yang memangku jabatan structural eselon
antara lain penilik sekolah dasar, penilik pendidikan agama, kepala sekolah dasar.
4. DUK untuk pegawa yang diperbantukan, dibuat oleh :
· Instansi yang menerima bantuan
· Instansi yang memberi bantuan
5. DUK untuk pegawai negeri sipil di luar jabatan organic tetap dicantumkan dalam DUK
instansi yang bersangkutan.
6. Calon pegawai negeri sipil tidak dicantumkan dalam DUK
7. DUK secara nasional dibuat oleh BAKN, untuk golongan IV/a sampai dengan
golongan IV/c.

b. Penentuan Nomor Urut dalam DUK


Ukuran yang digunakan untuk menetapkan nomor urut dalam DUK adalah sebagai berikut :
a) Pangkat
Pegawai negeri sipil yang berpangkat lebih tinggi dicantumkan dalam nomor urut yang lebih
tinggi dalam DUK.
Apabila ada dua orang atau lebih pegawai negeri sipil yang berpangkat yang sama, misalnya
sama-sama berpangkat Pembina tingkat I golongan ruang IV/b, maka pegawai negeri sipil
yang lebih tua dalam pangkat tersebut dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi.
b) Jabatan
Apabila ada dua orang atau lebih pegawai negeri sipil yang berpangkat dama dan diangkat
dalam pangkat itu dalam waktu yang sama pual, pegawai negeri sipil yang memangku jabatan
yang lebih tinggi dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi.
c) Masa kerja
Apabila ada dua orang atau lebih pegawai negeri sipil yang berpangkat sama memangku
jabatan yang sama, maka pegawai negeri sipil yang memiliki masa kerja lebih banyak
dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi.
d) Latihan jabatan
Apabila ada dua orang atau lebih pegawai negeri sipil yang berpangkat sama memangku
jabatan yang sama dan memiliki masa kerja yang sama, pegawai yang pernah mengikuti
latihan jabatan yang ditentukan dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi.
Jenis dan tingkat latihan jabatan tersebut ditentukan lebih lanjut oleh menteri yang
bertanggungjawab dalam bidangg penertiban dan penyempurnaan aturan aparatur Negara.
Apabila jenis dan tingkat latihan jabatan sama, pegawai yang lebih dahulu lulu dicantumkan
dalam nomor urut yang paling tinggi.
e) Pendidikan
Apabila ada dua orang atau lebih pegawai negeri sipil yang berpangkat sama, memangku
jabatan yang sama, memiliki masa kerja yang sama dan lulus dari latihan jabatan yang sama
pula, pegawai yang lulus dari pendidikan yang lebih tinggi dicantumkan dalam nomor urut
yang lebih tinggi.
f) Usia
Apablia ada dua orang atau lebih pegawai negeri sipil yang berpangkat sama memangku
jabatan yang sama, memiliki masa kerja yang sama, lulus dari latihan jabatan yang sama, dan
lulus dari pendidikan yang sama pula, pegawai yang berusia lebih tinggi dicantumkan dalam
nomor urut yang lebih tinggi.

d. Keberatan atas Nomor Urut dalam DUK


Pegawai negeri sipi yang merasa nomor urutnya dalam DUK tidak tepat dapat mengajuka
keberatan secara tertulis kepada pejabat pembuat DUK yang bersangkutan melalui hierarki.
Pernyataan keberatan itu harus sudah diajukan dalam waktu 30 hari, terhitung mulai
diumumkannya DUK. Keberatan yang diajukan melebihi jangka waktu tersebut tidak
dipertimbangkan.
Pejabat pembuat DUK wajib mempertimbangkan dengan seksama keberatan yang diajukan
oleh pegawai negeri sipil dalam lingkungan masing-masing. Apabila keberatan yang diajukan
itu mempunyai dasar-dasar yang kuat, pejabat pembuat DUK menetapkan perubahan nomor
urut dalam DUK sebagaimana mestinya, kemudian memberitahukan kepada pegawai negeri
sipil yang bersangkutan.
Perubahan atau penolakan atas keberatan diberitahukan oleh pejabat pembuat DUK kepada
pegawai negeri sipil dalam waktu 14 hari terhitung mulai tanggal ia menerima surat
keberatan tersebut. Keberatan atas penolakan disampaikan oleh pegawai negeri sipil kepada
atasan pejabat pembuat DUK melalui hierarki, dan dilakukan dalam waktu 14 hari terhitung
mulai tanggal ia menerima penolakan atas keberatan tersebut.
Pejabat pembuat DUK kemudian membuat tanggapan dan mengajukan kepada atasan pejabat
pembuat DUK yang bersangkutan, dan disampaikan dalam waktu 3 hari kerja terhitung mula
tanggal ia menerima suart keberatan tersebut.
Atasan pejabat pembuat DUK wajib mempertimbangkam secara seksama. Perubahan atau
penolakan dari atasan pejabat pembuat DUK harus segera diberitahukan kepada pejabat
pembuat DUK, dalam waktu 14 hari terhitung mulai tanggal ia menerima surat tersebut, dan
tidak dapat diajukan keberatan lagi. Terhadap DUK yang ditandatangani sendiri oleh menteri,
jaksa agung, pimpinan kesekretariatan lembaga tertinggi/tinggi Negara, pimpinan lembaga
pemerintah nondepartemen, dan gubernur, tidak dapat diajukan keberatan.
d. Penggunaan DUK
DUk digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan objektf dalam melaksanakan
pembinaan karier pegawai negeri sipil. Apabila ada kekosongan jabatan, pegawai negeri sipil
yang menduduki DUK yang lebih tinggi wajib dipertimbangkan lebih dahulu. Akan tetapi
apabila pegawai negeri sipil tersebut tidak dapat diangkat untuk mengisi lowongan tersebut
karena sesuat hal (tidak memenuhi syarat), hal ini harus diberitahukan kepada pegawa yang
bersangkutan.
Ketentuan tentang pegawai negeri sipil yang menduduki nomor urut yang lebih tinggi dalam
DUK, tidak berlaku apabila :
1. Pegawai yang bersangkutan dikenai pemberhentian sementara
2. Pegawai yang bersangktutan sedang menjalani cuti di luar tanggungan Negara, kecuali
pegawai negeri sipil wanita yang menjalankan cuti di luar tanggungan Negara karena
persalinan anaknya yang ke-4 dan seterusnya.
3. Pegawai yang bersangkutan menerima uang tunggu.

e. Perubahan dan Penghapusan Nomor urut dalam DUK


1. Perubahan Nomor Urut
Perubahan nomor urut dalam daftar urut kepangkatan diatur sebagai berikut :
a. Apabila dalam tahun yang bersangkutan terjadi mutasi kepegawaian yang
mengakibatkan perubahan nomor urut dalam DUK, pejabat pembuat DUK mencatat
perubahan itu dalam DUK yang bersangkutan.
b. Setiap mutasi kepegawaian misalnya kenaikan pangkat, penurunan pangkat,
pengangkatan dalam jabatan, pemindahan, pemberhentian, meninggal dunia, promosi, dan
lain-lain mengakibatkan perubahan nomor urut dalam DUK.
c. Untuk memudahkan pengurusan DUK, perubahan-perubahan karena mutasi
kepegawaian cukup dicatat dengan menuliskan jenis mutasi kepegawaian dan tanggal
berlakunya pada lajur yang telah disediakan.

1.Penghapusan Nomor Urut


Penghapusan nomor urut dilakukan pada waku penyusunan DUK untuk tahun berikutnya.
Nomor urut seorang pegawai dihapuskan dari DUK apabila :
a. Pegawai tersebut diberhentikan sebagai pegawai negeri sipil.
b. Pegawai tersebut meninggal dunia
c. Pegawai tersebut pindah instans

You might also like