You are on page 1of 3

PEDIKULOSIS KAPITIS

No.Dokumen : SOP/256/UKP-NGT
No.Revisi :
SOP
Tanggal terbit : 26 Mei 2018
Halaman :
PUSKESMAS YUPITA
NANGA NIP.19670703
TAYAP 1989012 003

1. Pengertian Pedikulosis kapitis adalah infeksi dan infestasi kulit kepala dan
rambut manusia yang disebabkan oleh kutu kepala Pediculus
humanus var capitis.
Penularan melalui kontak langsung dengan agen penyebab.
a. Kontak fisik erat dengan kepala penderita, seperti tidur
bersama.
b. Kontak melalui fomite yang terinfestasi, misalnya pemakaian
bersama aksesori kepala, sisir, dan bantal juga dapat
menyebabkan kutu menular.
No. ICD X : B85.0 (Pediculosis due to Pediculus humanus capitis)
Tingkat Kemampuan: 4A
1. Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melakukan diagnosis dan
penatalaksanaan pediculosis kapitis di Puskesmas
2. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 30/KAPUS/IV/2018
Tentang Penetapan Dokumen Esternal Yang Menjadi Acuan
Dalam Penyusunan Standar Pelayanan Klinis
3. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
4. Prosedur 1. Petugas menerima pasien
2. Petugas melakukan anamnesa (keluhan utama, riwayat
penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat alergi,
dan riwayat penyakit keluarga). Pada keluhan utama petugas
melakukan anamnesa ada/tidaknya keluhan seperti gatal di
kepala akibat reaksi hipersensitivitas terhadap saliva kutu
saat makan maupun terhadap feses kutu.
3. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign dan pemeriksaan
fisik yang diperlukan / yang sesuai seperti lesi kulit yang
terjadi karena bekas garukan, yaitu bentuk erosi dan
ekskoriasi. Bila terdapat infeksi sekunder oleh bakteri, maka
timbul pus dan krusta yang menyebabkan rambut bergumpal,
disertai dengan pembesaran KGB regional. Pemeriksaan fisik
juga dilakukan dengan menemukan telur dan kutu yang
hidup pada kulit kepala dan rambut. Telur P. humanus capitis
paling sering ditemukan pada rambut di daerah oksipital dan
retroaurikular.
4. Petugas menegakkan diagnosa pediculosis capitis dan atau
differential diagnosis berdarkan hasil anamnesa dan
pemeriksaan fisik.
5. Petugas memberikan terapi/rencana penatalaksanaan
komprehensif sesuai diagnosa
a. Petugas menganjurkan kepada pasien sebaiknya rambut
dipotong sependek mungkin, kemudian disisir dengan
menggunakan sisir serit, menjaga kebersihan kulit kepala
dan menghindari kontak erat dengan kepala penderita.
b. Petugas memberikan pengobatan topikal merupakan terapi
terbaik, yaitu dengan pedikulosid dengan salah satu
pengobatan di bawah ini:
a. Malathion 0.5% atau 1% dalam bentuk losio atau
spray, dibiarkan 1 malam.
b. Permetrin 1% dalam bentuk cream rinse, dibiarkan
dalam 2 jam
c. Gameksan 1%, dibiarkan dalam 12 jam.
Pedikulosid sebaiknya tidak digunakan pada anak usia
kurang dari 2 tahun. Cara penggunaan : rambut dicuci
dengan shampo, kemudian dioleskan losio/krim dan
ditutup dengan kain. Setelah menunggu sesuai waktu yang
ditentukan, rambut dicuci kembali lalu disisir dengan sisir
serit.
c. Petugas memberikan edukasi kepada keluarga tentang
pedikulosis untuk pencegahan. Kutu kepala dapat
ditemukan di sisir atau sikat rambut, topi, linen, boneka
kain, dan upholstered furniture, walaupun kutu lebih
memilih untuk berada dalam jarak dekat dengan kulit
kepala, sehingga harus menghindari pemakaian alat-alat
tersebut bersama-sama. Anggota keluarga dan teman
bermain anak yang terinfestasi harus diperiksa, namun
terapi hanya diberikan pada yang terbukti mengalami
infestasi. Kerjasama semua pihak dibutuhkan agar
eradikasi dapat tercapai.
d. Petugas memutuskan merujuk pasien pediculosis capitis
apabila terjadi infestasi kronis dan tidak sensitif terhadap
terapi yang diberikan.
6. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk dibawa ke
apotik
7. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis,
pemeriksaan, diagnosis, terapi serta rujukan yang telah
dilakukan dalam rekam medis pasien
8. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas rekam medis.
5. Unit Terkait 1. Pendaftaran dan Rekam Medis
2. Poli Umum
3. Apotik

You might also like