You are on page 1of 2

Abstract

Latar belakang: Pasien penderita gagal jantung mungkin memperlihatkan respon tekanan darah yang
abnormal terhadap latihan (RTDAL), yang mungkin kembali ke normal setelah perawatan medis. Hal
ini mengansumsikan bahwa perubahan ini berkorelasi positif dengan aspek prognosis dan fungsional.
Tujuan penelitan ini adalah untuk menggolongkan pasien dengan RTDAL dan menilai normalisasi dan
hubungan RTDAL dengan hasil klinis dan fungsional

Metode: Pada penelitian ini, 651 pasien dengan gagal jantung yang menjalani rehabilitasi jantung
diperiksa. Pasien yang mempresentasikan RTDAL selama stress testing diidentifikasi dan dibagi
menjadi dua yaitu yang terkoreksi RTDAL awal setelah rehabilitasi jantung dan yang tidak terkoreksi.

Hasil: Pre-rehabilitasi RTDAL didapatkan pada 27% dari pasien, 68% sisanya merupakan yang
ternomalisasi RTDAL setelah rehabilitasi jantung. Dua parameter diprediksi secara independen
menyebabkan kegagalan dalam normalisasi respon tekanan darah yaitu, jenis kelamin perempuan
(odd ratio 3.5;95% conficence interval (CI) 1.4-9) dan penurunan fungsi sistolik (OR 3.2; 95% CI 1.0-
9.4). pasien dengan kardiomyopati hipertofi menunjuakkan rerata lebih tinggi pada normalisasi RTDAL
dibanding dengan penyebab lain gagal jantung (93% vs. 62%, P:0.03). Penelitian populasi
menunjukkan rata-rata peningkatan pada kapasitas latihan (4.7 menjadi 6.4 metabolic equivalents
(METS), P<.001), fraksi ejeksi (35.4% menjadi 37.7%, P,.001) dan persentasi pasien dengan New York
Heart Association (NYHA) kelas 3-4 (50% mejadi 43.4%, P=.123). Grup yang RTDALnya ternomalisasi
menunjukkan peningkatan yang besar.

Kesimpulan: diantara populasi pasien yang menderita gagal jantung, RTDAL dinormalisasi dengan
rehabilitasi jantung pada 2/3 pasien. Jenis kelamin perempuan dan penurunan fungsi sistolik
diprediksi secara independen menyebabkan kegagalan dalam koreksi RTDAL, sedangkan pasien
dengan kardiomiopati hipertrofi menunjukkan rerata tinggi normalisasi.

Pendahuluan

Normalnya, latihan fisik dinamis pada posisi tegak menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik
diikuti dengan sedikit penurunan tekanan darah sistolik. Walaupun populasi tertentu menunjukkan
penurunan atau gagal ,emaikkan tekanan darah sistolik dengan latihan. Hal ini adalah respon tekanan
darah yang abnormal terhadap latihan (RTDAL) yang telah dideskripsikan pada pasien dengan gagal
jantung karena berbagai etiologi dengan rerata insinden bervariasi dari 5%-20%.

Beberapa penelitian telah menguji signifikansi dari fenomena ini pada pasien dengan gagal jantung
dan sebagian besar dari mereka mempunyai konsekuensi negatif. Pasien yang menunjukkan RTDAL
mempunyai rerata lebih tinggi pada kematian dan insidensi yang lebih banyak pada kejadian
kardiovaskuler, resiko lebih tingga pada kematian mendadak dan insidensi yang besar pada aritmia
saat atau setelah latihan dibanding pasien dengan respon yang normal. RTDAL juga telah
menunjukkan sebagai pertanda buruk, berhubungan dengan resiko yang lebih tinggi terhadap infark
miokard dan kematian, menurut American College of Cardiology and the American Heart Association
Task Force on Practice Guideline regarding Exercise Testing.

Sebuah meta analisis baru-baru ini diterbikan oleh Barlow et al. I memeriksa signifikansi prognosis
RTDAL. Mereka menganalisis kira-kira 46.000 pasien gagal jantung, penyakit jantung koroner,
kardiomiopati dan penyakit vaskuler perifer, dan hasilnya menunjukkan bahwa RTDAL berkaitan
dengan resiko yang lebih tinggi terhadap kejadian kardiovaskuler dan semua menyebabkan kematian
(hazard ratio: 2.01; 95% confidence interval: 1.59-2.53; P,.001). dalam subgrup yang hanya
menganalisis pasien gagal jantung, RTDAL tetap menjadi prediktor prognosis tersendiri.

Hasil tersebut memunculkan pertanyaan apakah RTDAL dapat digunakan sebagai pola berurutan
untuk memonitor progres pasien dan respon terhadap terapi. Pada pengukuran ganda daripada
pengukuran tunggal, respon tekana darah terhadap latihan mungkin menyediakan informasi
tambahan berkaitan dengan perawatan klinis.

RTDAL mungkin berubah setiap waktu, terutama setelah intervensi klinis. Li et al, menunjukkan
bahwakebanyakan pasien dengan RTDAL akan memperbaiki respon tekanan darah setelah operasi
bypass graft. Perbaikan yang positif juga ditunjukkansetelah intervensi medis dan pasien yang sudah
menjalani rehabilitasi jantung.

Terdapat hipotesis bahwa perbaikan RTDAL merepresentasikan peningkatan aspek fungsional dan
prognosis. Beberapa peneliti berpendapat bahwa normalisasi respon tekanan darah menyiratkan
bahwa penyakit jantung dapat diperbaiki secara alami dan mengindikasikan terapi yang sukses.
Walaupun, sejumlah kecil penelitian yang fokus pada subjek ini dan signfikansi prognosis dan
karakteristik subjek yang menunjukkan normalisasi RTDAL belum sepenuhnya dieksoplorasi.

Pada penelitian ini, kami mengkarakterisasi populasi ini dan mengeskplorasi faktor prediktif dan
kemungkinan implikasi perbaikan RTDA setelah menjalani program rehabilitasi jantung yang
komprehensif

You might also like