Professional Documents
Culture Documents
Dokumen Baru
√ Perubahan Besar Perubahan Kecil Tidak
Ada Perubahan Pembatalan
PENGERTIAN Kunjungan pra bedah adalah proses mengunjungi pasien yang akan dilaksanakan
operasi elektif olehoperator/dokter dan perawatanestesi yang didelegasi guna
melaksanakan penyampaian rencana pelayanan, mencocokkan identitas pasien,
memberikan keterangan sesuai kebutuhan.
TUJUAN Tujuan Umum: Meningkatkan mutu pelayanan kamar operasi.
Tujuan Khusus: Adanya panduan untuk pelaksanaan kunjungan pra bedah.
KEBIJAKAN Setiap pasien yang akan dioperasi harus dilaksanakan kunjungan pra bedah dan
kunjungan pra medikasi.
PROSEDUR 1. Operator/dokter dan perawat anestesi mengecek program/jadwal operasi.
2. Operator/dokter dan perawat anestesi mengunjungi pasien yang akan
dioperasi.
3. Operator/dokter dan perawat anestesi memperkenalkan diri bahwa dia
yang akan melaksanakan operasi.
4. Operator/dokter dan perawat anestesi menyampaikan perencanan
pelayanan operasi.
5. Operator/dokter dan perawat anestesi menyampaikan / harapan atau
kemungkinan yang akan timbul dari hasil operasi.
6. Operator/dokter dan perawatanestesi menyampaikan pesan atau persiapan
apa yang harus dilaksanakan oleh pasien.
7. Operator/dokter dan perawatanestesi mempersilahkan pasien untuk
mengajukan pertanyaan bila ada yang akan ditanyakan.
8. Operator/dokter dan perawat anestesi mengecek dokumen Informed
Consent.
9. Operator/dokter dan perawat anestesi menulis kunjungan pra bedah pada
dokumen rekam medis.
10. Operator/dokter dan perawatanestesi membubuhkan paraf dan jam
kunjungan.
√
Dokumen Baru Perubahan Besar Perubahan Kecil Tidak
Ada Perubahan Pembatalan
PENGERTIAN Persetujuan tindakan medis yang diberikan oleh pasien/keluarga atas dasar
penjelasan tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien
PENGERTIAN Melakukan penatalaksanaan selama anestesi untuk mengatasi rasa nyeri dan
gangguan fungsi vital tubuh
TUJUAN Mengupayakan fungsi vital pasien dalam batas-batas normal selama menjalani
pembedahan dan menjaga agar pasien tidak merasa nyeri.
KEBIJAKAN 1. Mengupayakan fungsi tanda-tanda vital pasien selama anestesi dalam
kondisi optimal.
2. Mengupayakan selama anestesi dikerjakan secara bersama-sama dengan
asas kemitraan.
3. Tindakan anestesi bisa dilakukan oleh dokter spesialis anestesi, residen
anestesi, dokter umum terlatih, perawat anestesi sebagai tugas
perlimbahan.
4. Tindakan anestesi dilakukan oleh Tim Anestesi.
PENGERTIAAN Suatu proses pemenuhan persediaan obat, alat dan ABHP ke bagian farmasi
dan gudang urusan barang untuk menunjang pelayanan pada kamar operasi.
TUJUAN Agar obat,alat,dan alat bahan habis pakai selalu tersedia
KEBIJAKAN 1. Permintaan obat dan alat serta ABHP dilakukan seminggu sekali
setiap hari senin.
2. Sewaktu-waktu bila diperlukan.
PROSEDUR 1. Merencanakan kebutuhan obat, alat dan ABHP sesuai kebutuhan
dan ditulis pada buku amprahan.
2. Buku amprahan tersebut diantar ke bagian farmasi (gudang apotik).
3. Petugas dibagian farmasi mengecek permintaan dan penyesuaian
dengan ketersediaan obat,alat,dan ABHP yang ada.
4. Apabila amprahan tersebut sudah disetujui dan disiapkan, maka
pengambilan barang dilakukan oleh petugas kamar operasi yang
telah ditentukan.
5. Kemudian barang disesuaikan dengan permintaan, apabila sudah
sesuai dengan permintaan maka obat, alat dan ABHP disimpan pada
tempat yang telah ditentukan.
UNIT TERKAIT 1. BAGIAN FARMASI (APOTIK)
2. BAGIAN PERENCANAAN
PEMERINTAH KABUPATEN SERUYAN
KEBIJAKAN Fasilitas ruang kamar operasi RSUD HANAU cukup untuk melaksanakan
pelayanan kamar operasi yang dilengkapi :
Ruang operasi : 1 ruang
Ruang pulih sadar : 1 ruang
Ruang ganti : 1 ruang
Ruang resusitasi neonatal : 1 ruang
Ruang persiapan pasien : 1 ruang
Ruang cuci tangan : 1 ruang
Ruang HCU : 1 ruang
PEMERINTAH KABUPATEN SERUYAN
2/2
PENGERTIAN Pemberian informasi adalah alasan secara lisan yang dilakukan oleh
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) yang berhubungan dengan
kewajiban pasien terhadap rumah sakit
TUJUAN Sebagai acuan agar pasien dapat memperoleh informasi tentang
kewajiban kepada rumah sakit.
KEBIJAKAN Pemberian informasi berdasarkan SK direktur RSUD HANAU nomor
Tentang dokter penanggung jawab pelayanan DPJP
PROSEDUR 1. Setiap pasien dilayani oleh satu atau lebih dari satu orang dokter
spesialis sebagai DPJP
2. DPJP yang bertanggung jawab memberikan informasi tentang
kewajiban pasien terhadap rumah sakit secara lisan, terkait dengan
hal berikut;
a. Pasien memberikan keterangan benar, jelas, jujur.
b. Tanggung jawab dan kewajibanpasien atau keluarga
c. Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti
d. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan
e. Mematuhi instruksi dan peraturan RS
f. Memperhatikan sikap menghormati dan tenggang rasa
3. Pasien dipersilahkan mengajukan pertanyaan yang berhubungan
dengan informasi yang telah diberikan
4. DPJP mencatat dalam dokumen rekam medik bahwa sudah
diberikan penjelasaan
UNIT TERKAIT 1. KOMITE MEDIK
2. INSTALASI TERKAIT
PENGERTIAN Rapat rutin yang dilaksanakan secara rutin disentral pimpinan oleh
kepala kamar operasi dan dihadiri oleh anggota.
TUJUAN Sebagai tempat untuk berdiskusi , berkomunikasi, konsultasi,
pembinaan dan pengarahan dalam menjalankan tugas sehingga dapat
tercapai tujuan yang diharapkan.
KEBIJAKAN Setiap anggota Kamar Operasi RSUD HANAU harus melakukan
rapat rutin untuk berdiskusi, berkomunikasi, konsultasi, pembinaan
dan pengarahan dalam menjalankan tugas sehingga dapat tercapai
tujuan yang diharapkan.
PROSEDUR 1. Pertemuan rutin sebulan sekali tiap hari Sabtu minggu ke
empat jam 08.30 WIB yang dihadiri seluruh anggota
2. Pertemuan dipimpin oleh kepala Kamar Operasi.
3. Pertemuan rutin biasa dilakukan oleh dari dua kali sebulan
apabila diperlukan dalam membahas permasalahan yang
bersifat mendadak atau penting.
PENGERTIAN Suatu langkah tindakan untuk menangani setiap pajanan darah, cairan
tubuh dan alat-alat tajam.
TUJUAN Mencegah semaksimal mungkin terjadinya infeksi nosokomial
KEBIJAKAN
HCV
PPP tidak dianjurkan
HIV
PPP diberikan segera mungkin setelah pajanan, sebaiknya
dilakukan dalam waktu 2-4 jam setelah pajanan.
E. Laksanakan tes laboratorium dan berikan konseling.
UNIT TERKAIT 1. RUANG PERAWATAN
2. VCT
PEMERINTAH KABUPATEN SERUYAN
PENGERTIAN Suatu aturan yang harus ditaati dan dilaksanakan bagi siapa pun yang
memasuki kamar operasi.
TUJUAN 1. Agar kamar operasi tetap bersih dan mikroorganisme dapat
dikendalikan
2. Agar dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial pada
klien yang dioperasi
KEBIJAKAN 1. SK Direktur RSUD HANAU tentang infeksi Nosokomial
2. Sasaran mutu Kamar Operasi
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT :
1. Rak sepatu diluar kamar operasi (area publik)
2. Alas kaki khusus untuk daerah semi steril
3. Rak sepatu dengan alas kaki untuk area steril
4. Pakaian OK khusus dan alat pelindung diri
(masker,topi,schot plastik, kacamata khusus)
5. Tempat cuci tangan dan sabun anti septik
B. PELAKSANAAN
1. Tidak boleh sembarang orang masuk kekamar operasi
2. Setiap orang yang memasuki kamar operasi (area semi
steril) harus melepas alas kakinya dan memakai alas kaki
yang disediakan
3. Setiap personil kamar operasi harus mengganti pakaian
luar nya dengan pakaian khusus kamar operasi dan tidak
boleh memakai perhiasan
4. Setiap orang yang masuk kearea steril harus memakai
pakaian khusus kamar operasi
5. Memasuki area steril harus memakai
a. Alas kaki khusus
b. Tutup kepala dan menutup seluruh rambut
c. Masker menutup hidung dan mulut
6. Keluar dari kamar operasi/ area steril, alas kaki dan
pakaian OK harus diletakkan pada tempat yang telah
ditentukan
UNIT TERKAIT SELURUH ORANG YANG MEMASUKI KAMAR OPERASI
PENGERTIAN Adalah suatu aktivitas cuci tangan secara steril bagi personil yang
akan mengikuti operasi secara langsung
TUJUAN Sebagai acuan langkah-langkah dalam melakukan prosedur cuci
tangan sebelum operasi
KEBIJAKAN Semua petugas kamar operasi yang akan mengikuti operasi langsung
(scrube tim) harus melakukan cuci tangan sebelum operasi
STANDAR ALAT 1. Air mengalir (wastafel lebar dan kran tangkai panjang)
2. Anti septik (chlorhexidine gluconate 4% dalam botol pompa)
3. Jam dinding
PROSEDUR 1. Lepas semua perhiasan, termasuk cincin dan jam tangan
2. Basahi tangan dengan air yang mengalir dari ujung jari
sampai 2 cm diatas siku
3. Gunakan cairan anti septik sesuai dengan petunjuk
(chlorhexidine gluconate 4% 1 x pompa = 5 cc), cuci tangan
mulai dari telapak tangan, punggung tangan dan jari-jari serta
lengan bawah secara menyeluruh sampai 2 cm atas siku,
kemudian bilas merata selama 1 menit.
4. Kemudian bersihkan kuku, jari-jari sela-sela jari, telak tangan
dan punggung tangan, cuci tiap jari seakan empat sisi
5. Scrub daerah pergelangan tangan pada tiap tangan
6. Kemudian scrub lengan bawah sampai 2 cm atas siku, dan
pastikan gerakan dari bawah lengan menuju siku (selama 1½
menit)
7. Ulangi pada lengan satunya, dari lengan bawah menuju siku
(selama 1½ menit/3 menit untuk kedua tangan)
8. Bilas tangan dan lengan bawah secara menyeluruh pastikan
tangan ditahan lebih tinggi dari siku
9. Ulangi pemakain chlorhexidine gluconate 4 % sekali lagi
hingga merata tanpa dibilas dengan air (selama 1 menit untuk
kedua tangan)
10. Pastikan posisi tangan diatas dan biarkan air menetes melalui
siku
UNIT TERKAIT 1. KAMAR OPERASI
2. UNIT GAWAT DARURAT
3. RUANG KEBIDANAN
4. RUANG RAWAT INAP
5. RUANG POLIKLINIK
PEMERINTAH KABUPATEN SERUYAN
PENGERTIAN Peminjaman alat dari dan keluar IBS di upayakan terkoordinir secara
baik dan diketahui oleh kepala instalasi
TUJUAN 1. Adanya koordinasi yang baik antara instalasi
2. Menciptakan pertanggungjawaban terhadap alat yang
dipinjam atau meminjam
KEBIJAKAN Dalam peminjaman dan meminjam alat dari dan keluar Kamar
Operasi ada pertanggungjawaban dan terkoordinasi secara baik.
PROSEDUR 1. Dalam peminjaman alat dari dan keluar Kamar Operasi
kepala instalasi dan kepala ruangan harus mengetahui
2. Buat secara tertulis permohonan peminjaman alat dari dan
keluar Kamar Operasi
3. Catat tanggal, jenis alat, nama pembuat permohonan
4. Bila alat selesai dipakai, segera dikembalikan dan tanda
terima alat dari dan keluar Kamar Operasi tercatat dan
diketahui oleh kepala ruangan atau kepala instalasi
UNIT TERKAIT 1. KEPALA KAMAR OPERASI
2. INSTALASI SARANA
3. RUANG RAWAT INAP
4. RUANG RAWAT JALAN
PENGERTIAN Adalah suatu aktivitas memakai gaun steril untuk pembedahan dikamar
operasi
TUJUAN Sebagai acuan langkah-langkah dalam memakai gaun steril untuk operasi
KEBIJAKAN Semua petugas kamar operasi yang akan mengikuti operasi langsung(scrube
tim) harus memakai gaun steril.
STANDAR ALAT 1. Gaun steril khusus untuk operasi (lengan panjang, bertali atau
berkaret atau kaos elastis pada ujung lengan
2. Model overlapping yaitu sisi kanan bagian belakang menutup
semua bagian belakang
PROSEDUR I. Pemakain gaun bedah sendiri
1. Ambil gaun bedah steril, dengan cara memegang bagian leher,
angkat dengan kedudukan tangan setinggi bahu
2. Pegang bagian leher dengan lengan setinggi bahu, dengan
menjaga bagian dalam gaun tetap menghadap pemakai
3. Kibaskan gaun dan bersamaan dengan itu masukan tangan
kedalam lengan gaun dengan tetap menjaga ketinggian setinggi
bahu
4. Petugas yang tidak steril mengambil bagian dalam dari gaun
dan menarik kebelakang untung merapikan dan harus menutup
seluruh bagian belakang pemakai, serta mengikatkan tali gaun
dengan rapi.
II. Memakaikan gaun bedah pada orang lain
1. Sebelum memasang gaun steril pada orang lain seseorang
harus memakai gaun steril terlebih dahulu sesuai prosedur
diatas
2. Prosedur pengambilan gaun sama seperti apabila memakai
sendiri
3. Ambil jarak yang cukup dengan pemakai gaun
4. Buka gaun steril dengan tetap menjaga posisi setinggi bahu
5. Pakailah kedua lengan secara bersama-sama
6. Petugas tidak steril mengambil bagian dalam dari gaun dan
menarik kebelakang untuk merapikan dan harus menutup
seluruh bagian belakang pemakai, serta mengikat tali gaun
dengan rapi.
PROSEDUR PERSIAPAN :
1. Kantong plastik
2. Pita/tali kuning dan hitam
3. Alat angkut
PELAKSANAAN:
1. Pisahkan limbah cair dan limbah padat
2. Pengelolaan limbah padat:
a. Terinfeksi
1) Petugas menggunakan sarung tangan
2) Masukan limbah kering kedalam kantong plastik khusus
3) Ikat rapat kantong plastik dengan tali berwarna kuning
4) Segera kirim ketempat penampungan limbah (incinerator)
dengan alat angkut tertentu
b. Non infeksi
1) Petugas menggunakan sarung tangan rumah tangga
2) Masukkan limbah kering kedalam kantong plastik ikat
rapat kantong plastik dengan tali berwarna hitam
3) Segera kirim ketempat penampungan limbah (incinerator)
3. Pengelolaan limbah cair
a. Petugas menggunakan sarung tangan beri disinfektan creolin /
Lysol 0.5% terlebih dahulu kedalam botol penampung (botol
suction) sebelum digunakan
b. Buang limbah kesaluran limbah
UNIT TERKAIT KAMAR OPERASI
PEMERINTAH KABUPATEN SERUYAN
PENGERTIAN Suatu teknik atau tata cara menyeterilkan alat atau linen dengan menggunakan
alat sterilisator atau otoklap
TUJUAN Untuk membunuh kuman atau mikroorganisme termasuk bakteri indospora
KEBIJAKAN Semua alat alat-alat instrumen bedah sebelum digunakan harus disterilkan
PROSEDUR I. PEMAKAIAN ALAT STERILISATOR/AUTOCLAVE A
1. Sambungkan kabel autoclave ke stop kontak
2. Buka tutup autoclavedan periksa air yang ada dibawah rak
autoclave hingga benar-benar ada dengan ketinggian air 2 sampai
3 cm dibawah rak autoclave
3. Alat yang telah dicuci dibersihkan dan dibungkus dengan kain
atau dipacking atau dalam tromol kemudian dimasukkan kedalam
autoclave dan ditutup rapat
4. Putar alat pengunci sebanyak 8 buah sekuatnya agar udara tidak
dapat masuk dan keluar
5. Tutup dengan rapat penutup udara dengan searah jarum jam
sampai rapat
6. Putar timer waktu sampai menunjukan angka 60 menit
7. Klik tombol untuk menghidupkan autoclave kearah atas atau klik
ON
8. Biarkan autoclave mengeluarkan suara yang merupakan pertanda
dimulainya penyeterilan
9. Apabila timer sudah menunjukan angka NOL / kembali seperti
semula maka alat dinyatakan telah steril
10. Buka penutup udara/uap dan bila udara/uap sudah habis keluar,
biarkan sterilisator dingin dulu dan klik tombol untuk mematikan
kearah bawah / klik OFF
11. Bila sudah dingin, buka alat pengunci 8 buah tadi,setelah itu baru
buka tutup autoclave, lalu angkat alat yang disterilkan
12. Simpan alat yang telah disterilkan ketempatnya/tempat
penyimpanan, rapikan dengan posisi tutup tetap terbuka.
PENGERTIAN Mengatur cara berpapasan di Ruang Tindakan Operasi berupaya menjaga posisi
terbebas dan bersentuhan dengan barang-barang serta petugas dan dimana petugas
yang bersangkutan sedang memakai pakaian steril/gaun steril siap operasi.
TUJUAN 1. Menjaga pakaian / gaun steril
2. Tercipta situasi siap melaksanakan operasi
KEBIJAKAN Pada saat petugas memakai gaun/gaun steril, petugas seminimal mungkin
mengurangi tersentuh benda atau petugas lain, sehingga pada saat petugas
berpapasan pakaian / gaun masih terjaga steril
PROSEDUR 1. Pada saat petugas memakai pakaian steril, posisi tangan terlipat dan
diletakan kedepan dada.
2. Pada saat bepapasan dengan rekan lain, petugas membalikan badan dan
menjaga jarak agar baju tidak tersentuh
3. Setelah merasa aman dan posisi sudah tidak berpapasan, petugas dapat
membalikkan keposisi semula, siap melaksanakan operasi
UNIT TERKAIT SELURUH PETUGAS RUANG TINDAKAN OPERASI
PENGERTIAN Seleksi dan rekrutmen petugas di Kamar Operasi diupayakan bagi setiap pegawai
baru yang akan bekerja di Kamar Operasi memiliki standar dasar dan pelatihan
dan mendukung adanya dan kesiapan dan pengetahuan petugas yang bekerja di
Kamar Operasi
TUJUAN 1. Meningkatkan mutu pelayanan Kamar Operasi
2. Kamar Operasi memiliki standar seleksi dan rekrutmen
3. Menciptakan kesiapan petugas baru di Kamar Operasi
KEBIJAKAN Dalam seleksi dan rekrutmen petugas yang bekerja di kamar operasi memiliki
pengetahuanminimal dalam menangani kondisi pasien.
PROSEDUR 1. Kamar Operasi menerima petugas baru dari bidang keperawatan
2. Minimal memiliki masa kerja 3 tahun di instalasi rawat inap dan IGD
3. Petugas baru minimal memiliki sertifikat PPGD
4. Masa orientasi dan pengenalan lingkungan kerja selama 3 bulan
5. Setelah 3 bulandilaksanakan evaluasi untuk penempatan oleh kepala
instalasi dan koordinasi perawat Kamar Operasi
UNIT TERKAIT 1. KOMITE MEDIK
2. BIDANG KEPERAWATAN
3. SELURUH PETUGAS KEPERAWATAN
PENGERTIAN Adalah suatu keadaan yang dilakukan untuk mengatasi musibah missal
TUJUAN 1. Mencari jalan keluar untuk mengatasi masalah yang terjadi karena
musibah massal secara berkesinambungan
2. Ikut mengatasi masalah musibah massal berdasarkan tugas dan kewajiban
3. Penatalaksana musibah massal dirumah sakit
KEBIJAKAN Penatalaksanaan musibah dirumah sakit
PROSEDUR PERSIAPAN:
1. Instrumen secukupnya
2. Obat-obatan/alat/bahan emergency secukupnya
3. Alat transfarmasi
4. Alat komunikasi yang memadai
5. Pengarahan tenaga dan menghubungi yang terkait
6. Pemenuhan logistik petugas
PROSEDUR:
1. Petugas piket menerima laporan tentang terjadinya disaster atau kondisi
darurat yang memerlukan bantuan kamar operasi
2. Petugas jaga atau piket melaporkan adanya permintaan kamar operasi di
Kamar Operasi kepada kepalaKamar Operasi selanjutnya
memberitahukan kepada petugas Kamar Operasi untuk melakukan
persiapan fungsi
3. Jumlah penderita, jenis operasi dan tindakan disampaikan ke Kamar
Operasi dan diterima oleh petugas Kamar Operasi bagian penerimaan
4. Dengan persetujuan kepala Kamar Operasi, petugas Kamar Operasi
memanfaatkan dan melaksanakan kegiatan di Kamar Operasi
dikoordinasikan oleh koordinatorpelayanan, koordinator perawatan dan
penunjang.
5. Selanjutnya komando kegiatan dipimpin oleh kepala Kamar Operasidan
melaksanakan koordinasi dengan instalasi lain dan petugas terkait
6. Dalam keadaan kepala Kamar Operasi tidak berada ditempat, maka
petugas di Kamar Operasi dipimpin oleh salah satu koordinator Kamar
Operasi
7. Kebutuhan logistik dipersiapkan oleh petugas logistik Kamar Operasi
dengan berkoordinasi dengan petugas logistik rumah sakit
8. Membuat laporan kegiatan dan pemanfaatan Kamar Operasi tentang
musibah massal ke rumah sakit
UNIT TERKAIT 1. RUANG RAWAT INAP
2. IGD
3. BAGIAN FARMASI.
PEMERINTAH KABUPATEN SERUYAN
PENGERTIAN Yaitu proses penghitungan kasa dan instrumen yang digunakan selama
pembedahan, dimana penghitungan dilakukan sebelum operasi, dan sesaat
sebelum operasi selesai
TUJUAN 1. Untuk menghindari tertinggalnya kasa dan instrumen dalam luka
operasi
2. Mencek alat dan kassa baik sebelum dan sesudah operasi
KEBIJAKAN PERSIAPAN:
1. Kantong plastik tempat penampung kasa
2. Alat untuk menghitung kasa dan instrumen
3. Petugas-petugas instrumen dan on loop untuk menghitung
4. Blangko untuk mencatat kasa dan instrumen yang digunakan
5. Papan terpasang dikamar operasi untuk pencatatan, penggunaan alat
instrumen dan kasa
PELAKSANAAN :
1. Pada saat akan mulai operasi,
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Kantung plastik tempat menampung kasa.
2. Alat untuk menghitung jumlah instrumen dan kasa
3. Petugas-petugas instrumen dan on loop untuk menghitung
4. Blangko untuk mencatat kasa dan instrumen yang digunakan
PELAKSANAAN :
1. Pada saat akan mulai operasi, alat-alat yang digunakan, dihitung oleh
petugas instrumen dan disaksikan oleh petugas on loop, dan operator.
2. Jumlah kasa yang digunakan harus dihitung.
3. Penambahan dan pengurangan kasa dan alat harus dicatat secara cermat.
4. Sesaat sebelum menutup luka dilakukan perhitungan instrumen dan
kasa sebanyak dua kali dibantu oleh petugas on loop dan dilakukan oleh
petugas instrumen atau sebaliknya.
5. Hasil perhitungan dilaporkan kepada operator
6. Apabila perhitungan kasa dan alat sudah komplit maka operator
diizinkan untuk menutup luka operasinya.
7. Semua pencatatan ditulis pada lembar pencatatan dan ditandatangani
oleh petugas instrumen, on loop, dan operator.
8. Operator melaporkan kelengkapan alat dan kasa pada lembar laporan
operasinya.
9. Lakukan tindakan bila perhitungan akhir tidak sesuai yaitu :
a. Hitung ulang berkali-kali sampai yakin
b. Lapor pada operator untuk tidak menutup luka
c. Usaha mencari disekitar luka operasi dilakukan oleh tim bedah
(Operasi instrumentator dan on loop)
d. Laporkan penanggung jawab : koordinator pelayanan medis,
koordinator perawat dan koordinator penunjang medis
e. Lakukan pemeriksaan fluoroscopy / Image
UNIT TERKAIT KAMAR OPERASI
PENGERTIAN Pembatalan, penambahan perubahan kamar operasi dari jadwal yang sudah
ditetapkan sehari sebelum operasi
TUJUAN 1. Tim mengetahui sendiri mungkin perubahan tersebut
2. Memperlancar jalannya operasi
KEBIJAKAN Perubahan dilaporkan paling lambat 1 jam sebelum semua operasi dimulai
PROSEDUR 1. Instalasi/ Ruangan yang bersangkutan menyampaikan perubahan jadwal
beserta alasan ke Kamar Operasi
2. Selanjutnya penanggung jawab menjadwalkan penyampaian perubahan
tersebut kepada kepala Ruangan OK dan anggota tim untuk
dilaksanakan
3. Kepala ruangan OK, penanggung jawab penjadwalan membahas dan
menggantur kembali jadwal operasi
UNIT TERKAIT 1. INSTALASI/RUANGAN YANG BERSANGKUTAN
2. STAF KAMAR OPERASI
PENGERTIAN Adalah usaha-usaha yang dilakukan didalam kamar operasi untuk mencegah
terjadinya penularan infeksi HIV, MRSA dan hepatisis kepada petugas dan
penderita operasi lainya.
TUJUAN 1. Meminimalkan terjadinya infeksi silang dari penderita ke petugas dan
penderita lainnya
2. Mengetahui cara yang tepat untuk melakukan perawatan kepada
penderita HIV,MRSA dan hepatitis
3. Agar petugas mengetahui cara-cara pencegahan dan penanganan
kepada penderita HIV,MRSA dan hepatitis
KEBIJAKAN Pencegahan infeksi nosokomial
PROSEDUR PERSIAPAN:
1. Hibiscrub 5% dalam kom
2. Sikat steril
3. Doek steril
4. Instrumen+nierbekken, kasa steril
5. Betadin 10% , yodium 5% , alkhol 96%, hibitan 5%
6. Chlorhexidin 5%
7. Larutan hypochloride 0,5%
8. Plastik pembungkus
9. Kaleng sampah
10. Kacamata khusus
PELAKSANAAN:
1. Pakaian luar harus diganti dengan pakaian kerja operasi yang bersih
2. Cuci tangan operasi seperti pada operasi rutin
3. Petugas yang menangani penderita harus memakai gaun steril
berlengan panjang yang tertutup rapat atau memakai plastik apron
yang cukup panjang dari pada sepatu pelindung
4. Tidak memakai sepatu terbuka, harus tertutup, model sepatu boot
setinggi betis yang kedap air
5. Mengenakan sarung tangan yang steril, apabila sarung tangan robek
atau tertusuk jarum, harus segera dilepas dan tangan dibasuh bila
prosedur keselamatan telah mengijinkan, jarum dipindahkan dari
daerah steril dan laporkan kepada panitia pengendalian infeksi
nosokomial
6. Pelindung rambut harus menutup kepala dengan rapat
7. Bila mempunyai luka pada kulit terutama tangan, tutup lah dengan
pembalut kedap air (water proof)
PENGERTIAN Merupakan operasi yang harus sesegera mungkin dilaksanakan karena dapat
mengancam jiwa pasien
TUJUAN 1. Menyelamatkan jiwa pasien dari keadaan saat itu, yang apabila tidak
dilakukan tindakan dapat berakibat kematian atau cacat
2. Mempersiapkan rencana anestesi emergensi untuk menunjang
terselenggaranya emergency operasi tersebut
KEBIJAKAN 1. Perlu dilakukan pemeriksaan pra anestesi sesegera mungkin dan bila perlu
konsultasi segera dengan bidang lain guna terlaksananya operasi emergency
tersebut
2. Masalah informed consent untuk kasus emergency dapat mengacu pada SK
Menkes No. 585/MENKES/PER/IX/1989.
3. Resiko anestesi adalah berdasarkan standar ASA
4. Tindakan anestesi harus dilakukan oleh tim anestesi
PROSEDUR 1. Pemeriksaan penderita sebelum operasi :
a. Pemeriksaan fisik diagnostik
b. Pemeriksaan kelengkapan penunjang anestesi dan operasi
c. Persetujuan anestesi dan operasi ( informed consent)
2. Pemberian obat-obat premedikasi sebelum anestesi
3. Bila semua dalam keadaan baik dan lengkap, pasien dapat dibawa ke IBS /
kamar operasi
4. Diruang penerimaan pasien kamar operasi dilakukan pengecekan ulang
kelengkapan administrasi anestesi, obat-obatan emergency
5. Pemeriksaan fisik dikamar operasi sebelum dilakukan tindakan
6. Persiapan alat dan obat anestesi obat obatan emergency
UNIT TERKAIT 1. REKAM MEDIS
2. KAMAR OPERASI
3. RAWAT INAP
4. IGD
5. RAWAT JALAN
6. ICU
PENGERTIAN Merupakan tindakan anestesi pada pasien menular berbahaya untuk meminimalkan
penularan terhadap petugas dikamar operasi
TUJUAN 1. Menjaga agar petugas anestesi dan alat anestesi yang ada dikamar operasi
terhindar dari penularan dan tidak mengkontaminasi terhadap pasien
berikutnya
KEBIJAKAN 1. Semua petugas anestesi memakai pakaian, alat proteksi diri dari
kemungkinan penularan
2. Bila dengan teknik GA dengan mesin anestesi, maka setelah anestesi ,
mesin anestesi disterilkan dan selang-selang sirkuit anestesi diganti
3. Ruang kamar operasi disterilkan
4. Tindakan anestesi dilakukan oleh tim anestesi
PROSEDUR 1. Semua petugas anestesi memakai baju dan alat proteksi diri
2. Sistem gas buang anestesi harus berfungsi baik
3. Disiapkan tempat buang atau kantong plastik untuk bekas alat-alat
disposible anestesi
4. Hindari petugas anestesi keluar/masuk kamar operasi
5. Selesai anestesi, mesin anestesi, laringoskop, suction pump, disterilkan
6. Beberapa hari sesudah disterilkan, petugas anestesi cek darah
dilaboratorium
UNIT TERKAIT 1. REKAM MEDIS
2. KAMAR OPERASI
PENGERTIAN Adalah suatu kegiatan membersihkan dan menjaga kualitas instrumen agar
tetap bersih dan tidak cepat rusak/berkarat
TUJUAN Agar instrumen terpelihara dan berfungsi baik dan selalu siap pakai
KEBIJAKAN Pengelolaan dan pemeliharaan instrumen dilakukan oleh petugas kamar
operasi
PROSEDUR 1. Segera rendam instrumen kedalam larutan chlorine/lysol 0,5% yang
terdapat dalam wadah ember plastik /Waskom plastik.
2. Sebaiknya instrumen direndam sekaligus jangan sedikit-sedikit
3. Rendam selama 10 menit bila instrumen direndam sedikit-sedikit
maka hitungan 10 menit sejak instrumen terakhir dimasukkan
4. Rendam sampai seluruh instrumen terendam seluruhnya, jangan lupa
membuka pengunci instrumen
5. Untuk slang atau kanul, maka sebelum direndam dilakukan spooling
dulu dengan larutan chlorine/lysol 0,5 % untuk kemudian direndam
selam 10 menit
6. Setelah 10 menit lakukan pencucian dengan detergent dan dispooling
dengan air bersih kemudian dibilas
7. Keringkan dengan menggunakan handuk bersih atau diangin-
anginkan
8. Bila instrumen termasuk dalam packing, maka setelah kering
dilakukan packing kembali dan dilakukan sterilisasi segera, bila
instrumen tidak termasuk yang dipacking maka instrumen disimpan
dalam lemari kaca.
PENGERTIAN Menyiapkan instrumen sesuai kebutuhan dan jenis operasi untuk memperlancar
jalannya operasi
TUJUAN Sebagai acuan petugas untuk menyiapkan instrumen operasi
KEBIJAKAN Persiapan instrumen yang sesuai dengan jenis operasi
PROSEDUR PERSIAPAN:
1. Tray atau mayo
2. Doek
3. Kassa
4. Instrumen sesuai kebutuhan
PELAKSANAAN :
1. Siapkan instrumen dimeja mayo untuk operasi 1 dan ditray untuk
operasi berikutnya
2. Buka laken pembungkus mayo/tray
3. Beri alas mayo/tray dengan doek 1 buah
4. Lipat doek kecil menjadi 8 bagian dan taruh diatas mayo atau tray ,
posisi1/2 bagian bawah
5. Susun instrumen sesuai urutan pemakaian dengan ujung-ujungnya
tepat pada lipatan doek
6. Taruh bungkusan kasa secukupnya
7. Tutup kembali atas instrumen dengan doekdan tutup dengan
pembungkus mayo/tray
8. Beri label dengan autoclave tape, cantumkan tanggal, bulan dan tahun
9. Beri nama diluar bungkusan meliputi nama set tanggal dan petugas
yang menyiapkan
10. Bawa bungkus instrumen keruangan sterilisasi untuk disterilkan
UNIT TERKAIT KAMAR OPERASI
PENGERTIAN Rangkaian kegiatan keperawatan yang dilakukan diruangan khusus pada pasien
setelah mendapatkan pembiusan
TUJUAN 1. Untuk memonitor dan mencegah terjadinya komplikasi cardiovascular
dan kegawatan respiratory
2. Untuk melanjutkan dan mengoreksi deficit cairan intra operatif
KEBIJAKAN Tenaga keperawatan wajib memberikan pelayanan sesuai dengan standar profesi,
melindungi serta menjaga keselamatan dan kerahasian pasien.
PROSEDUR Disini merupakan waktu yang sangat kritis,dimana penanganan yang kurang
tepat , secara tiba-tiba dapat menyebabkan hipotensi dan gawat nafas. Untuk itu
ada beberapa hal yang harus dilakukan:
1. Atur jalan nafas agar tetap paten
2. Pasang oksigen humidifikasi
3. Pasang monitor dan catat tensi, nadi, kekuatan dan regulasi, pernafasan,
saturasi oksigen, wara kulit dan suhu
4. Kaji tingkat kesadaran dengan skala GCS/ALDRETE SCORE
5. Kaji kekuatan otot dan kemampuan mengikuti perintah.
6. Observasi OK line infusion, drain, kateter, dan peralatan khusus lainya.
7. Perhatikan barang-barang sisa milik pasien
8. Jaga keamanan dan kenyamanan pasien denganmemasang bed plang
pengaman dan pengatur suhu ruangan.
9. Setelah pasien di tempatkan pada posisi aman, petugas RR/PACU
mencari laporan pasien dari petugas kamar operasi.
10. Melakukan pengkajian data :
a. Operasi yang dilakukan, kondisi vital sign ketika dikamar operasi
b. Jumlah pendarahan, urine ouput, cairan masuk an transfuse.
c. Agent anestesi (narkotika, muscle relaxant).
d. Adakah komplikasi selama pembedahan.
11. Bila pasien dengan spinal anestesi, atur posisi kepala agar lebih tinggi
dari badan (30̊).
12. Bila pasien sudah dalam keadaan stabil dan memenuhi kriteria yang
ditentukan, petugas RR menghubungkan rawat inap dan pasien di
pindahkan.
13. Peralatan penunjang seperti suction, O2 , alat intubasi, obat anestesi
harus selalu siap.
UNIT TERKAIT RECOVERY ROOM/PACU
ICU
RAWAT INAP
PEMERINTAH KABUPATEN SERUYAN
1. Untuk pesawat yang mempunyai nilai ampere < 10 A digunakan dengan ukuran 2,5 mm
2. Untuk pesawat yang mempunyai nilai ampere 16 – 25 A digunakan dengan ukuran 4 mm
3. Penggantian dilakukan tiap 25 tahun kecuali terjadi kerusakan kabel
UNIT TERKAIT IPSRS
KABEL 1. Periksa kabel secara fisik : kabel yang baik, tidak putus, tidak
lecet/terkelupas (untuk menghindari arus pendek)
2. Letak/posisi kabel :
a. Hindarkan dari lalu lintas orang/banyak
b. Terpasang ke sumber daya listrik, ke mesin/ alat dan pasien
secara benar dan kuat
c. Atur jarak antara stop kontak ke alat/ mesin dan pasien tidak
mudah putus
3. Perawatan kabel
a. Kalau kotor dibersihkan
b. Kabel setelah dipakai digulung dengan baik rapi / baik sehingga
tidak mudah putus
LISTRIK 1. Bagi pengguna (manusia)
2. Faktor alat :
a. Alat / mesin tersebut kondisi dan fungsinya baik
b. Alat / mesin tidak membahayakan bagi petugas dan pasien
c. Letaknya dihindarkan dari lalu lintas orang / barang
d. Diletakan pada posisi yang mudah bagi petugas
e. Kabel-kabel netral dalam kondisi baik dan tidak terkelupas
sehingga tidak menimbulkan kejutan listrik
DOKUMEN IPSRS
PENGERTIAN Listrik rumah sakit terdiri dari listrik PLN dan genset (Generator)
TUJUAN Tersedianya kebutuhan listrik setiap saat.
RUANG LINGKUP Petugas IPRS
PROSEDUR 1. Lampu penerangan dinyalakan pada pukul 17.30 dan dimatikan pada
pukul 06.00 WIB dan saat ruangan tidak diperlukan
2. Pemeriksaan atau pembersihan panel-panel listrik dilakukan 6 bulan
sekali
3. Penggantian lampu mati oleh petugas IPSRS setelah ada laporan dari
ruangan atau hasil pengecekan sendiri oleh IPSRS
4. Pengecekan stop kontak langsung oleh tenaga IPSRS
5. Pemeriksaan teganan listrik dimasing-masing ruangan 1 bulan sekali
oleh tenaga IPSRS
6. Lampu dan pompa taman dilakukan operasionalnya dengan automatic
timer
7. Bila listrik PLN padam digunakan genset
UNIT TERKAIT IPSRS
PENGERTIAN Untuk memperlancar jalannya operasi perlu dilakukan sterilisasi secara cepat
dalam keadaan mendesak, sterilisasi dilakukan oleh perawat.
TUJUAN Sebagai langkah-langkah untuk mensteril cepat
RUANG LINGKUP Kamar Operasi
PROSEDUR Penyeterilan alat dalam air mendidih :
1. Sterilisator yang berisi air suling (tiap hari diganti airnya)
2. Masukan alat-alat dari logam (tanpa dikemas)
3. Setelah mendidih tunggu 30 menit baru di angkat dengan syarat :
a. Tutup jangan dibuka-buka selama 30 menit
b. Jangan ditambah alat baru lagi selam 30 menit
4. Angkat alat satu persatu dengan korentang steril
5. Masukan alat dalam tromol steril
Penyeterilan alat dengan cairan disinfektan :
1. Dipergunakan cairan sidek
2. Dapat membunuh semua jenis kuman dan virus
3. Mempunyai efek yang kuat diantara disinfektan yang ada
4. Tidak boleh dipakai langsung kebadan manusia
5. Khusus untuk alat endoscopy yang terbuat dari fiberglass + lensa
6. Rendam alat 30 menit
7. Angkat kemudian bilas dengan aquadest steril sampai cairan sidek hilang
dengan air berwarna jernih
UNIT TERKAIT KAMAR OPERASI
PENGERTIAN Merupakan proses pembersihan ruangan beserta alat-alat standar yang ada
dikamar operasi.
TUJUAN Untuk mencegah infeksi silang dari atau pada pasien serta mempertahankan
sterilitas.
KEBIJAKAN Dilakukan teratur sesuai jadwal/ setiap hari Jumat oleh semua staf kamar operasi
(perawat, petugas administrasi, petugas kebersihan).
PROSEDUR 1. Cara pembersihan harian :
Pembersihan rutin yaitu pembersihan sebelum dan sesudah penggunaan
kamar operasi agar siap pakai, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Semua permukaan peralatan yang terdapat didalam kamar operasi
harus dibersihkan dengan menggunakan disinfektan atau dapat juga
menggunakan air sabun.
b. Permukaan meja operasi dan matras harus diperiksa dan dibersihkan
c. Ember tempat sampah harus dibersihkan setiap selesai dipakai,
kemudian pasang kantong plastik yang baru.
d. Semua peralatan yang digunakan untuk pembedahan dibersihkan,
antara lain:
1) Slang suction dibilas
2) Cairan yang ada dalam botol suction dibuang bak penampungan
tidak boleh dibuang diember agar sampah yang ada tidak
tercampur dengan cairan yang berasal dari pasien.
3) Alat anestesi dibersihkan, alat yang terbuat dari karet setelah
dibersihkan direndam dalam cairan disinfektan.
e. Noda-noda yanag ada pada dinding harus dibersihkan.
f. Lantai dibersihkan kemudian dipel dengan menggunakan cairan
disinfektan. Air pembilas dalam ember setiap kotor harus diganti dan
tidak boleh untuk kamar yang lain.
g. Lubang angin, kaca jendela dan kusan, harus dibersihkan.
h. Alat tenun pasien dikeluarkan dari kamar operasi. Jika alat tenun
tersebut bekas pasien infeksi, maka penanganan nya sesuai prosedur
yang berlaku.
i. Lampu operasi harus dibersihkan setiap hari, pada waktu
membersihkan, lampu harus dalam keadaan dingin.
j. Alas kaki (sendal) khusus kamar operasi harus dibersihkan setiap
hari.
2. Cara pembersihan mingguan
Pembersihan mingguan yaitu pembersihan yang dilakukan, untuk
pembersihan secara keseluruhan, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Dilakukan secara teratur setiap seminggu sekali
b. Semua peralatan yang ada di dalam kamar bedah dikeluarkan dan
diletakan dikoridor/didepan kamar bedah.
c. Peralatan kamar bedah harus dibersihkan/cuci dengan memakai
cairan disinfektan atau cairan sabun. Perhatian harus ditunjukkan
pada bagian peralatan yang dapat menjadi tempat berakumulasinya
sisa organisasi , seperti bagian dari meja operasi, dibawah matras.
d. Permukaan dinding dicuci dengan menggunakan air mengalir.
e. Lantai disemprot dengan menggunakan deterjen, kemudian
permukaan lantai disikat. Setelah bersih dikeringkan.
f. Setelah lantai bersih dan kering, peralatan yang sudah dibersihkan
dapat dipindahkan kembali dan diatur kedalam kamar operasi.
3. Cara Pembersihan Bulanan
Pembersihan sewaktu, dilakukan bila kamar operasi digunakan untuk
tindakan pembedahan pada kasus infeksi, dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Pembersihan kamar operasi secara menyeluruh, meliputi dinding,
meja operasi, meja instrumen dan semua peralatan yang ada dikamar
operasi.
b. Instrumen dan alat bekas pakai harus dipindahkan / tidak boleh
dicampur dengan alat yang lain sebelum didisinfektan.
c. Pemakaian kamar operasi untuk pasien berikutnya diijinkan setelah
pembersihan secara menyeluruh dan sterilisasi ruangan selesai.
Sterilisasi kamar operasi dapat dengan cara :
1) Pemakaian sinar ultra violat, yang dinyalakan selama 24 jam
2) Memakai disinfektan yang disemprotkan dengan memakai alat
(foging). Waktu yang dibutuhkan lebih pendek dibandingkan
dengan pemakaian ultra violet, yaitu kurang lebih dari 1 jam
kemudian baru dapat dipakai.
d. Hal-hal yang harus diperhatikan pada penanganan kasus infeksi dan
penyakit menular adalah :
1) Keluarga pasien diberi tahu tentang penyakit pasien dan
perawatan yang harus dilaksanakan terhadap pasien tersebut.
2) Petugas yang menolong pasien harus :
a) Memakai sarung tangan
b) Tidak ada luka atau goresan dikulit atau tergores alat bekas
pasien (separti jarum suntik dan sebagainya)
c) Memahami cara penularan penyakit tersebut
d) Memperhatikan teknik isolasi dan teknik aseptic
e) Jumlah tenaga yang kontak dengan pasien dibatas/tertentu
dan selama menangani pasien tidak boleh menolong pasien
lain dalam waktu bersamaan.
3) Pasang pengumuman di depan kamar operasi yang sedang
dipakai yang menyatakan bahwa dilarang masuk karena ada
kasus infeksi.
4) Bagian anggota tubuh yang akan dan sudah diamputasi
dibungkus rapat dengan kantong plastik tebal yang cukup besar
agar bau tidak menyebar dan tidak menimbulkan infeksi silang.
5) Ruang tindakan secara periodik dan teratur dilakukan uji
mikrobiologi terhadap debu, maupun terhadap alat kesehatan
yang ada.
UNIT TERKAIT KAMAR OPERASI
PEMERINTAH KABUPATEN SERUYAN
PENGERTIAAN Pengukuran kelembaban udara adalah suatu cara untuk mengukur atau
mengetahui kelembaban udara yang ada di ruang operasi.
TUJUAN Untuk mengetahui prosentase kelembaban udara
KEBIJAKAN 1. Ada petugas pencatat kelembaban
2. Ada alat pengukur kelembaban baru
3. Pengukuran kelembaban udara dilakukan 6 minggu sekali.
PROSEDUR 1. Melihat tekanan jarum penunjuk
2. Mendapat angka yang ditunjuk oleh jarum
UNIT TERKAIT KAMAR OPERASI
PEMERINTAH KABUPATEN SERUYAN
PENGERTIAN Disinfeksi adalah suatu usaha membunuh kuman pada permukaan dan
objek dalam rumah sakit antara lain seluruh permukaan dalam ruang
operasi, ICU, IGD, laboratorium dan ruangan pasien.
TUJUAN Mencegah dan menghindari terjadinya infeksi noksokomial diruang
operasi.
RUANG LINGKUP Ruang operasi, tindakan dan ruangan dengan pasien yang berpotensi
menularkan penyakit melalui udara.
PROSEDUR 1. Ruang dibersihkan terlebih dahulu, kemudian lantai dipel
menggunakan larutan disinfektan.
2. Tutup ruangan sampai tidak ada celah udara yang masuk.
3. Nyalakan mesin fogging yang telah berisi larutan disinfektan
udara dengan dosis 1 literdisinfektan untuk volume ruang 20
m³ jika menggunakan disinfektan mikozid, atau 8 ml untuk 1
m³ jika menggunakan disinfektan Anios.
4. Diamkan selama 2 jam
5. Ruangan siap digunakan
6. Setiap minimal 100 kali tindakan dilakukan penyemprotan
ulang.
UNIT TERKAIT 1. KAMAR OPERASI
2. IGD
3. LABORATORIUM
4. RUANG INAP
5. RUANG KEBIDANAN
PENGERTIAN Menjaga sterilisasi adalah cara mengunakan alat-alat (yang sudah disterilkan)
agar terjadi kesterilannya
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah kontaminasi mikro
organisme pada alat-alat instrument
RUANG LINGKUP Petugas KAMAR OPERASI
PROSEDUR 1. Pengambialan alat-alat steril dengan menggunakan alat steril
(handscon/korentang)
2. Menutup kembali bak instrumen atau tromol rapat-rapat
3. Membawa alat-alat steril harus didalam wadah yang tertutup
4. Memperhatikan indicator masa kadaluarsa (-+ 1 bulan )
UNIT TERKAIT KAMAR OPERASI
PEMERINTAH KABUPATEN SERUYAN
PENGERTIAN 1. Petugas mengetahui sistem koneksi pas anestesi (O2 dan N2O)
2. Petugsas mengetahui pengaruh jangka pendek gas anestesi dan uap
obat anestesi tersisa terhadap alat listrik dikamar bedah
(meledak/terbakar) dan petugas seperti rasa mengantuk dan mual
3. Petugas mengetahui pengaruh jangka panjang oleh karena polusi gas
anestesi terhadap petugas antara lain : aborsi kehamilan, gangguan
fungsi hepar dan petugas degeneratif
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemakain gas anestesi yang
aman bagi orang (petugas dan pasien ) dan alat-alat dikamar operasi
RUANG LINGKUP 1. Petugas KAMAR OPERASI
2. Petugas, alat-alat dan pasien
PROSEDUR 1. Perbaikan segera kebocoran-kebocoran pada sistem aliran gas anestesi
2. Lepaskan koneksi antara alat anestesi dengan sistem aliran gas, apabila
sudah selesai operasi
3. Pastikan alat penguap anestesi instalasi (vaporizer) kedalam keadaan
tertutup (off) setelah selesai operasi
4. Selama anestesi, pasangkan tube(selang) pada katup exspirasi mesin
anestesi, tube anestesi menggantung
PEMERINTAH KABUPATEN SERUYAN