You are on page 1of 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-NYA sehingga


makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ----------------------------------------------------------------


DAFTAR ISI ---------------------------------------------------------------------------
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ---------------------------------------------------------------
1.2 Rumusan Masalah ----------------------------------------------------------
1.3 Tujuan Penulisan -----------------------------------------------------------
BAB 2 PEMBAHASAN
2.2 Kronologi Manajemen Ilmiah ---------------------------------------------
2.3 Teori Manajemen Ilmiah Menurut Para Ahli --------------------------
2.3 Prinsip Manajemen Ilmiah-------------------------------------------------
2.4 Studi Gerakan dan Waktu -------------------------------------------------
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan--------------------------------------------------------------------
3.2 Saran ---------------------------------------------------------------------------
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada hakikatnya manajemen sudah ada sejak jaman dahulu, salah satu
bukti adalah Piramida di Mesir. Adanya bangunan Piramida di Mesir
menunjukkan bahwa pada zaman dulu telah ada serangkaian kegiatan yang
diatur sedemikian rupa, mengikuti tahapan-tahapan tertentu yang telah
disiapkan hingga bangunan Piramida yang megah di tengah gurun pasir dapat
menjadi decak kagum masyarakat dis seluruh dunia dari dulu hingga kini. Dari
sejarah dapat kita ketahui bahwa tidak kurang dari ribuan orang telah terlibat
dalam pembangunan Piramida di Mesir.
Selain Piramida di Mesir, ada juga benteng raksasa yang berdiri
sepanjang ribuan kilometer di Cina. Benteng ini juga menunjukkan betapa
orang-orang Cina dahulu telah melakukan kegiatan manajemen (dalam bentuk
apapun kegiatan manajemen tersebut sehingga bangunan benteng yang kokoh
dapat tetap bertahan hingga hari ini. Selain itu juga Candi Borobudur di
Indonesia, dan masih banyak contoh bangunan-bangunan kuno yang sangat
rumit bisa dibangun oleh nenek monyang kita. Dari bukti-bukti tersebut dapat
dilihat bagaimana orang-orang dahulu telah menerapkan manajemen.
Secara keilmuan, manajemen baru terumuskan kurang lebih di abad 18
atau awal abad19 Masehi. Diantara tokoh-tokoh yang mula-mula mempelopori
teori manajemen secara keilmuan adalah Robert Owen (1771-1858) dan
Charles Babbage (1972-1871). Owen seorang pembaru dan indrustrialisasi dari
Inggris adalah di antara tokoh pertama yang menyatakan perlunya sumber
daya manusia di dalam organisasi dan kesejahteraan pekerja. Pada zaman
Owen ini terdapat praktek-praktek memperkerjakan anak-anak usia 5 atau 6
tahun dari standar 13 jam per hari.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana kronologi manajemen ilmiah?
b. Apa pengertian teori manajemen ilmiah menurut para ahli?
c. Apa saja prinsip manajemen ilmiah?
d. Apa yang dimaksud dengan studi gerakan dan waktu?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui kronologi manajemen ilmiah
b. Mengetahui teori manajemen ilmiah menurut para ahli
c. Mengetahui prinsip manajemen ilmiah
d. Mengetahui yang dimaksud studi gerakan dan waktu
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Kronologi Manajemen Ilmiah


Era manajemen ilmiah merupakan era dimulainya persemaian ke ilmuan
disiplin teknik industri dan merupakan babak baru dalam disiplin kerekayasaan
dimana tidak hanya factor teknikal tetapi juga aspek-aspek yang terkait dengan
unsure manusia, serta aspek keekonimian mulai diperhitungkan, sehingga
kriteria kinerja yang digunakan tidak hanya produktivitas tetapi juga efisiensi.
Sistem kerja yang semula bergantung pada pekerja, mulai dianalisis secara
ilmiah, diperbaiki dan dibakukan metoda kerjanya sehingga pekerjalah yang
mengikuti motoda kerja. Menurut Hicks (1994) secara kronologis era ini dapat
dibagi atas tiga bagian, yaitu era pionir, era tradisional dan era awal modernis.
A. Era Pionir
Era pionir ini ditandai dengan di mulainya penggunaan metode ilmiah
dalam memecahkan permasalahan yang ada dalam suatu system kerja .
Tujuan yang ingin dicapai adalah bagaimana meningkatkan produkvitas system
kerja secara effisien yang dapat memberikan nilai tambah baik bagi manajemen
maupun bagi pekerja. Pada era ini bagaimana meningkatkan produktivitas
system kerja secara efisiensi dilakukan dengan cara memperbaiki hubungan
antara manusia, mesin dan material yaitu memperbaiki metode kerjanya, dan
juga perbaikan instrument peralatan bantu kerjanya. Perbaikan ini dilakukan
melalui penerapan studi waktu (time study) dan studi gerakan (motion study)
dengan menggunakan model deskriptif (charting model).
B. Era Tradisionalis
Pada era ini ide dasar Taylor pada era pionir dikembangkan dan
diaplikasikan pada bidang kajian yang lebih luas, tidak hanya terfokus kepada
stasiun kerja tapi dikembangkan pada system manufaktur (fabrikasi), dan mulai
merambah pula diluar system non manufaktur. Pada aliran tradisionali supaya
peningkatan produktivitas dan effisiensi dilakukan melalui perbaikan system
kerja dengan pengembangan peralatan bantu kerja (instumen) yang
dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan. Perbaikan system kerja
dilakukan dengan menggunakan teknik tata cara kerja (method engineering).
C. Era awal modernis
Mulai diperkenalkan penggunaan matematik dan statistic serta prinsip
optimasi klasik dalam menyelesaikan permasalahan dalam system integral.
Objek dan ruang lingkup kajian ditekankan pada perancangan (design) dan
pengoperasian system manufaktur dan diperluas pula pada bidang diluar
manufaktur. Era ini merupakan era peralihan dari metode analis teknik industry
klasik yang berbasis pada konsep Taylor ke metode analisis teknik industry
yang berbasis kepada pendekatan optimasi yaitu penyelidikan operasional
.Pada era ini mulai dikembangkan instrument peningkatan produktivitas dan
effisiensi yang lebih fokus pada pendekatan matematis dan statistik. Beberapa
nama yang patut dicatat pada era ini diantaranya F.W.Harris, W.A Shewhart,
Grant &Ireson, Barnes, NiebeldanMundel, dan Mutter dan Apple.
2.2 Teori Manajemen Ilmiah Menurut Para Ahli
Frederick W Taylor, Henry L Gantt, Frank Bunker Gillberth dan Lilian
Gillberth adalah tokoh-tokoh dibalik teori manajemen ilimiah. Mereka
memikirkan suatu cara meningkatkan produktivitas dengan menangani kondisi
kekurangan tenaga terampil melalui efisiensi para pekerja. Berikut penjelasan
mengenai teori manajemen ilmiah menurut para ahli
A. Frederick W. Taylor ( 1856-1915 )
Manajemen ilmiah mula-mula dikembangkan oleh Federick Winslow
Taylor sekitar tahun 1900an. Taylor terkenal sebagai Bapak Manajemen Ilmiah
karena hasil penelitiannya yang telah dibukukan dalam karyanya “principles
scientific management” tentang usaha-usaha untuk meningkatkan produktivitas
kerja berdasarkan waktu dan gerak pada tahun 1886, dijadikan sebagai
pegangan penting bagi para buruh dan manajer. Dalam penelitiannya itu, ia
berpendapat bahwa efesiensi perusahaan rendah karena banyak waktu dan
gerak-gerak buruh yang tidak produktif.
Arti pertama, manajemen ilmiah merupakan penerapan ilmiah metode
studi, analisa dan pemecahan masalah-masalah organisasi. Arti kedua,
manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme–mekanisme atau teknik–
teknik “a bag of trick” untuk meningkatkan efisiensi kerja organisasi dan untuk
mencapai efisiensi dan keefektifan organisasi. Ia berasumsi bahwa manusia
harus diperlakukan seperti mesin. Dalam bekerja, setiap manusia harus diawasi
oleh supervisor secara efektif dan efisien.
Gerakan Taylor terkenal dengan gerakan efisiensi kerja. Untuk menjawab
berbagai pertanyaan seperti apakah ada satu cara kerja terbaik “the one best
way of doing job” dia mengajukan sekelompok prinsip-prinsip yang menjadi
intinya manajemen ilmiah. Taylor terkenal dengan rencana peng-upahan yang
merangsang “differential rate system”, yang menghasilkan turunnya biaya dan
meningkatnya produktivitas, mutu, pendapatan pekerja dan semangat kerja
karyawan.
Taylor menuangkan gagasan-gagasannya dalam tiga judul makalah, yaitu
: Shop Management, The Principle of Scientific Management, dan Testimony
Before the Special House Committee, yang dirangkum dalam sebuah buku
yang berjudul Scientific Management.
Untuk menerapkan keempat prinsip ini, Taylor mensyaratkan perlunya
satu revolusi mental dikalangan manajer dan karyawan.
Prinsip-prinsip dasar yang menurut dia mendasari pendekatan
manajemen ilmiah adalah :
a. Menggantikan cara yang asal-asalan dengan ilmu (pengetahuan yang
sistematis).
b. Mengusahakan keharmonisan dalam gerakan kelompok dan bukannya
perpecahan.
c. Mencapai kerjasama manusia dan bukanlah individualisme yang kacau.
d. Bekerja untuk keluaran yang maksimum dan bukan keluaran yang
terbatas.
e. Mengembangkan semua karyawan sampai taraf yang setinggi-tingginya,
untuk kesejahteraan maksimum mereka sendiri dan perusahaan mereka.
Beberapa penegasan Taylor yang terkait dengan pengertian manajemen
ilmiah diantaranya adalah:
a. Manajemen ilmiah bukanlah merupakan alat effisiensi (sscientific
management is not any efficiency device)
b. Manajemen ilmiah bukanlah merupakan skema sistem penggajian, dan
bukan pula sistem pemberian intensif atau bonus kepada karyawan
c. Manajemen ilmiah bukanlah studi waktu dan studi gerakan
d. Manajemen ilmiah bukanlah membagi tugas dan fungsi antara pekerja,
mandor dan manajemen.
B. Henry L. Gantt ( 1861-1919 )
Henry L.Gantt (1861-1919) mempertimbangkan kembali system
perangsang Taylor, dengan memperkenalkan sistem bonus harian dan bonus
ekstra untuk para mandor. Setiap pekerja yang dapat menyelesailan tugas yang
dibebankan kepadanya dalam sehari berhak menerima bonus.
Beliau juga memperkenalkan system "Charting" yang terkenal dengan
"Gant Chart". Ia menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan
timbal balik antara manajernen dan para karyawan, yaitu kerja sama yang
harmonis. Henry beranggapan bahwa unsur manusia sangat penting sehingga
menggaris bawahi pentingnya mengajarkan, mengembangkan pengertian
tentang sistem pada pihak karyawan dan manajemen, serta perlunya
penghargaan dalam segala masalah manajemen. Metodenya yang terkenal
adalah rnetode grafis dalam menggambarkan rencana-rencana dan
memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang lebih baik. Dengan
menekankan pentingnya waktu maupun biaya dalam merencanakan dan
mengendalikan pekerjaan. Hal ini yang menghasilkan terciptanya "Gantt Chart"
yang terkenal tersebut. Teknik ini pelopor teknik-teknik modern seperti PERT
(Program Evaluation and Review Techique). Gantt menekankan pentingnya
mengembankan minat timbal balik antara manajemen dan karyawan, yaitu
kerjasama yang harmonis. Dia menggaris bawahi pentingnya mengajarkan,
mengembangkan pengertian tentang sistem pada pihak karyawan dan
manajemen, serta perlunya penghargaan bahwa “dalam segala masalah
manajemen unsur manusia yang paling penting”.
Seperti Taylor, Henry L. Gantt mengemukakan gagasan-gagasan, yaitu :
a. Saling menguntungkan antar tenaga kerja dengan manajemen.
b. Seleksi kerjasama ilmiah tenaga kerja
c. Sistem insentif (bonus) untuk merangsang produktivitas.
d. Pengunaan-pengunaan,instruksi-instruksi kerja yang terperinci.
Kontribusi terbesar dari Gantt adalah dengan menghasilkan metode grafik
sebagai teknik scheduling produksi untuk perencanaan, koordinasi dan
pengawasan produksi yang terkenal dengan “Gantt Chart” yang memuat jadwal
kegiatan produksi karyawan supaya tidak terjadi pemborosan.
C. Frank dan Lillian Gilbreth ( 1868-1924 dan 1878-1972)
Frank B. Gilbreth (1868-1924) dan Lilian Gilbreth (1878-1972). Pasangan
suami istri ini bekerjasama mempelajari aspek kelelahan dan gerak (fatique and
motion studies). Disamping itu Lilian juga tertarik dengan usaha membantu
pekerja, menurut Lilian, sasaran akhir manajemen ilmiah adalah usaha
membantu karyawan menampilkan kemampuannya yang penuh sebagai
mahluk manusia.
Contributor utama dalam aliran ini adalah pasangan suami istri Frenk
Bungker dan Lilian Gilbreth. Dalam aliran ini Frank lebih cenderung terhadap
masalah yang sangat efisien, terutama untuk menemukan “cara yang terbaik
untuk mengerjakan suatu tugas”.
Konsep Gilbreth adalah gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Setiap
langkah yang dapat menghasilkan gerak dapat mengurangi kelelahan, hal ini
dapat meningkatkan semangat karyawan.
Sedangkan istrinya Lillian Gilbreth lebih tertarik pada aspek-aspek
manusia dalam kerja ,seperti seleksi,penempatan dan latihan personalia.Dia
menuangkan gagasannya dalam buku yamg berjudul” The Psychology of
Management”.
Pasangan ini juga terkenal dengan konsep “Three position plan of
promotion” (rencana tiga kedudukan untuk suatu promosi), Menurut konsep ini
setiap karyawan memiliki tiga peran yaitu sebagai pelaku, pelajar dan pelatih
yang senantiasa mencari kesempatan baru. Pada saat yang sama karyawan
melakukan pekerjaan saat ini, ia juga mempersiapkan diri untuk jabatan yang
lebih tinggi dan sekaligus melatih penggantinya (be a doer, a learner and
teacher). Banyak manfaat dan jasa yang diberikan oleh Manajemen Ilmiah,
namun satu hal yang dilupakan oleh manajemen ini, yaitu kebutuhan social
manusia dalam berkelompok, karena terlalu mengutamakan keuntungan dan
kebutuhan ekonomis dan fisik perusahaan dan karyawan. Aliran ini melupakan
kepuasan pekerjaan karyawan sebagai manusia biasa.
D. Harrington Emerson (1853-1931)
Prinsip pokoknya adalah tentang tujuan, dimana dan hasil penelitiannya
menunjukkan kebenaran prinsip yaitu bahwa uang akan lebih berhasil bila
mengetahui tujuan penggunaannya. Bukti dan pendapat Emerson yaitu adanya
istilah Manage ment by Objective (MBO).
Emerson mengemukakan 12 (dua belas) prinsip-prinsip efisiensi yang
sangat terkenal, yang secara ringkas adalah sebagai berikut:
a. Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas.
b. Kegiatan yang dilakukan masuk akal.
c. Adanya staf yang cakap.
d. Disiplin.
e. Balas jasa yang adil.
f. Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat, sistem informasi dan
akuntansi.
g. Pemberian perintah-perencanaan dan pengurusan kerja.
h. Adanya standar-standar dan skedul-skedul – metoda dan waktu setiap
kegiatan.
i. Kondisi yang distandarisasi.
j. Operasi yang distandarisasi.
k. Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar.
l. Balas jasa efisiensi rencana intensif.
2.3 Prinsip Manajemen Ilmiah
Prinsip manajemen ilmiah (The Principle of Scientific Managemen) yang
dikemukakan Taylor terdiri atas empat prinsip dasar yaitu:
1. Kembangkan ilmu untuk setiap elemen tugas manusia sebagai
pengganti pendekatan rule of tumb
2. Pilih, latih dan kembangkan tenaga kerja secara ilmiah. Di masa lalu,
para pekerja itu sendiri yang memilih tugas dan melatih dirinya sendiri
3. Bina kerjasama dan saling pengertian dengan para pekerja untuk
menjamin agar tugas-tugas dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip
ilmiah
4. Bagi tanggung jawab diantara manajemen dan pekerja. Manajemen
harus melaksanakan fungsi-fungsi yang tidak mungkin dilaksanakan
dengan baik oleh para pekerja seperti perencanaan dan pengendalian
kerja
2.4 Studi Gerakan dan Waktu
Studi gerakan dan waktu (motion and time study) merupakan konsep dan
metoda Teknik Industri yang paling klasik (the classical of industrial engineering
method) yang dikembangkan oleh Taylor dan Gilberth.
1. Studi gerakan
Studi gerakan (motion study) adalah analis terhadap gerakan-gerakan
yang dilakukan oleh anggota tubuh pekerja pada saat melakukan pekerjaannya.
Dengan mengetahui gerakan-gerakan ini, maka akan dapat diusahakan
perbaikan gerakan yang akan dapat menghemat waktu dan sumber daya yang
tersedia. Penghematan dilakukan dengan menghilangkan atau mengurangi
gerakan-gerakan yang tidak efektif (yang membuang waktu tanpa memberi nilai
tambah). Frank B. Gilberth beserta istrinya Lilian meneliti secara mendalam
tentang gerakan-gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan berhasil
merumuskan 17 elemen gerakan dasar yang dikenal dengan sebutan Therblig.
Konsep Terblig diperoleh Gilberth setelah dengan teliti mengamati gerakan
pemasangan batu bata dengan menggunakan kamera, sehingga dapat direkam
semua gerakan yang kecil sekalipun (micro motion study). 17 elemen gerakan
dasar yang dikenal dengan sebutan Therblig antara lain:
a. SH: Search (Mencari)
Merupakan gerakan mata untuk menemukan letak objek yang akan diambil.
b. ST: Select (Memilih)
Merupakan gerakan untuk menemukan suatu objek yang tercampur.
c. G: Grasp (Memegang)
Adalah gerakan untuk memegang objek yang telah dijangkau pada
gerakan sebelumnya.
d. R: Reach (Menjangkau)
Adalah bagian dari usaha untuk mendapatkan objek dari suatu tempat.
e. M: Move (Membawa)
Adalah gerakan tangan dengan badan tertentu dan objek yang dipegang.
f. H: Hold (Memegang untuk memakai)
Adalah gerakan memegang objek untuk membantu gerakan pada saat
perakitan atau gerakan memakai.
g. RL: Release Load (Melepas)
Merupakan gerakan untuk melepaskan objek yang digenggam tangan.
h. P: Posittion (Mengarahkan)
Adalah gerakan yang biasanya dilakukan sebelum gerakan perakitan.
i. PP: Preposition (Mengarahkan sementara)
Tujuan dari gerakan ini adalah untuk mempermuadah pemakaian dari
objek atau peralatan untuk pekerjaan selanjutnya.
j. I: Inspection (Pemeriksaan)
Adalah gerakan untuk memeriksa objek apakah telah memenuhi
spesifikasi tertentu atau belum.
k. A: Assemble (Perakitan)
Adalah gerakan untuk menggambungkan satu objek dengan objek lain
sehingga menjadi satu kesatuan.
l. DA: Disassemble (Lepas rakit)
Adalah gerakan kebalikan dari gerakan perakitan.
m. U: Use (Memakai)
Adalah gerakan tubuh yang menggunakan suatu alat tertentu untuk
suatu jenis proses tertentu.
n. UD: Unavoidable Delay (Kelambatan yang tak bisa terhindarkan)
Kelambatan ini diluar kemampuan operator untuk mengendalikannya.
o. AD: Avoidable Delay (Kelambatan yang dapat terhindarkan)
Kelambatan ini datangnya dari dalam diri opertor yang dapat berupa
kebiasaan kerja atau kondisi kesehatan dari pekerja.
p. PN: Plan (Merencana)
Gerakan ini berupa proses mental dimana operator berfikir untuk
menentukan langkah yang akan diambil selanjutnya.
q. R: Rest (Istirahat) Gerakan ini terjadi akibat pekerja lelah, sehingga
memerlukan istirahat disela-sela bekerja.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Beberapa penegasan Taylor yang terkait dengan pengertian manajemen
ilmiah diantaranya adalah:
a. Manajemen ilmiah bukanlah merupakan alat effisiensi (sscientific
management is not any efficiency device)
b. Manajemen ilmiah bukanlah merupakan skema sistem penggajian, dan
bukan pula sistem pemberian intensif atau bonus kepada karyawan
c. Manajemen ilmiah bukanlah studi waktu dan studi gerakan
d. Manajemen ilmiah bukanlah membagi tugas dan fungsi antara pekerja,
mandor dan manajemen
Banyak sekali keuntungan dari manjemen ilmiah, salah satunya mampu
memberikan rancangan kerja dan mendorong manajer untuk mencari alternatif
terbaik dalam melaksanakan suatu pekerjaan Kekurangan yang sangat
mendasar dalam teori manajemen ilmiah ini adalah Memandang manusia
sebagai sesuatu yang rasional yang hanya dapat dimotivasi dengan pemuasan
kebutuhan ekonomi dan fisik. Aliran ini tidak memandang kebutuhan sosial
karyawan.
3.2 Saran
Sebaiknya teory manajemen ilmiah ini dikaji ulang karena di dalam
teory manajemen ilmiah ini masih ada kekurangan yang sangat mendasar
yang ada hubungannya dengan manusia terutama dalam hal memandang
kebutuhan social karyawan. Selain itu di dalam teori manajemen ilmiah
peningkatan produksi tidak di sesuaikan dengan gaji karyawan bahkan
pemberhentian karyawan pun terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

You might also like