Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
Dilaporkan sebuah kasus Ny.S umur 39 tahun masuk rumah sakit pada
nafas. Pasien datang kerumah sakit dengan keluhan sesak dan nyeri dada sejak 15
hari SMRS. Pasien juga mengeluhkan kaki kanan bengkak. Pasien dahulu pernah
batuk dan sesak sejak smp. Pada malam hari keluhan akan semakin memberat.
Pasien juga pernah mimisan selama 3 hari dan tak kunjung sembuh. Pasien
mengeluhkan riwayat maag sudah lama dan pasien juga pernah mengeluhkan ada
darah dari atrium kiri melalui katup mitral oleh karena obstruksi pada katup
52
Gejala mitral stenosis dapat berupa nafas yang sulit, hemoptisis, dada
nyeri, palpitasi dan embolic dan gejala lainnya berupa kompresi saraf laringeal
rekuren kiri oleh atrium kiri sangat melebar, pembesaran kelenjar getah bening
trakeo bronkial, dan arteri pulmonalis membesar dapat menyebabkan suara serak
biasanya keluhan utama berupa sesak napas dan dapat juga berupa fatigue. Pada
stenosis mitral yang bermakna dapat mengalami sesak pada aktifitas sehari-hari,
Aritmia atrial berupa fibrilasi atrium juga merupakan kejadian yang sering
terjadi pada stenosis mitral, yaitu 30-40%. Sering terjadi pada usia yang lebih
lanjut atau distensi atrium yang akan merubah sifat elektrofisiologi dari atrium
mitral stenosis ini dapat berupa edema paru ataupun penyakit jantung kongestif
cardiomegali.
meningkat yaitu 26 disertai juga dengan peningkatan SGOT 488 dan SGPT
53
gambaran cardiomegali, pada EKG didapatkan Atrial Fibrilasi serta
Dari data – data tersebut dapat kita simpulkan bahwa diagnosis pasien
tersebut adalah Atrial Fibrilasi et causa Mitral Stenosis. Tatalaksana pada pasien
rematik berulang, (2) pencegahan dan pengobatan komplikasi MS, dan (3)
waktu yang optimal. Profilaksis untuk endokarditis infektif tidak lagi dianjurkan.
Anemia dan infeksi harus segera diobati dan agresif pada pasien dengan penyakit
memulai terapi antibiotik pada pasien dengan penyakit katup karena penyajian
furosemide untuk mengurangi tekanan vena paru, termasuk sedasi, asumsi dari
posisi tegak, dan diuresis agresif., pasien juga diberikan Digoxin dimana glikosida
digitalis tidak mengubah hemodinamik dan biasanya tidak bermanfaat bagi pasien
dengan MS dan ritme sinus, tetapi obat ini dinilai dalam memperlambat
lajuventrikel pada pasien dengan AF dan dalam merawat pasien dengan sisi kanan
54
untuk penyakit Atrial fibrilasi amannya diberikan diuretik hemat kalium. Pada
hari ke 6 perawatan pasien merasakan nyeri lutut sendi sehingga pada saat itu
pasien diberikan obat ketorolac. Terakhir pasien diberikan obat warfarin atau
tatalaksananamun pasien sampai saat ini masih dirawat di ruangan jantung tulip lt
55