Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
Pada lingkungan perairan terdapat mikroorganisme sama seperti lingkungan yang
lainnya. Air adalah sumber daya alam penting bagi kehidupan dan merupakan
komponen penting dari fungsi ekosistem yang kelimpahannya sangat besar dalam
planet ini. Hal inilah yang melatar belakangi penulis dalam penyusunan makalah
ini yaitu untuk beberapa mempelajari mikroorganisme di air yang dapat memberi
keuntungan atau kerugian bagi kehidupan manusia.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian mikrobiologi lingkungan air.
2. Untuk mengetahui persyaratan kualitas air yang baik.
3. Untuk memahami pengelompokkan mikrobiologi lingkungan air.
4. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian mikorganisme air.
5. Untuk mengetahui pencemaran air.
6. Untuk mengetahui cara pemurnian air yang tercemar.
7. Untuk mengetahui mikroorganisme sebagai indikator kualitas air.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Kemungkinan sumber kontaminasi mikroba dari tubuh air tanah dan limpasan
pertanian, peternakan hewan, air hujan, limbah industri, buangan dari instalasi
pengolahan air limbah dan badai kabur dari wilayah kota.
1. Jernih atau tidak keruh. Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-
butiran koloid dari tanah liat. Semakin banyak kandungan koloid maka air
semakin keruh. Terjadi peningkatan kekeruhan dan hambatan aliran, hal
tersebut disebabkan kelompok bakteri besi : Fe2+ (oksidasi oleh bakteri
Crenothrix sphaerotilus) menjadi Fe3+.
Bahan-bahan yang mengakibatkan kekeruhan air, berdasarkan sifat
pengendapannya, dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu :
a. Bahan yang mudah mengendap (settleable) dapat dihilangkan dengan
proses-proses pengendapan (sedimentasi) dan penyaringan (filtrasi).
b. Bahan yang sukar mengendap (koloidal) hanya dapat dihilangkan dengan
proses flokulasi dan koagulasi yang diikuti dengan proses sedimentasi dan
filtrasi, dimana diperlukan penambahan bahan kimia (koagulan) ke dalam
air.
2. Tidak berwarna. Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang
berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi
4
kesehatan. Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran mikroorganisme,
bahan-bahan tersuspensi yang berwarna, dan ekstrak senyawa-senyawa organik
serta tumbuh-tumbuhan. Pada air tawar biasanya terjadi Blooming yang
menyebabkan perairan berwarna, ada endapan, dan bau amis, disebabkan oleh
meningkatnya pertumbuhan mikroalga (Anabaena flos-aquae dan Microcystis
aerugynosa).
3. Rasanya tawar. Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa
asam, manis, pahit atau asin menunjukan air tersebut tidak baik. Rasa asin
disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa
asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik.
4. Tidak berbau. Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh
maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang
sedang mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air. Bau
dan rasa dapat dihasilkan oleh kehadiran organisme dalam air seperti alge serta
oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, juga oleh
adanya bahan organik tertentu. Dari segi estetika, air yang berbau dan
mempunyai rasa, sangat tidak menyenangkan untuk diminum. Bau dan rasa
dalam air juga dapat menunjukkan kemungkinan adanya mikroorganisme
penghasil bau dan rasa yang tidak enak serta adanya senyawa-senyawa asing
yang mengganggu kesehatan. Selain itu dapat pula menunjukkan kondisi
anaerobik sebagai hasil aktivitas penguraian senyawa organik oleh kelompok
mikroorganisme tertentu. Bakteri belerang : SO42" (reduksi oleh bakteri
Thiobacillus cromatium) menghasilkan H2S (menyebabkan bau busuk).
5. Temperaturnya normal. Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama
agar tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa, yang dapat
membahayakan kesehatan dan menghambat pertumbuhan mikro organisme.
6. Tidak mengandung zat padatan. Air minum mengandung zat padatan yang
terapung di dalam air.
- Persyaratan Kimia
Kualitas kimia berhubungan dengan adanya ion-ion senyawa ataupun
5
logam yang membahayakan dan pestisida. Kandungan zat atau mineral yang
bermanfaat dan tidak mengandung zat beracun. Persayaratan kimia dari air yang
berkualitas adalah sebagai berikut:
1) pH (derajat keasaman). Penting dalam proses penjernihan air karena
keasaman air pada umumnya disebabkan gas Oksida yang larut dalam air
terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari
pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang lebih kecil
6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan beberapa senyawa
kimia berubah menjadi racun yang sangat mengganggu kesehatan.
2) Kesadahan. Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan
kesadahan nonkarbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat keberadaan
Kalsium dan Magnesium bikarbonat yang dihilangkan dengan memanaskan air
hingga mendidih atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan nonkarbonat
(permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat, Chlorida dan Nitrat dari
Magnesium dan Kalsium disamping Besi dan Alumunium. Konsentrasi
kalsium dalam air minum yang lebih rendah dari 75 mg/l dapat menyebabkan
penyakit tulang rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi dari 200 mg/l
dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air. Dalam jumlah yang lebih
kecil magnesium dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang, akan tetapi
dalam jumlah yang lebih besar 150 mg/l dapat menyebabkan rasa mual.
3) Besi. Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan
menyebabkan rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan
yang terbuat dari metal. Besi merupakan salah satu unsur yang merupakan hasil
pelapukan batuan induk yang banyak ditemukan diperairan umum. Batas
maksimal yang terkandung didalam air adalah 1,0 mg/l.
4) Aluminium. Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan
Menteri Kesehatan No 82 / 2001 yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak
aluminium menyebabkan rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi.
5) Zat organic. Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa
unsur hara makanan maupun sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang
hidup di perairan
6
6) Sulfat. Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan
kerak air yang keras pada alat merebus air (panci / ketel) selain itu juga
mengakibatkan bau dan korosi pada pipa. Sering dihubungkan dengan
penanganan dan pengolahan air bekas.
7) Nitrat dan nitrit. Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah
dan tanaman. Nitrat dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-
pupuk yang digunakan dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok
Nitrobacter. Jumlah Nitrat yang lebih besar dalam usus cenderung untuk
berubah menjadi Nitrit yang dapat bereaksi langsung dengan hemoglobine
dalam daerah membentuk methaemoglobine yang dapat menghalang
perjalanan oksigen didalam tubuh.
8) Klorida. Dalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi manusia.
Chlorida dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan namun apabila
berlebihan dan berinteraksi dengan ion Na+ dapat menyebabkan rasa asin dan
korosi pada pipa air.
9) Zink atau Zn. Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15
mg/l. Penyimpangan terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit,
sepet, dan rasa mual. Dalam jumlah kecil, Zink merupakan unsur yang penting
untuk metabolisme, karena kekurangan Zink dapat menyebabkan hambatan
pada pertumbuhan anak.
10. COD (Chemical Oxygen Demand) COD yaitu suatu uji yang menentukan
jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan misalnya kalium dikromat
untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat dalam air (Nurdijanto,
2000 : 15). Kandungan COD dalam air bersih berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air minum golongan B
maksimum yang dianjurkan adalah 12 mg/l. apabila nilai COD melebihi batas
dianjurkan, maka kualitas air tersebut buruk.
11. BOD (Biochemical Oxygen Demand) adalah jumlah zat terlarut yang
dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah bahan–bahan buangan
didalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Nilai BOD tidak menunjukkan jumlah
bahan organik yang sebenarnya tetepi hanya mengukur secara relatif jumlah
7
oksigen yang dibutuhkan. Penggunaan oksigen yang rendah menunjukkan
kemungkinan air jernih, mikroorganisme tidak tertarik menggunakan bahan
organik makin rendah BOD maka kualitas air minum tersebut semakin baik.
Kandungan BOD dalam air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No
82/2001 mengenai baku mutu air dan air minum golongan B maksimum yang
dianjurkan adalah 6 mg/l.
- Persyaratan mikrobiologis
Kualitas Biologi yaitu berhubungan dengan kehadiran mikroba patogen
(penyebab penyakit), pencemar, dan penghasil toksin. Kandungan bakteri E. Coli
dalam air berdasarkan ketentuan WHO (1968), dalam hal jumlah maksimum yang
diperkenankan per 100 ml adalah 1000, air untuk kolam renang 200, dan air
minum 1. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas air secara biologis ditentukan oleh
kehadiran bakteri E. Coli di dalamnya. Persyaratan mikrobiologis yang harus
dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut:
1. Tidak mengandung bakteri patogen, misalnya: bakteri golongan coli;
Salmonella typhi, Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah
tersebar melalui air.
2. Tidak mengandung bakteri non patogen seperti: Actinomycetes, Phyto-
plankton, coliform, Cladocera dan lain-lain. (Sujudi,1995)
8
2. Lingkungan air tawar di mana pada umumnya lingkungan perairan tawar lebih
banyak mengandung nutrien jika dibandingkan dengan lingkungan perairan
laut. Lingkungan perairan tawar dibagi menjadi 2 kategori yaitu :
- Habitat lentik contoh danau, kolam.
- Habitat lotik contoh mata air, sungai.
3) Lingkungan perairan payau (peralihan air tawar ke air laut) atau merupakan
lingkungan perairan tawar merupakan daerah transisi antara perairan tawar dan
laut.
Jumlah dan jenis mikrooganisme yang terdapat di dalam air bervariasi
bergantung dari berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Sumber air. Jumlah dan jenis mikroorganisme di dalam air dipengaruhi oleh
sumber air tersebut, misalnya air atmosfer (air hujan/salju), air permukaan
(danau, sungai), air tanah (sumur, mata air), air tergenang (air laut), dsb.
2. Komponen nutrien dalam air. Air, terutama air buangan sering mengandung
komponen-komponen yang dibutuhkan oleh spesies mikroorganisme tertentu.
Semua air secara alamiah juga mengandung mineral-mineral yang cukup untuk
kehidupan mikroorganisme di dalam air.
3. Komponen beracun. Komponen beracun yang terdapat di dalam air
mempengaruhi jumlah dan jenis mikroorganisme di dalam air tersebut.
4.Organisme air. Adanya organisme lain di dalam air dapat mempengaruhi
jumlah dan jenis mikroorganisme air sebagai contoh plankton merupakan
organisme yang makan bakteri, ganggang dan plankton lainnya, sehingga
adanya plankton dapat mengurangi jumlah organisme-organisme tersebut.
5. Faktor fisik. Jumlah dan jenis mikroorganisme juga dipengaruhi oeh faktor-
faktor fisik seperti: suhu, pH, tekanan osmotik, tekanan hidrostatik, aerasi, dan
penetrasi sinar matahari. Jumlah dan jenis mikroorganisme di dalam air
buangan selain dipengaruhi oleh faktor-faktor diatas juga dipengaruhi oleh
jenis polutan air tersebut. Misalnya air yang terpolusi oleh kotoran hewan dan
manusia mengandung bakteri-bakteri yang berasal dari kotoran seperti
Esherchia coli, Streptokoki fekal, Clostridium perfringens.
9
Pada lingkungan perairan terdapat mikroorganisme sama seperti
lingkungan yang lainnya. Kelompok mikroorganisme yang hidup di dalam air
terdiri dari:
1. Bakteri
2. Alga biru-hijau
3. Fungi
4. Mikroalga
5. Virus
6. Protozoa
Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan
tetapi dapat juga merupakan suatu substansi yang membawa malapetaka, karena
air dapat membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat
racun.
Dalam air baik yang kita anggap jernih, sampai terhadap air yang
keadaannya sudah kotor atau tercemar, di dalamnya akan terkandung sejumlah
kehidupan, yaitu misalnya yang berasal dari sumur biasa, sumur pompa, sumber
mata air dan sebagainya, di dalamnya terdiri dari bakteri, yaitu:
1. Kelompok bakteri besi (misalnya Crenothrix dan Sphaerotilus) yang mampu
mengoksidasi senyawa ferro menjadi ferri. Akibat kehadirannya, air sering
berubah warna kalau disimpan lama yaitu warna kehitam-hitaman, kecoklat-
coklatan, dan sebagainya.
2. Kelompok bakteri belerang (antara lain Chromatium dan Thiobacillus) yang
mampu mereduksi senyawa sulfat menjadi H2S. Akibatnya kalau air disimpan
lama akan tercium bau busuk seperti bau telur busuk. Bau dan rasa dapat
dihasilkan oleh kehadiran organisme dalam air seperti alge serta oleh adanya
gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, juga oleh adanya
bahan organik tertentu.
3. Kelompok mikroalge (misalnya yang termasuk mikroalga hijau, biru dan
kersik), sehingga kalau air disimpan lama di dalamnya akan nampak jasad-
jasad yang berwarna hijau, biru atau pun kekuning-kuningan, tergantung
kepada dominasi jasad-jasad tersebut serta lingkungan yang mempengaruhinya.
10
Mikroorganisme di perairan berdasarkan sifat tropiknya meliputi :
1. Mikroba autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis
makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan
bantuan energi seperti matahari dan kimia. Contohnya: Thiobacillus,
Nitrosomonas, Nitrobacter.
2. Mikroba heterotrof adalah organisme yang memanfaatkan bahan-bahan
organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme
lain. Contohnya antara lain : Saprolegnia sp., Candida albicans.
11
3. Pada umumnya mikroalga mempunyai klorofil, sehingga dapat melakukan
fotosintesis dengan menghasilkan oksigen. Di dalam air, kegiatan fotosintesis akan
menambah jumlah oksigen, sehingga nilai kelarutan oksigen akan naik/ber-
tambah, ini yang diperlukan oleh kehidupan di dalam air.
4. Kehadiran senyawa hasil rombakan bakteri atau fungi dimanfaatkan oleh jasad
pemakai/konsumen. Tanpa adanya jasad pemakai kemungkinan besar
akumulasi hasil uraian tersebut dapat mengakibatkan keracunan terhadap jasad lain,
khususnya ikan.
5. Anabaena memiliki kemampuan untuk memfiksasi nitrogen dan dapat kita
tersebar luas di dalam air dan juga tanah yang lembab/basah. Spesies tertentu
bersimbiosis dengan tanaman tingkat tinggi, seperti Anabaena azollae dalam
spesies Azolla (paku air). Beberapa spesies telah berhasil digunakan dalam
menyediakan oksigen pada pertanaman padi sawah
Sedangkan kerugian adanya mikroba dalam air antara lain :
1. Yang paling dikhawatirkan, bila di dalam badan air terdapat mikroba penyebab
penyakit, seperti: Salmonella penyebab penyakit tifus/paratifus, Shigella
penyebab penyakit disentri basiler, Vibrio penyebab penyakit kolera,
Entamoeba penyebab disentri amuba.
2. Di dalam air juga ditemukan mikroba penghasil toksin seperti : Clostridium yang
hidup anaerobik, yang hidup aerobik misalnya : Pseudomonas, Salmonella,
Staphyloccus, serta beberapa jenis mikroalgae seperti Anabaena dan Microcystis
3. Sering didapatkan warna air bila disimpan cepat berubah, padahal air tersebut
berasal dari air pompa, misal di daerah permukiman baru yang tadinya
persawahan. Ini disebabkan oleh adanya bakteri besi misal Crenothrix yang
mempunyai kemampuan untuk mengoksidasi senyawa ferro menjadi ferri.
4. Di pemukiman baru yang asalnya persawahan, kalau air pompa disimpan
menjadi berbau (bau busuk). Ini disebabkan oleh adanya bakteri belerang misal
Thiobacillus yang mempunyai kemampuan mereduksi senyawa sulfat menjadi
H2S.
5. Badan dan warna air dapat berubah menjadi berwarna hijau, biru-hijau tau warna-
warna lain yang sesuai dengan warna yang dimiliki oleh mikroalgae. Bahkan
12
suatu proses yang sering terjadi pada danau atau kolam yang besar yang
seluruh permukaan airnya ditumbuhi oleh algae yang sangat banyak dinamakan
blooming. Biasanya jenis mikroalgae yang berperan didalamnya adalah
Anabaena flosaquae dan Microcystis aerugynosa. Dalam keadaan blooming
sering terjadi kasus-kasus :
- Ikan mati, terutama yang masih kecil yang disebabkan karena jenis-jenis
mikroalgae tersebut dapat menghasilkan toksin yang dapat meracuni ikan.
- Korosi atau pengkaratan terhadap logam (yang mengandung senyawa Fe atau
S), karena di dalam massa mikroalgae penyebab blooming didapatkan pula
bakteri Fe atau S penghasil asam yang korosif.
13
3. Eschericia coli (strain patogen) menyebabkan diare. Gejala yang ditimbulkan
dari bakteri ini adalah buang air besar berkali-kali dalam sehari, kotoran encer
(mengandung banyak air), terkadang diikuti rasa mulas atau sakit perut.
4. Salmonella typhi menyebabkan tifus. Gejala yang ditimbulkan dari bakteri ini
adalah sakit kepala, demam, diare, muntah-muntah, peradangan dan
pendarahan usus.
5. Shigella dysentriae menyebabkan disentri. Gejala yang ditimbulkan infeksi
usus besar, diare, kotoran mengandung lendir dan darah, sakit perut.
6. Cyanobacteria adalah mikroorganisme yang sangat umum ditemukan dalam air.
Warna air kebiruan-hijau di kolam atau selokan yang dikaitkan dengan
organisme ini. Nostoc dan Anabaena adalah cyanobacteria umum yang
ditemukan dalam air kolam. Anabaena diketahui berperan dalam menfiksasi
nitrogen, dan Anabaena membentuk hubungan simbiosis dengan tanaman
tertentu seperti paku-pakuan. Terdapat satu dari 4 genera dari cyanobacteria
yang menghasilkan neurotoxin, yang membahayakan margasatwa lokal seperti
halnya hewan ternak dan hewan peliharaan. Spesies tertentu dari Anabaena
telah digunakan dalam pertanaman padi sawah, sebagai penyedia pupuk alami
yang efektif.
14
pyrenoidosa, Chlorella pyrenoidosa. Peranan Chlorella bagi kehidupan
manusia antara lain, digunakan dalam penyelidikan metabolisme di
laboratorium sebagai SCP (Single Cell Protein) atau Protein Sel Tunggal. Juga
dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik dan bahan makanan, bahan obat-obatan
yang dimasukkan dalam kapsul dan dijual sebagai suplemen makanan dikenal
dengan “Sun Chlorella”.
15
menjadi kuning. Virus ini dikeluarkan oleh orang yang membuang tinja, dan
jika kotoran mencemari pasokan air, maka virus ini dibawa dalam air sampai
dikonsumsi oleh manusia.
2. Virus polio menyebabkan penyakit Poliomyelitis. Gejala yaitu tenggorokan
sakit, demam, diare, sakit pada tungkai dan punggung, kelumpuhan dan
kemunduran fungsi otot.
16
• Limbah dibuang ke danau atau sungai dari toilet kabin.
• Hewan membawa kista, menyimpan feces mereka langsung ke dalam air.
• Curah hujan memindahkan kista diendapkan dari hewan pada tanah ke badan
air. Jika air terkontaminasi dengan giardia, adalah mungkin untuk membunuh
kista hanya dengan air mendidih.
5. Schistosoma sp. (cacing pipih) menyebabkan penyakit Schistosomiasis. Gejala
yang ditimbulkan adalah gangguan pada hati dan kantung kemih sehingga
terdapat darah dalam urin, diare, tubuh lemas, sakit perut yang terjadi
berulang-ulang.
6. Cryptosporidium parvum adalah parasit protozoa yang menyebabkan
Cryptosporidiosi. Gejala-gejala yang ditimbulkan meliputi diare, sakit kepala,
kram perut, mual, muntah, dan demam rendah.
17
disebabkan mikroba dalam air adalah tidak sehat dan bahkan mengancam
kehidupan. Kontaminasi yang mencemari air digolongkan ke dalam tiga kategori,
yaitu kimiawi, fisik, dan hayati. Kontaminan–kontaminan tertentu dalam setiap
kategori ini dapat mempunyai pengaruh nyata terhadap kualitas air.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mikrobiologi lingkungan air adalah ilmu yang mengacu pada studi tentang
mikroorganisme yang hidup di air atau yang dapat diangkat dari satu habitat
yang lain dengan air. Ada 2 macam jenis utama air yaitu air tanah dan air
permukaan.
2. Persyaratan kualitas air bersih harus sesuai dengan kualitas fisik, kualitas
kimia, kualitas biologi.
3. Berikut lingkungan perairan meliputi lingkungan air laut, lingkungan air tawar
(habitat lotik dan lentik), lingkungan perairan payau. Jumlah dan jenis
mikrooganisme yang terdapat di dalam air bervariasi bergantung dari berbagai
faktor.
4. Kelompok mikroorganisme yang hidup di dalam air terdiri dari bakteri, alga
biru-hijau, fungi, mikrolaga, virus dan protozoa.
5. Beberapa macam mikroorganisme air yang menguntungkan seperti Chlorella,
Hydrodyction, Pinnularia, Scenedesmus, Tabellaria (sebagai makanan ikan).
Beberapa macam mikroorganisme merugikan seperti Vibrio penyebab penyakit
kolera, Entamoeba penyebab disentri amuba. Di dalam air juga ditemukan
mikroba penghasil toksin seperti Clostridium yang hidup anaerobik, yang
hidup aerobik misalnya Pseudomonas, Salmonella, Staphyloccus,
3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas
maka saran yang dapat kami sampaikan adalah :
1. Masyarakat diharapkan supaya menjaga lingkungan dan sumber air agar air
tidak terkontaminasi oleh bakteri yang berasal dari manusia (Coli tinja).
2. Waspadalah pada jenis mikroba yang membahayakan kehidupan kita.
19
DAFTAR PUSTAKA
Atlas, Kanada. 2004 Principles of microbiology. St. Louis: Mosby. ISBN 0-8016-
7790-4.
Purnomo, Hari. 1995. Aktivitas Air dan Perannya dalam Pengawetan Pangan.
Universitas Indonesia. Jakarta.
Santoso, Budi. 1994. Petunjuk Praktis Budidaya Lele Dumbo& Lokal. Kanisius.
Yogyakarta.
20