Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Apa saja hambatan inovasi itu ?
2. Bagaimana dampak inovasi serta upaya menanganinya ?
3. Faktor apa saja yang menghambat inovasi pendidikan ?
4. Faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam suatu inovasi ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk :
1. Mengetahui macam-macam hambatan inovasi
2. Mengetahui dampak inovasi serta upaya penanganannya
3. Mengetahui faktor penghambat inovasi
4. Mengetahui faktor yang harus diperhatikan dalam inovasi
D. Manfaat Penulisan
Dalam penulisan makalah ini didapatkan dua manfaat yaitu :
1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis dari makalah ini yaitu untuk penguatan teori
yang sudah ada mengenai hambatan inovasi serta inovasi pendidikan.
Memberikan gambaran jelas mengenai hambatan inovasi, macam-
macam hambatan inovasi, faktor penghambat inovasi serta faktor yang
perlu diperhatikan dalam inovasi.
2. Manfaat praktis
a) Guru
Seorang pendidik anak usia dini seyogyanya harus mampu
menciptakan sesuatu yang baru dalam dunia pendidikan. Namun dalam
meciptakan suatu inovasi, seorang pendidik pula harus memperhatikan
hambatan-hambatan serta faktor-faktor yang terdapat dalam suatu
inovasi.
b) Orangtua
Dengan adanya suatu inovasi pendidikan, orangtua dapat
mengambil teorinya yang digunakan dalam cara mendidik anaknya.
Suatu inovasi dapat membantu orangtua dalam mendidik anaknya
dengan cara yang tidak monoton.
c) Penulis
Manfaat makalah ini bagi penulis adalah untuk mengaplikasikan
apa yang sudah dipelajari dengan praktek. Apabila nanti penulis telah
terjun ke lapangan, maka ilmu ini dapat dipakai dan di terapkan dalam
praktek di lapangan.dak, terlibat dalam pendidikan. Sebab, apa yang ingin
dilakukan dalam pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih
baik terutama masyarakat di mana peserta didik itu berasal. Tanpa
melibatkan masyarakat sekitarnya, inovasi pendidikan tentu akan
terganggu, bahkan bisa merusak apabila mereka tidak diberitahu atau
dilibatkan. Keterlibatan masyarakat dalam inovasi pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hambatan dalam Inovasi
Dalam implementasinya kita sering mendapati beberapa hambatan yang
berkaitan dengan inovasi. Pengalaman menunjukkan bahwa hampir setiap individu
atau organisasi memiliki semacam mekanisme penerimaan dan penolakan terhadap
perubahan. Ada empat macam kategori hambatan dalam konteks inovasi. Keempat
kategori tersebut adalah:
1. Hambatan Psikologis
Hambatan-hambatan ini ditemukan bila kondisi psikologis individu menjadi
faktor penolakan. Hambatan psikologis telah dan masih merupakan kerangka kunci
untuk memahami apa yang terjadi bila orang dan sistem melakukan penolakan
terhadap upaya perubahan. Kita akan menggambarkan jenis hambatan ini dengan
memilih satu faktor sebagai suatu contoh yaitu dimensi kepercayaan/keamanan
versus ketidakpercayaan/ketidakamanan karena faktor ini sebagai unsur inovasi
yang sangat penting. Faktor-faktor psikologis lainnya yang dapat mengakibatkan
penolakan terhadap inovasi adalah: rasa enggan karena merasa sudah cukup dengan
keadaan yang ada, tidak mau repot, atau ketidaktahuan tentang masalah.
Kita dapat berasumsi bahwa di dalam suatu sistem sosial, organisasi atau
kelompok akan ada orang yang pengalaman masa lalunya tidak positif. Menurut
para ahli psikologi perkembangan, ini akan mempengaruhi kemampuan dan
keberaniannya untuk menghadapi perubahan dalam pekerjaannya. Jika sebuah
inovasi berimplikasi berkurangnya kontrol (misalnya diperkenalkannya model
pimpinan tim atau kemandirian masing-masing bagian), maka pemimpin itu
biasanya akan memandang perubahan itu sebagai negatif dan mengancam.
Perubahan itu dirasakannya sebagai kemerosotan, bukan perbaikan.
2. Hambatan Praktis
Hambatan praktis adalah faktor-faktor penolakan yang lebih bersifat fisik.
Untuk memberikan contoh tentang hambatan praktis, faktor-faktor berikut ini akan
dibahas:
a) Waktu
Waktu, sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan memerlukan jangka
waktu panjang, karena pendidikan bercorak mendidik. Dalam perbuatan
biasanya orang dapat melihat dan memeriksa hasilnya dengan segera. Hasil
pendidikan itu baru dapat dilihat pada generasi berikutnya.( Tim Dosen FIP-
IKIP Malang, 2003, hlm. 30) Mungkin hal itu yang menjadi dasar penolakan.
b) Sumber daya
Sumber daya, tidak adanya sumber daya yang memadai guna
menjalankan suatu inovasi tertentu bisa menjadi hambatan terlaksananya
inovasi tersebut. Seperti halnya KBK, di sekolah- sekolah yang kurang maju
KBK belum bisa dilaksanakan karena minim dan juga rendahnya sumber daya
baik itu berupa sumberdaya manusia maupun biaya.
c) Sistem
Sistem, sebagaimana dipaparkan oleh C.E. Beeby, bahwa sistem
pendidikan di Indonesia ini berantakan dan luar biasa kompleknya, hal ini bisa
kita lihat dari tiga aspek dari struktur administrasi yang vital untuk
meningkatkan standar pendidikan. (Beeby, 1987, hlm.245)
Ini adalah faktor-faktor yang sering ditunjukkan untuk mencegah atau
memperlambat perubahan dalam organisasi dan sistem sosial. Program pusat-pusat
pelatihan guru sangat menekankan aspek-aspek bidang ini. Ini mungkin
mengindikasikan adanya perhatian khusus pada keahlian praktis dan metode-
metode yang mempunyai kegunaan praktis yang langsung.
Oleh karena itu, inovasi dalam bidang ini dapat menimbulkan penolakan yang
terkait dengan praktis. Artinya, semakin praktis sifat suatu bidang, akan semakin
mudah orang meminta penjelasan tentang penolakan praktis. Di pihak lain, dapat
diasumsikan bahwa hambatan praktis yang sesungguhnya itu telah dialami oleh
banyak orang dalam kegiatan mengajar sehari-hari, yang menghambat
perkembangan dan pembaruan praktek. Tidak cukupnya sumber daya
ekonomi,teknis dan material sering disebutkan.
Dalam hal mengimplementasikan perubahan, faktor waktu sering kurang
diperhitungkan. Segala sesuatu memerlukan waktu. Oleh karena itu, sangat penting
untuk mengalokasikan banyak waktu bila kita membuat perencanaan inovasi.
Pengalaman menunjukkan bahwa masalah yang tidak diharapkan, yang mungkin
tidak dapat diperkirakan pada tahap perencanaan, kemungkinan akan terjadi.
3. Hambatan Kekuasaan dan Nilai
Bila dijelaskan secara singkat, hambatan nilai melibatkan kenyataan bahwa
suatu inovasi mungkin selaras dengan nilai-nilai, norma-norma dan tradisi-tradisi
yang dianut orang-orang tertentu, tetapi mungkin bertentangan dengan nilai-nilai
yang dianut sejumlah orang lain. Jika inovasi berlawanan dengan nilai-nilai
sebagian peserta, maka bentrokan nilai akan terjadi dan penolakan terhadap inovasi
pun muncul. Apakah kita berbicara tentang penolakan terhadap perubahan atau
terhadap nilai-nilai dan pendapat yang berbeda, dalam banyak kasus itu tergantung
pada definisi yang kita gunakan.
Banyak inovator telah mengalami konflik yang jelas dengan orang lain, tetapi
setelah dieksplorasi lebih jauh, ternyata mereka mendapati bahwa ada kesepakatan
dan aliansi dapat dibentuk. Pengalaman ini dapat dijelaskan dengan kenyataan
bahwa sering kali orang dapat setuju mengenai sumber daya yang dipergunakan.
Kadang-kadang hal ini terjadi tanpa memandang nilai-nilai. Dengan demikian
kesepakatan atau ketidaksepakatan di permukaan mudah terjadi dalam kaitannya
dengan aliansi. Sering kali aliansi itu terbukti sangat penting bagi implementasi
inovasi.
4. Hambatan Kekuasaan
Kekuasaan itu perlu untuk memelihara kepentingan dan nilai-nilai.
Kekuasaan juga merupakan bagian penting dari posisi kepemimpinan. Sangat
penting untuk menyadari keberadaan faktor kekuasaan ini dalam organisasi dan
sistem sosial dan dapat melihatnya serta melawannya bila kekuasaan
disalahgunakan. Masalahnya adalah bahwa seseorang yang berada pada tampuk
kekuasaan memiliki kesempatan yang besar untuk memanipulasinya demi
keuntungannya sendiri dan demi mempertahankan posisi dan tradisi struktur.
Kekuasaan dapat dengan mudah dipergunakan untuk memberi kelompok besar
tertentu keuntungan yang lebih besar daripada kelompok-kelompok lainnya.
Sayangnya banyak contoh yang menunjukkan kekuasaan dan wewenang
terkonsentrasi pada sekelompok kecil orang dan digunakan dengan cara yang
sangat tercela. Tetapi bukan kekuasaan itu sendiri yang menentukan, melainkan
cara menggunakannya dan nilai-nilai yang berada di belakangnya. 1990. Hlm: 127
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya dalam penerapan inovasi
mengalami berbagai hambatan. Disini terdapat tiga hambatan inovasi yang
diantaranya hambatan psikologis,hambatan praktis, serta hambatan kekuasaan
dan nilai. Selain itu ada juga beberapa faktor penghambat diantaranya konflik
dan motivasi yang kurang sehat, lemahnya berbagai faktor penunjang sehingga
mengakibatkan tidak berkembangnya inovasi yang dihasilkan, keuangan
(finacial) yang tidak terpenuhi, penolakan dari sekelompok tertentu atas hasil
inovasi kurang adanya hubungan sosial dan publikasi.
Adapun faktor yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan sustu
inovasi adalah guru, siswa, kurikulum, sarana dan prasaranan, serta bagaimana
lingkup sosial dengan masyarakat.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta menambah informasi
nagi penulis.
DAFTAR PUSTAKA