You are on page 1of 5

26 MELAKUKAN ENEMA (ELIMINASI)

DEFINISI
Enema adalah tindakan memasukkan cairan atau terapi ke dalam kolon melalui anus dengan
memakai selang rektal.

TUJUAN
1. Mengeluarkan feses dalam keadaan konstipasi dan impaksi
2. Membersihkan kolon untuk pemeriksaan diagnostik tertentu seperti sinar-x atau
visualisasi seperti kolonoskopi.
3. Mencegah keluarnya feses secara involunter selama prosedur pembedahan

INDIKASI
1. Persiapan prosedur pembedahan
2. Persiapan tes diagnostik
3. Konstipasi
4. Impaksi fekal

KONTRAINDIKASI
1. Nyeri abdomen
2. Kram abdomen
3. Distensi abdomen
4. Perdarahan rektum

PRINSIP
1. Jumlah dan jenis cairan enema harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi klien
2. Suhu cairan enema sesuai dengan suhu tubuh internal
3. Hindari pemberian enema yang terlalu sering pada klien

ALAT DAN BAHAN


1. Sarung tangan bersih
2. Cairan enema
3. Set enema: tabung enema, rectal tube dengan dan kanul rektal ukuran atau set tabung
enema dengan rektal tip
4. Jelly
5. Pengalas
6. Selimut mandi
7. Termometer
8. Tissue dan Bengkok
9. Waskom, washlap, handuk dan sabun
10. Pispot

ASPEK PENGKAJIAN DAN TINDAKAN


No Langkah-langkah Rasional
Persiapan:
1. Lubrikasi slang rektal sekitar 5 cm. Lubrikasi memfasilitasi insersi melalui
sfingter dan meminimalkan trauma.
2. Alirkan sedikit cairan melalui slang Masuknya udara ke dalam rektum dapat
penghubung pada set enema bervolume menyebabkan distensi.
besar dan slang rektal untuk
mengeluarkan udara di dalam slang,
kemudian tutup klemnya.
Fase Kerja
3. Jelaskan kepada klien terkait prosedur Klien mungkin akan lebih tenang jika
yang akan dilakukan, mengapa prosedur siap terhadap prosedur yang akan
enema dibutuhkan, dan bagaimana klien dilakukan dan klien dapat mengatakan
dapat bekerja sama. Diskusikan apa yang diharapkan.
bagaimana hasil akan digunakan untuk
merencanakan dan penanganan
selanjutnya. Jelaskan bahwa klien dapat
mengalami perasaan begah saat cairan
diberikan.
4. Cuci tangan, pasang sarung tangan Proteksi terhadap kontaminasi
bersih, dan pantau prosedur pengendalian
infeksi yang tepat.
5. Berikan privasi kepada klien Mengurangi perasaan malu pada diri
klien
6. Bantu klien posisi miring ke kiri, dengan Posisi ini memfasilitasi aliran cairan,
tungkai kanan difleksikan maksimal dan dengan bantuan gravitasi ke kolon
pasang perlak di bawah bokong. sigmoid dan desendens yang berada pada
sisi kiri. Memfleksikan kaki kanan
secara maksimal memberikan pajanan
anus yang memadai. Pemasangan perlak
bertujuan untuk mencegah linen menjadi
kotor.
7. Masukkan slang rektal
a. Untuk klien yang berada pada a. Memastikan visualisasi anus
posisi miring kiri, kemudian dengan baik.
angkat bokong atas klien. b. Sudut mengikuti kontur normal
b. Masukkan slang secara lembut rektum. Insersi lambat mencegah
dan perlahan ke dalam rektum, spasme sfingter
arahkan menuju umbilikus. c. Karena saluran anus memiliki
c. Masukkan slang sepanjang 7-10 panjang sekitar 2.5 sampai 5 cm
cm pada orang dewasa. pada orang dewasa. Pemasangan
d. Apabila ditemukan tahanan pada di titik ini menempatkan ujung
sfingter internal, minta klien slang sampai keluar dari sfingter
untuk tarik nafas dalam, anal menuju rektum.
kemudian alirkan sejumlah kecil d. Untuk merelaksasi sfingter anal
cairan melalui slang. internal.
8. Secara perlahan masukkan cairan enema
dengan cara tinggikan tabung enema, dan
buka klem untuk memungkinkan aliran
cairan.
a. Untuk enema rendah, pegang atau a. Semakin tinggi tabung enema
gantung tabung enema tidak lebih dipegang di atas rektum, maka
tinggi dari 30 cm di atas rektum. semakin cepat aliran dan semakin
b. Sementara untuk enema tinggi, besar gaya (tekanan) di dalam
pegang atau gantung tabung rektum.
enema tidak lebih tinggi dari 45
cm di atas rektum.
c. Berikan cairan secara perlahan. b. Cairan harus dimasukkan secara
Jika klien mengeluh rasa begah lebih dalam untuk membersihkan
atau nyeri, tutup klem untuk seluruh usus.
menghentikan aliran selama 30 c. Memberikan enema secara
detik, kemudian mulai kembali perlahan dan menghentikan aliran
aliran pada kecepatan yang lebih sementara akan menurunkan
rendah. kecenderungan spasme usus dan
d. Setelah semua cairan di masukkan ejeksi cairan yang prematur.
atau jika klein tidak dapat d. Menghentikan aliran cairan.
menahan dan merasa ingin
defekasi, tutup klem dan lepaskan
slang dari anus.
9. Dorong klien untuk menahan enema
a. Minta klien untuk tetap berbaring a. Akan lebih mudah bagi klien
dan menahan cairan selama untuk menahan enema jika
beberapa saat (5 sampai 10 menit berbaring dibandingkan duduk
untuk enema pembersih atau atau berdiri, karena gravitasi
minimal 30 menit untuk enema meningkatkan drainase dan
retensi). peristaltik.
10. Bantu klien untuk defekasi menggunakan Mengeluarkan feses dan membuat klien
pispot atau di dalam toilet dan bersihkan menjadi lebih nyaman.
klien.
11. Lepas sarung tangan dan cuci tangan Mengurangi risiko kontaminasi
12. Dokumentasi Mendokumentasikan hasil dari tindakan
yang telah dilakukan

DOKUMENTASI
1. Jenis enema yang diberikan
2. Jenis cairan
3. Jumlah cairan
4. Lama cairan ditahan
5. Respon klien
6. Karakterstik feses
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Data-data pengkajian dapat menunjukkan karakteristik untuk penegakkan diagnosis
keperawatan sebagai berikut:
1. Konstipasi

REFERENSI
Berman, A., Snyder, S.J., & Frandsen, G. (2016). Fundamentals of nursing: Concepts,
practice, and process, 10th edition. New Jersey: Pearson Education Inc.
Herdman, T.H., & Kamitsuru, S. (Eds). (2014). NANDA international nursing diagnoses:
Definitions & classification, 2015-2017. Oxford: Wiley Blackwell.
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Synder. S. J. (2010). Fundamental of nursing:
concepts, process, and practice, 7th edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Potter, P.A., Perry, A.G., Stockert, P.A., & Hall., A.M. (2013). Fundamentals of nursing, 8th
edition. St. Louis: Elsevier Mosby.

You might also like