You are on page 1of 7

LATAR BELAKANG

Kakao adalah salah satu tanaman budidaya yang banyak ditanam oleh para petani,. Semakin
besarnya permintaan pasar dunia akan coklat, menjadikan tanaman penghasil coklat atau kakao
semakin banyak. Imbasnya bagi daerah penghasil coklat adalah meningkatnya permintaan buah
coklat. Coklat banyak dihasilkan di daerah beriklim tropis, salah satunya adalah daerah Asia
Tenggara. Bagi Indonesia yang merupakan bagian dari kawasan Asia Tenggara tentu hal ini
menjadikan peluang yang sangat baik untuk menghasilkan banyak buah kakao.

Kakao (Theobromacacao) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang berasal


dari Amerika Selatan. Dari biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang dikenal
sebagai cokelat. namun saat ini banyak sekali hama dan penyakit yang menyerang tanaman ini yang
berakibat dapat menurunkan hasil panen para petani . Di beberapa daerah sentra tanaman kakao, biji
yang dihasilkan rusak karena serangan PBK dapat mencapai 80%. Artinya dari 1 kg hasil panen
hanya 2 ons kakao yang bisa diambil hasilnya. Bisa kita bayangkan bila produksi kita sekitar 100
ton, tentu saja yang bisa kita dapatkan hanya 20 ton saja.

Usaha pengembangan kakao sering mengalami berbagai hambatan terutama oleh hama
dan penyakit. Jenis hama/penyakit yang sering menyerang tanaman kakao antara lain: (a) hama
penggerek buah kakao; (b) kepik penghisap buah kakao, Helopeltis antonii Sign; dan (c) penyakit
busuk buah, Phytophthora palmivora.

2.1 Kakao (Theobroma cacao)


Kakao (Theobromacacao) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang berasal
dari
Amerika Selatan Dari biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang dikenal
sebagai cokelat.

Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisio :Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae (Sterculiaceae)
Genus : Theobroma
Spesies : Theobroma cacao
Nama binomial : Theobroma cacao L.

Morfologi
Kakao merupakan tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon, di alam dapat
mencapai ketinggian 10 meter. Meskipun demikian, dalam pembudidayaan tingginya
dibuat tidak lebih dari 5 meter tetapi dengan tajuk menyamping yang meluas. Hal ini
dilakukan untuk memperbanyak cabang produktif.
Bunga kakao, sebagaimana anggota Sterculiaceae lainnya, tumbuh langsung dari
batang (cauliflorous). Bunga sempurna berukuran kecil (diameter maksimum 3cm),
tunggal, namun nampak terangkai karena sering sejumlah bunga muncul dari satu titik
tunas.
Penyerbukan bunga dilakukan oleh serangga (terutama lalat kecil (midge)
Forcipomyia, semut bersayap, afid, dan beberapa lebah Trigona) yang biasanya terjadi
pada malam hari1. Bunga siap diserbuki dalam jangka waktu beberapa hari.
Kakao secara umum adalah tumbuhan menyerbuk silang dan memiliki sistem
inkompatibilitas-sendiri (lihat penyerbukan). Walaupun demikian, beberapa varietas kakao
mampu melakukan penyerbukan sendiri dan menghasilkan jenis komoditi dengan nilai jual
yang lebih tinggi.
Buah tumbuh dari bunga yang diserbuki. Ukuran buah jauh lebih besar dari
bunganya, dan berbentuk bulat hingga memanjang. Buah terdiri dari 5 daun buah dan
memiliki ruang dan di dalamnya terdapat biji. Warna buah berubah-ubah. Sewaktu muda
berwarna hijau hingga ungu. Apabila masak kulit luar buah biasanya berwarna kuning.
Biji terangkai pada plasenta yang tumbuh dari pangkal buah, di bagian dalam. Biji
dilindungi oleh salut biji (aril) lunak berwarna putih. Dalam istilah pertanian disebut pulp.
Endospermia biji mengandung lemak dengan kadar yang cukup tinggi. Dalam pengolahan
pascapanen, pulp difermentasi selama tiga hari lalu biji dikeringkan di bawah sinar
matahari.
A. Hama yang menyerang tanaman kakao
1. Penggerek Buah Kakao (PBK atau Pod Borer)
Gambar 1 (larva dan imago):

Ordo : Lepidoptera

Famili : Gracillariidae

Genus : Conopomorpha

Spesies : Conopomorpha cramerella Snell

Bioekologi :

Serangga dewasa hama PBK berupa ngengat (moth) yang berukuran kecil (panjangnya saat
beristirahat sekitar 7 mm). Ngengat memiliki warna dasar cokelat dengan warna putih berpola
zig-zag di sepanjang sayap depan, serta berakhir pada spot berwarna kuning oranye berpola batik
di ujung sayap. Ukuran antena lebih panjang daripada sayap da tubuh ngengat, serta mengarah
kebelakang. Ngengat aktif terbang, kawin dan meletakkan telur pada malam hari,yaitu sejak
pukul 18.00 – 07.00 keesokan harinya. Pada siang hari, ngengat bersembunyi di tempat yang
terlindung dari sinar matahari, yaitu di bagian bawah cabang horisontal dengan diameter 0-5 cm
dan lebih dari 20 cm.

Ngengat PBK tidak mampu terbang jauh dengan arah terbang yang tidak menentu. Seekor
serangga jantan hanya mampu terbang 153 m dilapangan terbuka, tetapi jika dilakukan
penangkapan menggunakan feromonsek, ngengat jantan mampu terbang 800 m. Ngengat betina
meletakkan telur hanya dipermukaan kakao. Buah adalah yang memiliki alur dalam pada
permukaannya dan panjang buah lebih dari 8 cm. Lama hidup ngengat betina 5 – 8 hari dan
mampu menghasilkan telur sebanyak 100-200 butir.
Telur berbentuk oval dengan panjang 0,45-0,50 mm dan lebar 0,25-0,30 mm pipih da berwarna
oranye saat baru panjangnya lebih dari 10 cm. Lama stadium telur 2- 7 hari.

Larva yang baru menetas dari telur berwarna putih transparan dengan panjang sekitar 1 mm.
Larva langsung menggerek ke dalam buah dan makan permukaan dalam kulit buah, daging buah,
dan saluran makanan ke biji (plasenta). Pada pertumbuhan penuh panjangnya 12 mm dan
berwarna (pupa), larva membuat lubang keluar dari kulit buah dengan diameter 1mm. Segera
setelah berada di luar buah, larva tersebut akan merayap di permukaan buah atau menjatuhkan
diri dengan pertolongan benang sutera untuk mencari temapat berkepompong. Sebelum menjadi
kepompong larva terlebih dahulu memintal benang sutera untuk membuat rumah kepompong
(kokon).

Selain melekat di permukaan buah, kepompong juga terdapat di daun hijau, dau kering, batang,
cabang, ranting, gulam karung, keranjang, kotak tempat bauah segar, bahakan dikendaraan yang
digunakan untuk mengankut hasil panen atau bahan apa saja yang dapat digunakan oleh ulat
tersebut. Kokon berbentuk ioval, berwarna kuning kotor, serta panjang 13-18 mm dan lebar 6 –
7 mm. Kepompong berwarna cokelat dengan panjang 6-7 mm dan lebar 1,0 – 1,5 mm. Lama
stadium kepompong 5-8 hari. Perkembangan dari telur sampai menjadi dewasa memerlukan
waktu 27 – 34 hari.

Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :

Penggerek buah kakao (PBK) umumnya menyerang buah kakao yang masih muda dengan
panjang sekitar 8 cm. Stadium yang menimbulkan kerusakan adalah stadium larva. Larva PBK
memakan daging buah dan saluran makanan yang menuju biji, tetapi tidak menyerang biji.
Gejala serangan baru tampak dari luar saat buah ,masak berupa kulit buah berwarna pudar dan
timbul belang berwarna kuning hijau atau kuning jingga dan terdapat lubang gerekan bekas
keluar larva serta jika dikocok tidak berbunyi , jika dibelah, daging buahnya akan tampak
berwarna hitam, biji-biji melekat satu sama lain dengan wana hitam, keriput, dan ringan. Akibat
serangan hama ini kerugian yang ditimbulkannya bisa mencapai 80% biji kakao kering.

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.


Pemangkasan Pemangkasan juga bermanfaat untuk mengendalikan PBK. Melalui pemang-kasan kita
mengurangi / membuang cabang, ranting, dan daundaun yang tidak berguna sehingga penggunaan zat
makanan lebih efektif, dan tanaman kakao akan semakin baik pertumbuhannya, bukan hanya dalam hal
tajuk tetapi juga dalam pertumbuhan buah. Selain itu, pemangkasan akan memberikan banyak penetrasi
sinar matahari, serta gerakan angin yang bebas sehingga akan mengurangi serangan PBK. Karena itu,
lakukanlah pemangkasan yang tepat waktu dan cara benar, baik dalam pemangkasan bentuk,
pemangkasan produksi, maupun pemangkasan pemeliharaan.

Pemupukan Dampak utama pemupukan terhadap tanaman kakao adalah merangsang pertumbuhan
yang baik. Dampak ini meningkatkan ketahanan kakao terhadap PBK. Tanaman kakao yang tumbuh
sehat akan lebih tahan terhadap serangan PBK. Karena itu, lakukanlah pemupukan yang benar dengan
memperhatikan dosis, jenis, cara, waktu, dan tempat.

Sanitasi Cara sanitasi penting untuk mematikan PBK yang ada dalam buah yang sudah dipanen. Jika tidak
dimatikan, PBK tersebut dapat berkembangbiak dan menyerang buah yang masih ada di pohon. Setelah
buah dipanen, seluruhnya dibelah, Kulit buah dimasukkan ke dalam lobang dan ditutup dengan tanah
atau dengan plastik untuk membunuh larva yang masih ada / hidup pada buah. Jika tidak segera
dikerjakan simpanlah buah dalam karung plastik yang diikat rapat. Cara tersebut mencegah PBK keluar
dan menyerang buah yang belum masak di pohon.

Sering memanen Untuk menurunkan jumlah PBK, sebaiknya semua buah yang sudah masak atau masak
awal dipanen seminggu sekali. Cara ini menghindari perpanjangan perkembangan / Daur hidup PBK di
kebun. Pemakaian kantong plastik Kantong plastik yang dipasang pada buah dapat mencegah serangan
PBK. Kantong tersebut harus dilobangi di bagian bawah supaya air dapat keluar. Jika tidak dilubangi,
mungkin buah kakao akan membusuk. Saat yang tepat pengantongan adalah pada saat ukuran panjang
buah sekitar 8 cm
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT KAKAO Berbagai teknik pengendalian dapat diaplikasikan ketika
menangani masalah Hama, Penyakit, dan Gulma (OPT). Tetapi berdasarkan berbagai pertimbangan,
maka kini dikenal secara umum dan berturut pengendalian OPT tanaman, yakni; (a) pengendalian secara
mekanis, (b) pengendalian secara biologis, dan (c) pengendalian secara kimiawi. a) Pengendalian Hama
dan Penyakit Kakao Secara Mekanis Karena hama dan penyakit tanaman kakao menghendaki kondisi
lingkungan yang ideal bagi perkembangannya, maka tindakantindakan teknis perlu dilakukan agar
lingkungan menjadi tidak nyaman bagi perkembangan hama dan penyakit tersebut. Pemangkasan
merupakan tindakan sederhana yang dapat dilakukan dan efektif untuk meminimalkan tingkat serangan
hama dan penyakit. Pemangkasan dilakukan dengan tujuan mengurangi kelembaban sekitar tanaman.
Tidak saja pada tanaman pokok dilakukan pemangkasan, tetapi pemangkasan juga dilakukan pada
tanaman pelindung (jika ada). Tindakan sanitasi atau menjaga kebersihan lingkungan sekitar kakao perlu
dilakukan untuk meminimalkan perkembangan hama dan penyakit. Pada saat buah, daun,
batang/cabang, dan bagian lainnya yang terserang penyakit dipangkas, maka bagian-bagian tersebut
langsung dibersihkan dan dibenamkan ke dalam tanah atau dibakar agar dapat membunuh hama dan
penyakit tersebut. Terdapat berbagai cara untuk mengendalikan hama atau penyakit yang telah
dikembangkan masyarakat sendiri. Misalnya teknik penyarungan buah kakao untuk mencegah hama
PBK. Buah disarung dengan menggunakan plastik atau media lain, untuk menghalangi gerekan larva PBK
yang biasanya menggerek kulit buah untuk masuk ke dalam buah kakao.

b) Pengendalian Secara Biologi Pengendalian OPT secara biologi dikenal juga sebagai pengendalian
hayati. Pengendalian dengan cara ini biasanya menggunakan media biologi atau mahluk hidup untuk
mengendalikan hama atau penyakit tanaman. Banyak metode yang telah diterapkan khusus untuk
tanaman kakao. Misalnya, untuk mengendalikan hama PBK, kepik pengisap buah, dan penyakit busuk
buah, dapat digunakan sejenis semut hitam (Dolichoderus thoraxicus). Penggunaan semut hitam diawali
dengan menyediakan sarang berupa lipatan daun kelapa atau bentuk lain yang memungkinkan semut
berkembang-biak. Tanaman yang tidak disukai hama dan penyakit atau yang menjadi tempat tumbuh
musuh alami hama juga dapat dimanfaatkan. Misalkan tanaman kelapa dikatakan baik jika
ditumpangsari dengan kakao karena kelapa ideal bagi perkembangan semut hitam yang adalah musuh
alami PBK, kepik pengisap buah, dan penyakit busuk buah. Tanaman lain yang dapat menanggulangi
hama dan penyakit dapat ditumpangsari dengan kakao dengan memperhatikan kriteriakriteria kedua
tanaman tersebut.

c) Pengendalian Secara Kimiawi Cara kimiawi direkomendasikan sebagai jalan akhir jika cara mekanis
dan biologis tidak mampu menanggulangi serangan hama dan penyakit. Selain pertimbangan tersebut,
pertimbangan tingkat serangan pun wajib diperhitungkan ketika hendak menggunakan cara kimia dalam
mengendalikan hama dan penyakit. Berbagai penelitian akan jenis dan dosis pestisida untuk mengatasi
masalah hama dan penyakit kakao telah dilakukan. Penggunaan pestisida untuk menanggulangi hama
dan penyakit dilakukan berdasarkan rekomendasi dari pihak-pihak yang berkompeten.

Pracaya., 2008. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Secara Organik. Kanisius. Yokyakarta.

You might also like