You are on page 1of 23
KEBIJAKAN TANGGAP LEDAKAN HAMA PENTING TANAMAN PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN 2011 KEBIJAKAN TANGGAP LEDAKAN HAMA PENTING TANAMAN PERKEBUNAN PENDAHULUAN Sub sektor perkebunan merupakan salah satu pilar penggerak perekonomian nasional yang sebagian besar diusahakan dalam bentuk perkebunan rakyat. Selain untuk ekspor, produk perkebunan juga untuk memenuhi kebutuhan industri domestik. Perkembangan nilai PDB sub sektor perkebunan dalam 5 tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan yang positif. Neraca perdagangan komoditas perkebunan paling tinggi, dibandingkan komoditas lainnya yaitu mencapai US $ 15 milyar selama lima tahun terakhir. Di pasar internasional, beberapa produk Indonesia memiliki keunggulan komparatif seperti kakao, kelapa sawit, kopi, teh , karet, lada, vanili, kopra, minyak atsiri dan jambu mete. Hal ini dibuktikan dengan ketangguhan tanaman perkebunan dalam menghadapi masa krisis pada tahun 1998. Komoditas selain perkebunan di Indonesia mengalami keterpurukan, sebaliknya komoditas perkebunan mengalami kenaikan harga di luar negeri. Namun hal ini berlangsung lama karena_ sebagian produk ekspor perkebunan masih dalam bentuk produk primer atau hasil olahan sederhana dan negara-negara tetangga mulai meningkatkan kapasitas produksinya sehingga persaingan semakin ketat. Memasuki tahun 2011, produk perkebunan Indonesia diharapkan mengalami kejayaan kembali karena semua produk perkebunan mulai merangkak naik sejak Februari 2011, walaupun beberapa komoditas gagal panen karena curah hujan yang tinggi dan berkepanjangan. Untuk memenuhi empat sukses Kementerian Pertanian yaitu 1). Swasembada berkelanjutan, 2). Diversifikasi pangan, 3). Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor dan 4). Peningkatan kesejahteraan petani melalui revitalisasi, penyluhan dan kelembagaan, peningkatan produktivitas merupakan syarat utama agar komoditas perkebunan tetap bersaing dan menguntungkan di era globalisasi. Produktivitas tanaman perkebunan masih rendah dibandingkan potensinya seperti kopi masih 1,5 ton/ha/thn, kakao 1 ton /ha/thn, karet rakyat 1,1 ton/ha/thn, tebu 4,9 ton/ha/thn dan teh 4-5 ton pucuk basah/ha/tahun. Hama dan penyakit merupakan kendala utama dalam budidaya tanaman perkebunan yang dapat menurunkan produksi sampai 40% serangan nematoda pada kopi dapat menurunkan hasil sampai 30%, penyakit cacar daun pada karet yang berumur 5-10 tahun dapat menurunkan produktivitas sampai 30% serta penyakit layu pada nilam dapat menimbulkan kerugian antara 60-90%.kemunculan serangan hama penyakit tersebut pada pertanamn disebabkan oleh berbagai factor. Oleh sebab itu antisipasi_petani untuk dapat mengendalikan serangan hama penyakit tersebut harus disiapkan sejak dini. Pengalaman dengan adanya fenomena peningkatan populasi ulat bulu pada berbagai tanaman menunjukkan bahwa pengamatan sejak dini (early warning system) tidak dilakukan. Oleh sebab itu dalam tulisan ini akan disajikan jenis-jenis hama tanaman perkebunan yang kemungkinan dapat meledak sewaktu-waktu, cara pengamatannya serta alternative kebijakan untuk pengendaliannya. Diharapkan penyajian makalah ini bermanfaat bagi penentu kebijakan untuk menetapkan prioritas pengamatan dan antisipasi pengendalian pada tanaman perkebunan. poeta emanate Kebjjakon : Tanggop Ledakan Hama Penting Tanaman Perkebunan Page| HAMA PENTING TANAMAN PERKEBUNAN Jenis tanaman perkebunan banyak sekali, terdaftar 157 jenis di Direktorat Jenderal Perkebunan, namun baru 15 tanaman yang menjadi prioritas untuk dikembangkan dan diteliti. Berikut disajikan hama penting dari beberapa tanaman prioritas tersebut yang sewaktu-waktu dapat menyebabkan masalah. Hama tanaman Jambu mete Cricula trifenestrata (Lepidoptera:Saturniidae) Hama ini bersifat polifag, selain menyerang jambu mete juga menyerang alpukat, kedondong, kayu manis, jambu, kenari, mangga dan kakao. Imago berupa ngengat berukuran antara 6-8 cm berwarna coklat kemerahan kusam, aktif pada malam hari dan tertarik pada cahaya lampu. Telur berwarna_putih keabuan diletakkan dalam barisan pada tepi daun atau pada cabang. Stadia yang merusak yaitu larva yang terdiri dari 4 - 5 instar, berwarna hitam dengan bercak putih dan rambut putih. Kepala dan abdomennya berwarna merah terang. Kepompong berwarna coklat terbungkus oleh kokon seperti jala berwarna kuning emas menempel pada permukaan bawah daun atau tempat lain yang relatif tersembunyi. Cricula trifenestrata ditemukan di seluruh wilayah Indonesia dan di beberapa negara di Asia Tenggara. Hama ini sangat rakus memakan semua daun tua dan muda tanaman jambu mete, sehingga tanaman tampak meranggas. Tanaman yang terserang biasanya tidak sampai mati dan akan pulih dalam beberapa minggu kemudian. Helopeltis antonii (Hemiptera: Miridae) Helopeltis antonii merupakan hama pengisap cairan tanaman terutama pada jaringan yang masih muda seperti pada daun muda, pucuk, bunga, dan buah muda. Stadia yang merusak berupa nimfa (serangga muda) dan imago (serangga dewasa) yang berupa kepik. Hama ini diketahui mempunyai inang sekitar 17 spesies tanaman terdiri dari 13 famili. Selain menyerang jambu mete hama ini diketahui juga menyerang tanaman kakao, teh, lada, kapok, mangga, jambu dan kina. Pada tanaman jambu mete, kerusakan yang diakibatkan oleh hama ini dapat mencapai 40%. Telur berbentuk lonjong, panjang sekitar 1 mm, berwarna putih, pada satu ujungnya memanjang seperti 2 helai rambut/benang. Telur diselipkan satu per satu atau dalam kelompok pada jaringan tanaman yang masih muda dan lunak seperti tulang daun, tangkai daun, pucuk, tangkai bunga maupun pada buah muda. Nimfa berwarna kuning orange setelah dewasa berwarna gelap, bagian torak berwarna coklat kemerahan dan abdomen bagian bawah berwama putih. Seekor imago betina selama hidupnya mampu Peeters ern nee emt roe marancimucimmerienern Kebijokan : Tanggap Ledakan Hama Penting Tenaman Perkebunan Page 2

You might also like