Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
1. Menentukan sifat keasaman dan kebasaan senyawa-senyawa karbonat,
bikarbonat dan hidroksida
2. Mengetahui jenis-jenis indicator dan penggunaan indikator
3. Mempelajari factor-faktor yang mempengaruhi Alkalinity
4. Mampu menganalisa alkalinity dengan metode asidimetri
5. Untuk mengetahui atau mengukur total dissolved solid sampel air yang diteliti
6. Untuk mengetahui atau mengukur total suspended solid sampel air yang
diteliti.
1.2 Landasan Teori
1.2.1 Struktur Komunitas dan Distribusi Temporal Gastropoda Di Danau
Situ Gintung, Tangerang Selatan, Banten
Pendahuluan
Metode
Penelitian ini dilakukan di perairan Situ Gintung, Kecamatan Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten (Gambar 1). Pengambilan sample
Gastropoda dan pengukuran variabel fisik-kimia perairan dilakukan pada
kurun waktu yang mewakili musim kemarau (Mei–Agustus 2015) dan
musim hujan (Februari–April 2016). Pada periode tersebut, musim
kemarau memiliki rata-rata temperatur udara 30–34 °C dan rerata
presipitasi 0–87 mm/bulan, sedangkan pada musim hujan rerata temperatur
udara diketahui 23–31 °C dan rerata presipitasi sebesar 0–236 mm/bulan
(Accuweather, 2017).
Tabel 1.3 Jumlah total sampel individu Gastropoda danau Situ Gintung
1.2.2. Air
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia (H2O) satu molekul
air memiliki dua atom hydrogen kovalen terkait pada atom oksigen
tunggal. Air muncul dialam dalam semua tiga negarau mum dari materi dan
dapat mengambil berbagai bentuk materi di Bumi: uap air dan awan
dilangit; air laut dan gunung es dilautan kutub; gletser dan sungai-sungai
dipegunungan, cairan dan alkuifer dalam tanah. Pada suhu dan tekanan
yang tinggi, seperti di pedalaman planet raksasa, ia berpendapat bahwa air
ad air ionik dimana molekul terurai menjadi sup ion hydrogen dan oksigen,
dan pada tekanan bahkan lebih tinggi sebagai air superionik dimana
oksigen mengkristal tetapi ion hydrogen mengapung dengan bebas dalam
kisi oksigen.
Air yang merupakan senyawa H2O adalah bagian paling penting dalam
kehidupan dan manusia tidak dapat dipisahkan dengan air. Hampir 85%
tubuh manusia mengandung air dan semakin tinggi tingkat aktivitas maka
semakin tinggi pula air yang dibutuhkan. Menurut peraturan Kementerian
Kesehatan (2002), rata-rata kebutuhan air perkapita adalah sekitar 60
liter/hari, meliputi 30 liter untuk air mandi, 8 liter untuk minum, dan
sisanya untuk keperluan lain (memasak dan mencuci). Sebenarnya bumi
banyak menyediakan sumber air ada air permukaan (sungai,danau dan
laut), air angkasa(air hujan salju) dan adapula air tanah (air tanah dangkal
dan dalam), masing-masing mempunyai kualitas sendiri untuk dapat
dikonsumsi oleh manusia. Air yang paling rentan terkena pencemaran air
adalah air permukaan. Menurut Undang-undang No 7 tahun 2004 tentang
sumber daya air pasal 1 butir 2, yang dimaksud dengan air adalah semua air
yang terdapat pada, diatas maupun dibawah permukaan tanah termasuk
dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air huajn, dan air laut yang
dimanfaatkan di darat.
Sebagai kebutuhan pokok manusia yang tidak dapat tergantikan,
tuntunan akan kebutuhan air pun meningkat dari hari kehari, baik bagi segi
kuantitas maupun kualitasnya. Hal ini antara lain disebabkan jumlah
penduduk yang semakin banyak, kian meningkatnya taraf hidup manusia
dan juga gaya hidup perkotaan yang menuntut pemenuhan kebutuhan akan
air yang lebih tinggi.
1.2.3. Karakteristik Air
a. Karakteristik Kimia Air
PH
PH merupakan singkatan dari “pouvoir hydrogen” dan
menunjukkan konsentrasi ion hydrogen di dalam air. Ketika pH air
mencapai di bawah 5, konsentrasi ion hydrogen mulai mencapai tingkat
satuan milligram per liter dan memenuhi syarat untuk dianalisa denagn
cara titrasi menggunakan indicator yang sesuai. Bila pH air dinaikkan
sampai diatas 9,6-9,8, konsentrasi ion hidroksil (alkalinitas) hidroksida)
mulai bisa diukur menggunakan pH meter atau secara titrasi. Air yang
mempunyai pH 7 disebut netral, di bawah 7 di sebut asam dan diatas 7
disebut basa.
Kelarutan
Air mempunyai kemampuan melarutkan yang sangat tinggi terhadap
beberapa komponen. Nila suatu senyawa larut dalam cairan, maka
cairan disebut pelarut (solven) dan senyawa disebut zat terlarut (solute).
Bila senyawa larut dalam air, maka air disebut pelarut dan larutan yang
terjadi disebut ‘Iaqueous solution’. Jumlah maksimum solute yang dapat
larut dalam air dinyatakan dengan kelarutan solute dan larutan yang
terjadi disebut dengan larutan jenuh. Beberapa factor yang
mempengaruhi kelarutan solute anatara lain temperature, keasaman,
maupun alkalinitas air, serta kehadiran komponen-komponen solute
lainnya.
Anion Kation Terlarut
Kation dan anion terlarut didapatkan hampir di semua perairan di
seluruh dunia. Anion dan kation terlarut berasal dari batu-batuan dalam
tanah yang larut karena kontak dengan air. Jika air telah dianalisa
dengan benar, maka jumlah anion dan kation dinyatakan dalam satuan
miliequivalen per liter harus sama.
Kesadahan
Masalah utama yang paling sering mncul dalam penggunaan air
adalah adanya kandungan kesadahan. Disebut kesadahan karena dalam
penggunaan air yang mengandung kesadahan tinggi menyebabkan
timbulnya kerak keras pada jaringan perpipaan yang dilewatinya.
Alkalinitas
Alkalinitas sering didefinisikan dengan kemampuan air untuk
menetralkan asam dan dinyatakan dengn satuan mg/l sebagai CaCo3.
Sedangkan asiditas dinyatakan dalam jumlah equivalen yang diperlukan
untuk menetralkan air.
Konduktivitas
Konduktivitas air ditentukan dengan mengukur daya tahanan listrik
antara dua elektroda dan membandingkan tahanan terukur ini dengan
tahanan larutan standar KCl pada 25 C.
CO2 Dalam Air
Klorofil bertindak sebagai katalis reaksi antara air dengan karbon
dioksida. Karena kelarutan CO2 dalam air kurang dari 200 mg/l pada
temperature kamar yang jenuh dengan CO2, maka pada umumnya
konsentrasi CO2 diatmosfer hanya sekitar 0,04%. Namun demikian,
ketika CO2 masuk kedalam lapisan tanah, konsentrasinya bisa capai
sampai ratusan kali lipat disbanding dengan atmosfer sebagai aktifitas
respirasi mikroorganisme tanah. Air sumur yang memperoleh air dari
tanah yang kaya akan CO2 ini bisa mengandung CO2 antara 10 hingga
100 mg/l.
Distribusi CO3= / HCO3-
Air baku umumnya hanya mengandung mengandung alkalinitas-
MO saja dengan pH sekitar 7. Alkalinitas yang tinggi diperlukan pada
air umpan ketel untuk mencegah korosi, akan tetapi kadar hidroksida
yang terlala tinggi dapat menimbulkan kerapuhan kaustik.
Indeks Kestabilan CaCO3
Kalsium karbinat merupaakn komponen pembentuk kerak yang
paling umum ditemui. Semakin tinggi konsentrasinya maka akan
semakin banyak kerak yang terbentuk.
b. Karakter fisik
1) Temperatur/suhu, berpengaruh terhadap reaksi kimia, reduksi
kelarutan gas.
2) Rasa dan bau, diakibatkan oleh senyawa-senyawa lain dalam air
seperti gas H2S , NH3, senyawa fenol, dll.
3) Warna : air yang murni tidak berwarna, bening dan jernih, adanya
warna pada air menunjukkan adanya senyawa lain yang masuk ke
dalam air.
4) Turbiditas/kekeruhan, karena adanya bahan dalam bentuk koloid
dari partikel yang kecil, dan atau adanya pertumbuhan
mikroorganisma.
5) Solid, disebabkan oleh senyawa organik maupun anorganik dalm
bentuk suspensi (larut). Jumlah total kandungan bahan terlarut =
TDS (Total dissolve solid), sedangkan bahan yang tidak terlarut
(terpisah dengan filtrasi atau sentrifugasi) = Suspended Solid (SS).