You are on page 1of 10

Jurnal Industria Vol 3 No 2 Hal 83 – 92

Eugenol daun cengkeh

PEMURNIAN EUGENOL DARI MINYAK DAUN CENGKEH


DENGAN REAKTAN ASAM MONOPROTIK. KAJIAN JENIS
DAN KONSENTRASI ASAM

EUGENOL PURIFICATION FROM CLOVE LEAF OIL WITH


MONOPROTIC ACIDS REACTANTS. THE STUDY OF TYPE AND
CONCENTRATION OF THE ACID REACTANTS

Halima Wahyu Haryani1), Nur Hidayat2) dan Nur Lailatul Rahmah2)


1
Alumni Jurusan Teknologi I ndustriPertanian - Fakultas Teknologi Pertanian - Universitas Brawijaya
2
Staff Jurusan Teknologi Industri Pertanian – Fakultas Teknologi Pertanian – Universitas Brawijaya
Email korespondensi: halimawahyu05@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan asam nitrat (HNO 3) dan asam
klorida (HCl) serta konsentrasinya (1,2; 1,4; 1,6 dan 1,8 N) terhadap kualitas eugenol. Pemurnian
dilakukan dengan cara ekstraksi secara kimia yaitu menggunakan larutan basa kuat (NaOH) yang akan
mengubah fenol menjadi garamnya, sedangkan larutan asam kuat (HNO3 dan HCl) mengubah Na-
eugenol menjadi eugenol kembali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan penggunaan jenis
reaktan asam dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh dalam pemurnian eugenol dari minyak
daun cengkeh. Pengaruh secara nyata tampak pada parameter rendemen, berat jenis dan indeks bias
sedangkan untuk warna dan kelarutan dalam etanol 70% tidak berpengaruh nyata. Perlakuan terbaik
yaitu jenis reaktan asam HNO3 1,8 N dengan hasil rendemen 81,30%, berat jenis 1,0653 g/ml, indeks
bias 1,547obrix, warna coklat kemerahan, kelarutan dalam etanol 70% yaitu 1:2 dan kadar kemurnian
eugenol meningkat dari 79,10% menjadi 95,10%.

Kata Kunci: Eugenol, Ekstraksi, Kemurnian, Minyak Daun Cengkeh, Reaktan.

ABSTRACT
This research aims to find out the influence of the use of nitric acid (HNO 3) and hydrochloric acid
(HCl) and concentration (1.2; 1.4; 1.6 and 1.8 N) to the quality of eugenol. The purification can do
with chemical extraction using a solution of strong base (NaOH) which will convert phenols into salts,
while strong acid solution (HNO3 and HCl) changed the Na-eugenol to eugenol. The results showed
that differences in the use of acid reactant type with different concentrations is influece in the
purification of eugenol from clove leaf oil. Significantly influence looks at the parameters yield,
specific gravity and refractive index as for color and solubility in ethanol 70% no effect is real. The
best treatment that is kind of the reactant acid HNO3 1.8 N with 81.30% yield results, specific gravity
g/ml, 1.0653 refractive index 1,594 obrix, reddish-brown color, solubility in ethanol 70% which is 1: 2
and eugenol-purity levels increased from 79.10% to 95.10%

Keywords: Eugenol, Extraction, Clove Leaf Oil,

PENDAHULUAN zat seperti eugenol (hampir 90%),


Potensi daun cengkeh gugur eugenil asetat (> 8%), Caryophyllene
diperkirakan 2.368.043 ton/tahun (sekitar 2%), dan sisanya adalah zat-
dengan rendemen minyak 2-3% zat lain dengan kandungan rata-rata di
(Bangkit dkk., 2012). Minyak cengkeh bawah 0,5% (Alma dkk., 2007).
pada umumnya memiliki kandungan Eugenol (C10H12O2) memiliki warna

83
Jurnal Industria Vol 3 No 2 Hal 83 – 92
Eugenol daun cengkeh

bening hingga kuning pucat, kental Penelitian ini dilaksanakan di


seperti minyak, mudah larut dalam Laboratorium Teknologi Agroikimia,
pelarut organik, sedikit larut dalam air, Bioindustri Jurusan Teknologi Industri
berat molekul 164.20 dan titik didih Pertanian, Fakultas Teknologi
250-255°C (Bustaman, 2011). Pertanian dan Laboratorium Kimia
Spesifikasi eugenol dapat dilihat pada Organik, Fakultas Matematika dan
Tabel 1. Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Brawijaya Malang.
Tabel 1 Sifat fisiko-kimia eugenol
Spesifikasi Alat
Karakteristik Eugenol Eugenol
Alat yang digunakan untuk
Umum * Perdagangan **
penelitian ini adalah erlenmeyer, hot
Berat jenis 1,053-
1.064-1.070 plate dan magnetic stirrer, pipet tetes,
(25°/25°) 1,064
beaker glass, corong pisah sedangkan
Indeks Bias 1,5380-
1.540-1.5420 alat yang digunakan untuk analisis
(20°C) 1.5420
Kemurnian Eugenol, min
terdiri dari timbangan analitik,
- stopwatch, thermometer, labu ukur,
(GLC) 99%
Cair gelas ukur, piknometer, refraktometer,
Penampakan colorimeter, GC-MS.
- Bening−kuning
Warna Bahan
muda
Aroma - Cengkeh Bahan yang digunakan dalam
Kelarutan dalam penelitian ini adalah minyak daun
- 1:2
etanol 70% cengkeh yang diperoleh dari Kebun
Sumber : * EOA (1970) dan ** Indesso (2006) Cengkeh Branggah Banaran di Lereng
Gunung Kawi Sebelah Selatan, Desa
Pada penelitian ini digunakan Sidorejo, Kecamatan Doko, Kabupaten
reaktan asam monoprotik yaitu asam Blitar. Kemudian Natrium Hidroksida
nitrat (HNO3) dan asam klorida (HCl) (NaOH) p.a 99%, Asam Nitrat (HNO3)
dengan konsentrasi 1,2; 1,4; 1,6 dan p.a 65%, Asam Klorida (HCl) p.a 37%
1,8 N. Keduanya mempunyai sifat dan Aquades.
melarutkan yang baik, dan mudah Prosedur Penelitian
ditemui dipasaran. Oleh karena itu, Prosedur penelitian yang dilakukan
HNO3 dan HCl berpotensi untuk disajikan pada Gambar 1 berikut.
digunakan sebagai reaktan dalam
pemurnian eugenol dari minyak
cengkeh dan diperlukan penelitian
lebih lanjut tentang pengaruh jenis
asam dan jumlah konsentrasi yang
tepat agar dapat menghasilkan kualitas
eugenol yang sesuai dengan standar.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penggunaan
asam nitrat (HNO3) dan asam klorida
(HCl) pada pemurnian eugenol serta
konsentrasinya terhadap kualitas
eugenol.

BAHAN DAN METODE Gambar 1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian


Tempat Pelaksanaan

84
Jurnal Industria Vol 3 No 2 Hal 83 – 92
Eugenol daun cengkeh

Penentuan Rancangan Percobaan HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini menggunakan Bahan Baku
Rancangan Acak Kelompok (RAK) Bahan baku yang digunakan dalam
dengan menggunakan 2 faktor dengan penelitian ini adalah minyak daun
3 kali ulangan. cengkeh yang diperoleh melalui proses
penyulingan. Analisa kandungan
Tabel 2 Rancangan acak kelompok minyak daun cengkeh dilakukan
Jenis Konsentrasi dengan GC-MS yang hasilnya
Reaktan 1.2 N 1.4 N 1.6 N 1.8 N
didominasi oleh Eugenol 79,10%,
Asam (K1) (K2) (K3) (K4)
HNO3 (J1) J1 K1 J1 K2 J1 K3 J1 K4
Kariofilen 11,03%, α-Humulene 3,49%
HCl (J2) J2 K1 J2 K2 J2 K3 J2 K4 Caryophyliene Oxide 3,43% dan
senyawa lain dengan total 2,95%.
Pelaksanaan Penelitian Rendemen
Proses pemurnian eugenol dari Perlakuan penambahan jenis
reaktan yang berbeda menghasilkan
minyak daun cengkeh dapat dilihat
rendemen yang berbeda. Hasil
pada Gambar 2. perhitungan rendemen disajikan pada
Tabel 3.

Tabel 3. Rerata rendemen eugenol


berdasarkan jenis reaktan asam
Konsentrasi Rerata (%)
HNO3 76,89b
HCl 80,95a
Keterangan : Angka yang didampingi huruf
berbeda menyatakanberbeda nyata (α = 0,05)

Tabel 3 menjelaskan mengenai


perbedaan hasil rendemen yang
diperoleh dari penggunaan reaktan
asam. Hal ini diduga disebabkan
perbedaan nilai Ka HCl (~107) lebih
tinggi daripada Ka HNO3 (22).
Semakin tinggi Ka suatu asam maka
akan semakin tinggi kemampuannya
untuk mengion (Svehla, 1990). Rerata
rendemen eugenol berdasarkan jumlah
konsentrasinya disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Rerata rendemen eugenol


berdasarkan jumlah
konsentrasinya
Konsentrasi (N) Rerata (%)
1,2 74,15b
1,4 79,25a
1,6 80,97a
Gambar 2. Diagram Alir Proses Pemurnian 1,8 81,32a
Eugenol
Keterangan : Angka yang didampingi huruf
berbeda menyatakan berbeda nyata (α = 0,05)

85
Jurnal Industria Vol 3 No 2 Hal 83 – 92
Eugenol daun cengkeh

optimumnya adalah tidak efisien


Tabel 4 menunjukkan bahwa (Mahayana, 2009).
dengan konsentrasi reaktan asam 1,4 N Berat jenis
telah memenuhi seluruh kapasitas Perlakuan penambahan jenis
eugenol yang dapat terambil. Hal ini reaktan yang berbeda menghasilkan
disebabkan karena konsentrasi yang berat jenis yang berbeda. Hasil
semakin tinggi menyebabkan perhitungan berat jenis disajikan pada
bertambahnya jumlah ion pada HNO3 Tabel 6.
dan HCl sudah tidak mampu
meningkatkan jumlah garam dan Tabel 6. Rerata berat jenis eugenol antar jenis
eugenol secara signifikan. Selain reaktan asam
derajat ionisasi, hasil reaksi juga Konsentrasi Rerata (g/ml)
dipengaruhi oleh konsentrasi dan HNO3 1,057b
jumlah ion larutan elektrolit HCl 1,065a
(Muchtaridi dan Justiana, 2007). Keterangan : Angka yang didampingi huruf
Rerata rendemen eugenol antar berbeda menyatakan berbeda nyata (α = 0,05)
interaksi kedua faktor disajikan pada
Tabel 5. Tabel 6 menunjukkan bahwa
perlakuan penambahan jenis reaktan
Tabel 5. Rerata rendemen eugenol antar asam yang berbeda menghasilkan berat
interaksi kedua faktor jenis yang berbeda. Berdasarkan
Konsentrasi spesifikasi eugenol secara umum yaitu
Jenis Raktan Rerata (%)
(N) berat jenis sebesar 1,053 g/ml-1,064
1,2 68,00c g/ml (EOA,1970) dan spesifikasi
1,4 77,50b eugenol dalam perdagangan sebesar
HNO3
1,6 80,77a 1,064 g/ml-1,070 g/ml (Indesso, 2006),
1,8 81,30a dapat diketahui bahwa pada jenis
1,2 80,30a reaktan asam HCl telah memenuhi
1,4 81,00a spesifikasi sedangkan jenis reaktan
HCl
1,6 81,17a
asam HNO3 belum memenuhi
1,8 81,33a
spesifikasi. Hal ini diduga disebabkan
Keterangan : Angka yang didampingi huruf
karena masih adanya senyawa lain
berbeda menyatakan berbeda nyata (α = 0,05)
yang masih terikut didalamnya selain
eugenol. Kemungkinan senyawa yang
Tabel 5 menunjukkan bahwa pada
masih terikut adalah kariofilen yang
jenis reaktan asam HNO3, terjadi
memiliki berat jenis 0,9659 gr/ml
peningkatan rendemen yang diduga
(Sastrohamidjojo, 2002).
disebabkan kerena jumlah eugenol
pada Na-eugenol yang belum Tabel 7. Rerata berat jenis eugenol
memenuhi kapasitas maksimal jumlah berdasarkan jumlah
eugenol sedangkan pada reaktan asam konsentrasinya
HCl tidak terjadi perubahan jumlah Konsentrasi (N) Rerata (g/ml)
rendemen yang diduga disebabkan 1,2 1,056c
karena HCl dengan konsentrasi 1,2 N 1,4 1,059b
memiliki jumlah yang sudah cukup 1,6 1,062b
untuk memenuhi kapasitas jumlah 1,8 1,066a
maksimal eugenol. Pada kondisi ini Keterangan : Angka yang didampingi huruf
jumlah solute yang terlarut maksimal berbeda menyatakan berbeda nyata (α = 0,05)
sehingga penggunaan pelarut yang
berlebihan melampaui batas Tabel 7 menunjukkan bahwa
berdasarkan spesifikasi eugenol secara

86
Jurnal Industria Vol 3 No 2 Hal 83 – 92
Eugenol daun cengkeh

umum dan perdagangan, konsentrasi eugenol yang terambil, sehingga


reaktan asam sebesar 1,2-1,6 N telah semakin sedikit jumlah senyawa non
memenuhi spesifikasi eugenol secara eugenol yang terkandung didalamnya.
umum, sedangkan pada konsentrasi Pada jenis asam HCl, hasil berat
reaktan asam 1,8 N telah memenuhi jenis yang memenuhi spesifikasi
spesifikasi eugenol dalam umum adalah konsentrasi 1,2 N
perdagangan. Hal ini diduga sedangkan pada konsentrasi 1,4 – 1,8
disebabkan karena kenaikan N telah memenuhi spesifikasi eugenol
konsentrasi dapat meningkatkan dalam perdagangan. Hal ini diduga
jumlah eugenol yang diperoleh disebabkan karena jumlah eugenol
sehingga meminimalisir terikutnya yang terambil sudah maksimal
senyawa lain (Chang, 2004). Hasil sehingga hasilnya relatif konstan
perhitungan berat jenis eugenol antar karena senyawa non eugenol yang
interaksi kedua faktor disajikan pada mempengaruhi berat jenis jumlahnya
Tabel 8. semakin sedikit (Sastrohamidjojo,
2002).
Tabel 8 Rerata berat jenis eugenol antar
interaksi kedua faktor Indeks bias
Konsentrasi Rerata
Jenis Raktan Perlakuan penambahan jenis
(N) (g/ml)
1,2 1,0497d
reaktan yang berbeda menghasilkan
1,4 1,0537c rendemen yang berbeda. Hasil
HNO3
1,6 1,0573c perhitungan berat jenis disajikan pada
1,8 1,0653a Tabel 9.
1,2 1,0623b
1,4 1,0643b Tabel 9. Rerata indeks bias eugenol antar jenis
HCl
1,6 1,0657a raktan asam
1,8 1,0670a Konsentrasi Rerata (obrix)
Keterangan : Angka yang didampingi huruf HNO3 1,610a
berbeda menyatakan berbeda nyata (α = 0,05) HCl 1,592b
Keterangan : Angka yang didampingi huruf
Tabel 8 menunjukkan bahwa pada berbeda menyatakan berbeda nyata (α = 0,05)
jenis reaktan asam HNO3, konsentrasi
1,2 N masih belum memenuhi Tabel 9 menunjukkan bahwa
spesifikasi eugenol. Hal ini diduga perlakuan penambahan jenis reaktan
dikarenakan masih banyaknya Na- asam yang berbeda menghasilkan
eugenol yang masih terlarut akibat indeks bias yang berbeda. Berdasarkan
kekurangan ion NO3- sehingga masih spesifikasi eugenol secara umum yaitu
ada Na-eugenol yang terlarut dan berat indeks bias sebesar 1,538obrix–
jenisnya menjadi rendah (Chang, 1,542obrix (EOA,1970) dan spesifikasi
2004). Pada konsentrasi 1,4 N dan 1,6 eugenol dalam perdagangan yaitu
N hasil berat jenisnya meningkat dan sebesar 1,540obrix–1,542obrix
sudah memenuhi spesifikasi eugenol (Indesso, 2006), dapat diketahui bahwa
secara umum. Pada konsentrasi 1,8 N penggunaan jenis reaktan asam HNO3
berat jenisnya meningkat lagi dan maupun HCl masih menghasilkan
berhasil memenuhi spesifikasi eugenol indeks bias yang lebih tinggi daripada
dalam perdagangan. Peningkatan berat spesifikasi umum maupun
jenis eugenol ini diduga disebabkan perdagangan. Hal ini diduga berkaitan
karena semakin tinggi konsentrasi dengan kerapatan eugenol hasil
HNO3, semakin banyak jumlah pemurnian. Nilai indeks bias yang

87
Jurnal Industria Vol 3 No 2 Hal 83 – 92
Eugenol daun cengkeh

besar pada minyak disebabkan karena asam HNO3 1,8 N. Hal ini diduga
kerapatannya besar, sehingga kurangnya konsentrasi reaktan asam
kecepatan cahaya pada minyak lebih menyebabkan beberapa senyawa masih
kecil dan mengakibatkan nilai indeks terikut yaitu kariofilen yang
biasnya lebih besar (Sutiah dkk., merupakan senyawa sesquiterpen dan
2008). Hasil perhitungan indeks bias memiliki atom C berjumlah 15.
antar konsentrasi reaktan asam Semakin banyak atom C yang dimiliki
disajikan pada Tabel 10. maka semakin panjang rantai senyawa
tersebut sehingga kerapatan medium
Tabel 10. Rerata indeks bias eugenol antar minyak akan bertambah sehingga
konsentrasi raktan asam cahaya yang datang akan lebih sukar
Konsentrasi (N) Rerata (obrix) untuk dibiaskan (Sembiring, 2011).
1.2 1.663a
1.4 1.602b
Warna
1.6 1.585c
1.8 1.570c
Berdasarkan hasil pengukuran
Keterangan : Angka yang didampingi huruf
warna dengan menggunakan
berbeda menyatakan berbeda nyata (α = 0,05) colorimeter dapat diketahui bahwa
hasil yang paling terang yaitu
Tabel 10 menunjukkan bahwa hasil kombinasi perlakuan HCl 1,8 N
yang diperoleh pada seluruh sedangkan yang paling gelap adalah
konsentrasi masih belum memenuhi pada kombinasi perlakuan HNO3 1,2
spesifikasi. Hal ini disebabkan N. positif. Kombinasi perlakuan yang
kurangnya ion yang diperlukan untuk mempunyai warna paling merah adalah
mengambil eugenol sehingga masih HCl 1,8 N sedangkan yang warna
terdapat senyawa yang masih terikut merahnya paling rendah adalah pada
dalam eugenol (Chang, 2004). Hasil kombinasi perlakuan HNO3 1,2 N.
perhitungan indeks bias antar interaksi Kombinasi perlakuan yang mempunyai
kedua faktor disajikan pada Tabel 11. warna paling kuning adalah HNO3 1,6
N sedangkan yang warna kuningnya
Tabel 11. Rerata indeks bias antar interaksi paling rendah HNO3 1,8 N dengan nilai
kedua faktor 6,3. Hasil pengukuran warna dengan
Konsentrasi Rerata colorimeter dapat dilihat pada Tabel
Jenis Raktan
(N) (obrix) 12.
1,2 1,717a
Perubahan warna yang terjadi pada
1,4 1,607b
HNO3
1,6 1,570c
minyak cengkeh menjadi eugenol
1,8 1,547d
dapat dilihat pada Gambar 3.
1,2 1,610b
1,4 1,597b
HCl
1,6 1,600b
1,8 1,593b Minyak Daun Cengkeh Eugenol
Keterangan : Angka yang didampingi huruf Gambar 3. Perubahan warna minyak cengkeh
berbeda menyatakan berbeda nyata (α = 0,05) dan eugenol

Tabel 11 menunjukkan bahwa seluruh Gambar 3 menunjukkan bahwa


hasil dari penelitian ini masih lebih perubahan warna menjadi kecoklatan
belum memenuhi spesifikasi. Namun yang terjadi diduga disebabkan karena
terdapat satu perlakuan yang suhu yang digunakan pada saat
mendekati spesifikasi indeks bias yaitu pemanasan dan pengadukan
pada perlakuan menggunakan reaktan menyebabkan terjadinya oksidasi.

88
Jurnal Industria Vol 3 No 2 Hal 83 – 92
Eugenol daun cengkeh

Tabel 12. Hasil pengukuran warna dengan Pemilihan Perlakuan Terbaik


colorimeter Penentuan perlakuan terbaik
Konsen Warna
Jenis
-trasi
Pembacaan dilakukan dengan menggunakan
Asam L* a* b* Warna Multiple Atributte yang dipilih
(N)
1.2 20.5 6.8 6.4 MK berdasarkan spesifikasi eugenol dalam
HNO3
1.4 20.8 7.2 7.6 MK perdagangan. Hasil dari pemilihan
1.6 20.7 7.9 7.8 MK perlakuan terbaik dapat dilihat pada
1.8 21.2 7.4 6.3 MK Tabel 13.
1.2 20.9 7.8 7.1 MK
1.4 20.8 7.9 6.8 MK
HCl Tabel 13. Pemilihan perlakuan terbaik dengan
1.6 21.2 7.7 7.2 MK
1.8 21.3 8.7 7.3 MK multiple atributte
Perlakuan Parameter
Keterangan :
Konsen- Rende Berat
1. MK : merah kecoklatan Jenis Indeks Bias
Trasi -men Jenis
2. Notasi L*: 0 (hitam); 100 (putih) Asam (˚brix)
(N) (%) (g/ml)
3. Notasi a*: warna campuran merah-hijau 1,2 68,00 1,0497 1,717
dengan nilai +a* (positif) dari 0 sampai 1,4 77,50 1,0537 1,607
HNO3
+80 untuk warna merah dan –a* (negatif) 1,6 80,70* 1,0573 1,570
dari 0 sampai -80 untuk warna hijau. 1,8 81,30* 1,0653* 1,547*
4. Notasi b*: warna campuran biru-kuning 1,2 80,30* 1,0623 1,610
dengan nilai +b* (positif) dari 0 sampai 1,4 81,00* 1,0643* 1,597
HCl
+70 untuk warna kuning dan –b* (negatif) 1,6 81,17* 1,0657* 1,600
1,8 81,33* 1,0670* 1,593
dari 0 sampai -70 untuk warna biru
Keterangan :
*:hasil yang sesuai dengan spesifikasi
Menurut Sembiring (2011), warna perdagangan (Indesso, 2006)
kuning kecoklatan pada minyak
cengkeh disebabkan karena adanya Tabel 13 menunjukkan perlakuan
kandungan senyawa terpen yang terbaik untuk pemurnian eugenol dari
sangat peka terhadap proses oksidasi minyak daun cengkeh yang dipilih
dan sinar atau cahaya yang mengenai karena seluruh parameternya telah
minyak. Oleh karena itu, diperlukan sesuai dengan spesifikasi perdagangan
penelitian lebih lanjut mengenai adalah kombinasi asam HNO3 dengan
pencegahan perubahan warna saat konsentrasi 1.8 N yang menghasilkan
proses ekstraksi seperti dengan rendemen 81.3%, berat jenis 1.0623
menggunakan kondisi vakum. g/m2 dan indeks bias 1.543obrix.

Kelarutan dalam etanol 70% Komponen Eugenol


Hasil uji kelarutan menunjukkan Perbandingan kandungan senyawa
bahwa jenis reaktan asam, konsentrasi yang terdapat pada minyak cengkeh
reaktan asam dan interaksi kedua dan eugenol hasil pemurnian dari
faktor tidak memberikan pengaruh analisis dengan kromatogram GC-MS
nyata terhadap kelarutan dalam etanol dapat dilihat pada Tabel 14.
70% yaitu dengan hasil 1:2 untuk Berdasarkan Tabel 14, dapat dilihat
semua perlakuan. Hasil tersebut telah bahwa kandungan eugenol meningkat
telah memenuhi spesifikasi eugenol dari 79.10% menjadi 95.1%. Senyawa
dalam perdagangan (Indesso, 2006). non eugenol yang sebelumnya terdapat
Sifat dari etanol 70% adalah pelarut pada minyak daun cengkeh kemudian
yang bersifat semi polar, sehingga berhasil dihilangkan adalah Methyl
eugenol berdasarkan sifat Salicylate, α-Subebene, α- Amorphene,
kepolarannya dapat larut dalam etanol Famesene, α-Guaiene, Acetyl Eugenol,
70% (Soesanto, 2006). dan Delta Cadinene, sedangkan

89
Jurnal Industria Vol 3 No 2 Hal 83 – 92
Eugenol daun cengkeh

senyawa yang dapat dimimalisir Pada hasil Kromatogram GC-MS,


jumlahnya adalah Caryophyllene dari dapat diketahui bahwa hasil kemurnian
jumlah 11.03% menjadi 1.77%, α- ini masih belum dapat memenuhi
Humulene dari 3.49% menjadi 0.82%,
standar karena kemurniannya masih
dan Caryophyliene Oxide dari jumlah
3.43% menjadi 1.13%. Caryophyllene, 95,1%. Namun dengan kemurnian
α-Humulene dan Caryophyliene Oxide 95,1%, eugenol dapat dijual sebagai
merupakan senyawa golongan crude eugenol (Bustaman, 2011).
seskuiterpen (Prianto dkk., 2013).
Neraca Massa
Tabel 14. Kandungan eugenol hasil pemurnian
Gambar 4, neraca massa pemurnian
Minyak Daun Eugenol
Nama Senyawa eugenol dari minyak daun cengkeh,
Cengkeh (%) (%)
merupakan neraca massa hasil
Methyl Salicylate 0,54 -
perlakuan terbaik yaitu jenis reaktan
Chavicyl Acetate 0,22 0,40
asam HNO3 dengan konsentrasi
α-Subebene 0,24 -
Eugenol 79,10 95,10
reaktan asam 1,8 N.
Methyl Eugenol 0,22 0,23
Pada perhitungan neraca massa
Caryophyllene 11,03 1,77 digunakan kapasitas bahan sebesar
α- Humulene 3,49 0,82 20,98 g yang terdiri dari
α- Amorphene 0,15 - eugenol/fenolat 79,1% yaitu sebanyak
Famesene 0,35 - 16,60 g dan senyawa non fenolat
Caryophyliene sebesar 20,9% yaitu sebanyak 4,38 g.
3,43 1,13
Oxide Minyak daun cengkeh kemudian
Acetyl Eugenol 0,25 - ditambah larutan NaOH 1 N sebesar
Delta Cadinene 0,49 - 106,10 g, selanjutnya larutan Na-
Cyclohexan 0,34 0,55 eugenol dimasukkan kedalam corong
α- Guaiene 0,15 - pemisah dan didiamkan hingga
terbentuk dua lapisan.
Berdasarkan standar Indesso (2006)
yaitu kemurnian eugenol yang harus
dipenuhi untuk mencapai standar
eugenol dalam perdagangan yaitu 99%.

Gambar 4. Neraca Massa Pemurnian Eugenol

Setelah didiamkan selama 3 jam, lalu dimasukkan kedalam corong pemisah


terbentuk 2 lapisan yang kemudian dan didiamkan hingga terbentuk 2 lapisan
dipisahkan yaitu lapisan fenolat (atas) yaitu larutan eugenol kasar 19,4 g dan
dengan berat 123,69 g. Lapisan fenolat larutan garam 208,02 g. Larutan eugenol
ditambah reaktan asam kuat yaitu HNO3 1,8 dipisahkan dengan larutan garam lalu
N dengan berat 103,73 g. Larutan tersebut dicuci dengan menggunakan aquades 20 g.

90
Jurnal Industria Vol 3 No 2 Hal 83 – 92
Eugenol daun cengkeh

Larutan eugenol yang telah dicuci masih ekstraksi seperti dengan menggunakan
memiliki kandungan aquades didalamnya kondisi vakum.
sehingga perlu dilakukan penguapan air
untuk menghilangkan aquades. Setelah DAFTAR PUSTAKA
dilakukan pemanasan, diperoleh hasil akhir
eugenol dengan berat 17,36 g dengan yang
Alma, M. H., Ertas, M., Kollmannsberger,
terdiri dari eugenol 95,10% yaitu sebanyak
16,35 g dan senyawa non fenolat 4,90% H dan Nitz, S.,. (2007). Chemical
yaitu sebanyak 1.01 g sehingga keseluruhan composition and content of essential oil
proses pemurnian ini memiliki efisiensi from the bud of cultivated turkish clove
sebesar 98,5%. (Syzygium aromaticum L.).
Titik kritis atau CCP (Critical Control Bioresources. 2(2): 265-269.
Point) pada penelitian ini adalah pada Bangkit, T.,Sirait, R, dan Iriany. (2012).
pengadukan, pencucian dan pemanasan Penentuan Kondisi Kesetimbangan
pada suhu 50oC. Pada proses pengadukan Unit Leaching Pada Produksi Eugenol
terdapat reaksi antara reaktan basa kuat Dari Daun Cengkeh. Jurnal Teknik
atau asam kuat yang berfungsi memisahkan Kimia. Universitas Sumatra Utara 1(1):
senyawa eugenol dari senyawa non 10-14.
eugenol. Pada proses pencucian, jika Bustaman, S. (2011). Potensi
dilakukan kurang bersih, maka akan Pengembangan Minyak Daun Cengkeh
mempengaruhi kadar kemurnian eugenol Sebagai Komoditas Ekspor Maluku.
yang dihasilkan dan warnanya menjadi Jurnal Litbang Pertanian 30 (4): 132-139.
agak keruh akibat masih adanya garam. Chang, R. (2004). Kimia Dasar : Konsep-
Pada proses pemanasan pada suhu 50oC Konsep Inti. Penerbit Erlangga. Jakarta.
bertujuan untuk menguapkan aquades yang EOA. (1970). EOA Spesifications and
masih terikut pada saat proses pencucian Standards. Di dalam Hari Soesanto
tanpa menguapkan eugenolnya. Mempelajari Pembuatan Isoeugenol dari
Eugenol menggunakan pemanasan
KESIMPULAN gelomb ang mikro.Skripsi. Fakultas
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian
1. Perbedaan penggunaan jenis reaktan Bogor. Bogor.
asam dengan konsentrasi yang berbeda Hamed, S. F., Sadek, Z., & Edris, A.
berpengaruh dalam pemurnian eugenol (2012). Antioxidant and antimicrobial
dari minyak daun cengkeh. activities of clove bud essential oil and
2. Perlakuan terbaik dalam penelitian ini eugenol nanoparticles in alcohol-free
yaitu jenis reaktan asam HNO3 dengan microemulsion. Journal of Oleo Science.
konsentrasi 1,8 N. Karakteristik yang 61(11): 641-648.
dimiliki yaitu rendemen 81,30%, berat Hidayati, N. (2003). Pemurnian Eugenol
jenis 1,0653 g/ml, indeks bias dari Minyak Daun Cengkeh. Jurnal
1,547obrix, warna coklat kemerahan, Teknil Gelagar 14(2): 108-114.
kelarutan dalam etanol 1:2 dan kadar Indesso. (2006). Eugenol and Isoeugenol
kemurnian eugenol meningkat dari
Spesification. PT. Indesso Aroma.
79,10% menjadi 95,1 %.
Jakarta
SARAN Mahayana, A. (2009). Pengaruh Pelarut
Perlu dilakukan penelitian mengenai dan Waktu Ekstraksi pada Isolasi Zat
pencegahan perubahan warna saat proses

91
Jurnal Industria Vol 3 No 2 Hal 83 – 92
Eugenol daun cengkeh

Warna dari Daun Jati. Jurnal Kimia


dan Teknologi 5(1):1-7.
Muchtaridi dan Justiana, S. (2007). Kimia.
Penerbit Yudistira. Jakarta.
Prianto, H, Retnowati, R dan Juswon, U.
(2013). Isolasi dan Karekterisasi dari
Minyak Bunga Cengkeh Kering Hasil
Destilasi Uap. Kimia Student Journal.
1(2): 269-275.
Sastrohamidjojo, H. (2002). Kimia
Minyak Atsiri. Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
Sembiring, D.M. (2011). Isolasi dan
Analisis Komponen Minyak Atsiri Dari
Daun Tumbuhan Binara Di Daerah
Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli
Serdang dengan GC-MS dan FT-IR.
Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam.Universitas Sumatra
Utara. Medan
Soesanto, H. (2006). Pembuatan
Isoeugenol Menggunakan Pemanasan
Gelombang Mikro. Skripsi. Fakultas
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Sutiah, K., Firdausi, S dan Budi, W. (2008).
Studi Kualitas Minyak Goreng dengan
Parameter Viskosias dan Indeks Bias.
Berkala Fisika 11(2):53-58.
Svehla, G. (1990). Vogel Buku Teks
Analisis Anorganik Kualitatif Makro
dan Semimikro. Edisi kelima.
Penerjemah: Setiono, A. Hadayana dan
E.Nugroho. PT. Kalman Media Pustaka.
Jakarta.

92

You might also like