Professional Documents
Culture Documents
ARTIKEL ILMIAH
Oleh :
MUHAMMAD CHANDRA TRIMURTI
2010310097
ABSTRACT
The purpose of this study is to empirically examine the effect of bank soundness as measured
by non performing loans (NPL), loan to deposit ratio (LDR), Good Corporate Governance
(GCG), Return on Assets (ROA), net interest margin (NIM), and Capital Adequacy Ratio
(CAR) of independent variables that can affect profit growth. This research was conducted in
the banking company in Indonesia Stock Exchange from 2011 to 2013. Research on the
relationship between non performing loans (NPL), loan to deposit ratio (LDR), Good
Corporate Governance (GCG), Return on Assets (ROA), net interest margin (NIM), and
Capital Adequacy Ratio (CAR) on the growth with a sample of 22 companies profit banking.
Solving using Partial Least Square (PLS) Version 4.0. Based on the analysis show that the
non performing loans (NPL) and loan to deposit ratio (LDR) significant effect on earnings
growth, while the Good Corporate Governance (GCG), Return on Assets (ROA), net interest
margin (NIM), and Capital Adequacy Ratio (CAR) no significant effect on earnings growth.
Keywords : The Banking Company in Indonesia Stock Exchange, Profit Growth, RGEC
Ratio, Partial Least Square (PLS), non performing loans (NPL), loan to deposit
ratio (LDR), Good Corporate Governance (GCG), Return on Assets (ROA), net
interest margin (NIM), and Capital Adequacy Ratio (CAR).
1
di Indonesia disebabkan oleh Pada Perusahaan Sektor Perbankan Di
permasalahan yang kompleks yang Indonesia”
menyangkut nilai histori, mismanagement
serta moral hazard (Dias Satria, 2013).
Menurut Doloksaribu, T. A. LANDASAN TEORI DAN
(2013), aliran dana keluar membuat PENGEMBANGAN HIPOTESIS
likuiditas di Indonesia mengalami
kekeringan dan bank-bank mengalami Signalling Theory
kesulitan dalam mengelola arus dananya, Teori sinyal menjelaskan tentang
sehingga kualitas manajemen risiko dalam bagaimana seharusnya perusahaan
hal ini penting untuk diperhatikan dalam memberikan sinyal-sinyal pada pengguna
upaya meningkatkan kualitas perbankan laporan keuangan. Sinyal tersebut berupa
yang lebih baik dan penilaian kesehatan informasi mengenai apa yang sudah
bank yang terbaru dengan menggunakan dilakukan oleh perusahaan. Informasi ini
metode RGEC. Surat Edaran (SE) Bank dapat menjadi unsur penting bagi investor
Indonesia No.13/24/DPNP 25 Oktober karena informasi tersebut menyajikan
2011 tentang perbankan diatur mengenai gambaran perusahaan mengenai masa
penilaian tingkat kesehatan bank umum. yang akan datang. Informasi yang lengkap
Pada Surat Edaran tersebut mewajibkan dan akurat sangat diperlukan investor
bank untuk memelihara dan meningkatkan untuk pertimbangan menanamkan
Tingkat Kesehatan Bank dengan modalnya. Menurut Jogiyanto (2000:392)
menerapkan prinsip kehati-hatian dan informasi yang dipublikasikan sebagai
manajemen risiko dalam melaksanakan suatu pengumuman akan memberikan
kegiatan usaha. signal bagi investor dalam pengambilan
keputusan investasi. Jika pengumuman
Penelitian ini mengacu pada tersebut mengandung nilai positif, maka
penelitian sebelumnya milik Doloksaribu, diharapkan pasar akan bereaksi pada
T. A. (2013) yang berjudul Pengaruh waktu pengumuman tersebut diterima oleh
Rasio Indikator Tingkat Kesehatan Bank pasar.
Terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan
Perbankan Go Public (Studi Empiris Pada Pengertian Pertumbuhan Laba
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Laba merupakan hasil operasi
BEI Periode Tahun 2009-2011). suatu perusahaan dalam satu periode
Berdasarkan saran yang diberikan oleh akuntansi. Informasi laba ini berguna bagi
Doloksaribu, T. A. (2013), maka penelitian perusahaan danpemegang saham. Laba
ini menggunakan sampel perusahaan yang mengalami peningkatan merupakan
sektor perbankan serta lebih kabar baik (good news) bagi investor,
memperpanjang jangka waktu penelitian sedangkan laba yang mengalami
menjadi tiga tahun, yaitu dari periode penurunan merupakan kabar buruk (bad
2011-2013. Hal ini dilakukan agar data news) bagi investor (Wijayati, dkk, 2005).
yang diperoleh menjadi lebih akurat. Menurut Salvatore (2001)
Berdasarkan adanya fenomena mengenai menyatakan bahwa laba yang tinggi
pertumbuhan laba dan kesehatan bank, merupakan tanda bahwa konsumen
keberagaman hasil penelitian terdahulu, menginginkan output industri lebih
serta saran yang diberikan oleh banyak. Sedangkan laba yang rendah
Doloksaribu, T. A. (2013), maka peneliti merupakan tanda bahwa konsumen
tertarik untuk melakukan penelitian yang menginginkan komoditas lebih sedikit atau
berjudul “Pengaruh Tingkat Kesehatan metode produksi perusahaan tersebut tidak
Bank Terhadap Pertumbuhan Laba efisien. Laba dapat memberikan sinyal
bagi pihak internal maupun eksternal
2
perusahaan. Laba dapat menjadi alat untuk sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank
meramalkan peristiwa ekonomi yang akan berbasis risiko menggantikan penilaian
datang. Laba perusahaan dapat tercermin CAMELS yang dulunya diatur dalam PBI
dalam laporan keuangan yang dihasikan No.6/10/PBI/2004. Peraturan Bank
oleh perusahaan yang bersangkutan dalam Indonesia nomor 13/1/PBI/2011 tentang
laporan laba rugi. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Pengertian Tingkat kesehatan bank Tahun 2011 Nomor 1, Tambahan
Menurut Undang-Undang Nomor 7 Lembaran Negara Nomor 5184), Peraturan
Tahun 1992 tentang Perbankan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003
sebagaimana telah diubah dengan Undang- tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi
Undang Nomor 10 Tahun 1998, bank Bank Umum (Lembaran Negara Republik
wajib memelihara kesehatannya. Indonesia Tahun 2003 nomor 56,
Kesehatan bank merupakan cerminan Tambahan Lembaran Negara Nomor
kondisi dan kinerja bank. Tingkat 4292). Kesehatan Bank dengan
kesehatan bank menjadi kepentingan menggunakan pendekatan Risiko (Risk-
semua pihak, baik perusahaan perbankan, based Bank Rating/RBBR) baik secara
pemegang saham atau investor, maupun individual maupun secara konsolidasi,
masyarakat pengguna jasa bank. Bank dengan cakupan penilaian meliputi faktor-
yang dapat menunjukkan tingkat kesehatan faktor meliputi Profil Risiko (risk profile),
yang baik dalam laporan keuanganya akan Good Corporate Governance (GCG),
diberikan kesempatan lebih luas dalam Rentabilitas (earnings) dan Permodalan
mengembangkan usahanya. (capital) untuk menghasilkan peringkat
Tanggal 5 Januari 2011 Bank komposit Tingkat Kesehatan Bank.
Indonesia mengeluarkan peraturan baru
mengenai penilaian tingkat kesehatan bank Profil Risiko
umum melalui Peraturan Bank Indonesia a. Non Performing loan
(PBI) No.13/1/PBI/2011 yang Menurut Imam Ghozali (2006) risiko
menyebabkan terjadinya perubahan tata kredit didefinisikan sebagai risiko yang
cara penilaian dan pelaporan bank. dikaitkan dengan kemungkinan kegagalan
Munculnya peraturan ini adalah dalam klien membayar kewajibannya atau risiko
rangka meningkatkan efektivitas penilaian dimana debitur tidak dapat melunasi
tingkat kesehatan bank dengan pendekatan hutangnya. Kerugian dari risiko kredit
berdasarkan risiko dan menggunakan dapat timbul sebelum terjadinya default
empat faktor pengukuran yaitu profil risiko sehingga secara umum risiko kredit harus
(risk profile), good corporate governance didefinisikan sebagai potensi kerugian
(GCG), rentabilitas (earnings), dan nilai marked to market yang mungkin
permodalan (capital). timbul karena pemberian kredit oleh bank
b. Loan to Deposit Ratio
Pengertian RGEC (Risk Profile, GCG, Loan to Deposit Ratio merupakan
Earnings, Capital) rasio untuk mengukur komposisi jumlah
Menurut Keown et al. (2011:36) kredit yang diberikan dibandingkan
dalam furqon (2012) risiko merupakan dengan jumlah dana masyarakat dan modal
prospek dari suatu hasil yang kurang sendiri yang digunakan (kasmir 2012).
menguntungkan, risiko juga Rasio ini digunakan untuk mengukur
menggambarkan ketidakpastian akan tingkat likuiditas perusahaan. Semakin
sesuatu. Faktor-faktor yang menyebabkan tinggi Loan to Deposit Ratio (LDR), maka
suatu kerugian adalah penting dalam semakin tinggi pertumbuhan laba
analisis risiko. Berdasarkan landasan perusahaan perbankan. Semakin tinggi
tersebut Bank Indonesia telah menetapkan rasio ini, maka tingkat kesehatan bank
3
akan semakin baik karena kredit yang aktiva produktif yang dikelola oleh pihak
disalurkan bank lancar sehingga membuat bank dengan baik.
pertumbuhan laba bank semakin
meningkat.
Good Corporate Governance
Menurut Hessel Nogi S. Tangkilisan Capital Adequacy Ratio
(2003) Good Corporate Governance Modal merupakan faktor yang amat
(GCG) merupakan sistem dan struktur penting bagi perkembangan dan kemajuan
untuk mengelola perusahaan dengan bank, serta sebagai upaya untuk tetap
tujuan meningkatkan nilai pemegang menjaga kepercayaan masyarakat.
saham (stakeholders value) serta Sebagaimana layaknya sebuah badan
mengalokasi berbagai pihak yang usaha, modal bank harus dapat digunakan
berkepentingan dengan perusahaan seperti untuk menjaga kemungkinan timbulnya
kreditor, supplier, asosiasi usaha, risiko kerugian akibat dari pergerakan
konsumen, pekerja, pemerintah dan aktiva bank yang pada dasarnya sebagian
masyarakat luas. besar berasal dari pinjaman pihak ketiga
(dana masyarakat). Kecukupan modal
Return On Assets dalam penelitian ini diproksikan melalui
Profitabilitas merupakan salah satu acuan Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR
dalam mengukur besarnya laba menjadi adalah rasio kinerja bank untuk mengukur
begitu penting untuk mengetahui apakah kecukupan modal yang dimiliki bank
perusahaan telah menjalankan usahanya untuk menunjang aktiva yang mengandung
secara efisien. Indonesia lebih atau menghasilkan risiko, misalnya kredit
mementingkan penilaian ROA daripada yang diberikan. CAR merupakan indikator
ROE karena Bank Indonesia lebih terhadap kemampuan bank untuk
mengutamakan nilai profitabilitas suatu menutupi penurunan aktivanya sebagai
bank yang diukur dengan asset yang akibat dari kerugian-kerugian bank yang
dananya sebagian besar berasal dari dana disebabkan oleh aktiva beresiko
simpanan masyarakat sehingga ROA lebih (Dendawijaya, 2005:121).
mewakili dalam mengukur tingkat
profitabilitas perbankan (Dendawijaya, Pengaruh Non Performing Loan
2005: 119). Menurut Dendawijaya (2005 : (NPL)Terhadap Pertumbuhan Laba
118) ROA digunakan untuk mengukur Rasio Non Performing Loan (NPL)
kemampuan manajemen bank dalam, menurut Peraturan Bank Indonesia No.
memperoleh keuntungan ( laba) secara 6/10/PBI/2004, adalah rasio
keseluruhan yang menunjukan kemampuan bank
Net Interest Margin mengelola kredit bermasalah. Semakin
kecil Non Performing Loan (NPL), maka
Nim ini adalah ratio yang digunakan untuk semakin besar pertumbuhan laba yang
mengetahui kemampuan manajemen bank diperoleh perusahaan. Agar nilai bank
dalam hal terutama dalam hal pengelolaan terhadap rasio ini baik, Bank Indonesia
aktiva produktif sehingga bisa bisa menetapkan kriteria rasio Non Performing
menghasilkan laba bersih. Ratio ini Loan (NPL) net dibawah 5%
digunakan dalam pengelolaan bank dengan (Ayuningrum, 2011).
baik sehingga bank-bank yang bermasalah
dan mengalami masalah bisa Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR)
diminimalisir. Semakin besar ratio yang Terhadap Pertumbuhan Laba
digunakan, maka hal ini akan Loan to Deposit Ratio (LDR) menurut
mempengaruhi pada peningkatan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.
pendapatan bunga yang diperoleh dari 12/PBI/2010 adalah suatu pengukuran
4
yang menunjukkan deposito berjangka, mengukur kemampuan manajemen bank
giro, tabungan, dan lain sebagainya yang dalam memperoleh keuntungan yang
digunakan dalam memenuhi permohonan dihasilkan dari total asset bank yang
pinjaman nasabahnya. Rasio ini digunakan bersangkutan. Semakin besar ROA,
untuk mengukur tingkat likuiditas semakin besar pula tingkat keuntungan
perusahaan.Semakin tinggi Loan to yang dicapai bank tersebut (Dendawijaya,
Deposit Ratio (LDR), maka semakin 2009:146). Sehingga kemungkinan suatu
tinggi pertumbuhan laba perusahaan bank dalam kondisi bermasalah semakin
perbankan. Semakin tinggi rasio ini, maka kecil.
tingkat kesehatan bank akan semakin baik
karena kredit yang disalurkan bank lancar Pengaruh Net Interest Margin(NIM)
sehingga membuat pertumbuhan laba bank Terhadap Pertumbuhan Laba
semakin meningkat. Net Interest Margin (NIM) merupakan
sebuah rasio yang dihasilkan dari
Pengaruh GCG terhadap Pertumbuhan perbandingan antara pendapatan dari
Laba bunga terhadap aktiva, yang juga
Implementasi GCG merupakan salah satu merupakan selisih antara bunga simpanan
ketentuan yang semakin ditekankan pada dan bunga pinjaman. Rasio ini digunakan
perusahaan perbankan. Hal ini untuk menilai kemampuan perusahaan
dimaksudkan bahwa pengeloaan dana perbankan dalam mengelola aktiva
investor dapat dikelola dengan baik dan produktifnya untuk menghasilkan
benar oleh manajemen perusahaan akan pendapatan bunga. Semakin besar rasio
menciptakan nilai tambah bagi semua Net Interest Margin (NIM) yang dimiliki
stakeholder (Monks dalam Kaihatu,2006). perusahaan perbankan, maka semakin
Penerapan GCG meliputi pengawasan besar pertumbuhan laba yang diperoleh.
terhadap kinerja manajer. Dengan adanya
pengawasan yang baik dari manajemen Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR)
maka diharapkan bank akan memberikan Terhadap Pertumbuhan
keuntungan kepada pemilik perusahaan Capital Adequacy Ratio(CAR) adalah
dan dimaksudkan juga untuk rasio yang memperlihatkan seberapa jauh
meningkatkan kinerja keuangan bank. seluruh aktiva bank yang mengandung
Pada penelitian Deni dan Komsiyah (2004) risiko (kredit, penyertaan, surat berharga,
hasilnya menyatakan bahwa variabel good tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari
corporate governance berpengaruh positif dana modal sendiri bank disamping
terhadap kinerja perbankan. memperoleh dana-dana dari sumber-
sumber di luar bank, seperti dana
Pengaruh ROA Terhadap masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-
Pertumbuhan Laba lain. Semakin besar kecukupan modal
Rasio ROA merupakan rasio jumlah laba perusahaan perbankan, maka semakin
bersih sebelum pajak dibandingkan dengan besar pula pertumbuhan laba yang
jumlah aktiva. ROA merupakan indikator dihasilkan perusahaan tersebut. Menurut
yang biasa digunakan dalam menilai Peraturan Bank Indonesia Nomor
kemampuan manajemen bank dalam 15/2/PBI/2013, nilai Capital Adequacy
mengelola seluruh aset bank untuk Ratio(CAR) perusahaan perbankan sama
menciptakan pendapatan berupa laba. dengan atau lebih besar dari 8% (delapan
Semakin tinggi angka nisbah yang persen).
dihasilkan mencerminkan bahwa bank
dikelola dengan baik. Semakin besar nilai
rasio ini juga menunjukkan bahwa bank
semakin produktif. ROA digunakan untuk
5
Kerangka Pemikiran
NPL
LDR
R
GCG
G
PERTUMBUHAN
ROA LABA
E
NIM
CAR
C
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian Variabel dependen dalam penelitian ini
Penelitian ini menggunakan jenis data adalah
yaitu data sekunder, dimana data sekunder Y = Pertumbuhan Laba
merupakan data laporan keuangan tahunan
yang telah diterbitkan dan dipublikasikan Variabel independen dalam penelitian ini
pihak Perusahaan Perbankan pada periode adalah
20011-2013. Sumber data diperoleh dari X1 = NPL
situs resmi Bursa Efek Indonesia, yaitu X2 = LDR
www.idx.co.id. Data sekunder merupakan X3 = GCG
data yang dikumpulkan dari tangan kedua X4 = ROA
atau dari sumber lain yang telah tersedia X5 = NIM
sebelum penelitian dilakukan (Uber X6 = CAR
Silalahi, 2009:291).
Penelitian ini bersifat penelitian Definisi Operasional dan Pengukuran
kuantitatif dengan menggunakan laporan Variabel
keuangan Perusahaan Perbankan yang ada
di Indonesia. Variabel dependen (Y)
Pada penelitian ini menggunakan variabel
Identifikasi Variabel dependen pertumbuhan laba pada
Penelitian ini memiliki variabel-variabel perusahaan perbankan. Pengukuran rasio
yang meliputi dari variabel dependen dan ini dengan cara mengurangi laba sekarang
variabel independen. dengan laba tahun sebelumnya dibagi
6
dengan laba sebelum pajak tahun dengan memperhatikan karakteristik dan
sebelumnya. kompleksitas usaha Bank. Dalam
penelitian ini rasio Good Corporate
Variabel Independen (X) Governance (GCG) dapat dilihat melalui
Variabel Independen dalam penelitian ini nilai komposit yang telah dilampirkan oleh
berupa rasio keuangan, dimana rasio perusahaan bersangkutan di Annual Report
keuangan ini digunakan untuk mengukur (laporan tahunan) atau laporan GCG
analisis Risk profil,Good Corporate perusahaan yang telah dipublikasikan.
Governance, Earning, dan Capital. Rasio
keuangan ini terdiri dari: Return on Assets (ROA)
ROA merupakan rasio yang digunakan
Non Performing Loan (NPL) untuk mengukur kemampuan manajemen
Non Performing Loan(NPL)atau kredit bank dalam memperoleh keuntungan
bermasalah adalah salah satu indikator (laba) secara keseluruhan. Semakin besar
dalam menilai kinerja perbankan. Bank ROA suatu bank, semakin besar pula
Indonesia dalam Peraturan Bank Indonesia tingkat keuntungan yang dicapai bank
menetapkan Non Performing Loan(NPL) tersebut dan semakin baik pula posisi bank
atau kredit bermasalah sebesar 5%. tersebut dari segi penggunaan asset
Semakin tinggi nilai Non Performing Loan (Dendawijaya, 2009:118). Menurut SE BI
(NPL), maka semakin besar kredit macet No 13/24/DPNP tanggal 25 Desember
pada perusahaan tersebut. Menurut SE BI 2011
No 13/24/DPNP tanggal 25 Desember
2011
72
No. 13/24/DPNP tanggal 25 Desember untuk menjawab permasalahan yang telah
2011 dirumuskan. Dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi partial
Populasi, Sampel Dan Teknik Sampling (Partial Least Square / PLS). Masing-
Populasi dalam penelitian ini adalah masing hipotesis akan dianalisis dengan
perusahaan perbankan yang terdaftar di7 menggunakan software Visual PLS yang
Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. cukup pas untuk menguji hubungan antar
Periode empat tahun dipilih karena variabel tersebut
penelitian sebelumnya menyarankan agar
jangka waktu yang digunakan lebih lama Analisis Partial Least Square (PLS)
untuk menghasilkan data yang akurat. Pengujian hipotesis penelitian ini
Adapun kriteria yang dijadikan dilakukan dengan pendekatan Structural
pertimbangan melakukan penelitian ini Equation Model (SEM) dengan
adalah menggunakan software Partial Least
1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Square (PLS). Partial Least Square (PLS)
Bursa Efek Indonesia periode 2011- merupakan metoda analisis yang powerfull
2013. dan sering disebut juga sebagai soft
2. Tidak delisting selama 2011-2013. modeling karena meniadakan asumsi-
3. Perusahaan perbankan yang asumsi OLS (Ordinary Least Squares)
mengeluarkan annual report selama regresi, seperti data harus terdistribusi
tiga tahun berturut-turut. normal secara multivariate dan tidak
4. Bank yang menerbitkan nilai komposit adanya problem multikolonieritas antar
GCG selama tahun 2011-2013. variabel eksogen (Hengky dan Imam, 2012
: 6).
Data dan Metode Pengumpulan Data
PLS merupakan sebuah metode untuk
Data melaksanakan Structural Equation
Penelitian ini menggunakan metode Modelling (SEM), untuk tujuan saat ini
purposive sampling, yaitu pengambilan dianggap lebih baik daripada teknik SEM
sampel dengan menggunakan kriteria (software AMOS, LISREL) yang lain.
tertentu. Data diperoleh dari laporan Model ini dikembangkan sebagai alternatif
keuangan yang diterbitkan oleh untuk situasi dimana dasar teori pada
perusahaan perbankan yang telah diaudit perancangan model lemah dan atau
selama tiga tahun 2011-2013 melalui situs indikator yang tersedia tidak memenuhi
www.idx.co.id. model pengukuran reflektif. PLS
merupakan metode analisis yang sangat
Metode Pengumpulan Data baik karena dapat diterapkan pada semua
Penelitian ini mempergunakan metode skala data, tidak membutuhkan banyak
pengumpulan data dengan menggunakan asumsi dan ukuran sampel tidak harus
metode dokumentasi, karena data yang besar (Ghozali, 2006 : 17).
dibutuhkan dan dikumpulkan merupakan
data sekunder yang telah dipublikasikan Model Struktural (Inner Model)
oleh pihak Perusahaan Perbankan dalam Inner model (inner relation, structural
bentuk laporan keuangan. model dan substantive theory)
menggambarkan hubungan antara variabel
Teknik Analisis Data laten berdasarkan pada teori substantif.
Analisis data adalah cara – cara mengolah Model struktural dievaluasi dengan
data yang sudah terkumpul untuk menggunakan R-square untuk konstruk
kemudian dapat memberikan interpretasi. dependen, Stone-Geisser Q-square test
Dimana hasil pengolahan data digunakan untuk predictive relevance dan uji t serta
38
7
signifikansi dari koefisien parameter jalur dengan melihat R-square untuk setiap
struktural. Langkah pertama dimulai
variabel laten dependen dengan baik (Ghozali,2006). Untuk menguji
interpretasi yang sama pada regresi. hipotesis yang diajukan, dilakukan
Perubahan nilai R-square dapat digunakan pengujian terhadap pengaruh antar
untuk menilai pengaruh variabel laten variabel laten. Hasilnya dapat diketahui
independen tertentu terhadap variabel laten dengan menilai output pengolahan data
dependen apakah mempunyai pengaruh PLS pada reslut for inner weight.
yang substantif (Ghozali,2006 : 26).
HASIL PENELITIAN DAN
Model Pengukuran (Outer Model) PEMBAHASAN
Convergent validity dinilai berdasarkan
korelasi antara item score/component Analisis deskriptif
score dengan construct score yang
dihitung dengan PLS. Ukuran reflektif Non Performing Loan (NPL)
dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari Pada tabel 1 dapat diketahui bahwa rata –
0,70 dengan konstruk yang ingin diukur. rata NPL dari 66 perusahaan perbankan
Namun skala apabila nilai loading 0,5 yang terdaftar di BEI selama tiga tahun
sampai 0,6 dianggap cukup untuk (2011-2013) adalah 0,010171 atau 1,0171
pengembangan skala penelitian. persen yang artinya perusahaan dapat
menghasilkan rata-rata 1,0171 persen laba
Selain dengan metode tersebut, atas total aset yang dimiliki oleh
discriminant validity dapat dilakukan perusahaan tersebut. Semakin tinggi Non
dengan cara membandingkan nilai square Performing Loan (NPL) suatu perusahaan,
root of Average Variance (AVE) setiap maka semakin memperbesar biaya
konstruk dengan korelasi antara konstruk pencadangan aktiva produktif maupun
lainnya dalam model. Jika nilai akar AVE biaya lainya, sehingga berpotensi
setiap konstruk lebih besar daripada nilai menurunkan laba perusahaan.
korelasi antar konstruk dengan konstruk
lainnya dengan model, maka dikatakan Loan To Deposito Rasio (LDR)
memiliki nilai discriminant validity yang
Pada tabel 1 menunjukkan bagaimana diukur dengan Loan to Deposit Ratio
perusahaan perbankan menyalurkan kredit (LDR). Rara – rata Loan to Deposit Ratio
yang diberikan kepada nasabah yang (LDR) perusahaan perbankan yang telah
Tabel 1
Hasil Analisis Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
NPL 66 .0022 .0395 .010171 .0097934
LDR 66 .5369 2.9381 .911115 .6472657
GCG 66 1 4 1.41 .928
ROA 66 .0045 .1488 .021330 .0209878
NIM 66 .0058 .1310 .050141 .0343845
CAR 66 .0238 .4649 .137124 .0820647
Valid N (listwise) 66
Sumber: Data olahan SPSS
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PL 66 .0612 6.1752 .507539 1.0953363
Valid N (listwise) 66
Sumber: Data diolah SPSS
4
9
dijadikan sampel selama tiga tahun (2011 Semakin tinggi Net Interest Margin suatu
– 2013) sebesar 0,911115 atau 91,1115 perusahaan, maka semakin memperbesar
persen yang artinya perusahaan tersebut pertumbuhan laba perusahaan, sehingga
mampu menyalurkan kredit sebesar 91,11 berpotensi meningkatkan pendapatan
persen berdasarkan modal yang bunga perusahaan. Jika standar deviasi
dimilikinya. lebih kecil dari nilai mean, artinya sebaran
data tergolong baik karena tidak terlalu
Good Corporate Governance (GCG) bervariasi.
Berdasarkan tabel 1 nilai rata - rata Good
Corporate Governance (GCG) 66 Capital Adequacy Ratio (CAR)
perusahaan perbankan yang terdaftar di Pada tabel 1 menunjukkan bagaimana
Bursa Efek Indonesia selama tiga tahun perusahaan perbankan memiliki
adalah 1,41 yang artinya perusahaan kecukupan modal bank yang diukur
tersebut dapat menghasilkan rata – rata dengan Capital Adequacy Ratio. Rara-rata
nilai komposit sebesar 1,41 atas setiap Capital Adequacy Ratio perusahaan
kinerja bank serta tata kelola perusahaan perbankan yang telah dijadikan sampel
tersebut. Nilai tertinggi Corporate selama tiga tahun (2011 – 2013) sebesar
Governance (GCG) dimiliki oleh Bank 13,71 persen yang artinya perusahaan
NISP OCBC Tbk dan Bank Permata Tbk tersebut mampu memiliki modal yang
dengan nilai 1 yang artinya Bank NISP cukup untuk menutupi resiko kerugian
OCBC Tbk dan Bank Permata Tbk dapat perusahaan perbankan sebesar 13,71
melakukan tata kelola yang baik terhadap persen berdasarkan kecukupan modal yang
perusahaan selama tiga tahun penelitian dimiliki bank.
(2011-2013) pada angka 1 untuk setiap
kinerja perusahaan. Pertumbuhan Laba
Dari tabel 1 menunjukkan bahwa rata –
Return On Asset (ROA) rata Pertumbuhan Laba Perbankan yang
Return On Assets adalah rasio yang dijadikan sampel penelitian adalah
digunakan untuk mengukur kemampuan 50,7539 dengan standar deviasi sebesar
manajemen bank dalam memperoleh 109,53363. Pertumbuhan Laba tertinggi
keuntungan (laba) secara keseluruhan. dilihat dari laba yang dihasilkan oleh
Tabel 1 menunjukkan bahwa rata – rata perusahaan dalam satu periode dimiliki
Return On Assets (ROA) dari 66 oleh Bank Jabar Banten Tbk dengan nilai
perusahaan perbankan yang menjadi 617,52 persen. Sedangkan nilai terendah
sampel penelitian mulai dari tahun 2011 - dimiliki oleh Bank Tabungan Pensiunan
2013 adalah 2,1330 persen. Angka tersebut Nasional Tbk dengan nilai 6,12 persen.
merupakan jumlah rata-rata laba yang Pertumbuhan Laba dilihat dari jumlah
dihasilkan oleh perusahaan sebesar 2,1330 aktivitas produktif yang dimiliki
persen. Sedangkan standar deviasi Return perusahaan, semakin besar aktivitas
On Assets (ROA) 2,09878 produktif yang diperoleh maka perusahaan
tersebut memiliki tingkat laba perusahaan
Net Interest Margin (NIM) yang besar sedangkan jika aktivitas
Pada tabel 1 dapat diketahui bahwa rata– produktif kecil maka dapat disimpulkan
rata Net Interest Margin dari 66 laba yang diperoleh semakin rendah.
perusahaan perbankan yang terdaftar di
BEI selama tiga tahun (2011-2013) adalah
5,0141 persen yang artinya perusahaan
dapat menghasilkan rata-rata 5,0141
persen laba atas total produktifnya yang
telah didapat oleh perusahaan tersebut.
10
2
Analisis Statistik rendah pada variabel lainnya, sehingga
secara umum semua indikator telah
Analisis Model Pengukuran (Outer memiliki discriminant validity yang baik
Model) dalam menyusun variabelnya masing –
Evaluasi outer model dilakukan untuk masing.
mengetahui validitas dan reliabilitas dari
indikator dan konstruk yang digunakan. Analisis Reliabilitas (Composite
Validitas diukur melalui convergent Reliability)
validity dan discriminant validity, Uji reliabilitas dalam PLS dapat
sedangkan reliabilitas diukur melalui menggunakan dua metode, yaitu
composite reliability. cronbach’s alpha dan composite
reliability. Cronbach’s alpha mengukur
Analisis Validitas Konvergen batas bawah nilai reliabilitas sedangkan
(Convergent Validity) composite reliability mengukur nilai
Berdasarkan nilai outer loading, semua sesungguhnya reliabilitas suatu konstruk
indikator pada konstruk modal intelektual, (Chin 1998, 2010b dalam Imam Ghozali
kinerja keuangan perusahaan dan ukuran 2012:80). Composite reliability dinilai
perusahaan memiliki outer loading yang lebih baik dalam mengestimasi konsistensi
lebih besar dari 0,70. semua indikator pada internal suatu konstruk Rule of thumb nilai
konstruk Non Performing Loan, Loan to composite reliability harus lebih besar dari
Deposit Ratio , Good Corporate 0,70, meskipun nilai 0,60 masih dapat
Governance , Return On Assets, Net diterima (Imam Ghozali 2012:79).
Interest Margin, Capital Adequacy Ratio
dan pertumbuhan laba. memiliki outer Berdasarkan tabel 2 terlihat nilai
loading yang lebih besar dari 0,70. composite reliability untuk semua
Sehingga indikator – indikator tersebut konstruk variabel sudah memiliki nilai
sudah baik dalam mengukur variabel yang yang lebih dari 0,70. Dengan demikian
diukur dan memenuhi validitas konvergen konstruk yang digunakan dalam penelitian
(convergent validity). ini telah memenuhi composite reliability.
3
11
yang diajukan. Skor koefisien path atau Pengaruh Non Performing Loan
inner model yang ditunjukkan nilai t- Terhadap pertumbuhan laba
statistics harus di atas 1,96 untuk Menurut Dendawijaya (2009) kredit
pengujian hipotesis pada alpha (tingkat bermasalah adalah kredit-kredit yang
kesalahan penelitian) sebesar 5% (Imam kategori kolektibilitasnya masuk dalam
Ghozali 2012:81) kriteria kredit macet atau disebut juga Non
Performing Loan (NPL). Rasio ini
Goodness of fit pada model Partial Least menunjukkan kemampuan manajemen
Square dapat diketahui dari nilai R2. bank dalam mengelola kredit bermasalah
Semakin tinggi R2, maka model dapat yang diberikan oleh bank. Artinya,
dikatakan semakin fit dengan data. Nilai semakin tinggi rasio ini maka akan
R-square pada variabel pertumbuhan laba semakin buruk kualitas kredit bank yang
adalah 0,282 artinya variabel independen menyebabkan jumlah kredit bermasalah
Non Performing Loan, Loan to Deposit, semakin besar, maka kemungkinan suatu
Good Corporate Governance , Return On bank dalam kondisi bermasalah semakin
Assets, Net Interest Margin, Capital besar yakni kerugian yang diakibatkan
Adequacy Ratio dapat menjelaskan tingkat pengembalian kredit macet.
variabel dependen pertumbuhan laba
sebesar 28,2%. Setelah dikakukannya analisis
menggunakan Partial Least Square dalam
Uji Kausalitas dengan Inner Weight uji kausalitas dengan inner weight
Tabel 3 menunjukkan nilai p-value diketahui nilai dari Non Performing Loan
interaksi variabel independen Non (NPL) sebesar 0,001 atau 0,1 persen
Performing Loan dan Loan to Deposit dimana nilai tersebut kurang dari 0,05
Ratio dengan p-value kurang dari 0.005, dapat disimpulkan bahwa rasio NPL
sedangkan Good Corporate Governance, berpengaruh terhadap pertumbuhan laba
Return On Assets, Net Interest Margin, bank.
Capital Adequacy Ratio dengan nilai lebih
dari 0.005. dengan demikian dapat Pengaruh Loan to Deposit Ratio
disimpulkan bahwa variabel independen Terhadap pertumbuhan laba
Good Corporate Governance, Return On Loan to Deposits Ratio (LDR) merupakan
Assets, Net Interest Margin, Capital ukuran kemampuan bank dalam membayar
Adequacy Ratio tidak berpengaruh kembali penarikan dana yang dilakukan
signifikan terhadap pertumbuhan laba, deposan dengan mengandalkan kredit yang
sedangkan Non Performing Loan dan diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
Loan to Deposit Ratio berpengaruh Semakin tinggi rasio tersebut memberikan
signifikan terhadap pertumbuhan laba. indikasi semakin rendahnya kemampuan
likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini
Pembahasan disebabkan karena jumlah dana yang
Penelitian ini menguji apakah Tingkat diperlukan untuk membiayai kredit
Kesehatan Bank berpengaruh terhadap menjadi semakin besar.
Pertumbuhan Laba perusahaan Perbankan.
Berdasarkan pengujian yang telah Pada penelitian ini berdasarkan tabel 3
dilakukan terhadap beberapa hipotesis dengan menggunakan hasil uji PLS
dalam penelitian, hasilnya menunjukkan menunjukkan nilai sebesar 0,001 atau 1
bahwa sebagian rasio-rasio dalam tingkat persen dimana nilai tersebut kurang dari
kesehatan bank berpengaruh terhadap 0,05 atau 5 persen yang artinya bahwa
pertumbuhan laba. variabel Loan To Deposit Ratio (LDR)
berpengaruh signifikan terhadap
Pertumbuhan Laba. Hasil penelitian ini
4
12
sejalan dengan temuan Wirawan, R. Y. manajemen Bank baik dalam melakukan
(2013) yang menunjukkan adanya GCG, maka perusahaan sudah mencapai
pengaruh antara LDR terhadap keseimbangan antara kekuatan serta
Pertumbuhan Laba. Loan To Deposit Ratio kewenangan perusahaan dalam
mampu memberikan keuntungan bagi memberikan pertanggungjawaban kepada
perusahaan perbankan dalam stakeholder
menggunakan dana yang mengangguryang
sebaiknya digunakan untuk investasi yang Pada penelitian ini berdasarkan tabel 3
dapat menguntungkan perusahaan. dengan menggunakan hasil uji PLS
menunjukkan nilai sebesar 0,055 atau 5,5
Pengaruh Good Corporate Governance persen dimana nilai tersebut lebih dari 0,05
Terhadap pertumbuhan laba atau 5 persen yang artinya bahwa variabel
Good Corporate Governance adalah Good Corporate Governance tidak
penilaian terhadap manajemen Bank atas
pelaksanaan prinsip-prinsip GCG mengacu
Tabel 2
Nilai Outer Loading
NPL LDR GCG ROA NIM CAR PL
NPL 1.000
LDR 1.000
GCG 1.000
ROA 1.000
NIM 1.000
CAR 1.000
PL 1.000
Sumber: Pengolahan data dengan PLS
Nilai AVE
AVE
NPL 1.000
LDR 1.000
GCG 1.000
ROA 1.000
NIM 1.000
CAR 1.000
PL 1.000
Sumber: Pengolahan data dengan PLS
pada ketentuan Bank Indonesia mengenai berpengaruh signifikan terhadap
GCG bagi Bank umum dengan Pertumbuhan Laba. Hasil penelitian ini
memperhatikan karakteristik dan sejalan dengan temuan Setyawan &
kompleksitas uasaha bank. Dari beberapa Mawardi (2012) yang menunjukkan tidak
penilaian tersebut, maka hasil pelaksanaan adanya pengaruh antara GCG terhadap
prinsip-prinsip GCG Bank seharusnya Pertumbuhan Laba. Good Corporate
diatur dalam ketentuan Bank Indonesia Governance mampu memberikan
mengenai GCG bagi Bank Umum hanya keuntungan bagi perusahaan perbankan
merupakan salah satu sumber penilaian dalam memberikan pertanggungjawaban
peringkat factor GCG Bank dalam kepada stakeholder agar tidak ada
penilaian Tingkat Kesehatan Bank. Jika
135
Nilai Cross Loading
NPL LDR GCG ROA NIM CAR PL
NPL 1.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
LDR 0.000 1.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
GCG 0.000 0.000 1.000 0.000 0.000 0.000 0.000
ROA 0.000 0.000 0.000 1.000 0.000 0.000 0.000
NIM 0.000 0.000 0.000 0.000 1.000 0.000 0.000
CAR 0.000 0.000 0.000 0.000 0.400 1.000 0.457
PL -0.295 0.484 0.255 0.085 0.130 0.457 1.000
NIM 1 0,70
Tabel 3dengan inner weight diketahui pengaruh
Uji Cronbachvariable
Alpha Capital Adequacy Ratio (CAR)
memiliki nilai 0,263 atau 26,3% dimana
Composite nilaiReliabilitas
Standart tersebut lebih dari 0,05 atau 5% yang
Keterangan
Reliability artinya bahwa variabel independen Capital
NPL 1 Adequacy
0,70 Ratio (CAR) tidak
Reliabel berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas bank hal
LDR 1 0,70 Reliabel
ini disebabkan selama tiga tahun
GCG 1 0,70 Reliabel
pengamatan pada perusahaan yang
ROA 1 0,70 Reliabel
terdaftar di BEI dana minimum yang
NIM 1 ditentukan oleh BankReliabel
0,70 Indonesia juga
CAR 1 0,70 Reliabel
PL 1 0,70 Reliabel
R-square
Pertumbuhan Laba 0,282
157
selanjutnya apabila mengambil topik yang 3. Penelitian ini menggunakan tiga
sama dengan penelitian ini. periode. Artinya dengan adanya
peraturan bank indonesia pada tahun
Berdasarkan penelitian yang sudah 2011 yang mewajibkan menggunakan
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa indikator RGEC dalam mengelola
: laporan keuangan, maka peneliti
Hasil pengujian hipotesis dari enam menggunakan periode penelitian
variabel independen yang menguji tingkat selama tiga tahun. Jika periode
kesehatan bank terhadap pertumbuhan laba penelitian lebih lama maka hasil yang
didapatkan kesimpulan bahwa Non didapat semakin bagus serta data yang
Performing Loan (NPL) dan Loan To dihasilkan lebih baik.
Deposit Ratio (LDR) berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba, Saran
sedangkan Good Corporate Governance, Dengan melihat keterbatasan
Return On Assets, Net Interest Margin, penelitian yang dikemukakan diatas, maka
Capital Adequacy Ratio tidak berpengaruh berikut saran yang diharapkan dapat
positif terhadap pertumbuhan laba. menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti
selanjutnya :
Keterbatasan Penelitian 1. Penelitian selanjutnya diharapkan
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memperluas jumlah sampel bank yang
jauh dari kesempurnaan dan masih banyak akan digunakan, tidak hanya pada sub
keterbatasannya, oleh karena itu berikut sektor bank umum konvensional yang
beberepa keterbatasan dalam penelitian ini terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
: 2. Bagi peneliti selanjutnya dapat
1. Penelitian ini hanya melakukan menambah indikator selain Non
pengujian pengaruh tingkat kesehatan Performing Loan (NPL), Loan To
bank terhadap pertumbuhan laba Deposit Ratio (LDR), Good
untuk tiga periode. Artinya bahwa Corporate Governance, Return On
tingkat kesehatan bank dan Assets, Net Interest Margin, Capital
pertumbuhan laba hanya dihitung Adequacy Ratio, seperti ROE dan
pada periode penelitian saja, hanya indikator resiko profil agar penelitian
menghitung sebagian indikator tentang pertumbuhan laba semakin
RGEC. Jika dilakukan maka hasil berkembang dan luas.
penelitian semakin bagus dan baik. 3. Bagi penelitian selanjutnya menambah
2. Penelitian ini menggunakan indikator jumlah periode pengamatan agar data
RGEC yaitu Good Corporate yang dihasilkan semakin sempurna
Governance sebagai ukuran untuk dan akurat.
menghitung tata kelola manajemen 4. Peneliti selanjutnya diharapkan
perusahaan. Artinya bahwa banyaknya menggunakan indikator RGEC
perusahaan yang belum melakukan sebagai acuan untuk melakukan
Good Corporate Governance sebagai penelitian dan menggunakan regulasi
ukuran tata kelola manajemen yang yang terbaru supaya hasil yang
baik untuk mengurangi resiko diperoleh semakin baik..
penyelewengan yang dilakukan oleh
manajemen. Jika semua perusahaan DAFTAR PUSTAKA
perbankan melakukan Good Ali, Masyhud., (2006), Manajemen Risiko,
Corporate Governance, maka hasil Strategi Perbankan Dan Dunia Usaha
penelitian ini mendapatkan data Menghadapi Tantangan Globalisasi
semakin baik dan hasil yang bagus. Bisnis, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta
168
Bank Indonesia. (2010). Surat Edaran Doloksaribu, T. A. 2013. “Pengaruh Rasio
Bank Indonesia No. 12/11/DPNP Indikator Tingkat Kesehatan Bank
Tahun 2010 Tentang Pedoman Terhadap Pertumbuhan Laba
Penyajian Dan Pengungkapan Laporan Perusahaan Perbankan Go Public (Studi
Keuangan. Empiris Pada Perusahaan Perbankan
Yang Terdaftar Di Bei Periode Tahun
_______. 2011. PBI Nomor 13/1/PBI/2011 2009-2011)”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Feb, 1(2).
Bank Umum. (Online), (www.bi.go.id,
diakses 4 April 2014) Dominick Salvatore Diterjemahkan oleh
Arifin Sitio. 2001. Koperasi: Teori dan
Praktik. Jakarta: Erlangga.
_______. 2011. Rekapitulasi Institusi
Perbankan di Indonesia. (Online), Furqan, S. 2012. "Analisis Komparatif
(http://www.bi.go.id/web/Perbankan/Ik Kinerja Keuangan Bank Devisa dan
htisar+Perbankan/LembagaPerbankan/ Non Devisa Dengan Menggunakan
, diakses 4 April 2014) Metode REC (Risiko, Earning dan
Capital)". Jurnal Manajemen Bisnis
_______. 2011. Surat Edaran Nomor Telekomunikasi dan Informatika
13/24/DPNP Perihal Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum. (www.bi.go.id, Hessel, N. S. 2003. Mengelola Kredit
diakses 4 April 2014) Berbasis Good Corporate Governance.
. 2013. Surat Edaran Bank Indonesia Yogyakarta: Balaiurang & Co
Nomor 15/15/DPNP tanggal 29 April
2013 tentang penilaian Good Corporate http://diassatria.lecture.ub.ac.id/2013/6/14/
Govenance perbankan indonesia krisis-perbankan/ fenomena-krisis-
ekonomi-tahun-2008. Diakses pada hari
Chariri, Anis dan Imam Ghozali. 2007. Rabu, tanggal 12 Juni 2014 pukul
Teori Akuntansi. Fakultas Ekonomi: 23.00.
Universitas Diponegoro Semarang
http://rutacs.wordpress.com/2008/10/30/da
Darmawaty, Deni. Khomsiyah dan Rika mpak-krisis-keuangan-global-tahun-
Gelar Rahayu, Hubungan Corporate 2008-terhadap-ekonomi-indonesia/
Governance dan Kinerja Perusahaan, fenomena krisis ekonomi tahun
SNA VII, Denpasar – Bali, Desember 2008.Diakses pada hari Rabu, tanggal
2004 12 Maret 2014 pukul 11.00.
9
17
Nurkhin, Ahmad. (2009). “Corporate Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
Governance dan Profitabilitas; 15/15/DPNP Tahun 2013 Tentang
Pengaruhnya terhadap Pengungkapan Pelaksanaan Good Corporate
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Govenance Bank umum. Jakarta: Bank
(Studi Empiris pada Perusahaan yang Indonesia.
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”.
Jurnal Magister Akuntansi. Universitas Uber, Silalahi. 2009. Metode penelitian
Dipenogoro. sosial. PT Refika Aditama: Jakarta
18
10
Curriculum Vitae
1. Data Pribadi
Nama : Muhammad Chandra Trimurti
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Tempat, Tanggal Lahir : Gresik, 08 Oktober 1991
Alamat : Jalan Pasir Raya 1/11 PPI Gresik
No. Telp/Hp : 082231358217
Email : chandra.trimurti@yahoo.com
2. Pendidikan Formal
Tahun Pendidikan/ Bidang studi Nama sekolah/Perguruan Tinggi
1998-2004 SD SDN Pongangan 1 Gresik
2004-2007 SMP SMPN 2 Gresik
2007-2010 SMA SMAN 1 Sidayu
2010-2014 Strata 1 Akuntansi STIE PERBANAS Surabaya
3. Pengalaman Bekerja
NO KETERANGAN TAHUN
1 Magang di PT PLN Gresik 15 Juli 2013 – 30 Agustus 2013
4. Pengalaman Organisasi
Nama organisasi & UKM BAND STIE PERBANAS
Jabatan
Lingkup Pekerjaan ANGGOTA
Demikian Curriculum Vitae yang dapat saya sampaikan dengan sebenar – benarnya
untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Hormat Saya,