You are on page 1of 3

TUGAS INDIVIDU KEPERAWATAN KRITIS

Analisa Sintesa Tindakan: Insufisiensi Adernal pada pasien dengan penyakit kritis

Dosen Pengampu : Ns. Priyato., S.Kep., M.Kep., Sp. KMB

Disusun oleh :

Fajar Diyo Nugroho

(010116034)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

UNGARAN

2018
Hasil Analisisa Sintesa

INSUFISIENSI ADRENAL PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT KRITIS

Pasien kritis memiliki tantangan khusus dalam hal diagnosis dan manajemen dari IA.
Beberapa keadaanyang sering bertentangan dalam penanganan pasien yaitupasien IA kronis
yang mana seharusnya diberikan dosistinggi steroid dan berapa seharusnya
dosisnya,bagaimana pasien yang dengan krisis adrenal akut harusditangani, apakah pasien
kritis mengalami IA relativedan yang mana harus menerima terapi pengganti, apakriteria
diagnosis untuk IA secara umum dan terutamapada IA sekunder.

Pasien yang tidak berespon terhadap terapi standarharus dicurigai mengalami IA.
Pada pasien dengan syokseptic, kadar kortisol serum biasanya meningkatdibandingkan
dengan mereka yang tidak mengalamistress, yaitu individu sehat. Kortisol memegang
perananpenting dalam kemampuannya untuk berespon terhadapstress. Terjadi penurunan
kliren dari kortisol dari tubuhdan penurunan ikatan kortisol pada transkortin,mengakibatkan
peningkatan pada kadar kortisol bebaspada penyakit yang akut. Sehingga pada pasien
denganpenyakit kritis pada umumnya menunjukkanhiperkortisolaemia. Keuntungan dari
peningkatankortisol ini adalah untuk mempertahankan volumeintravascular.Etiologi
dari95insufisiensi relative ini adalah kompleks. Kelenjaradrenal yang mengalami stress lebih
mudah untukmengalami perdarahan dan trombosis vena adrenal.Kegagalan pasien untuk
berespon terhadap terapi sepertiantibiotik, terapi cairan yang tepat dan agresif dan
jikamungkin menghilangkan fokus infeksi seharusnyameningkatkan kecurigaan terhadap IA.

Karena luasnya rentang dari kadar plasma kortisolditemukan pada pasien di ICU,
perhatian diperlukan jikamenemukan nilai normal dari kadar kortisol plasma padapasien
MRS dengan penyakit yang akut. Kadar kortisolbasal yang tinggi pada syok septic mungkin
masihmenunjukkan adanya relative IA. Berdasarkan hasilpenelitian terakhir dari kadar
kortisol plasma pada pasiensepsis atau trauma, kortisol plasma dengan nilai lebihdari 0,7
umol/l pada pasien yang memerlukan pelayananintensif menyingkirkan kemungkinan IA, tapi
nilai cutoffterendah yang aman tidak diketahui.
Pemeriksaan kortisol plasma dapat diukur padapukul 8-9 pagi. Dalam
menginterpretasikan hasil,penting untuk mengingat bahwa terapi estrogenmeningkatkan
kadar kortisteroid binding globulin, danbegitu juga kadar kortisol. Berdasarkan rentang
nilainormal, kadar kortisol plasma pagi <3 ug/dL merupakanindikasi adanya IA dan
memerlukan pemeriksaan tesyang lain. Sedangkan kadar >19 ug/dL
menyingkirkankemungkinan kelainan. Semua pasien yang lainnyamemerlukan pemeriksaan
yang dinamik.
Jika pasien dipikirkan memiliki IA primer, kadarkortikotropin plasma dan kortisol
plasma basal dapatdiperiksa. Pada pasien dengan IA primer, kortikotropinplasma melebihi
100 pg/dL, meskipun kortisol plasmapada nilai yang normal. Nilai kortikotropin plasma
yangnormal menyingkirkan kemungkinan IA primer, tapitidak menyingkirkan IA sekunder
ringan. Pengukurankortisol plasma basal dapat digunakan untukmembedakan antara IA
primer dan sekunder, kadaraldosteron basal rendah atau pada nilai terbawah darinilai normal
pada IA primer, dimana aktivitas plasmarennin atau kadarnya ditingkatkan karena
adanyakekurangan natrium.
Respon yang adekuat terhadap ACTH dapatmengidentifikasikan pasien yang akan
mendapatkankeuntungan dari terapi kortikosteroid. Tes stimulasiACTH singkat, yang
diketahui sebagai synacthen tes,menggunakan dosis tunggal cosyntropin 250 ug
IVdirekomendasikan. Respon yang adekuat didefinisikansebagai peningkatan pada plasma
kortisol lebih dari 0,25umol/L dan kadar puncak 0,7 umol/L.3Dari penelitian yang dilakukan
Agwu dkk,16didapatkan bahwa synacten tes dosis rendah dapatmenunjukkan IA derajat
ringan yang tidak dapatdideteksi dengan synacten dosis standar. Sedangkanpemeriksaan
serum kortisol tunggal pada pukul 08.00memiliki nilai yang terbatas.
Penggunaanhidrokortison dosis rendah menguntungkan untukpemberian setidaknya 5
hari. 18 pasien dengan IA, dosishidrokortison 200 mg secara bermakna meningkatkansurvival
dibandingkan terapi konvensional (90% vs13%). Efek yang menguntungkan dari
glukokortikoiddosis rendah pada syok septic telah dikonfirmasi denganuji klinis fase III.
Namun pada penelitian tersebut hanyapasien syok septic yang responnya buruk terhadap
tesACTH mendapatkan keuntungan dari glukokortikoid.

You might also like