You are on page 1of 11

LAPORAN PENDAHULUAN

DEPARTEMEN MATERNITAS
“BAYI BARU LAHIR (BBL)”

Disusun untuk memenuhi tugas Profesi Keperawatan


di Puskesmas Kedungkandang Kota Malang

Oleh :

Krismaya Ismayanti

180070300111025

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018
LAPORAN PENDAHULUAN
BAYI BARU LAHIR (BBL) NORMAL

A. DEFINISI BAYI BARU LAHIR (BBL)


Bayi Baru Lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4 minggu
dan lahir dari umur kelahiran 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat lahir
2.5000 gram (Sugiyarti, 2000).
Asuhan keperawatan bayi baru lahir merupakan asuhan keperawatan yang
diberikan pada bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri ke kehidupan ekstra uteri hingga
mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat 2.500-4.000 gram.

B. CIRI-CIRI BAYI BARU LAHIR


a) Berat Badan 2.500 – 4.000 gram
b) Panjang Badan 48 – 52 gram
c) Lingkar dada 30 - 38 cm
d) Lingkar kepala 33 – 35 cm
e) GDS 45 g/dl – 130 g/dl
f) Bunyi jantung dalam menit pertama ± 180 x/menit lalu menurun 120-140
x/menit
g) Pernafasan pada menit-menit pertama ± 140 x/menit
h) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup dan
diliputi vernik caseosa
i) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
j) Kuku agak panjang dan lemas
k) Genetalia perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora untuk
laki-laki testis sudah menurun
l) Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
m) Reflek menggegam baik, bila diletakkan suatu benda diatas tangan bayi
akan menggenggam
n) Reflek moro sudah baik, urin dan mekoneum akan keluar dalam 24 jam
pertama, mekoneum hitam kecoklatan.
C. ADAPTASI FISIOLOGI BAYI BARU LAHIR
Pada bayi baru lahir (BBL) terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi :

1) Sistem pernapasan
Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah tali pusat
dipotong). Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli
dengan adanya surfaktan adalah menarik nafas, mengeluarkan dengan
menjerit sehingga oksigen tertahan di dalam alveoli. Fungsi surfaktan untuk
mempertahankan ketegangan alveoli sehingga alveoli tidak kolaps dan paru-
paru tidak kaku. Pernapasan pada neonatus biasanya pernapasan diafragma
dan abdominal. Sedangkan respirasi beberapa saat setelah kelahiran yaitu 30-
60 x/menit.
2) Sistem kardiovaskuler
Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat, dengan
demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil dan darah
mengalir ke paru-paru, dengan demikian foramen ovale, duktus arterious dan
duktus venosus menutup. Arteri umbilikalis, vena umbilikalis dan arteri hepatika
menjadi ligamen.
3) Sistem hematopoiesis
Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80-110 ml/kg selama hari pertama
dan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama. Nilai rata-rata
hemoglobin dan sel darah merah lebih tinggi dari nilai normal orang dewasa.
Hb bayi baru lahir 14,5-22,5 gr/dl, Ht 44-72%, Sel Darah Merah 5-7,5
juta/mm3 dan Leukosit sekitar 18000/mm3. Darah bayi baru lahir mengandung
sekitar 80% Hb janin. Presentasi Hb janin menurun sampai 55% pada minggu
kelima dan 5% pada minggu ke 20.
4) Sistem Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin telah
dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak. Absorpsi air
ketuban terjadi melalui mukosa seluruh saluran pencernaan, janin minum air
ketuban dapat dibuktikan dengan adanya mekonium (zat yang berwarna hitam
kehijauan). Mekonium merupakan tinja pertama yang biasanya dikeluarkan
dalam 24 jam pertama.
5) Hepar
Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam metabolisme
hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam hepar, setelah bayi lahir
simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D juga sudah disimpan dalam
hepar. Fungsi hepar janin dalam kandungan segera setelah lahir dalam
keadaan imatur (belum matang). Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan
hepar untuk meniadakan bekas penghancuran darah dari peredaran darah.
Enzim hepar belum aktif benar pada neonatus, misalnya enzim UDPGT (Uridin
Disfosfat Glukoronide Transferase) dan enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat
Dehidrogerase) yang berfungsi dalam sintesis bilirubin sering kurang sehingga
neonatus memperlihatkan gejala ikterus fisiologis.
6) Metabolisme
Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran karbohidrat dan pada
hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Energi tambahan yang
diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil
metabolisme lemak sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120 mg/100 ml.
7) Sistem termogenik
Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan penyesuaian
suhu terutama dengan NST (Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan
pembakaran “Brown Fat” (lemak coklat) yang memberikan lebih banyak energi
daripada lemak biasa.
8) Keseimbangan air dan ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif
lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraseluler
luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron matur belum
sebanyak orang dewasa dan ada ketidakseimbangan antara luas permukaan
glomerulus dan volume tubulus proksimal, renal blood flow (aliran darah ginjal)
pada neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.
9) Susunan saraf
Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka dapat dilihat
bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan. Gerakan menelan
pada janin baru terjadi pada kehamilan empat bulan. Sedangkan gerakan
menghisap baru terjadi pada kehamilan enam bulan.
Pada triwulan terakhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot menjadi lebih
sempurna. Sehingga janin yang dilahirkan diatas 32 minggu dapat hidup diluar
kandungan. Pada kehamilan 7 bulan maka janin amat sensitif terhadap cahaya.
10) Sistem imunitas
Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada kehamilan 2
bulan dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi dilahirkan. Khususnya
pada traktus respiratoris kelenjar liur sesuai dengan bakteri dapat alat
pencernaan, imunoglobolin G dibentuk banyak dalam bulan kedua setelah bayi
dilahirkan. Ig A, Ig D dan Ig E diproduksi secara lebih bertahap dan kadar
maksimum tidak dicapai sampai pada masa kanak-kanak dini. Bayi yang
menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolostrum dan ASI.
11) Sistem integumen
Stuktur kulit bayi sudah terbentuk dari sejak lahir, tetapi masih belum matang.
Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan sangat tipis. Vernix caseosa
juga berfungsi sebagai lapisan pelindung kulit. Kulit bayi sangat sensitif dan
dapat rusak dengan mudah. Bayi baru lahir yang cukup bulan memiliki kulit
kemerahan yang akan memucat menjadi normal beberapa jam setelah
kelahiran. Kulit sering terlihat bercak terutama sekitar ektremitas. Tangan dan
kaki sedikit sianotik (Akrosianotik). Ini disebabkan oleh ketidakstabilan
vosomotor. Stasis kapiler dan kadar hemoglobin yang tinggi. Keadaan ini
normal, bersifat sementara dan bertahan selama 7-10 hari. Terutama jika
terpajan pada udara dingin.
12) Sistem Skeletal
Arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh secara
keseluruhan. Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat panjang tubuh.
Lengan sedikit lebih panjang daripada tungkai. Wajah relatif kecil terhadap
ukuran tengkorak yang jika dibandingkan lebih besar dan berat. Ukuran dan
bentuk kranium dapat mengalami distorsi akibat molase. Pada bayi baru lahir
lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan tumit disatukan sehingga tungkai
bawah terlihat agak melengkung. Saat baru lahir tidak terlihat lengkungan pada
telapak kaki. Ekstremitas harys simetris, terdapat kuku jari tangan dan kaki,
garis-garis telapak tangan dan sudah terlihat pada bayi cukup bulan.
13) Sistem neuromuskuler
Reflek bayi baru lahir diantaranya:
- Reflek pada Mata (Berkedip atau Refleks korneal)
- Reflek Pupil (Mata boneka)
- Reflek pada Hidung (Bersin)
- Glabela (Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara dua alis mata)
menyebabkan mata menutup dengan rapat).
- Reflek pada mulut dan Tenggorokkan
- Menghisap
- Muntah
- Rooting (Menyentuh atau menekan dagu sepanjang sisi mulut akan
menyebabkan bayi membalikan kepala ke arah sisi tersebut dan mulai
menghadap: harus hilang kira-kira pada usia 3-4 bulan, tetapi dapat menetap
selama 12 bulan).
- Ekstrusi (Bila lidah disentuh atau ditekan, bayi berespon dengan
mendorongnya keluar: harus menghilang pada usia 4 bulan).
- Menguap
- Batuk
- Reflek pada Ekstremitas
- Menggenggam
- Babinski
- Klonus, Pergelangan kaki : Dorsofleksi telapak kaki yang cepat ketika
menopang lutut pada posisi fleksi parsial mengakibatkan munculnya satu
sampai dua gerakan oskilasi (denyut). Akhirnya tidak boleh ada denyut yang
teraba.
- Refleks pada Massa/Moro
- Startle (Suara keras yang tiba-tiba menyebabkan abduksi lengan dengan
fleksi siku: tangan tetap tergenggam: harus hilang pada usia 4 bulan).
D. Pathway

Kehamilan 36-40 mg

Penurunan kadar
progesteron & estrogen

Krisis
Ansietas Kontraksi pada
situasional
uterus
Ketuban
Tekanan hidrostatis air ketuban &
pecah dini
tekanan intrauterin naik

Serviks mendatar Risiko infeksi


& terbuka maternal

Pembuluh darah Kontraksi kuat & Iskemia korpus uteri


pada kapiler cepat
kanalis servikalis
Pertukaran O2 Saraf nyeri aferen serviks &
pecah Kepala janin masuk
pada sirkulasi uterus masuk ke medula
utero-plasenter rongga panggul
spinalis melalui akar
Bloody kurang posterior T10-L1
show Pembukaan lengkap
Hipoksia janin
Penekanan pada Tekanan meningkat Nyeri akut
vena inferior pada otot dasar
Risiko cedera panggul
janin
Penurunan
aliran balik Reflek mengedan
ke jantung Merangsang saraf
nyeri pudendus Kontraksi Pelebaran vulva &
melalui S2-S4 perineum menonjol
Curah jantung Memasuki
& tekanan kala 3
darah Nyeri akut Episiotomi
menurun Tekanan pada fundus uterus pada primipara
meningkat akibat his

Energi Perubahan Plasenta lepas Bayi lahir Kerusakan


berkurang curah jantung dari dindingnya integritas
kulit

Kelelahan Kontraksi uterus setelah


plasenta lahir tidak adekuat Perubahan
proses
keluarga
Risiko perdarahan

Risiko kekurangan
volume cairan
E. Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi
normal atau tidak dan untuk mengidentifikasi bayi baru lahir, masalah kesehatan
yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut
petugas keperawatan meliputi:
1) 2 jam pertama sesudah kelahiran
Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah lahir
meliputi:
 Kemampuan menghisap lemah atau kuat
 Bayi tampak aktif atau lunglai
 Bayi kemeraqhan atau biru
2) Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya
Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada
tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut, seperti :
 Gangguan pernafasan
 Hipotermia
 Infeksi
 Cacat bawaan dan trauma lahir

F. PENATALAKSANAAN BAYI BARU LAHIR


1) Tes diagnostik
- Jumlah sel darah putih (SDP) : 18000/mm3, neutrofil meningkat
sampai 23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila
ada sepsis).
- Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan
dengan anemia atau hemolisis berlebihan).
- Hematokrit (Ht) 43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih
menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia
atau hemoragi prenatal/perinatal).
- Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar
8mg/dl 1-2 hari dan 12mg/dl pada 3-5 hari.
- Golongan darah dan RH (Marilyn. E, Doenges, 2001).
2) Terapi
a) Non Farmakologi
- Pengukuran nilai APGAR Score (pada menit pertama dan menit
kelima setelah dilahirkan)
- Kontrol suhu, suhu rektal sekali kemudian suhu aksila
- Penimbangan BB setiap hari
- Jadwal menyusui
- Higiene dan perawatan tali pusat
b) Farmakologi
- Suction dan oksigen
- Vitamin K
- Perawatan mata (obat mata entromisin 0,5% atau tetrasimin 1%,
perak nitral atau neosporin)
- Vaksinasi hepatitis B
Vaksinasi hepatitis B direkomendasikan untuk semua bayi.
Tempat yang biasa dipakai untuk menyuntikkan obat ini pada
bayi baru lahir adalah muskulus vastus lateralis. (Bobak, M Irene,
2005).

PENATALAKSANAAN AWAL BBL NORMAL


1) Membersihkan Jalan Lahir
2) Memotong dan merawat tali pusat
3) Mempertahankan suhu tubuh
4) Memberikan Vitamin K1 dan profilaksis / Salep mata
5) Pencegahan infeksi dengan cara mencuci tangan dengan sabun dan
air mengalir sebelum dan sesudah memegang bayi (Syaifudin, 2006).

G. PELAKSANAAN PENIMBANGAN, PENYUNTIKAN VITAMIN K1, SALEP


MATA DAN IMUNISASI HEPATITIS B (HB 0)
Pemberian layanan kesehatan tersebut dilaksanakan pada periode setelah
IMD sampai 2-3 jam setelah lahir, dan dilaksanakan di kamar bersalin oleh
dokter, bidan atau perawat.
 Semua BBL harus diberi penyuntikan vitamin K1 (Phytomenadione) 1 mg
intramuskuler di paha kiri, untuk mencegah perdarahan BBL akibat
defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL.
 Salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi mata
(Oxytetrasiklin 1%).
 Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah penyuntikan
Vitamin K1 yang bertujuan untuk mencegah penularan Hepatitis B melalui
jalur ibu ke bayi yang dapat menimbulkan kerusakan hati

H. KEADAAN YANG HARUS DIWASPADAI SELAMA BAYI DIRAWAT


- Keadaan umum : Bayi yang sehat tampak kemerah – merahan aktif, tonus
otot baik, menangis keras, minum baik, suhu tubuh 36,5 •C – 37,5 •C.
- Suhu tubuh diukur 1x/ hari, bila suhu rectal di bawah 36 •C, bayi harus
diletakkan di tempat yang lebih panas.
- Penimbangan berat badan dilakukan setiap hari. Dalam 3 hari pertama
berat badan akan turun karena bayi mengeluarkan air kencing dan
meconium sedangkan cairan yang masuk belum cukup pada hari ke 4
berat badan naik lagi.
- Tinja akan keluar dalam waktu 24 jam. Setelah 2-3 hari warna tinja akan
tergantung dari jenis susu yang diminumnya.
- Air kencing akan keluar dalam waktu 24 jam.
- Perubahan warna kulit harus perlu diawasi untuk mencegah terjadinya
ikterus, syanosis / perdarahan pada kulit.
- Perubahan pernafasan harus dihitung frekuensi dangkal/ dalamnya,
apakah apnue, nafas cuping hidung, retraksi.
- Bila bayi muntah, harus perlu dipantau warna, konsistensi dan jumlah
muntahan untuk mendeteksi apakah hal ini terjadi karena kesalahan
pemberian susu, alergi terhadap susu / gangguan saluran pernafasan.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, M Irene, 2005. Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC.


Doengoes, Marilyn E, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, Jakarta:
EGC.
Ibrahim, Cristina, 1996, Perawatan kebidanan jilid II, Bratara, Jakarta
Obstetri Fisiologi, Bandung, 1983, UNPAD
Suryana, Keperawatan Anak untuk Siswa SPK, 1996, Jakarta, EGC
Syaifudin, Abdul Bahri, 2006, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Jakarta, Yayasan bina Pustaka Sarwono
Syahlan, 1993. Asuhan Kebidanan pada anak dalam konteks keluarga, Jakarta:
Depkes RI

You might also like