Professional Documents
Culture Documents
PEDOMAN
PROGRAM PENYELENGGARAN
UKM
Tanggal Efektif :
Nomor Revisi :
I. PENDAHULUAN
III. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat.
b. Tujuan Khusus
1. Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum lingkungan pemukiman
dan lingkungan lainnya.
2. Kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air dan udara
3. Setiap tempat dan sarana pelayanan umum wajib memelihara dan meningkatkan
lingkungan yang sehat.
VII. SASARAN
1. Penyehatan Air
Sasaran KK (Kepala Keluarga) yang menggunakan Sarana Air Bersih
2. Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar
Rumah-rumah yang berpenghuni di walayah kerja puskesmas
3. Pembinaan Tempat-Tempat Umum
Tempat-tempat umum yang memiliki potensi dampak besar terhadap kesehatan
masyarakat, misalnya :Hotel, Tempat wisata, sekolah, pasar dan tempat ibadah.
4. Klinik Sanitasi
Klien dan/atau Penderita (pasien) yang menderita penyakit berbasis lingkungan
5. Sanitasi Total Bprbasis Masyarakat (STBM)
Kepala Keluarga (KK) yang memiliki akses terhadap jamban.
6. Pengawasan Depot Air Minum (DAM)
Seluruh depot air minum yang ada di wilayah kerja puskesmas.
7. Penyehatan Makanan dan Minuman
Tempat pengolahan makanan (TPM) yang ada di wilayah kerja puskesmas
IX. EVALUASI
Kepala Keluarga dengan Rumah Sehat yang memenuhi syarat.
Tanggal Efektif :
Nomor Revisi :
Danny Sukma GP, Amd Al Dr..Adek Fitriani Maman Suparman SKM, M.Si
NIP. 19840305 201001 1 012 NIP. 19730503 200604 2 011 NIP. 19650819 199003 1 009
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
KLINIK SANITASI
UPTD PUSKESMAS CARINGIN
I. PENDAHULUAN
Klinik sanitasi merupakan suatu wahana bagi masyarakat melalui perbaikan kondisi
kesehatan lingkungan untuk mencegah berbagai penyakit menular dengan bimbingan,
penyuluhan dan bantuan teknis dari petugas puskesmas.
VII. SASARAN
Pasien menderita penyakit yang diduga kuat berkaitan dengan faktor lingkungan.
Klinik sanitasi dilaksanakan setiap hari senin, Selasa, Kamis jam kerja di dalam gedung
puskesmas
Seluruh kegiatan klinik sanitasi dan hasilnya dilaporkan secara berkala kepada Dinas
kesehatan Kabupaten sesuai dengan format yang ada oleh petugas sanitasi puskesmas.
X. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Tanggal Efektif :
Nomor Revisi :
Danny Sukma GP, Amd Al Dr..Adek Fitriani Maman Suparman SKM, M.Si
NIP. 19840305 201001 1 012 NIP. 19730503 200604 2 011 NIP. 19650819 199003 1 009
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PEMBINAAN DAN PEMERIKSAAN TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU)
UPTD PUSKESMAS CARINGIN
I. PENDAHULUAN
Adanya penyakit menular dan pencemaran lingkungan yang bersal dari sarana
tempat-tempat umum.
H : Heman
Setiap kegiatan yang dilaksanakan selalu dilandasi kasih sayang
A : Amanah
Setiap kegiatan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab
T : Tertib
Setiap petugas dalam melaksanakan kegiatan harus sesuai prosedur diantaranya
mencatatdan melaporkan insiden kejadian yang terjadi di laboratorium
I : Ikhlas
Memberikan pelayanan dan penanganan kepada pasien tanpa pamrih
Kegiatan inspeksi sanitasi TTU dilakukan di luar gedung puskesmas, sarana TTU
yang di periksa adalah yang berada di wilayah binaan Puskesmas, dilakukan sendiri oleh
petugas sanitasi puskesmas sesuai dengan lembar cecklis TTU.
VII. SASARAN
Inspeksi sanitasi TTU dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah dibuat pada jam kerja
yang dilakukan diluar gedung puskesmas.
Kegiatan Inspeksi sanitasi TTU hasilnya dilaporkan secara berkala kepada Dinas
kesehatan Kabupaten sesuai dengan format yang ada oleh petugas sanitasi puskesmas.
LEMBAR PENGESAHAN
Tanggal Efektif :
Nomor Revisi :
I. PENDAHULUAN
Adanya kasus keracunan makanan yang berasal dari TPM karena keadaan hygiene
dan sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang kurang baik.
- TATA NILAI
H : Heman
Setiap kegiatan yang dilaksanakan selalu dilandasi kasih sayang
A : Amanah
Setiap kegiatan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab
T : Tertib
Setiap petugas dalam melaksanakan kegiatan harus sesuai prosedur diantaranya
mencatatdan melaporkan insiden kejadian yang terjadi di laboratorium
I : Ikhlas
Memberikan pelayanan dan penanganan kepada pasien tanpa pamrih
Kegiatan inspeksi sanitasi TPM dilakukan di luar gedung puskesmas, sarana TPM
yang di periksa adalah yang berada di wilayah binaan Puskesmas, dilakukan sendiri oleh
petugas sanitasi puskesmas sesuai dengan lembar cecklis TPM.
VII. SASARAN
Inspeksi sanitasi TPM dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah dibuat pada jam kerja
yang dilakukan diluar gedung puskesmas.
Kegiatan Inspeksi sanitasi TPM hasilnya dilaporkan secara berkala kepada Dinas
kesehatan Kabupaten sesuai dengan format yang ada oleh petugas sanitasi puskesmas.
Tanggal Efektif :
Nomor Revisi :
I. PENDAHULUAN
H : Heman
Setiap kegiatan yang dilaksanakan selalu dilandasi kasih sayang
A : Amanah
Setiap kegiatan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab
T : Tertib
Setiap petugas dalam melaksanakan kegiatan harus sesuai prosedur diantaranya
mencatatdan melaporkan insiden kejadian yang terjadi di laboratorium
I : Ikhlas
Memberikan pelayanan dan penanganan kepada pasien tanpa pamrih
Kegiatan inspeksi sanitasi rumah sehat dilakukan di luar gedung puskesmas, sarana
rumah sehat yang di periksa adalah yang berada di wilayah binaan Puskesmas, dilakukan
sendiri oleh petugas sanitasi puskesmas sesuai dengan lembar cecklis rumah sehat.
VII. SASARAN
Rumah yang berada di wilayah binaan Puskesmas.
Inspeksi sanitasi rumah sehat dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah dibuat pada
jam kerja yang dilakukan diluar gedung puskesmas.
Kegiatan Inspeksi sanitasi rumah sehat hasilnya dilaporkan secara berkala kepada
Dinas kesehatan Kabupaten sesuai dengan format yang ada oleh petugas sanitasi
puskesmas.
Tanggal Efektif :
Nomor Revisi :
KERANGKA ACUAN
PEMBINAAN DAN PEMERIKSAAN SARANA AIR BERSIH (SAB)
UPTD PUSKESMAS CARINGIN
I. PENDAHULUAN
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air
yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Kegiatan inspeksi SAB dilakukan di luar gedung puskesmas, sarana rumah sehat
yang di periksa adalah yang berada di wilayah binaan Puskesmas, dilakukan sendiri oleh
petugas sanitasi puskesmas sesuai dengan lembar cecklis rumah sehat.
VII. SASARAN
Inspeksi sanitasi sarana air bersih dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah dibuat
pada jam kerja yang dilakukan diluar gedung puskesmas.
Kegiatan Inspeksi sanitasi sarana air bersih hasilnya dilaporkan secara berkala
kepada Dinas kesehatan Kabupaten sesuai dengan format yang ada oleh petugas sanitasi
puskesmas.
Tanggal Efektif :
Nomor Revisi :
KERANGKA ACUAN
PEMBINAAN DAN PEMERIKSAAN SARANA JAMBAN KELUARGA (JAGA)
UPTD PUSKESMAS CARINGIN
I. PENDAHULUAN
Masalah kesehatan yang timbul terutama disebabkan oleh lingkungan yang kurang
memenuhi syarat kesehatan yang mencakup tentang penyediaan air bersih, jamban
keluarga dan saluran pembuangan air limbah. Dengan kurangnya penyediaan air bersih,
jamban keluarga dan saluran pembuangan limbah yang tidak memenuhi syarat kesehatan
dapat menimbulkan berbagai penyakit salah satu diantaranya adalah kejadian diare.
E : Edukasi
Setiap pasien mendapatkan informasi dan edukasi akan pelayanan yang dibutuhkan
H : Heman
Setiap kegiatan yang dilaksanakan selalu dilandasi kasih sayang
A : Amanah
Setiap kegiatan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab
T : Tertib
Setiap petugas dalam melaksanakan kegiatan harus sesuai prosedur diantaranya
mencatatdan melaporkan insiden kejadian yang terjadi di laboratorium
I : Ikhlas
Memberikan pelayanan dan penanganan kepada pasien tanpa pamrih
VII. SASARAN
Inspeksi sarana Sarana Jamban Keluarga dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah
dibuat pada jam kerja yang dilakukan diluar gedung puskesmas.
IX. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Tanggal Efektif :
Nomor Revisi :
KERANGKA ACUAN
PEMBINAAN DAN PEMERIKSAAN SALURAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH (SPAL)
UPTD PUSKESMAS CARINGIN
I. PENDAHULUAN
Masalah kesehatan yang timbul terutama disebabkan oleh lingkungan yang kurang
memenuhi syarat kesehatan yang mencakup tentang penyediaan air bersih, jamban
keluarga dan saluran pembuangan air limbah. Dengan kurangnya penyediaan air bersih,
jamban keluarga dan saluran pembuangan limbah yang tidak memenuhi syarat kesehatan
dapat menimbulkan berbagai penyakit salah satu diantaranya adalah kejadian diare.
E : Edukasi
Setiap pasien mendapatkan informasi dan edukasi akan pelayanan yang dibutuhkan
H : Heman
Setiap kegiatan yang dilaksanakan selalu dilandasi kasih sayang
A : Amanah
Setiap kegiatan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab
T : Tertib
Setiap petugas dalam melaksanakan kegiatan harus sesuai prosedur diantaranya
mencatatdan melaporkan insiden kejadian yang terjadi di laboratorium
I : Ikhlas
Memberikan pelayanan dan penanganan kepada pasien tanpa pamrih
VII. SASARAN
Sarana Saluran Pembuangan Air Limbah yang berada di wilayah binaan Puskesmas.
Tanggal Efektif :
Nomor Revisi :
KERANGKA ACUAN
KUNJUNGAN PASIEN BERBASIS LINGKUNGAN (PBL)
UPTD PUSKESMAS CARINGIN
I. PENDAHULUAN
Kunjungan lapangan/ rumah pasien barbasis lingkungan sebagai tindak lanjut dari
pasien yang di rujuk ke klinik sanitasi. Sesuai dengan jadwal yang telah disepakati antara
pasien atau keluarganya dengan petugas sanitasi.
T : Tertib
Setiap petugas dalam melaksanakan kegiatan harus sesuai prosedur diantaranya
mencatatdan melaporkan insiden kejadian yang terjadi di laboratorium
I : Ikhlas
Memberikan pelayanan dan penanganan kepada pasien tanpa pamrih
Kegiatan kunjungan PBL dilaksankan di luar gedung puskesmas. Pasien PBL yang
berkunjung ke klinik sanitasi membuat kesepakatan dengan petugas sanitasi untuk jadwal
kunjungan. Petugas melakukan pengamatan/ pemeriksaan lingkungan dan prilaku setelah
itu menyimpulkan masalah dan petugas memberikan saran tindak lanjut kepada pasien/
keluarga.
VII. SASARAN
Pasien menderita penyakit yang diduga kuat berkaitan dengan faktor lingkungan.
Seluruh kegiatan knjungan PBL dan hasilnya dilaporkan secara berkala kepada
Dinas kesehatan Kabupaten sesuai dengan format yang ada oleh petugas sanitasi
puskesmas.
Tanggal Efektif :
Nomor Revisi :
I. PENDAHULUAN
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit ini termasuk penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes
albopictus. Aedes aegypti lebih berperan dalam penularan penyakit ini, karena hidupnya di
dalam dan di sekitar rumah, sedangkan Aedes albopictus di kebun, sehingga lebih jarang
kontak dengan manusia (Depkes RI , 1992 ). Timbulnya mendadak dan banyak
mengakibatkan kematian bagi penderitanya, sehingga tidak mengherankan bila adanya
penyakit ini menimbulkan keresahan bagi masyarakat.
Wabah pertama terjadi pada tahun 1780 – an secara bersama di Asia, Afrika dan
Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada 1779. Wabah besar global
dimulai di Asia Tenggara pada 1950 –an dan hingga 1975. Penyakit DBD muncul pertama
kali pada tahun 1953 di Filipina, di Indonesia dilaporkan pertama kali tahun 1968 di Surabaya
dengan jumlah kasus 58 orang, 24 dian taranya meninggal (CFR = 41,32).
Penyakit. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
kesehatan lingkungan yang cenderung meningkat jumlah penderita dan semakin luas daerah
penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk.
Sampai saat ini penyakit DBD belum ada vaksin pencegahnya dan obatnyapun juga
masih diusahakan. Satu-satunya cara efektif adalah mencegah dan menanggulanginya
dengan cara memberantas nyamuk penularnya.
Nyamuk Aedes Aeggepti berkembang biak di tempat penampungan air bersih seperti
bak mandi, tempayan, ban bekas, kaleng bekas dan lain-lain. Nyamuk ini mampu hidup pada
ketinggian sampai 1000 m dari permukaa laut, suka hidup didaratan rendah yang
berpenghuni padat. Dari telur hingga dewasa mencapai kurang lebih 12 hari. Menggigit pada
pagi dan sore hari. Jarak terbang maksimal 100 m. Nyamuk jantan hidup mencapai 30 hari
yang betina mencapai 3 bulan. Nyamuk jantan menghisap sari buah-buahan, naymuk betina
menghisap darah manusia untuk mematangkan telurnya.
Setelah nyamuk betina menggigit orang sakit DBD, 7 hari kemudian virus DBD dalam
tubuhnya telah matang dan siap ditularkan kepada orang lain melalui gigitannya. Nyamuk
betina infektif dapat menularkan virus DBD seumur hidupnya.
Pemeriksaan jentik adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk
(tempat-tempat penampungan air) yang ada didalam rumah seperti bak mandi/WC, vas
bunga, tatakan kulkas, dll dan diluar rumah seperti talang ai, alas pot kembang, ketiak daun,
lubang pohon , pagar bambu.Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah
dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk melindungi masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat kondisi rumah
yang menjadi sarang berkembangbiaknya jentik nyamuk.
2. Tujuan Khusus
b. Diperolehnya data yang akurat mengenai kondisi jentik di lingkungan wilayah kerja
puskesmas Caringin.
VII. SASARAN
Seluruh kegiatan pemantauan jentik berkala dan hasilnya dilaporkan secara berkala
kepada Dinas kesehatan Kabupaten sesuai dengan format yang ada oleh petugas sanitasi
puskesmas.
Tanggal Efektif :
Nomor Revisi :
I. PENDAHULUAN
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disebut sebagai STBM adalah
pendekatan untuk merubah perilaku hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan
masyarakat dengan metode pemicuan.
Sanitasi Total adalah kondisi ketika suatu komunitas :
1. Tidak Buang Air Besar (BAB) sembarangan
2. Mencuci tangan pakai sabun
3. Mengelola air minum dan makanan yang aman
4. Mengelola sampah dengan benar
5. Mengelola Limbah Cair rumah tangga dengan aman
Buruknya kondisi sanitasi merupakan salah satu penyebab kematian anak dibawah
3 tahun yaitu sebesar 19% atau sekitar 100.000 anak meninggal karena diare setiap
tahunnya dan kerugian ekonomi diperkirakan sebesar 2,3% dari produk Domestik Bruto
(Studi World Bank, 2007).
Berdasarkan Studi Basic Human Services (BHS) di Indonesia tahun 2006, perilaku
masyarakat dalam mencuci tangan adalah :
1. Setelah buang air besar 12%
2. Setelah membersihkan tinja bayi dan balita 9%
3. Sebelum makan 14%
4. Sebelum memberi makan bayi 7%
5. Sebelum menyiapkan makanan 6%
Sementara studi BHS lainnya terhadap perilaku pengelolaan air minum rumah tangga
menunjukkan 99,20% merebus air untuk mendapatkan air minum, tetapi 47,50% dari air
tersebut masih mengandung E.Coli. Kondisi tersebut berkontribusi terhadap tingginya angka
kejadian diare di Indonesia. Kondisi seperti ini dapat dikendalikan melalui intervensi terpadu
melalui pendekatan sanitasi total. Hal ini dibuktikan melalui hasil studi WHO tahun 2007 yaitu
kejadian diare menurun 32% dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi
dasar, 45% dengan perilaku mencuci tangan pakai sabun, dan 39% perilaku pengelolaan air
minum yang aman di rumah tangga. Sedangkan dengan mengintegrasikan ketiga perilaku
tersebut, kejadian diare menurun sebesar 94%.
III. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Meningkatnya jumlah desa/kelurahan di provinsi Lampung yang bebas dari buang air
besar sembarangan.
b. Tujan Khusus
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap perubahan perilaku hiegine sanitasi
lingkungan terutama dalam hal buang air besar pada tempatnya.
VII. SASARAN
Seluruh kegiatan pemantauan jentik berkala dan hasilnya dilaporkan secara berkala
kepada Dinas kesehatan Kabupaten sesuai dengan format yang ada oleh petugas sanitasi
puskesmas.
Pencatatan dilakukan dengan laporan ke dinas kesehatan setiap sebulan sekali dan
dievaluasi pada akhir tahun.