You are on page 1of 7

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PENERAPAN

IDENTIFY PATIENT CORRECLY DI RSUP RATATOTOK BUYAT


KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

Anggriani Bantu
Mulyadi
Hendro Bidjuni

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi
Email: anggriin@gmail.com

Abstract: Patient safety is a system that focused on improving the quality of health services.
Focus about this patient safety is motivate by a high rate of incidence of the adverse event in
hospital. And one of the adverse event was caused by an error in identifying patients
correctly. In an effort to build patient safety requires a commitment that influenced by
knowledge of nurses and a nurse must implemented the best knowledge who nurses have. The
purpose of this research to analyze the relationship between the knowledge of nurses with the
implementation of identify patient correctly in Ratatotok Buyat general hospital center. The
design of this research is descriptif analitic with approximation cross sectional. The research
fulfiled on august 2014 in RSUP Ratatotok Buyat with 48 sample. The result of this research
is counted used chi-square test and get p = 0,012 (α<0,05), that meaningless H0 refused. The
conclusion of this research is found a relationship between knowledge of nurses with the
implementation of identify patient correctly in Ratatotok Buyat general hospital center South-
East Minahasa regency. The suggestion for hospitals in order to create a policy for patient
identification bracelet or mounting board patient identity so that in the future may be more
qualited hospitals in the prevention process of adverse event.

Key Word : Knowledge, Implementation of Identify Patient Correctly


Bibliography : 19 books, 21 journals (1997-2014).

Abstrak: Patient Safety (keselamatan pasien) merupakan suatu sistem yang difokuskan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Fokus tentang keselamatan pasien ini didorong oleh
masih tingginya angka Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)/ Adverse Event di rumah sakit.Dan
salah satu KTD diakibatkan oleh masih adanya kesalahan dalam mengidentifikasi pasien
secara benar.Dalam upaya membangun keselamatan pasien memerlukan komitmen yang di
pengaruhi oleh pengetahuan perawat dan seorang perawat harus menerapkan pengetahuan
terbaik yang dimilikinya.Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan pengetahuan
perawat dengan penerapan identify patient correctly di RSUP Ratatotok Buyat. Desain
penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian
dilaksanakan pada bulan agustus 2014 di RSUP Ratatotok Buyat dengan 48 sampel.Hasil
penelitian dihitung dengan menggunakan Uji Chi-square dan diperoleh p = 0,012 (α 0,05),
yang berarti H0 ditolak. Kesimpulan terdapat hubungan antara pengetahuan perawat dengan
penerapan identify patient correctly di RSUP. Ratatotok Buyat Kabupaten Minahasa
Tenggara. Saran bagi rumah sakit agar dapat membuat kebijakan untuk pemasangan gelang
identitas pasien atau papan identitas pasien secara menyeluruh agar kedepannya nanti rumah
sakit dapat lebih berkualitas dalam proses pencegahan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD).

Kata Kunci : Pengetahuan, Penerapan Identify Patient Correctly.


Daftar Pustaka : 19 Buku, 21 jurnal (1997-2014).

1
PENDAHULUAN Laporan Insiden Keselamatan
Pasien di Indonesia berdasarkan
Memasuki era globalisasi dan jenisnya dari 145 insiden yang
persaingan bebas, diperlukan dilaporkan didapatkan KNC sebanyak
peningkatan mutu dalam segala bidang, 69 kasus (47,6%), KTD sebanyak 67
salah satunya melalui akreditasi Rumah kasus (46,2%), dan lain-lain sebanyak 9
Sakit menuju kualitas pelayanan kasus (6,2%). Walaupun telah ada
Internasional. Dalam hal ini laporan insiden yang diperoleh,
Kementerian Kesehatan RI khususnya perhitungan kejadian yang berhubungan
Direktorat Jenderal Bina Upaya dengan keselamatan pasien masih
Kesehatan memilih dan menetapkan sangat terbatas (Lumenta, 2008).
sistem akreditasi yang mengacu pada Pada penelitian sebelumnya oleh
standar Joint Commission International Ginting (2014), tentang hubungan
(JCI) yang setelah diidentifikasi, pengetahuan dan kemampuan perawat
diperoleh standar yang paling relevan dengan penerapan standar JCI tentang
terkait dengan mutu pelayanan rumah keselamatan pasien, dari hasil penelitian
sakit yaitu Internasional Patient Safety menunjukkan pengetahuan perawat di
Goals (sasaran internasional IGD RSUP. H. Adam Malik ada pada
keselamatan pasien) rumah sakit yang kategori kurang sebesar 50,8%.
meliputi 6 indikator, salah satunya Sesuai hasil survey data awal
adalah identify patient correctly melalui wawancara dari beberapa pasien
(Kemenkes RI, 2011). yang pernah masuk di RSUP. Ratatotok
Sejak tahun 2012, akreditasi RS Buyat, bahwa perawat-perawat cukup
mulai beralih dan berorientasi pada baik dalam melakukan pelayanan
paradigma baru dimana penilaian keperawatan. Namun sesuai hasil
akreditasi didasarkan pada pelayanan observasi di RSUP. Ratatotok Buyat,
berfokus pada pasien.Keselamatan baik di Instalasi Gawat Darurat,
pasien menjadi indikator standar utama Instalasi Rawat Inap, VIP, Instalasi
penilaian akreditasi baru yang dikenal Kebidanan dan Kandungan, bahwa
dengan Akreditasi RS versi 2012 pemasangan gelang identitas pasien
(Dirjen Bina Upaya Kesehatan, 2012). belum diterapkan dan masih terdapat
Keselamatan pasien merupakan beberapa perawat yang masih lupa
suatu sistem yang difokuskan untuk dalam mengidentifkasi nama pasien
meningkatkan mutu pelayanan terlebih dahulu sebelum melakukan
kesehatan.Fokus tentang keselamatan tindakan keperawatan yang bisa
pasien ini didorong oleh masih berakibat munculnya masalah resiko
tingginya angka Kejadian Tidak salah pasien.
Diharapkan (KTD)/Adverse Event Oleh karena itu, peneliti tertarik
dirumah sakit baik secara global untuk meneliti kembali mengenai
maupun nasional (KKP-RS 2006). pengetahuan perawat tentang identify
World Health Organization (WHO) patient correctly dan penerapannya
pada tahun 2004 mengumpulkan sesuai dengan Standar Operasional
angka–angka penelitian rumah sakit di Prosedur dari RSUP Ratatotok Buyat
berbagai Negara : Amerika, Inggris, tersebut. Namun peneliti ingin
Denmark, dan Australia, ditemukan mengkhususkan penelitian ini pada
KTD dengan rentang 3.2 – 16,6%. sasaran internasional yang pertama
Dengan data-data tersebut, berbagai yaitu identify patient correctly
negara segera melakukan penelitian dan (mengidentifikasi pasien dengan benar).
mengembangkan Sistem Keselamatan
(Depkes RI, 2006).

2
TUJUAN PENELITIAN RSUP.Ratatotok Buyat sedangkan data
sekunder adalah data yang diperoleh dari
1. Teridentifikasi tingkat pengetahuan beberapa pasien yang pernah masuk di
perawat tentang identify patient RSUP Ratatotok Buyat.Pengumpulan data
correctly. untuk memperoleh data kualitatif tentang
2. Teridentifikasi penerapan identify pengetahuan perawat yaitu dengan cara
patient correctly yang diterapkan membagikan kuesioner kepada perawat
oleh perawat di RSUP. Ratatotok yang menjadi sampel dalam penelitian.
Buyat. Sedangkan pengumpulan data untuk
3. Teranalisis hubungan pengetahuan mengidentifikasi penerapan identify patient
perawat dengan penerapan identify correctly yaitu dengan cara mengobservasi
patient correctly di RSUP. melalui kuesioner observasi checklist oleh
Ratatotok Buyat. peneliti.
Selanjutnya dari data yang telah
METODE PENELITIAN terkumpul dilakukan pengolahan data yang
dilakukan melalui tahap editing
Desain penelitian yang akan (pemeriksaan kembali), koding
digunakan dalam penelitian ini adalah (pengkodean), entry data (pemasukan data),
deskriptif analitik dengan pendekatan cross cleaning (pembersihan data).
sectional (potong lintang), dimana variabel Analisis Univariat untuk
independen dan variabel dependen di mengetahui distribusi frekuensi dan
kumpulkan pada saat bersamaan. Penelitian proporsi masing-masing variabel yang
ini dilaksanakan di RSUP.Ratatotok Buyat diteliti. Analisis Bivariat adalah analisa
yang terletak di desa Ratatotok Kabupaten yang digunakan untuk melihat hubungan
Minahasa Tenggara,yang dimulai dari antara variabel bebas (pengetahuan perawat
tanggal 1 Agustus sampai pada tanggal 21 tentang patient safety : identify patient
Agustus 2014.Sampel dalam penelitian ini correctly) dengan variabel terikat
berjumlah 48 orang perawat yang diambil (penerapan patient safety : identify patient
dengan menggunakan teknik Total correctly). Untuk melihat hubungan antara
sampling dan sesuai dengan kriteria inklusi dua variabel kategorik tersebut maka
dan eksklusi yang telah di tentukan. digunakan Uji Chi squarepada tingkat
Instrumen atau alat pengumpulan kemaknaan 95% ( 0,05)atauinterval
data yang digunakan dalam penelitian
kepercayaan p 0,05.
dengan variabel independent “pengetahuan
Etika penelitian bertujuan untuk
perawat” yaitu berupa kuesioner dengan
menjaga kerahasiaan identitas responden.
menggunakan skala “Guttman”, yang
Etika dalam penelitian ini yaitu Informed
terdiri dari 7 pernyataan positif dan 3
Consent (lembar persetujuan), Anonimity
pernyataan negative dengan dua pilihan
(tanpa nama), dan Confidentialy
jawaban “Benar” dan “Salah”. Untuk
(kerahasiaan).
variabel dependent “penerapan” yakni
berupa kuesioner observasi checklist
HASIL PENELITIAN
dengan menggunakan skala yang sama
1. Analisis Univariat
yaitu skala “Guttmen”, yang terdiri dari 5
Tabel.1 Distribusi Berdasarkan Umur
pertanyaan dengan dua pilihan jawaban
yaitu Ya (jika dilakukan) dan Tidak (jika Umur n %
tidak dilakukan) dengan memberi tanda 21 - 30 Tahun 40 83.3
checklist (√) oleh peneliti pada kolom yang
disediakan. 31 - 40 Tahun 8 16.7
Data primer adalah data yang
diperoleh langsung dari perawat yang ada di Total 48 100.0
Sumber : Data Primer, 2014

3
Tabel.2 Distribusi Berdasarkan Tabel.6 Uji Hubungan Dua variabel
Pendidikan Terakhir antara Pengetahuan Perawat
Pendidikan dengan Penerapan Identify
n % Patient Correctly
Terakhir
DIII 45 93.8 Penerapan
Total OR P
S1 3 6.3 Tdk
Diterapkan
diterapkan
Total 48 100.0 n % N % n %
Pengetahuan
Sumber : Data Primer, 2014
Baik 23 63.9 13 36.1 36 100.0

Tabel.3 Distribusi Berdasarkan Masa 8,846 0,012


2 16.7 10 83.3 12 100.0
Kerja Kurang

Masa Kerja n % 25 52.1 23 47.9 48 100.0


Total
2 Tahun 21 43.8 Sumber : Data Primer, 2014

3 Tahun 4 8.3 PEMBAHASAN


4 Tahun 12 25.0 A. Karakteristik Responden

5 Tahun 11 22.9 Berdasarkan karakteristik umur,


perawat umur 21-30 tahun lebih banyak
Total 48 100.0 yaitu berjumlah 40 orang perawat
Sumber : Data Primer, 2014 (83,3%)dibandingkan dengan perawat umur
31-40 tahun yang berjumlah 8 orang
Tabel.4 Distribusi Berdasarkan perawat (16,7%). Hasil penelitian ini sesuai
Pengetahuan Identify Patient dengan keadaan sebenarnya bahwa 60%
Correctly perawat pelaksana yang bekerja dirumah
sakit berusia rentang produktif yang
Pengetahuan n % berkisar 20-40 Tahun (Shawky, 2010).
Baik 36 75.0 Pendidkan merupakan suatu faktor
yang menentukan dalam mendapatkan
Kurang 12 25.0 pengetahuan. Berdasarkan karakteristik
pendidikan terakhir, perawat yang
Total 48 100.0 berpendidikan DIII lebih banyak yaitu
Sumber : Data Primer, 2014 berjumlah 45 orang perawat (93,8%),
dibandingkan dengan perawat
Tabel.5 Distribusi Berdasarkan berpendidikan S1 yang hanya berjumlah 3
Penerapan Identify Patient orang perawat (6,3%). Hasil penelitian ini
Correctly didukung oleh Soeroso (2003) yang
menyatakan lebih dari 60% perawat di
Penerapan n % Indonesia masih berpendidikan DIII.Sesuai
dengan hasil penelitian ini perawat yang
Diterapkan 25 52.1 berpendidikan S1, rata-rata memiliki
pengetahuan yang baik tentang identify
Tidak Diterapkan 23 47.9 patient correctly sedangkan yang
berpendidikan DIII masih terdapat beberapa
Total 48 100.0 perawat yang berpengetahuan kurang
Sumber : Data Primer, 2014 tentang identify patient correctly.Dan hasil
2. Analisis Bivariat penelitian ini didukung oleh Notoatmodjo

4
(2003) yang mengemukakan bahwa penelitian ternyata tindakan yang tidak
semakin tinggi tingkat pendidikan didasari pengetahuan yang baik, tidak akan
seseorang semakin tinggi pula tingkat menghasilkan hasil yang baik.
pengetahuannya dan semakin mudah
seseorang untuk memahami pengetahuan. B. Analisis Bivariat (Hubungan
Pengetahuan Perawat Dengan
Berdasarkan karakteristik masa Penerapan identify patient correctly)
kerja, perawat dengan masa kerja 2 Tahun
lebih banyak yaitu berjumlah 21 orang Berdasarkan hasil uji hubungan
perawat (43,8%), dan perawat dengan masa antara pengetahuan perawat dengan
kerja 3 Tahun adalah yang paling sedikit penerapan identify patient correctly dapat
yaitu berjumlah 4 orang perawat (8,3%). dilihat perawat berpengetahuan baik yang
Hal ini didukung oleh Siagian (1997) yang menerapkan prosedur identify patient
menyatakan bahwasemakin lama orang correctly yaitu berjumlah 23 orang perawat
bekerja dalam suatu organisasi maka (63,9%) dan yang tidak menerapkan
semakin tinggimotivasi kerjanya. proseduridentify patient correctly yaitu
berjumlah 13 orang perawat (36,1%).
Berdasarkan hasil penelitian jumlah Sedangkan perawat berpengetahuan kurang
perawat yang berpengetahuan baik tentang yang menerapkan prosedur patient safety
identify patient correctly lebih banyak yaitu yaitu berjumlah 2 orang perawat (16,7%),
dengan berjumlah 36 orang perawat dan yang tidak menerapkan prosedur
(75,0%), dibandingkan dengan perawat patient safety yaitu berjumlah 10 orang
yang berpengetahuan kurang perawat (83,3%).
tentangidentify patient correctly yaitu
berjumlah 12 orang perawat (25.0%).Hasil Sesuai dengan hasil analisis statistik
penelitian ini sejalan dengan teori yang di dengan perhitungan Uji Chi-square maka
kemukakan oleh Notoatmodjo (2007), diperoleh p = 0,012 lebih kecil dari =
bahwa pengetahuan merupakan hasil dari 0,05 (0,050). Dengan nilai OR (Odds Rasio)
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, 8,846. Nilai Odds Rasio bermakna bahwa
pengetahuan atau kognitif merupakan Pengetahuan baik tentangidentify patient
domain yang sangat tinggi untuk correctly berpeluang 8,846 kali
terbentuknya tindakan seseorang (over menyebabkan perawat menerapakanidentify
behaviour). patient correctly. Dengan demikian Ho
ditolak dan dapat ditarik kesimpulan bahwa
Berdasarkan hasil penelitian untuk terdapat hubungan antara pengetahuan
penerapan identify patient correctly, perawat dengan penerapan identify patient
perawat yang menerapakan prosedur correctly di RSUP Ratotok Buyat
identify patient correctly lebih banyak yaitu Kabupaten Minahasa Tenggara.
berjumlah 25 orang perawat (52,1%),
dibandingkan dengan perawat yang tidak Penelitian ini didukung oleh
menerapkan prosedur patient safety : beberapa jurnal terkait tentang hubungan
identify patient correctly yang berjumlah 23 pengetahuan perawat dengan penerapan
orang perawat (47,9%). Hal ini sesuai identify patient correctly. Dalam penelitian
dengan teori yang dikemukakan oleh sebelumnya oleh Bawelle (2013), terdapat
Notoadmojo (2007), bahwa pengetahuan hubungan antara pengetahuan perawat
merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi dengan pelaksanaan keselamatan pasien
setelah seseorang melakukan penginderaan (patient safety) di ruang rawat inap RSUD
terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan Liun Kendage Tahuna dengan (p=0,014).
ini merupakan hal yang dominan yang Pada penelitiannya yang mengemukakan
sangat penting untuk terbentuknya tindakan bahwa pengetahuan merupakan faktor
seseorang, dari pengalaman beberapa

5
penting dalam seseorang mengambil KESIMPULAN
keputusan.
1. Pengetahuan perawat di RSUP
Hasil penelitian lain yang juga Ratatotok Buyat sebagian besar
tentang hubungan pengetahuan perawat memiliki pengetahuan yang baik
dengan penerapan standar JCItentang mengenai identify patient correctly.
keselamatan pasien (patient safety) oleh 2. Penerapan tentang identify patient
Ginting (2014)yang menunjukkan ada correctly lebih dari setengah
hubungan yang signifikan antara variabel perawat di RSUP Ratatotok Buyat
pengetahuan perawat dengan penerapan telah menerapkan prosedur identify
standar JCI tentang keselamatan pasien patient correctly tersebut.
dengan hasil penelitian (p=0,001). 3. Terdapat hubungan antara
pengetahuan perawat dengan
Patient safety (keselamatan pasien) penerapan identify patient correctly
adalah suatu prosedur atau proses dalam di RSUP Ratatotok Buyat kabupaten
suatu rumah sakit yang memberikan Minahasa Tenggara.
pelayanan pasien yang lebih aman. Dimana
dipengaruhi oleh pengetahuan dan SARAN
penerapan dari perawat pelaksana yang
mengutamakan kepentingan dan 1. Bagi Akademik
keselamatan pasien.Prosedur patient safety Hasil penelitian diharapkan
ini sangat menjamin peningkatan mutu dari dapat bermanfaat bagi pihak
rumah sakit.Karena suatu rumah sakit dapat pendidikan untuk memberikan
dikatakan baik jika pelayanan untuk informasi dan pengembangan ilmu
keselamatan pasien juga sudah baik pengetahuan dibidang kesehatan
(Lestari, 2012). khususnya mengenai identify patient
correctly.
Hughes (2008) menyatakan bahwa 2. Bagi Rumah Sakit
langkah awal memperbaiki pelayanan yang Diharapkan pihak rumah sakit
berkualitas adalah keselamatan, sedang dapat membuat kebijakan untuk
kunci dari pelayanan bermutu dan aman pemasangan gelang identitas pasien
adalah membangun budaya keselamatan atau papan identitas pasien secara
pasien. Menurut Mitchell dalam Hughes menyeluruh agar kedepannya nanti
(2008), perawat merupakan kunci dalam rumah sakit dapat lebih berkualitas
pengembangan mutu melalui keselamatan dalam proses pencegahan Kejadian
pasien. Tidak Diharapkan (KTD).
3. Bagi Perawat
Dalam upaya membangun
Diharapkan kepada perawat
keselamatan pasien memerlukan komitmen
yang bertanggung jawab untuk
yang di pengaruhi oleh pengetahuan
dapat menerapkan prosedur identify
perawat. Perawat yang memiliki
patient correctlysesuai SOP dari
pengetahuan yang baik akan keselamatan
rumah sakit.
pasien pastinya memiliki sikap yang baik
4. Bagi Tenaga Kesehatan Lain
dalam meningkatkan mutu dalam pelayanan
Hasil penelitian ini diharapkan
kesehatan. Hal ini didukung oleh Majid A
bagi tenaga kesehatan yang lain
(2011) yang mengemukakan bahwa
mendapatkan masukan atau
pengetahuan merupakan pangkal dari sikap,
motivasi untuk lebih meningkatkan
sedangkan sikap akan mengarah pada
mutu pelayanan kesahatan yang
tindakan seseorang.
menjamin keselamatan pasien.

6
5. Bagi Peneliti Handbook for Nurse.
Diharapkan bagi peneliti http://www.proquest.com. Diunduh
selanjutnya dapat meneliti lebih Agustus 2014
lanjut mengenai patient safety yang Kemenkes RI., 2011, Standar Akreditas
di khususkan IPSG yang ke-5 (lima) Rumah Sakit, Kerjasama Direktorat
yaitu :Reduce the risk of health Jenderal Bina Upaya Kesehatan
care- associated infections Kementerian Kesehatan Republik
(mengurangi resiko infeksi akibat Indonesia dengan Komisi Akreditasi
perawatan kesehatan), namun Rumah Sakit (KARS), Jakarta.
dengan desain yang berbeda dan Komite Keselamatan Rumah Sakit (KKP-
yang lebih baik. RS) PERSI., 2006. Pedoman
Pelaporan Insiden Keselamatan
Pasien. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Lestari, 2012. Kitab Undang-Undang
tentang Kesehatan dan Kedokteran,
Bawelle, S.C., J.S.V, Sinolungan, R. Penerbit Bukubiru, Yogyakarta.
Hamel., 2013, Hubungan Lumenta, N.A, 2008. State of the art patient
Pengetahuan dan Sikap Perawat safety. Disampaikan pada workshop
dengan Pelaksanaaan Keselamatan Keselamatan Pasien dan Manajemen
Pasien (Patient Safety) di Ruang Resiko Klinis di RSAB Harapan
Rawat Inap RSUD Liun Kendage Kita pada tanggal 1-3 April 2008.
Tahuna, Program Studi Ilmu Jakarta: Tidak dipublikasikan.
Keperawatan Fakultas Kedokteran Majid A, et al., 2011. Keperawatan
Universitas Sam Ratulangi, ejournal Perioperatif. Edisi 1.Yogyakarta :
keperawatan (e-Kp) Volume 1. Goysen Publishing.
Nomor 1. Agustus 2013. Notoatmodjo, S., 2003.Pendidikan dan
Depkes RI., 2006. Undang-Undang Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT
Kesehatan Nomor 23 tahun 1992. Rineka Cipta.
Pustaka Widyatama.Yogyakarta. Notoatmodjo, S., 2007. Kesehatan
Dirjen Bina Upaya Kesehatan., 2012. Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta:
Kebijakan Pelayanan Instalasi Rieka Cipta.
Gawat Darurat di Rumah Sakit, Siagian, Sondang. 1997. Filsafat
Bulletin BUK Edisi I Tahun 2012, Administrasi. Jakarta : PT. Toko
Jakarta. Gunung Agung.
Ginting, D.S., 2014. Hubungan Soeroso, S., 2003. Manajemen Sumber
Pengetahuan dan Kemampuan Daya Manusia Di Rumah Sakit
Perawat dengan Penerapan Standar Suatu Pendekatan Sistem.
Joint Commission International EGC.Jakarta.
Tentang Keselamatan Pasien Di Swasky, S., 2007. Could employment based
Instalasi Gawat Darurat RSUP. H. targeting approach save Egypt ini
Adam Malik Medan. Program Studi moving toward a social health
S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat insurance models. EMHJ (East
Fakultas Kesehatan Masyarakat Mediteranian Health
Universitas Sumatera Utara, Journal).WHO for Mediterranian
ejournal kesehatan USU Country..http://www.emro.who.int/
Repository. Publicat ions/EMHJ. Diakses 10 Juli
http://repository.usu.ac.id/handle/12 2013.
3456789/40684
Hughes, G., H. 2008. Patient safety and
quality: an Evidance Based

You might also like