Professional Documents
Culture Documents
kesatuan ekosistem yang dibatasi oleh pemisah topografis dan berfungsi sebagai
pengumpul, penyimpan dan penyalur air, sedimen, unsur hara melalui sistem
hujan di daerah tersebut, maka air hujan yang turun akan mengalir ke sungai-
kecil disebut Catchment Area adalah suatu wilayah daratan yang dibatasi oleh
menyimpan dan mengalirkan curah hujan yang jatuh di atasnya ke alur-alur sungai
dan terus mengalir ke anak sungai dan ke sungai utama, akhirnya bermuara ke
para ahli. Linsley dkk., (1980) DAS adalah keseluruhan daerah yang diatus oleh
sistem sungai sehingga seluruh aliran dan daerah tersebut dikeluarkan melalui
outlet tunggal. Brooks dkk., (1990) DAS merupakan suatu areal atau daerah yang
dibatasi oleh bentuk topografi yang didrainasi oleh suatu sistem aliran yang
membentuk suatu sungai yang melewati titik out-let dan total area di atasnya.
River basin adalah serupa dengan watershed tetapi mencakup sekala yang luas
yang bentuk dan sifat alamnya sedemikian rupa sehingga merupakan satu
kesatuan dengan sungai dan anak sungainya yang melalui daerah tersebut dalam
fungsinya untuk menampung air yang berasal dan curah hujan dan sumber air
lainnya, penyimpanannya serta pengalirannya dihimpun dan ditata berdasarkan
adalah salah satu wilayah daratan yang menerima air hujan, menampung dan
mengalirkannya melalui sungai utama ke laut/ danau. Satu DAS dipisahkan dan
wilayah lain disekitamya (DAS-DAS lain) oleh pemisah alam topografi, seperti
menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke
laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di
laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.
Sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di
dalamnya. Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah
permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air
hujan, dan air laut yang berada di darat. Air permukaan adalah semua air yang
terdapat pada permukaan tanah. Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan
terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah. Daya air adalah potensi
yang terkandung dalam air dan/atau pada sumber air yang dapat memberikan
lingkungannya.
C. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Kata pengelolaan banyak digunakan dalam berbagai bidang keilmuan. Kita
juga mengenal pengelolaan yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan atau tata-
guna lahan seperti pengelolaan hutan produksi, pengelolaan bidang pertanian,
manipulasi dan sistem alam dan suatu DAS untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu
pada suatu DAS untuk menyediakan barang-barang dan jasa yang diinginkan
tanpa merusakan sumberdaya tanah dan air. Termaktup dalam konsep tersebut
adalah adanya pengenalan dalam keterkaitan antara tataguna lahan, tanah dan air;
b. Tiga (3) Ciri – ciri DAS Jika Sasaran Pengelolaan DAS Tercapai ?
1. Dengan semakin banyaknya pabrik-pabrik industri (terutama tekstil), maka
dalam hal ini kaidah konservasi tanah dan air dapat dijalankan secara sinkron
?
Berikut adalah germofologi das dalam mermometrik
Morfometrik DAS
untuk menyatakan keaadaan jaringan alur sungai secara kuantitatif. Sifat yang
khas dari suatu DAS dapat dilihat dari morfometri DASnya. Morfometri DAS
adalah pengukuran bentuk dan pola DAS yang dapat dilihat dari suatu peta.
Pratomo, 2006:76).
hasil analisis morfometri. Berikut ini adalah Karakteristik dari morfometrik Sub-
DAS yaitu:
1. Panjang Sungai (Stream Lenght)
Panjang sungai utama adalah jarak dari outlet ke batas DAS yang diukur
sepanjang saluran aliran utama. Semakin panjang sungai utama maka, jarak antara
tempat jatuhnya hujan dengan outlet semakin besar. Sehingga waktu yang
diperlukan air hujan untuk mencapai outlet lebih lama (Sudarsono dan Takeda,
2003).
terdapat induk sungai dalam suatu DAS. Berdasarkan metode Strahler, alur sungai
paling hulu yang tidak mempunyai cabang disebut dengan orde pertama,
pertemuan antar orde disebut orde kedua, dan seterusnya [ CITATION Str64 \l
1057 ].
Strahler, 1964)
3. Pola Aliran
Macam-macam bentuk aliran dicirikan pada kondisi yang dilewati oleh
sungai tersebut. Bentuk pola aliran yang bisa dijumpai ada tujuh jenis, diantanya
sejajar.
5 Annular Sungai utama melingkar dengan sungai yang
yang dijadikan tanda pola aliran tersebut. Untuk lebih jelasnya masing-masing
semakin besar nilai kerapatan aliran semakin baik sistem pengairan di daerah
tersebut. Artinya semakin besar jumlah air larian total (semakin kecil infiltrasi)
Stream frequency atau disebut juga frekuensi aliran adalah jumlah aliran
persatuan luas. Nilai kepadatan drainase dan frekuensi arus untuk drainase kecil
dan besar tidak langsung dibandingkan, karena setiap daerah drainase memiliki
air di atas tanah sebelum terkonsentrasi pada aliran pasti ke dalam saluran
(Horton, 1945).
7. Elongation ratio
yaitu membagi luas DAS terhadap panjang sungai utama. Semakin tinggi nilai
nisbah memanjang dari suatu DAS, maka akan semakin lambat laju aliran
permukaan air sehingga semakin lambat juga konsentrasi air yang terbentuk
8. Circulation ratio
dengan membagi luas dengan keliling DAS. Semakin tinggi nilai nisbah
membulat dari suatu DAS, maka akan semakin cepat aliran permukaan air
Sch56 \l 1057 ].
9. Relief ratio
mengakibatkan waktu yang diperlukan pada saat pengumpulan air menjadi lebih
singkat hal ini juga berpengaruh terhadap terjadinya erosi [ CITATION Sch56 \l
1057 ].
DAS Varattaru, India. Menggunakan bantuan open source dan data penginderaan
D = L/A
Sebuah DAS yang tersusun dari percabangan dua sub-DAS yang cukup
besar di bagian hulu, tetapi menyatu di bagain hilirnya. Masing-masing sub-
DAS tersebut dapat memiliki karakteristik yang berbeda. Dan ketika terjadi
hujan di Kedua sub-DAS tersebut secara bersamaan, maka akan berpotensi
terjadi banjir yang relative besar.
5 . Jelaskan Respon Penggunaan Lahan hutan dan padang alang – alang
tersebut apabila dikatkan dengan aliran permukaan dan infiltrasi dengan
asumsi bahwa curah hujan tanah dan jenis tanah sama terletak pada
kemiringan lahan berbukit/miring (15-39)%.
Bentuk lahan (landform) menguraikan tentang jenis-jenis terain khusus dan
yang mudah untuk identifikasi di foto udara menggunakan bentang lahan dan
karakteristik lahan yang lain, misalnya bentuk lahan yang bergunung akan
gambaran tentang kondisi yang datar dengan drainase yang kurang baik,
Pada skala detil misalnya, bentuk lahan bukit (hill) dapat dirinci lagi menjadi
puncak bukit, lereng atas, lereng tengah atau lereng bawah. Sedangkan skala
tinjau cukup disajikan bukit saja. Pada perisalahan hutan, skala yang digunakan
adalah skala semi detil didukung dengan foto udara skala 1 : 50 000 atau lebih
dipengaruhi oleh arah lereng, karena perbedaan arah lereng akan mempengaruhi
pertanian. Dalam buku ini, klasifikasi yang digunakan adalah klasifikasi di sektor
kehutanan.
Untuk survei sumber daya lahan tingkat detil, informasi tambahan tentang
jenis tanah akan selalu berkaitan dengan karakteristik fisik lahannya. Cara
demikian apabila suatu lahan mempunyai jenis tanah Entisol, maka kedalaman
tanah tersebut umumnya dangkal, sedangkan tanah Vertisol hanya bisa terjadi
Pada umumnya peta tanah yang ada mempunyai skala kecil (1 : 100 000 atau 1:
250 000) hanya lokasi-lokasi tertentu saja yang dipetakan secara detil. Hal ini
disebabkan adanya proyek khusus yang besar. Namun demikian informasi yang
diperoleh dari peta tetap bisa dimanfaatkan terutama deskripsi profil tanahnya.
Dengan berbekal pengetahuan dari deskripsi profil tanah pada peta tanah, maka
peta tanah dengan hasil survei yaitu batas tiap jenis tanah .
Erosi merupakan pembatas utama dari penggunaan lahan yang
dan tingkat erosi serta prosentase luasan tererosi pada satuan peta sehingga upaya
menunjukkan bahwa erosi biasanya terjadi cukup besar pada saat awal
Parameter ini sangat dinamis, karena kondisi erosi bisa berubah drastis
setiap waktu. Oleh karena itu perlu dicatat bahwa informasi jenis dan tingkat erosi
hasil perisalahan adalah kondisi pada saat dilakukan survei lapangan. Pembaruan
air. Sedangkan erosi angin, walaupun ada, tidak begitu banyak terjadi di
Indonesia. Secara umum dikenal empat jenis erosi tanah oleh air, yaitu erosi
permukaan/lembar (sheet erosion), erosi parit (rill erosion), erosi jurang (gully
erosion), erosi tebing sungai (streambank erosion) dan erosi longsoran (landslide
erosion). Pembagian tingkat erosi dilakukan secara kualitatif, yaitu diabaikan,
datar. Dalam kaitannya dengan aspek tanaman, erosi juga akan banyak terjadi di
lahan yang terbuka setelah penebangan sebelum adanya semak. Perlu dicatat pula
terjadinya erosi, akibat adanya pengolahan tanah. Pada dasarnya setiap tanah
mempunyai tingkat kepekaan yang berbeda terhadap erosi, tergantung dari sifat
fisik dan batuan pembentuknya. Dengan demikian maka kondisi erosi selain
terkait dengan bentuk lahan juga terkait dengan sifat tanah dan tipe batuan.
Analisi nasir iklim yang dibahas dalam kesempatan ini hanya curah hujan,
orografis. Akibatnya pola hujan dan distribusi hujan antar petak dapat sangat
berlainan. Oleh karena itu diperlukan beberapa stasiun hujan pada satu bagian
Pengalaman lapangan menunjukkan bahwa antar petak dalam satu bagian bisa
mempunyai pola dan curah hujan yang berbeda tergantung elevasi dan arah
lerengnya.
Fenomena perbedaan pola hujan antar petak juga merupakan bukti
keterkaitan iklim mikro, dalam hal ini curah hujan, dengan kondisi fisik lahan
terutama bentuk lahan, kemiringan lereng dan arah lereng. Dengan demikian
informasi hujan dapat dikaitkan dengan parameter yang lain. Informasi hujan
yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah: rata-rata curah hujan setahun dari data
10 tahun terakhir, jumlah bulan basah, jumlah bulan kering dan jumlah hari hujan
setiap bulannya.
Adapun penghambat yang digunakan adalah e (infiltrasi), , s (tanah), c
penghambat yang paling besar. Urutan prioritas penghambat tersebut adalah (dari
yang paling mudah diatasi) e – – s – c – g. Jadi apabila hasil klasifikasi dalam satu
unit lahan menunjukkan Klas 1, 2 dan 3, maka akan ditetapkan sebagai Klas 3s
DAFTAR PUSTAKA