You are on page 1of 12

4/10/2012

Modul 3
Rancangan Campuran Beton Normal
Metode SNI 03 2834 2000

Metode SNI 03-2834-2000 (identik dengan Metode DOE)


Langkah-langkah :
1. Tentukan nilai kuat tekan karakteristik beton yang direncanakan (fc’ atau σ’bk)
sesuai dengan syarat teknik atau yang dikehendaki oleh pemilik. Kuat tekan ini
ditentukan pada umur ..... hari (umumnya 28 hari), dengan kegagalan/cacat maksimum
...... % (biasanya 5%).

2. Tentukan nilai deviasi standar (Sr)


Nilai Sr diambil berdasarkan pengalaman dari pekerjaan sebelumnya yang serupa
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan, paling sedikit terdiri dari 30 hasil uji yang
berurutan atau dua kelompok hasil uji berurutan yang jumlahnya minimum 30 hasil uji
diambil dalam produksi selama jangka waktu tidak kurang dari 45 hari.

Bila data uji lapangan untuk menghitung deviasi standar tidak tersedia, maka bisa
diambil dari Tabel 3.

Isi pekerjaan Deviasi standar (Mpa)

Volume beton
Sebutan Baik sekali Baik Dapat diterima
(m3)

Kecil < 1000 4,5 < S < 5,5 5,5 < S < 6,5 6,6 < S < 8,5
Sedang 1000 – 3000 3,5 < S < 4,5 4,5 < S < 5,5 6,5 < S < 7,5
Besar > 3000 2,5 < S < 3,5 3,5 < S < 4,5 4,5 < S < 6,5

1
4/10/2012

3. Hitung nilai/margin, M = k.Sr dimana k = 1,64 untuk kegagalan/cacat maksimum 5%.

4. Hitung kuat tekan rata-rata yang direncanakan , f’cr = f’c + M


Dalam hal data Sr sulit diperoleh, nilai fcr harus diambil tidak kurang dari (fc’ + 12) MPa

5. Tetapkan jenis/tipe semen yang digunakan.

6. Tentukan jenis agregat halus dan agregat kasar yang digunakan, apakah alami atau
dipecah.

7. Tentukan faktor air-semen (fas) mengikuti langkah berikut :


Dari Tabel 5 tentukan perkiraan nilai kuat tekan beton pada umur 28 hari pada fas
0,5, berdasarkan jenis semen, jenis agregat kasar, dan bentuk benda uji.

Kekuatan tekan (Mpa), pada umur Bentuk


Jenis semen Jenis agregat kasar (hari) benda
3 7 28 91 uji
Semen Portland Batu tak dipecah 17 23 33 40
Silinder
tipe I atau semen Batu pecah 19 27 37 45
tahan sulfat tipe Batu tak dipecah 20 28 40 48
II,V Kubus
Batu pecah 23 32 45 54
Batu tak dipecah 21 28 38 44
Silinder
Semen Portland Batu pecah 25 33 44 48
tipe III Batu tak dipecah 25 31 46 53
Kubus
Batu pecah 30 40 53 60

Pada Gambar 1, perkiraan nilai kuat


tekan beton diplot dan kemudian
tarik garis mendatar hingga memotong
garis fas = 0,5

Melalui titik potong tersebut, tarik


kurva yang proporsional terhadap
kurva terdekat.

Plot nilai kekuatan tekan rata-rata dari


langkah 4, kemudian tarik garis
mendatar hingga memotong kurva
baru yang dibuat.

Dari titik potong tersebut tarik garis


lurus vertikal untuk mendapatkan nilai
fas yang diperlukan.

2
4/10/2012

Jumlah
semen Nilai faktor
KONDISI LINGKUNGAN minimum air-semen
per m3 maksimum
beton (kg)
Beton di dalam ruang bangunan
a.Keadaan keliling non-korosif 275 0,60
b.Keadaan keliling korosif disebabkan 325 0,52
8. Tetapkan fas maksimum oleh kondensasi atau uap-uap korosif
dari Tabel 5. Pilih nilai fas Beton di luar ruang bangunan
a.Tidak terlindung dari hujan dan terik
terkecil dari langkah 7) dan matahari langsung 325 0,60
langkah 8). b.Terlindung dari hujan dan terik
matahari langsung 275 0,60
Beton yang masuk ke dalam tanah
a.Mengalami keadaan basah dan
kering berganti-ganti 325 0,55
b.Mendapat pengaruh sulfat alkali dari
tanah atau air tanah 375 0,52
Beton yang kontinu berhubungan
dengan air
a.Air tawar
b.Air laut 275 0,57
375 0,52

9. Tentukan nilai fas terkecil dari 7) dan 8)

10. Tentukan nilai slump.

11. Tentukan ukuran butir nominal agregat maksimum.

12. Tentukan nilai kadar air bebas dari Tabel 6


Ukuran besar Slump (mm)
butir agregat
Jenis agregat
maksimum 0 - 10 10 - 30 30 - 60 60 - 180

Batu tak dipecah 150 180 205 225


10 mm
Batu pecah 180 205 230 250
Batu tak dipecah 135 160 180 195
20 mm
Batu pecah 170 190 210 225
Batu tak dipecah 115 140 160 175
40 mm
Batu pecah 155 175 190 205

Jika agregat halus alami dan agregat kasar batu pecah, kadar air bebas dihitung sebagai berikut :

Kadar air bebas = 2/3 Wh + 1/3 Wk

dengan pengertian, Wh = jumlah air untuk agregat halus, Wk = jumlah air untuk agregat kasar.
Untuk temperatur di atas 20oC, setiap kenaikan 5oC harus ditambahkan air sebanyak 5 liter/m3
adukan beton. Untuk permukaan agregat yang kasar harus ditambahkan air kira-kira 10 liter/m3
beton.

3
4/10/2012

13. Hitung jumlah semen = kadar air : Tipe


faktor air-semen. 1

14. Jika ditetapkan, tentukan kadar


semen maksimum.

15. Tentukan kadar semen minimum


dari Tabel 5

16. Jika jumlah semen berubah karena Tipe


pertimbangan kadar semen maksimum 2
atau kadar semen minimum, tentukan
fas yang disesuaikan.

17. Tentukan tipe gradasi agregat halus


sesuai dengan syarat menurut Gambar
2–5

Tipe Tipe
3 4

18. Tentukan persentase agregat halus berdasarkan Gambar 6

Ukuran agregat Ukuran agregat


Ukuran agregat maksimum 20 mm maksimum 40 mm
maksimum 10 mm

4
4/10/2012

19. Htung berat jenis relatif = (% agregat halus x berat jenis agregat halus) + (%
agregat kasar x berat jenis agregat kasar).

20. Tentukan berat beton basah menurut Gambar 7.

21. Hitung kadar agregat gabungan = berat


beton – jumlah (semen + air).

22. Hitung kadar agregat halus =


% agregat halus x kadar agregat gabungan.

23. Hitung kadar agregat kasar = agregat


gabungan – agregat halus.

24. Tetapkan proporsi campuran hasil


perhitungan (Kondisi agregat SSD =
Saturated Surface Dry atau JKP = Jenuh
Kering Permukaan)

25. Lakukan koreksi campuran berdasarkan


kondisi agregat saat pelaksanaan.

Koreksi proporsi campuran rancangan metode SNI :


Jika dengan kondisi agregat SSD diperoleh proporsi,
B1 = berat semen/m3
B2 = berat air/m3
B3 = berat agregat halus/m3, SSD
B4 = berat agregat kasar/m3, SSD
Cm = kadar air agregat halus (%)
Ca = resapan agregat halus (%)
Dm = kadar air agregat kasar (%)
Da = resapan agregat kasar (%)

Proporsi campuran yang disesuaikan adalah :


Semen, tetap = B1
Air = B2 – (Cm – Ca) x B3/100 – (Dm – Da) x B4/100
Agregat halus = B3 + (Cm – Ca) x B3/100
Agregat kasar = B4 + (Dm – Da) x B4/100

5
4/10/2012

Contoh Perhitungan Rancangan Campuran Metode SNI

a. Contoh dengan karakter benda uji silinder


Rencanakan campuran beton dengan data sebagai berikut.
Mutu beton, f’c = 25 Mpa, benda uji silinder, umur 28 hari, cacat maksimum
5%. Lingkungan non korosif. Volume pengecoran 300 m3. Berdasarkan
pengalaman sebelumnya deviasi standar diambil 3,55 MPa. Ukuran butir
agregat maksimum 40 mm. Semen tipe I. Agregat halus alami, agregat kasar
batu pecah. Slump 120±20 mm. Permukaan agregat termasuk kasar.
Temperatur udara di lokasi 20oC.

Data fisik agregat : Hasil analisa saringan agregat halus :


Agregat halus Agregat kasar
------------------ ------------------ Ukuran saringan % lolos
Berat jenis SSD 2,70 2,60 (mm) kumulatif
Resapan air (%) 3,15 1,65 --------------------- ---------
Kadar air (%) 6,00 1,50 19 100
9,52 100
4,76 91
2,4 78
1,1 53
0,6 30
0,3 12
0,15 5

Langkah-langkah penyelesaian :

1. fc’ = 25 Mpa, silinder, 28 hari, cacat 5%.


2. Deviasi standar, Sr = 3,55 Mpa.
3. Margin, M = k.Sr = 1,64x3,55 = 5,828 Mpa.
4. Kuat tekan rata-rata yang direncanakan , f’cr = f’c + M = 25 + 5,828 = 30,828 Mpa
(∼31 Mpa)
5. Semen tipe I.
6. Agregat halus alami, agregat kasar batu pecah.
7. Tentukan faktor air-semen (fas) mengikuti langkah berikut :
Perkiraan nilai kuat tekan beton pada umur 28 hari pada fas 0,5 (gunakan Tabel 4)
= 37 Mpa.
Kekuatan tekan (Mpa), pada
Jenis agregat umur (hari) Bentuk
Jenis semen
kasar benda uji
3 7 28 91
Semen Portland Batu tak dipecah 17 23 33 40
tipe I atau semen Batu pecah 19 27 37 45 Silinder
tahan sulfat tipe Batu tak dipecah 20 28 40 48
II,V Batu pecah 23 32 45 54 Kubus
Batu tak dipecah 21 28 38 44
Batu pecah 25 33 44 48 Silinder
Semen Portland
tipe III Batu tak dipecah 25 31 46 53
Batu pecah 30 40 53 60 Kubus

---------- diperoleh 37 Mpa

6
4/10/2012

Selanjutnya dari Gambar 9


diperoleh fas = 0,56
8. fas maksimum (gunakan Tabel 5) = 0,6
Jumlah
semen Nilai faktor
KONDISI LINGKUNGAN minimum air-semen
per m3 maksimum
beton (kg)
Beton di dalam ruang bangunan
a.Keadaan keliling non-korosif 275 0,60
b.Keadaan keliling korosif disebabkan 325 0,52
oleh kondensasi atau uap-uap korosif
Beton di luar ruang bangunan
a.Tidak terlindung dari hujan dan terik
matahari langsung 325 0,60
b.Terlindung dari hujan dan terik matahari
langsung 275 0,60
Beton yang masuk ke dalam tanah
a.Mengalami keadaan basah dan kering
berganti-ganti 325 0,55
b.Mendapat pengaruh sulfat alkali dari
tanah atau air tanah 375 0,52
Beton yang kontinu berhubungan dengan
air
a.Air tawar
b.Air laut 275 0,57
375 0,52

----- diperoleh fas maks. = 0,60 dan kadar semen minimum 275 kg

9. fas terkecil = 0,56


10. Nilai slump = 120±20 mm.
11. Ukuran butir nominal agregat maksimum = 40 mm.
12. Kadar air bebas (gunakanTabel 6)
Ukuran Slump (mm)
besar butir
agregat Jenis agregat
maksimum 0 - 10 10 - 30 30 - 60 60 - 180

Batu tak dipecah 150 180 205 225


10 mm Batu pecah 180 205 230 250
Batu tak dipecah 135 160 180 195
20 mm Batu pecah 170 190 210 225
Batu tak dipecah 115 140 160 175
40 mm Batu pecah 155 175 190 205

Jadi kadar air bebas = 2/3.175 + 1/3.205 = 185 liter.


Temperatur udara di lokasi 20°C, jadi tidak perlu penambahan air.
Karena permukaan agregat termasuk kasar, kadar air harus ditambah 10 liter
= 185 + 10 = 195 liter.

7
4/10/2012

13. Jumlah semen = 195 : 0,56 = 348,21 kg.


14. Kadar semen maksimum dianggap tidak ditetapkan.
15. Kadar semen minimum = 275 kg < 348,21 kg.
16. Tidak perlu penyesuaian fas.
17. Tipe gradasi agregat halus (periksa dengan Gambar 2 - 5)

Tipe 1

---------- diperoleh gradasi tipe 1

18. Persentase agregat halus (gunakan


Gambar 6.c) adalah 47 – 57%, ambil 52%. 19. Berat jenis relatif = (0,52x 2,70) +
(0,48x2,60) = 2,652.
20. Berat beton basah (gunakan Gambar 7) =
2385 kg.

8
4/10/2012

21. Kadar agregat gabungan = 2385 – (195 + 348,21) = 1841,79 kg.


22. Kadar agregat halus = 0,52 x 1841,79 = 957,73 kg.
23. Kadar agregat kasar = 1841,79 – 957,73 = 884,06 kg.
24. Proporsi campuran dengan basis agregat SSD :

Semen = 348,21 kg (1)


Air = 195 kg (0,56)
Agregat halus = 957,73 kg (2,75)
Agregat kasar = 884,06 kg (2,54)
25. Koreksi campuran berdasarkan kondisi agregat saat pelaksanaan.
Semen tetap = 348,21 kg
Air = 195 – (6 – 3,15)x957,73/100 – (1,5 – 1,65)x884,06/100
= 195 – 27,30 + 1,33 = 169,03 lt
Agregat halus = 957,73 + (6 – 3,15)x957,73/100
= 957,73 + 27,30 = 985,03 kg
Agregat kasar = 884,06 + (1,5 – 1,65)x884,06
= 884,06 – 1,33 = 882,73 kg

b. Contoh dengan karakter benda uji kubus


Rencanakan campuran beton dengan data sebagai berikut.
Mutu beton, K300, benda uji kubus, umur 28 hari, cacat maksimum 5%. Beton
kontinu berhubungan dengan air tawar. Volume pengecoran kecil. Pengawasan
pelaksanaan baik. Ukuran butir agregat maksimum 20 mm. Semen tipe I. Agregat
halus alami, agregat kasar batu pecah. Slump 30-60 mm. Temperatur udara di lokasi
30oC.

Data fisik agregat :


Agregat halus Agregat kasar Data hasil analisis saringan agregat halus :
------------------ ------------------
Berat jenis SSD 2,56 2,70 Ukuran saringan % lolos
Resapan air (%) 2,60 1,45 (mm) kumulatif
Bobot isi kering 1,32 1,40 --------------------- -----------
(kg/dm3) 19 100
9,52 100
4,76 94
2,4 80
1,2 48
0,6 20
0,3 12
0,15 5

9
4/10/2012

Langkah-langkah penyelesaian :
1. K300  σ’bk = 300 kg/cm2, kubus 15, 28 hari, cacat 5% ( k = 1,64)
2. Deviasi standar (gunakan Tabel 3)

Isi pekerjaan Deviasi standar (Mpa)

Volume beton
Sebutan Baik sekali Baik Dapat diterima
(m3)

Kecil < 1000 4,5 < S < 5,5 5,5 < S < 6,5 6,6 < S < 8,5
Sedang 1000 – 3000 3,5 < S < 4,5 4,5 < S < 5,5 6,5 < S < 7,5
Besar > 3000 2,5 < S < 3,5 3,5 < S < 4,5 4,5 < S < 6,5

------------ Ambil S = 6 Mpa ( 60 kg/cm2)


3. Margin, M = k.S = 1,64x60 = 98,4 kg/cm2.
4. Kuat tekan rata-rata yang direncanakan , σ’bm = σ’bk + M = 300 + 98,4 = 398,4 kg/cm2 (39,84 Mpa)
5. Semen tipe I.
6. Agregat halus alami, agregat kasar batu pecah
7. Tentukan faktor air-semen (fas) mengikuti langkah berikut :
Kekuatan tekan (Mpa), pada
Jenis agregat Bentuk
Jenis semen umur (hari)
kasar benda uji
3 7 28 91
Semen Portland Batu tak dipecah 17 23 33 40
Silinder
tipe I atau semen Batu pecah 19 27 37 45
tahan sulfat tipe Batu tak dipecah 20 28 40 48
II,V Kubus
Batu pecah 23 32 45 54
Batu tak dipecah 21 28 38 44
Silinder
Semen Portland Batu pecah 25 33 44 48
tipe III Batu tak dipecah 25 31 46 53
Kubus
Batu pecah 30 40 53 60

Dari Gambar 10 diperoleh fas =0,54


8. fas maksimum (gunakanTabel 5)

Jumlah
semen Nilai faktor
KONDISI LINGKUNGAN minimum air-semen
per m3 maksimum
beton (kg)
Beton di dalam ruang bangunan
a.Keadaan keliling non-korosif 275 0,60
b.Keadaan keliling korosif disebabkan oleh 325 0,52
kondensasi atau uap-uap korosif
Beton di luar ruang bangunan
a.Tidak terlindung dari hujan dan terik 325 0,60
matahari langsung
b.Terlindung dari hujan dan terik matahari 275 0,60
langsung
Beton yang masuk ke dalam tanah
a.Mengalami keadaan basah dan kering 325 0,55
berganti-ganti
b.Mendapat pengaruh sulfat alkali dari 375 0,52
tanah atau air tanah
Beton yang kontinu berhubungan
dengan air
a.Air tawar 275 0,57
b.Air laut 375 0,52

Beton kontinu berhubungan dengan air tawar, ----- fas maks. = 0,57
------ kadar semen minimum = 275 kg

10
4/10/2012

9. fas yang diambil adalah nilai yang lebih kecil dari dua nilai fas yang diperoleh
dari grafik dan dari tabel.
Jadi fas yang menentukan = 0,54
10. Nilai slump = 30 - 60 mm.
11. Ukuran butir nominal agregat maksimum = 20 mm.
12. Kadar air bebas (gunakan Tabel 6)
Ukuran Slump (mm)
besar butir
agregat Jenis agregat
0 - 10 10 - 30 30 - 60 60 - 180
maksimum
Batu tak dipecah 150 180 205 225
10 mm Batu pecah 180 205 230 250
Batu tak dipecah 135 160 180 195
20 mm Batu pecah 170 190 210 225
Batu tak dipecah 115 140 160 175
40 mm
Batu pecah 155 175 190 205

Jadi kadar air bebas = 2/3.180 + 1/3.210 = 190 liter


Asumsi permukaan agregat tidak kasar sehingga tidakperlu penambahan air.
Karena suhu udara 30oC, kadar air harus ditambah 10 liter
= 190 + 10 = 200 liter.

13. Jumlah semen = jumlah air/fas = : 0,54 = 370 kg.


14. Kadar semen maksimum dianggap tidak ditetapkan.
15. Kadar semen minimum = 275 kg < 370 kg.
16. Tidak perlu penyesuaian fas.
17. Tipe gradasi agregat halus (periksa dengan Gambar 2 – 5)

Tipe 1

Tipe 2

11
4/10/2012

18. % Agregat halus

19. Berat jenis relatif = (% agregat halus x berat


jenis agregat halus) + (% agregat kasar x berat jenis
agregat kasar) = (0,37x 2,64) + (0,63x2,73) = 2,697
(∼2,70)
20. Berat beton basah (gunakan Gambar 7)

Prosentase agregat halus adalah 33 – 41%,


--------- ambil 37%.
Jadi prosentase agregat kasar = 100 – 37 = 63 %

21. Kadar agregat gabungan = 2430 – (200 + 370) = 1860 kg.


22. Kadar agregat halus = 0,37 x 1860 = 688,2 kg.
23. Kadar agregat kasar = 1860 – 688,2 = 1171,8 kg.
24. Proporsi campuran dengan basis agregat SSD :
Semen = 370 kg (1)
Air = 200 kg (0,54)
Agregat halus = 688,2 kg (1,86)
Agregat kasar = 1171,8 kg (3,17)

25. Koreksi campuran berdasarkan kondisi agregat saat pelaksanaan (harus dilakukan jika
pada saat pelaksanaan kondisi agregat tidak SSD)

Misal pada saat pelaksanaan :


Kadar air agregat halus = 6%
Kadar air agregat kasar = 0,95%
Koreksi penimbangan :
Semen tetap = 362 kg
Air = 200 – (6 – 2,60)x688,2/100 – (0,95 – 1,45)x1171,8/100
= 200 – 23,39 + 5,86 = 182,47 kg
Agregat halus = 688,2 + (6 – 2,60)x688,2/100
= 688,2 + 23,39 = 711,59 kg
Agregat kasar = 1171,8 + (0,95 – 1,45)x1171,8/100
= 1171,8 – 5,86 = 1165,94 kg

12

You might also like