Manajemen sumber daya Dikarenakan multi-sensor remote
perikanan menjadi topik yang sangat sensing mengitergrasikan gambar dengan diperhatikan dikarenkan akan kebutuhan proyeksi dan resolusi yang berbeda, maka pangan pada abad ke 21 ini, prediksi pengambilan data yang dilakukan harus penentuan daerah tangkapan ikan memiliki sensitivitas yang tinggi sehingga merupkan salah satu solusi untuk dapat menghasilkan informasi yang meningkatkan efisiensi dalam mengelola konsisten. Oleh karena itu GIS sangat hasil tangkapan. efektif jika dipadukan dengan multi- Dalam pengembangan perikanan sensor remote sensing karena dapat dan oseanografi, penggunaan citra satelit mengefektifkan proses display data yang sebagai alat pengindara jarak jauh tergolong besar. merupakan salah satu cara yang paling efektif dalam pengembangan oseonografi Tujuan perikanan dan manajemen perikanan. Ikan sarden merupakan salah satu Laurs et al. (1984) menunjukan bahwa komoditas utama dalam perikanan penggunaan data satelit sangat efektif tangkap di jepang, oleh karena penilitian dengan membandingkan antara data hasil ini dilakukan untuk menghasilkan data tangkapan ikan tuna, data suhu yang nanti dapat meningkatkan permukaan laut, dan satelit ocean color manajemen penangkapan ikan sarden di data. Dalam penelitian ini daerah yang jepang. Data yang dicari yaitu hubungan digunakan sebagai lokasi penelitiannya antara keberadaan fitoplankton dengan yaitu disekitaran laut jepang, dan daerah penangkapan ikan sarden dimana dilakukan penelitian untuk mengetahui fitoplankton disini merupakan indikator hubungan antara school fishing dengan keberadaan ikan sarden karena massa air, dan juga untuk mengetahui fitoplankton tersebut merupakan makanan hubungan antara school fishing dengan dari ikan sarden tersebut. arus dengan membandingkannya dengan suhu permukaan laut dan juga daerah penangkapan ikan. Pengolahan Data Daerah yang digunakan sebagai Hasil lokasi penelitian yaitu daerah Tolioku, Distribusi kemudian digunakan data hasil tangkapan Pada gambar berikut menunjukan ikan sarden yang menggunakan alat distribusi sebaran ikan sarden sepanjang tangkap pursein antara tahun 1989 hingga garsi pantai yang merupakan data tahun 2000 untuk kemudian dianalisa historical atau data sekunder yaitu data hubungannya antara daerah penangkapan pada tahun 90an. Gambar berikut juga ikan yang digunakan pada data tersebut menunjukan kemungkinan daerah dengan citra satelit. tangkapan ikan sarden yang didapatkan berdasarkan pengolahan data GIS dan menghasil peta sebagai berikut.
Gambar dan tabel tersebut
menunjukan daerah atau lokasi yang digunakan dalam penilitian ini dan pada tabel ditampilkan data satelit mengenai Gambar tersebut menunjukan keberadaan klorofil-a pada daerah daerah penangkapan ikan pada tahun a tersebut. Kemudian data-data tersebut (1088-1089), b (1990-1995), c (1995- akan diproses berdasarkan diagram di 1999) dan d pada tahun 2000. Daerah bawah ini. penangkapan ikan sarden semakin mengecil tiap tahunnnya dikarenakan stock ikan sarden itu sendiri yang berkurang akibat kegiatan overfishing. Kedalaman DPI Dalam gambar berikut menunjukan kedalaman perairan dalam kegiatan penangkapan ikan sarden. Berdasarkan data tersebut diketahui kedalaman rata-rata di perairan tersebut adalah 327 m, dan kegiatan penangkapan dilakukan pada kedalaman diatas 100 m untuk ikan sarden. Perbandingan dengan data satelit Pada gambar berikut akan ditunjukan data berupa penggabungan antara data klorofil a dengan daerah penangkapan ikan. DAFTAR PUSTAKA Berdasarkan Faktor Fisika, Kimia dan Biologi di Perairan Saitoh, K. 2008. Prediction of Sardine Pantai Payum-Lampu Satu Fishing Ground as Determined by Multi-Sensor Remote Kabupaten Merauke Papua. Sensing and CIS Lantang, B. 2017. Analisis Daerah Penangkapan Udang Penaeid