You are on page 1of 9

A.

TUJUAN
Selesai melakukan percobaan ini, diharapkan praktikan dapat :
• Melakukan pengukuran tahanan jenis tanah secara benar,
• Menghitung tanahan jenis tanah dari hasil pengukuran
• Menentukan tahanan jenis tanah untuk setiap lokasi yang berbeda dan mampu
menentukan metoda yang akan digunakan didalam merencanakan sistem
pengetanahan.

PENDAHULUAN
B.1 Pengertian

Sistem pentanahan baik untuk pentanahan netral dari suatu sistem tenaga listrik,
pentanahan system penangkal petir dan pentanahan untuk peralatan khususnya
telekomunikasi perlu mendapatkan perhatian serius, karena pada dasarnya pentanahan
tersebut merupakan dasar perhitungan suatu proteksi.

Tujuan utama dari berbagai sistem pengetanahan tersebut adalah untuk


mendapatkan tahanan kontak ke tanah yang cukup kecil. Untuk mengetahui sejauh mana
tahanan kontak ke tanah dapat diperkecil, perlu mengetahui persamaan-persamaan tahanan
kontak ke tanah dari masing-masing sistem pengetanahan.

Pengujian tahanan jenis tanah merupakan dasar-dasar yang penting didalam


menentukan sistem pengetanahan.

Tujuan pentanahan peralatan adalah usaha untuk mengamankan system apabila


terjadi hubung singkat pada peralatan, selanjutnya arus hubung singkat tsb akan disalurkan
ketanah dan tidak membahayakan bagi orang dan peralatan, terutama pada peralatan listrik
yang rangka (bodi) terbuat dari logam harus ditanahkan.

Pengukuran perlu dilakukan sebelum system dioperasikan pertama kali, waktu


pemeliharaan atau setelah system ada gangguan. Sewaktu pelaksanaan pengukuran
pentanahan, saluran (kawat) dari electrode ke rangka peralatan harus dilepas. Pengukuran
dilakukan pada electrode dengan alat ukur EARTH TESTER.

Dalam perencanaan pengetanahan hal yang harus diperhatikan adalah jenis tanah,
berikut ini tabel nilai rata2 resistansi dari jenis tanah.
Tanahan jenis tanah merupakan kemampuan dari struktur tanah didalam
menghantarkan listrik secara terinduksi kesetiap permukaannya. Besarnya tanahan jenis
tanah untuk setiap jenis tanah yang berbeda mempunyai harga yang berbeda. Hal ini dapat
diamati dari tabel berikut.

Tabel I : Resistansi jenis tanah.


Jenis Tanah Tanah liat Pasir Kerikil Pasir dan Tanah
tanah rawa dan tanah basah basah kerikil berbatu
ladang kering
Tahanan
jenis 30 100 200 500 1000 3000
(ohm-m)

untuk mendapatkan nilai resistansi R dari elektroda pengetanahan


haruslah mempunyai parameter yang meliputi:
1. Resistivitas tanah
2. Resistivitas air tanah
3. Dimensi elektroda pengetanahan
4. Ukuran elektroda pengetanahan
PUIL 2000-3.19.1.4 : Apabila hasil pengukurannya belum mencapai 5 Ω,
Maka GrounD rood ditambah, dengan jarak 2 x
panjangnya.
B.2. Pengetesan Pengaman
Untuk mengetahui apakah suatu pentanahan baik atau harus dilakukan pengetesan /
pengukuran secara langsung. Pengetesan pentanahan harus dilakukan dalam pengetesan
suatu instalasi listrik yang tegangan kerjanya 220 volt.
Salah satu cara pengetesan / pengukuran tahanan pentanahan pengamanan yaitu dengan
mengalirkan arus pada elektroda pentanahan pengaman keelektroda bantu dan mengukur
beda tegangan antara elektroda pentanahan pengaman dengan elektroda sementara.
Menurut PUIL 77 disaratkan bahwa jarak elektroda pentanahan berturut-turut harus paling
kecil 20 m dan 40 m.
Hal tersebut disebabkan, bila elektroda sementara jaraknya terhadap elektroda sementara
dan eloktroda bantu dan mengukur beda tegangan antara elektroda pentanahan berturut-
turut harus paling kecil 20m dan 40m.
Juga bila elektroda sementara berada pada daerah rresistansi elektroda bantu, pengukuran
ini tidak dibenarkan.
Jika pada pengukuran dengan elektroda sementara 20m dari elektroda pentanahan tidak
didapat daerah “tegangan konstan” maka elektroda sementara harus dipindahkan pada
jarak yang lebih dari 20 m, sampai didapatkan daerah ‘tegangan konstan” begitu juga
untuk letak elektroda bantunya.
Pengukuran/ pengetesan yang benar adalah bila letak elektroda sementara ada pada daerah
“tegangan konstan” seeperti terlihat pada gambar dibawah :

B.3 Pengukuran Tahanan Jenis Tanah

Untuk mengukur hambatan jenis tanah pada umumnya digunakan metode empat
buah titik elektroda atau metode von Werner, (Blattner, 1982) seperti ditunjukkan pada
gambar 1 dibawah ini.
Bila arus I masuk ke dalam tanah melalui salah satu elektroda dan kembali ke
elektroda yang lain sehingga pengaruh diameter konduktor dapat diabaikan. Arus masuk
ke tanah mengalir secara radial dari elektroda.

Pengukuran tahanan jenis tanah dapat dilakukan dengan menggunakan empat elektroda,
batere (supplay DC), sebuah amperemeter dan sebuah voltmeter yang sensitif, seperti yang
terlihat pada gambar dibawah ini :
Gambar-2 : Pengukuran tahanan jenis tanah dengan metoda
empat elektroda

B.4. Tahanan Pengetanahan.

Besar tahanan pengetanahan ini tergantung dari beberapa faktor antara lain :
1. Jenis elektroda yang dipakai.
2. Tahanan jenis tanah dimana elektroda pengetanahan ditanam tergantung dari kondisi
tanah setempat.
3. Ukuran elektroda pengetanahan (panjang, diameter dan sebagainya).
4. Kesempurnaan kontak antara elektroda dengan tanah (batu yang yang menempel pada
elektroda didalam tanah dapat memperbesar tahanan, tetapi dalam perhitungan-
perhitungan selanjutnya dianggap bahwa kontak itu sempurna.
C. ALAT-ALAT YANG DIPERGUNAKAN
1. Alat ukur pentanahan
2. Elektroda bantu
3. Elektroda sementara
4. Kabel
D. GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN
E. LANGKAH KERJA
E.1. Pengukuran untuk menentukan tahanan jenis tanah Metoda Tiga Elektroda
1. Menanamkan pipa/batang aluminium atau tembaga yang mempunyai 15 – 25
mm, sedalam 1 m
2. Melakukan pengukuran seperti pada ad.2 (hanya untuk letak elektroda
sementara 20 m dari elektroda pentanahan).
3. Mencatat tahanan pentanahannya.
E.2. Pengukuran untuk menentukan tahanan jenis tanah Metoda Tiga Elektroda
1. Meanamkan pipa/batang aluminium atau tembaga yang mempunyai 15 – 25
mm, sedalam 1 m
2. Melakukan pengukuran seperti pada ad.2 (hanya untuk letak elektroda
sementara 20 m dari elektroda pentanahan).
3. Mencatat tahanan pentanahannya.
F. DATA PERCOBAAN

You might also like