You are on page 1of 2

AFEKTIF

Afektif pada model ini mengkaji tentang hubungan keluarga dengan lingkungan dan
hubungan antar anggota keluarga. Hubungan antar anggota keluarga merupakan ikatan kasih
sayang dan kebersamaan dalam keluarga melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara
bersama dan komunikasi yang terbuka. Interaksi ini merupakan kekuatan keluarga dalam
memberikan motivasi antar anggota keluarga. Sedangkan hubungan keluarga dengan
lingkungan luar seperti sekolah, tempat kerja dan keluarga besar akan didapatkan hubungan
yang baik melalui interaksi yang baik. Tujuan dari afektif adalah untuk membantu keluarga
yang memiliki respon emosi yang tinggi sehingga dapat menghentikan upaya penyelesaian
masalah kesehatan mereka (Nurbadriyah, Lestari, & Yuni, 2016).

Hal-hal yang perlu diubah dalam respon afektif pada keluarga yang memiliki masalah
kesehatan adalah gambaran diri anggota keluarga, perasaan dimiliki dan memiliki, dukungan
terhadap keluarga, kehangatan dalam keluarga dan saling menghargai. Gambaran diri anggota
keluarga merupakan cara pandang setiap anggota keluarga mengenai dirinya. Jika terdapat
anggota keluarga yang memiliki cara pandang tidak sesuai dengan keadaan tubuhnya,
misalnya pada kasus food borne, anggota keluarga menganggap bahwa dirinya sehat. Maka,
harus diubah cara pandang diri anggota keluarga. Perasaan dimiliki dan memiliki dapat
ditingkatkan dengan adanya kehangatan dan sikap saling dukung dalam keluarga agar
masalah yang ada pada keluarga dapat teratasi. Untuk menciptakan kehangatan dalam
keluarga diperoleh melalui rasa saling percaya dan mengembangkan sikap saling menghargai
antar anggota keluarga. Maka, keluarga diharapkan dapat saling memberikan perhatian pada
setiap anggota keluarga agar mengetahui pencegahan dan gejala penyakit food borne. Selain
itu, keluarga dapat merawat anggota keluarga dengan kehangatan dan kasih sayang
(Nurbadriyah, Lestari, & Yuni, 2016).

Kesimpulan

Domain afektif sangat penting untuk dikaji karena mencakup hubungan keluarga
dengan lingkungan dan hubungan antar anggota keluarga. Bila keluarga rukun dan memiliki
sikap perhatian dengan satu sama lain, maka masalah kesehatan dapat teratasi.
Bibliography
Nurbadriyah, W., Lestari, P., & Yuni, S. (2016). Pendekatan Calgary Family Intervention Model (CFIM)
tentang Pencegahan Foodborne Disease dan Self Care Agency Anak. Jurnal UMM, 7 (1), 55-69.

You might also like