You are on page 1of 12

TUGAS

ILMU HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KEHUTANAN

OLEH
MARIA KASIH KARUNIA NIRMALA PAB
(1604070028)

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2016
1. Kumbang Daun Aulacophora simius oliver

 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Family : Chrysomelidae
Genus : AulocophorS
Species : Aulacophora similis Oliver
 Morfologi
Imago Aulacophora similis Oliver memiliki tubuh yang relative kecil,
pendek, dan gemuk. Panjang serangga dewasa sekitar 7 mm, punggung berwarna
kuning kecoklatan dan mempunyai mesothorax serta metathorax yang kehitam-
hitaman (Chanthy, 2010). Secara keseluruhan serangga dewasa tampak memiliki
warna yang cerah dan mengkilap polos, kepala tidak memanjang menjadi suatu
moncong, ujung abdomen tertutup elitra dan memiliki antena pendek, kurang dari
setengah panjang tubuhnya. Bila ada yang mengganggu imago sering menjatuhkan
diri dari tanaman seolah-olah mati (Tarno, 2003). Aulacophora similis terbang
disekitar tanaman mentimun secara berkelompok baik pada daun muda maupun tua.
Pada pertanaman sekala kecil serangga dewasa dengan mudah diperoleh pada pagi
hari. Serangga ini lebih sedikit aktif pada siang hari daripada pagi hari. Imago jantan
berukuran lebih kecil dengan warna elitra jingga cerah. Imago betina berukuran lebih
besar dan memiliki warna elitra kuning kecoklatan. Karena elitra serangga ini
berwarna kuning maka serangga ini sering disebut dengan Yellow Cucumber Beetle.
 Siklus Hidup
Periode perkembangan A. similis mulai dari telur sampai dengan imago
berkisar antara 44-52 hari (Tarno 2003). Stadium telur berkisar antara 10-13 hari.
Telur dari serangga ini berbentuk bulat lonjong dan kecil, berwarna kuning cerah dan
diletakkan satu persatu atau berkelompok di dalam tanah di sekitar pangkal tanaman
inang. Telur yang diletakkan serangga betina bisa mencapai hingga 500 butir (Tsatsia.
et.,al. 2011). Jika tingkat serangan dan populasi serangga pada saat tanaman masih
muda cukup tinggi, maka telur yang dihasilkan juga banyak. Hal ini mengakibatkan
produksi larva cukup tinggi sehingga dapat mematikan tanaman sebelum buah
dipanen. Pada saat akan menetas menjadi larva, telur berubah warna menjadi coklat
kekuningan. Stadium larva berkisar antara 18-21 hari. Larva umumnya berwarna abu-
abu kehitaman, berbentuk subsilindris, agak gemuk, memiliki tiga pasang tungkai,
satu anal proleg dan memiliki duri-duri dipermukaan tubuhnya (Tarno, 2003). Larva
bersembunyi didalam tanah dan merusak akar tanaman dengan cara memakannya.
Serangan larva dapat menyebabkan tanaman yang masih muda sangat merana dan
mengalami kematian sejak phase kecambah. Stadium pupa berkisar 16-18 hari, lokasi
pupa berada didalam gumpalan tanah yang dibuat pada akhir larva instar III. Pupa
memiliki bentuk tipe exarate dan berwarna putih kekuningan (Tarno 2003). Imago
yang baru terbentuk dari pupa berwarna kuning keputihan, berupa tubuh yang masih
lunak dan akan berubah menjadi imago aktif terbang setelah berumur satu hari. Pada
saat tersebut imago mulai aktif mencari makanan dari daun-daun muda. Usia imago
bisa mencapai hingga beberapa bulan. Setelah bertelur, serangga betina dapat hidup
hingga 10 bulan kemudian (Tsatsia. et.,al. 2011). Stadium larva dan imago
merupakan stadium infektif atau stadium yang merusak pada pertanaman mentimun.
Stadium ini memiliki rentang waktu yang lebih lama daripada stadium noninfektif
(telur dan pupa)
2. Penggerek Bunga Kapas ( Amopholdea sp)

 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Subfilum : Hexapoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Family : Curculionidae
Genus : AulocophorS
Species : Aulacophora similis Oliver
 Morfologi
Serangga dewasa berukuran 3-5 mm dan sering ditemuka pada bunga di siang hari.
 Siklus Hidup
Kumbang meletakan telurnya dibuah bunga kapas muda, mendekati masa pupa larva
turun kepermukaan tanah dan menyelesaikan masa pupa hingga menjadi kumbang.
3. Amrasca flavescens / Empoasea flavescens F.
 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Homoptera
Family : Jassidae/ Cicadellidae
Genus : Empoasea
Species : Empoasea flavescens F.
 Morfologi
E. Flavescens berwarna hijau pucat atau kekuning-kuningan dengan panjang
tubuh sekitar 3,25 mm dan lebar 0,75 mm. Kepala berwarna pucat, sayap seperti
mengatapi diatas abdomen dengan ujung abdomen meruncing. Abdomen jantan
membulat dengan ruas terakhir abdomen meruncing, memiliki rambut-rambut lebih
panjang dan lebih banyak dari betina, sedangkan abdomen betina meruncing mulai
dari pangkal abdomen dengan ruas abdomen lebih panjang, lebih besar dan ovipositor
terlihat jelas berwarna coklat kehitaman serta ditutupi oleh rambut-rambut halus
berwarna kuning pucat.
 Siklus Hidup
Hama wereng Empoasea spp mengalami metamarfosis bertahap
(paurometabola) yang terdiri atas sedia telur, nifa, imago dengan lama hidup
bervariasi tergantung spesiesnya. Telur hama wereng E. Flavescens berwarna agak
krem, berbentuk silinder dan agar melengkung seperti pisang, panjang rata-rata 0,75
mm dengan lama stadia telur berkisar antara 8-14 hari. Imago betina meletakan telur
dengan bantuan ovipositorinya. Telur biasanya diletakan satu persatu didalam
jaringan tulang daun pada permukaan bawah daun atau ketiak daun dan tangkai daun.
Setiap imago betina selama semasa hidupnya, mampu meletakan telur berkisar antara
200-300 butir. Lama hidup imago jantan 10,06 hari dan betina rata rata 25,20 hari.
4. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufn)

 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Noctuidae
Genus : Agrotis
Spesies : Agrotis ipsilon
 Morfologi
Lama stadia pupa 5 – 6 hari. Umumnya ngengat Famili Noctuidae
menghindari cahaya matahari dan bersembunyi pada permukaan bawah daun. Sayap
depan berwarna dasar coklat keabu-abuan dengan bercak-bercak hitam. Pinggiran
sayap depan berwarna putih. Warna dasar sayap belakang putih keemasan dengan
pinggiran berenda putih. Panjang sayap depan berkisar 16 -19 mm dan lebar 6 - 8
mm. Ngengat dapat hidup paling lama 20 hari. Apabila diganggu atau disentuh,
ngengat menjatuhkan diri pura-pura mati. Perkembangan dari telur hingga serangga
dewasa rata-rata berlangsung 51 hari.
 Siklus Hidup
Telur diletakkan satu-satu atau dalam kelompok. Bentuk telur seperti kerucut
terpancung dengan garis tengah pada bagian dasarnya 0,5 mm. Seekor betina dapat
meletakkan 1.430 - 2.775 butir telur. Warna telur mula-mula putih lalu berubah
menjadi kuning, kemudian merah disertai titik coklat kehitam-hitaman pada
puncaknya. Titik hitam tersebut adalah kepala larva yang sedang berkembang di
dalam telur. Menjelang menetas, warna telur berubah menjadi gelap agak kebiru-
biruan. Stadium telur berlangsung 4 hari. Larva menghindari cahaya matahari dan
bersembunyi di permukaan tanah kira-kira sedalam 5 - 10 cm atau dalam gumpalan
tanah. Larva aktif pada malam hari untuk menggigit pangkal batang. Larva yang baru
keluar dari telur berwarna kuning kecoklat-coklatan dengan ukuran panjang berkisar
antara 1 - 2 mm. Sehari kemudian larva mulai makan dengan menggigit permukaan
daun. Larva mengalami 5 kali ganti kulit. Larva instar terakhir berwarna coklat
kehitam--hitaman. Panjang larva instar terakhir berkisar antara 25 - 50 mm. Bila
larva diganggu akan melingkarkan tubuhnya dan tidak -bergerak seolah-olah mati.
Stadium larva berlangsung sekitar 36 hari. Pembentukan pupa terjadi di permukaan
tanah. Pupa berwarna cokelat terang atau cokelat gelap.
5. Lanas ( Cylas formicarius Fabr)

 Klasifikasi
Kingdom :Animalia
Filum : Euarthropoda
Kelas : Insecta
Order :Coleoptera
Family : Brentidae
Genus : Cylas
Species :C. Formicarius
Binomial name
Cylas formicarius
 Morfologi
Jenis kelamin kumbang Cylas dapat dibedakan berdasarkan bentuk
antenanya. Antena kumbang jantan berbentuk filiform, ruas-ruas antena memiliki
ukuran sama dan silindris, sedangkan pada kumbang betina ruas terakhir/bagian
ujung antena berbentuk seperti gada. Kumbang Cylas jantan memiliki mata faset
lebih besar daripada betina. Pada suhu optimal yaitu sekitar 27°-30°C, satu siklus
hidup C. formicarius memerlukan waktu sekitar 33 hari. Umur kumbang (serangga
dewasa) berkisar antara 2,5 s/d 3,5 bulan. Pada periode tersebut, kumbang betina
dapat menghasilkan telur sekitar 100 – 250 telur. Pada kondisi suhu dibawah suhu
optimal, perkembangan Cylas membutuhkan waktu lebih lama.
 Siklus Hidup
Siklus hidup kumbang Cylas terdiri dari Telur – Larva – Pupa – Imago
(metamorfosis sempurna : holometabola). Kumbang betina meletakkan telurnya satu
per satu kedalam rongga kecil pada bagian pangkal batang atau umbi. Telur Cylas
berbentuk bulat dan mengkilap. Rongga kecil tempat meletakkan telur ditutupi
dengan lapisan pelindung sehingga sulit untuk dilihat. Larva berkembang dan
membuat lubang gerekan di bagian dalam pangkal batang atau umbi. Larva berwarna
putih, mempunyai bentuk tubuh melengkung dan tidak berkaki. Stadia pupa terjadi
didalam umbi. Pupa berwarna putih. Beberapa hari setelah keluar dari pupa,
kumbang dewasa muncul dari umbi. Kumbang betina mencari umbi sebagai tempat
untuk bertelur dengan cara masuk melalui celah/retakan tanah karena kumbang betina
tidak bisa menggali tanah.
6. Kepik Hijau ( Nesara viridula )

 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Hemiptera
Famili : Pentatomidae
Genus : Nezara
Spesies : Nezara viridula L.
 Morfologi
Telur kepik hijau (N. viridula L.) seperti cangkir berwarna kuning (Soejitno
dkk., 1990). Nimfa kepik hijau (N. viridula L.) terdiri dari lima instar yang berbeda
warna dan ukuran. Nimfa kepik hijau (N. viridula L.) instar 1 yang baru keluar
bergerombol berwarna coklat muda dan berukuran 1,2 mm (Marwoto dkk., 2014).
Nimfa kepik hijau (N. viridula L.) instar 2 berwarna hitam dengan bintik putih dan
berukuran 2,0 mm. Nimfa kepik hijau (N. viridula L.) instar 3 sampai nimfa instar 4
berwarna hijau dengan bintik hitam dan putih, namun berbeda ukuran nimfa instar 3
3,6 m sedangkan nimfa instar 4 berukuran 6,9 mm. Nimfa kepik hijau (N. viridula L.)
instar 5 berwarna hijau dengan bintik hitam tetapi berbeda ukuran dengan nimfa
instar 4, nimfa instar 5 berukuran 10,2 mm. Imago kepik hijau (N. viridula L.)
berwarna hijau polos, dengan kepala dan pronotum berwarna jingga atau kuning
keemasan (Soejitno dkk., 1990)
 Siklus Hidup
Siklus hidup kepik hijau (N. viridula L.) dari telur hingga dewasa selama 4 –
8 minggu, total siklus hidup 60 – 80 hari dan maksimal 6 bulan (Kalshoven, 1981).
Kepik hijau (N. viridula L.) mulai datang di pertanaman pada saat menjelang
pembungaan. Telurnya diletakkan secara berkelompok di atas permukaan daun
bagian atas, bawah, polong dan batang tanaman dengan rata-rata 80 butir. Telur
menetas menjadi nimfa instar 1 setelah 5 – 7 hari. (Fatah dan Andi, 2012). Nimfa
instar 2 berlangsung selama 4 hari, menjadi nimfa instar 3 berlangsung selama 3 hari,
Nimfa instar 4 terbentuk selama 4 hari. Nimfa instar 4 menjadi nimfa instar V selama
5 hari dan menjadi imago selama 8 hari (Marwoto dkk., 2014).
7. Kepik Polong/ Kepik Coklat ( Riptortus linearis F)

 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Famili : Coreoidea
Genus : Riptortus
Spesies : Riptortus linearis F.
 Morfologi
Imago kepik coklat memiliki bentuk seperti walang sangit dengan ciri khas yakni
adanya duri-duri (spiny) pada paha belakang dan garis putih-kekuningan pada bagian
latek dari tubuhnya. Panjang tubuh imago betina 13-14 mm dan imago jantan 11-13
mm. abdomen imago betina membesar dan menggembung, sedangkan abdomen
imago jantan ramping. Umur imago berkisar dari 4-47 hari. Seekor imago betina
memproduksi telur rata-rata 70 butir dalam 14 hari (Arifin, 2010).Imago (Gambar
2.7a) polong (Riptortus linearis F.) berbadan panjang dan berwarna kuning coklat.
Morfologinya mirip sekali dengan walang sangit, tetapi mudah dikenal dengan
adanya garis putih kekuning-kunian yang terdapat disepanjang sisi badannya. Panjang
badan imago betina 13-14 mm dan imago jantan 11-13 mm. abdomen imago betina
bagian tengahnya membesar dan gembung, sedangkan abdomen imago jantan lurus
ke belakang. Umur imago berkisar antar 4-47 hari (Somaatmadja, 1985).Telur R.
linearis F. berbentuk bulat dengan bagian tengah agak cekung, rata-rata berdiameter
1,20 mm.
 Siklus Hidup
Siklus hidup R. linearis meliputi stadium telur, nimfa yang terdiri atas lima
instar, dan stadium imago. Imago (Gambar 1a) berbadan panjang dan berwarna
kuning kecokelatan dengan garis putih kekuning-an di sepanjang sisi badannya
(Tengkanodan Dunuyaali 1976). Imago datang pertama kali di pertanaman kedelai
saat tanaman mulai berbunga dengan meletakan telur satu per satu pada permukaan
atas dan bawah daun. Seekor imago betina mampu bertelur hingga 70 butir selama 4–
47 hari. Imago jantan dan betina dapat dibedakan dari bentuk perutnya, yaitu imago
jantan ramping dengan panjang 11–13 mm dan betina agak gemuk dengan panjang
13–14 mm. Telur R. linearis berbentuk bulat dengan bagian tengah agak cekung, rata-
rata berdiameter 1,20 mm. Telur berwarna biru keabuan kemudian berubah menjadi
cokelat suram (Gambar 1b). Setelah 6–7 hari, telur menetas dan membentuk nimfa
instar I selama 3 hari (Gambar 1c). Pada stadium nimfa, R. linearis berganti kulit
(moulting) lima kali. Setiap berganti kulit terlihat perbedaan bentuk, warna, ukuran,
dan umur. Rata-rata panjang tubuh nimfa instar I adalah 2,60 mm, instar II 4,20 mm,
instar III 6 mm, instar IV 7 mm, dan instar V 9,90 mm (Tengkano dan Dunuyaali
1976. Nimfa maupun imago mampu menyebabkan kerusakan pada polong kedelai
dengan cara mengisap cairan biji di dalam polong dengan menusukkan stiletnya.
Tingkat kerusakan akibat R. linearis bervariasi, bergantung pada tahap perkem
bangan polong dan biji. Tingkat kerusakan biji dipengaruhi pula oleh letak dan
jumlah tusukan pada biji (Todd dan Turnipseed 1974). Serangan R. linearis pada fase
pembentukan polong menyebabkan polong kering dan gugur. Serangan pada fase
pertumbuhan polong dan perkem bangan biji menyebabkan polong dan biji kempes
kemudian polong mengering dan akhirnya gugur. Serangan pada fase pengisian biji
menyebabkan biji berwarna hitam dan busuk, sedangkan pada fase pematangan
polong mengakibatkan biji keriput. Serangan pada polong tua menjelang panen
menyebabkan biji berlubang (Todd dan Turnipseed 1974)
8. Penggerek ( Tirathaba ruptilinea Wlk.)

 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Order : Lepidoptera
Family : Pyralidae
Genus : Tirathaba
Species : T. ruptilinea
Binomial name
Tirathaba ruptilinea
 Morfologi
Ngengat mempunyai sayap depan kehijauan dan sayap belakang merah
jingga (oranye). Larva berwarna coklat kehitaman. Telur diletakkan secara terpisah.
 Siklus Hidup
9. Walang Sangit ( Leptocarisa oratorius Thumb.)
 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum :Arthropoda
Kelas :Insecta
Ordo : Hemiptera
Famili : Alydidae
Genus : Leptocorisa
Spesies : Leptocorisa oratorius Thumb.
 Morfologi
Walang sangit tersusun dari antenna, caput, toraks, abdomen, tungkai depan,
tungkai belakang, sayap depan dan sayap belakang. Serangga ini memiliki sayap
depan yang keras, tebal dan tanpa vena. Sayap belakang bertipe membranus dan
terlipat dibawah sayap dengan saat serangga istirahat. Tipe alat mulut yaitu penggigit-
pengunyah dengan kemampuan mandibular berkembang dengan baik. Pada beberapa
jenis, khususnya dari suku Curculionadae alat mulutnya terbentuk moncong yang
terbentuk di depan kepala (Sudarmo, 2000).
Walang sangit muda berwarna hijau yang menyerupai warna daun untuk
mengelabuhi musuh dan tidak mempunyai kemampuan untuk terbang. Sedangkan
pada Walang sangit dewasa berwarna coklat dan mempunyai kemampuan terbang
yang baik. Secara umum bentuk tubuh walang sangit langsing, kaki dan antenna
panjang. Telur walang sangit berbentuk bulat dan pipih berwarna coklat kehitaman.
Telur diletakkan berbaris, dalam satu atau dua baris telur berjumlah 12-16 butir
(Pracaya, 2010).
 Siklus Hidup
Walang sangit (Leptocorisa oratorius) mengalami metamorfosis sederhana
yang perkembangannya dimulai dari stadia telur, nimfa dan imago (Harahap dan
Tjahyono, 1997). Walang sangit dewasa meletakkan telur pada bagian atas daun
tanaman khususnya pada area daun bendera tanaman padi. Lama periode bertelur 57
hari dengan total produksi terlur per induk + 200 butir. Telur setelah menetas
menjadi nimfa aktif bergerak ke malai mencari bulir padi yang masih stadia masak
susu sebagai makananan. Nimpa-nimpa dan dewasa pada siang hari yang panas
bersembunyi dibawah kanopi tanaman. Serangga dewasa pada pagi hari aktif terbang
dari rumpun ke rumpun sedangkan penerbangan yang relatif jauh terjadi pada sore
atau malam hari (Balai Besar Penelitian tanaman padi, 2009). Tanaman padi
berbunga dewasa walang sangit pindah ke pertanaman padi dan berkembang biak satu
generasi sebelum tanaman padi tersebut dipanen. Banyaknya generasi dalam satu
hamparan pertanaman padi tergantung dari lamanya dan banyaknya interval tanam
padi pada hamparan tersebut. Makin serempak tanam makin sedikit jumlah generasi
perkembangan hama walang sangit (Balai Besar Penelitian tanaman padi, 2009).
10. Meloidogyne sp. ( Nematoda)
 Klasifikasi
Filum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
Sub Kelas : Secernenteae
Ordo : Thylenchina
Famili : Heteroderidae
Genus : Meloidogyne
Spesies : Meloidogyne spp.
 Morfologi
Ukuran tubuh yang kecil menyebabkan nematoda tidak dapat dilihat langsung
dengan mata telanjang tetapi dapat dilihat di bawah mikroskop. Nematoda jantan
memiliki bentuk seperti cacing, sedangkan nematoda betina pada saat dewasa
memiliki bentuk tubuh seperti buah pir atau sferoid (Agrios, 2005). Betina dewasa
berukuran panjang 430 -740 μm. Stilet untuk menembus perakaran mempunyai
panjang 11,5-14,5 μm. Nematoda betina memiliki stilet lemah melengkung ke arah
dorsal dengan knob dan pangkal knob yang tampakjelas. Terdapat pola jelas pada
striae yang terdapat di sekitar vulva dan anus disebut pola perineal (perineal pattern).
Morfologi umum dari pola perineal Meloidogyne spp. dibagi menjadi dua, yaitu
bagian dorsal dan ventral. Bagian dorsal terdiri dari lengkungan striae dorsal,
punctuations (tonjolan berduri), phasmid, ujung ekor, dan garis lateral, sedangkan
bagian ventral terdiri dari striae ventral, vulva, dan anus. Setiap spesies memiliki
beberapa variasi pola perineal yang merupakan ciri khusus dari spesies untuk
identifikasi. Jantan dewasa panjang tubuhnya berukuran 887-1268 μm. Panjang stilet
lebih panjang jika dibandingkan dengan stilet betina, yaitu 16-19 μm dan mempunyai
kepala yang tidak berlekuk. Bergerak lambat di dalam tanah dengan ekor pendek dan
membulat pada bagian posterior terpilin.
 Siklus Hidup
Nematoda puru akar bersifat obligat tersebar luas baik di daerah iklim tropik
maupun iklim sedang. Pembiakan tanpa jantan dalam reproduksi terjadi pada banyak
jenis, tetapi pada jenis yang lain reproduksi seksual masih terjadi dalam
perkembangbiakannya. Telur-telur yang dihasilkan nematoda betina dewasa
diletakkan berkelompok pada massa gelatinus yang betujuan untuk melindungi telur
dari kekeringan dan jasad renik.
Massa telur yang baru terbentuk biasanya tidak berwarna dan berubah
menjadi coklat setelah tua. Nematoda betina dapat menghasilkan hingga 500 telur
dalam massa gelatinus. Telur-telur mengandung zigot sel tunggal apabila baru
diletakkan. Embrio berkembang menjadi juvenil 1 (J1) yang mengalami pergantian
kulit pertama di dalam telur. Telur menetas dan J1 mengalami perubahan menjadi J2
yang muncul pada suhu dan kelembaban yang sesuai dan bergerak di dalam tanah
menuju ke ujung akar yang sedang tumbuh. J2 masuk ke dalam akar dan merusak sel-
sel akar dengan stiletnya. Setelah masuk ke dalam akar, J2 bergerak diantara sel-sel
sampai tiba di tempat dekat silinder pusat atau berada di daerah pertumbuhan akar
samping. J2 akan hidup menetap pada sel-sel tersebut, mengalami pertumbuhan dan
pergantian kulit menjadi J3 dan J4 yang selanjutnya akan menjadi nematoda jantan
atau betina dewasa (Dropkin 1991).
Nematoda jantan dewasa berbentuk memanjang seperti cacing dan hidup di
dalam tanah atau pada jaringan akar. Sedangkan betina dewasa tetap tertambat pada
daerah makanannya atau sel awal di dalam stele dengan bagian posterior tubuhnya
berada pada permukaan akar. Selama hidupnya, nematoda betina akan terus-menerus
menghasilkan telur hingga mencapai 1000 telur. Keberadaan nematoda akan
merangsang sel-sel untuk membelah, sehingga terbentuklah puru (Luc et al.
1995).
11. Chrysodeixis chalcites Esp.

 Klasifikasi
Kingdom :Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Order :Lepidoptera
Family :Noctuidae
Genus :Chrysodeixis
Species :C. chalcites
 Morfologi
Panjang ulat sekitar 2cm, jika berjalan ulat melengkung seperti orang
mengukur panjang dengan jengkal panjang tangan. Ulat yang masih muda berwarna
bening. Sementara ulat dewasa berwarna hijau seperti daun tembakau dengan garis
samping berwarna lebih muda. Badannya mengecil dari belakang kepala.kepalanya
dapat berukuran kecil.hami ini berukuran 1,5-2,00 mm.
 Siklus Hidup
Ngengat (kupu-kupu) betina lebih kecil dari pada jantan dan meletakkan telur
satu per satu pada permukaan daun dalam kelompok yang berisi 50 butir. Ngengat
betina bertelur 442-598 butir. Ngengat berwarna gelap dan bintik-bintik keemasan
berbentuk "Y" pada sayap depan.Fase ngengat biasanya 8 hari. Telur mula-mula putih
berubah menjadi kuning. Fase telur 3-4 hari. Larva yang baru menetas berwarna
bening dan kepalanya hitam, selanjutnya berubah hijau. Larva menglami 4 ganti kulit
dan periode larva 14-19 hari. Dinamakan ulat jengkal karena perilaku sewaktu
bergerak dengan melekukkan badan ke atas. Mula-mula kepompong berwarna hijau
dan selanjutnya berubah kecoklatan. Kepompong dalam kokon berada dalam daun
yang dianyam. Periode kepompong 6-11 hari.
12. Uret
 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Scarabaeidae
Sub famili : Melolonthinae
Genus : Lepiodiata
Spesies : Lepiodiata stigma F

 Morfologi
Ukuran panjang dapat mencapai 4 cm panjangnya jika telah tumbuh maksimum.
 Siklus Hidup
Serangga ini memerlukan sekitar 1 tahun untuk menyelesaikan daur
hidupnya. Dewasanya kawin dan bertelur pada tumpukan sampah/sisa-sisa
daun disekitar oktober-desember. Larva menetas dari telur sekitar dua
minggu kemudian. Larva mengalami empat tahap perkembangan yang
ditandai dengan pelungsungan. Instar awal makan dari sisa-sisa akar atau
akar yag halus . Instar ketiga, yang berwarna kuning pucat atau putih, adalah
tahap yang paling mengganggu tanaman. Ia akan hidup menjelajah ditanah
dan memakan akar segar. Larva menjadi pupa pada sekitar bulan agustus
(memasuki musim kemarau) hinhha keluar menjadi dewasa di bulan Oktober
atau apabila hujan meningkat kembali. Serangga dewasa praktis hidup hanya
untuk kawin dan bertelur saja.

You might also like