You are on page 1of 1

Sejak Indonesia meraih kemerdekaan 73 tahun lalu, perkembangan dunia

kesehatan di Indonesia semakin membaik. Hal tersebut terbukti dari banyaknya inovasi
dunia kesehatan yang diciptakan, untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Namun
meski perkembangannya cukup pesat, negara ini masih dilanda beberapa masalah
kesehatan yang terus meningkat. Masalah-masalah ini masih menjadi beban dan tantangan
utama di dunia kesehatan Indonesia. Salah satunya adalah angka pernikahan dini.
Mengapa menjadi beban dan tantangan utama di dunia kesehatan Indonesia?
Pernikahan pada usia muda membebani anak perempuan dengan tanggung jawab
menjadi seorang istri, pasangan seks, dan ibu, peran-peran yang seharusnya dilakukan orang
dewasa, yang belum siap untuk dilakukan oleh anak perempuan. Pernikahan ini juga
menimbulkan beban psikologis dan emosional yang hebat bagi mereka. Selain itu juga
terdapat kesenjangan usia, dimana anak perempuan jauh lebih muda dari pasangan mereka.
Dapat kita bayangkan tekanan yang dialami oleh anak-anak yang menikah diusia dini,
padahal masa anak-anak adalah masa yang sangat menyenangkan, karena masa anak-anak
adalah masa transisi dimana masa anak bermain dan belajar.
Mahasiswa Program Magister Kriminologi Peminatan Perlindungan Anak, Reni
Kartikawati, menjelaskan dari data 2016, sebanyak 22.000 perempuan muda di Indonesia
berusia 10-14 tahun sudah menikah terutama terjadi di pedesaan sebesar 0,03 persen. Selain
itu, usia kehamilan umur remaja yakni dari usia 15-19 tahun sebesar 1,97 persen. Data juga
menunjukkan, angka pernikahan anak di Indonesia tertinggi ke dua di ASEAN.

You might also like