You are on page 1of 25

MODUL PERKULIAHAN

Matematika
I
(Fungsi)
a. Konsep fungsi.
b. Operasi pada fungsi.
c. Fungsi komposisi dan fungsi invers.
d. Macam-macam fungsi dan grafiknya.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Fakultas Teknik Teknik Sipil MK90016 Hendy Yusman F, M.Pd

Abstract Kompetensi
Agar Mahasiswa :
Dalam kehidupan sehari-hari anda sering 1. Mengerti apa yang dimaksud dengan fungsi
menjumpai hubungan sesuatu dengan yang dan dapat menentukan relasii yang
lainnya, baik hubungan antar manusia ataupun merupakan sebuah fungsi.
yang lainnya. Hubungan yang ada tersebut ada 2. Dapat menggambarkan sebuah fungsi pada
yang dapat dinyatakan dalam notasi sistim koordinat Cartesian.
matematika yang mana hal tersebut akan 3. Mengenal macam-macam fungsi.
sangat bermanfaat bagi anda sebagai 4. Mengenal apa yang dimaksud dengan :fungsi
mahasiswa teknik sipil. Dalam modul ini Anda komposisi, fungsi invers, fungsi periodik,
akan mempelajari 4 materi yaitu : Konsep fungsi terbatas dan fungsi monoton.
fungsi, operasi pada fungsi, fungsi komposisi 5. Dapat menentukan komposisii fungsi.
dan fungsi invers, 6. Dapat menentukan invers sebuah fungsi.
macam-macam fungsi dan grafiknya. Pada
materi 1 adalah konsep fungsi, materi 2 adlah
operasi pada fungsi, materi 3 fungsi komposisi
dan inversnya, selanjutnya materi ke 4 adalah
macam-macam fungsi dan grafiknya
1. Konsep Fungsi
1.1 Relasi antara dua himpunan
Jika A dan B dua himpunan yang tidak kosong, maka didefinisikan:
A  B  ( x, y ) x  A dan y  B , A  B disebut hasil kali cartesian antara himpunan

A dan B. Jika R  (A  B), maka R disebut relasi dari himpunan A ke himpunan B.


Relasi dapat diartikan sebagai aturan yang mengawankan dua himpunan.
Ada beberapa cara menyatakan relasi, yaitu:
a. diagram panah
b. himpunan pasangan berurutan
c. grafik kartesius
Contoh:
Diketahui himpunan A  { 1, 2, 4, 5} dan B  { 1, 2, 3, 5}, nyatakan relasi dari A ke B
dengan “dua lebihnya dari” !
Penyelesaian:
B
a. diagram panah c. Grafik kartesius
5
A B
4

1 1 3 
 2
2 3 2
 5
0 1 2 3 4 5 A
4 11 
 1.1. contoh diagram panah
Gb.
5 Gb 1.2. contoh grafik kartesius

b. himpunan pasangan berurutan


{(1,1), (4,2), (5,3)}
1.2 Pemetaan atau fungsi
Pemetaan atau fungsi f dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu relasi yang
menghubungkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota pada B.

Pemetaan seperti ini biasa dinotasikan dengan

f : x  y atau y  f(x)

dibaca “f memetakan x ke y ”

y dinamakan peta atau bayangan dari x oleh fungsi f. Himpunan semua


peta/bayangan dari fungsi disebut daerah hasil (range).

2016 Matematika I
2 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jadi untuk suatu fungsi diperlukan syarat:

a. Himpunan A sebagai daerah asal atau daerah definisi (domain).


b. Himpunan B sebagai daerah kawan (kodomain).
c. Himpunan R sebagai daerah hasil (range)
d. Suatu relasi dari himpunan A ke himpunan B yang memetakan setiap anggota A
dengan tepat satu anggota pada B, atau dengan kata lain setiap anggota A
dipasangkan habis tetapi tidak boleh ada satu anggota A yang punya
pasangan lebih dari atau kurang dari satu.
Domain fungsi f biasanya dilambangkan dengan Df sedangkan range fungsi f
biasanya dilambangkan dengan Rf.

Contoh:

1) Diantara diagram panah berikut yang merupakan fungsi (pemetaan) dari A ke B


adalah A B
A B
a. c.

 
   



 

 
A B
A B


b.  d.
  
 

  



Gb.1.3. diagram panah




Penyelesaian:

b adalah jawabnya, sebab setiap anggota A dipasangkan habis dan punya


kawan tunggal

a bukan fungsi sebab ada anggota A yang tidak punya kawan c bukan
fungsi sebab ada anggota A yang punya kawan lebih dari satu

2016 Matematika I
3 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
d bukan fungsi sebab ada anggota A yang tidak punya kawan dan ada anggota A
yang punya kawan lebih dari satu.
2) Diketahui suatu fungsi yang memetakan A  {1, 8, 27} ke B  {1, 2, 3, 4} dengan
sifat “pangkat tiga dari”
a) Buatlah diagram panahnya
b) Tentukan domain, kodomain dan range fungsi tersebut.
Penyelesaian:
A B
a)

1  1

8  2

27 3

4
Gb. 1.4. diagram panah

b) Domain fungsi (Df ) adalah A  {1, 8, 27}


Kodomain fungsi adalah B  {1, 2, 3, 4}

Range fungsi (Rf ) adalah R  {1, 2, 3}

Diagram panah di bawah ini menunjukkan kejadian khusus dari pemetaan yang
disebut korespondensi satusatu.

A B


 

 


Gb. 1.5. korespondensi satusatu
Korespondensi satusatu adalah pemetaan yang menghubungkan setiap anggota A

dengan tepat satu anggota pada B dan menghubungkan setiap anggota B dengan
tepat satu anggota pada A.

Jika suatu fungsi f mempunyai daerah asal dan daerah kawan yang sama,
misalkan D maka sering dikatakan fungsi f pada D. Jika daerah asal dari fungsi
tidak dinyatakan maka yang dimaksud adalah himpunan semua bilangan riil ().

2016 Matematika I
4 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Untuk fungsifungsi pada  kita kenal beberapa fungsi khusus antara lain: fungsi
linier dan fungsi kuadrat.

2. Operasi Fungsi
Seperti halnya dua bilangan a dan b dapat ditambahkan untuk menghasilkan sebuah
bilangan a + b, demikian juga halnya dua buah fungsi baru f dan g, walaupun fungsi
bukanlah suatu bilangan. Operasi jumlah, selisih, hasil kali dan hasil bagi pada dua buah
fungsi didefinisikan sebagai berikut.
Misalkan f dan g terdefinisi pada himpunan D, maka :
1. (f + g) (x) = f(x) + g(x), untuk setiap x  D.
2. (f - g) (x) = f(x) - g(x), untuk setiap x  D.
3. (f . g) (x) = f(x) . g(x), untuk setiap x  D.
4. (k . f) (x) = k. f(x), untuk setiap x  D dan k adalah konstanta.
 f  f ( x)
5.    x   , untuk setiap x  D dan g(x)  0.
g  g ( x)

Jika domain f adalah Df dan domain g adalah Dg maka domain untuk operasi fungsi f dan g
diatas adalah Df  Dg.

Contoh :

1 x 1 x
Jika f(x) = dan g(x) = , dengan masing-masing domain : Df = {x | x -1} dan Dg
1 x x
= {x | x  0}, maka dapat ditentukan operasi fungsi berikut :

1 x 1 x  2x 2  x  1
1. (f + g) (x) = f(x) + g(x) = + = , dengan Df + g = R – {-1, 0}
1 x x x (1  x)
1 x 1 x x 1
2. (f - g) (x) = f(x) - g(x) = - = , dengan Df – g = R – {-1, 0}
1 x x x (1  x)

1 x  1 x  1  x  2
3. (f . g) (x) = f(x) . g(x) =     = , dengan Df . g = R – { -1, 0}
1 x   x  x(1  x)

1 x 
 
 f 
   x  
f ( x) 1 x  x
4. = = , dengan Df / g = R – {-1}
g
  g ( x ) 1 x  1 x
 
 x 
 1 gxf 5  5x
5. . f(x) = 5 
(5. f) (x) = 5 A  = , dengan D5.f = R – {-1}.
 1  xB 1 x C
3. Fungsi Komposisi f g
Jika diketahui dua fungsi f: A  B dan g: B  C maka fungsi komposisi g f :A C
x f(x) g(f(x))
 g(f(x)), x  A. 
ditentukan oleh rumus 
(g f)(x) 

Gb. 2.11. fungsi komposisi


2016 Matematika I
5 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Catatan: g  f dibaca “g komposisi f ”.
Contoh:
Diketahui f(x)  x + 3 dan g(x)  5x, tentukan:
1. (f  g)(x) dan (f  g)(10)
2. (g  f)(x) dan (g  f)(10)
Penyelesaian:
1. (f  g)(x)  f(g(x))  f(5x)  5x + 3
(f  g)(10)  5.10 + 3  50 + 3  53
2. (g  f)(x)  g(f(x))  g(x + 3)  5(x + 3)  5x + 15
(g  f)(10)  5.10 + 15  50 + 15  65
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa f  g  g  f , jadi komposisi fungsi tidak
bersifat komutatif.
Catatan:
Syarat fungsi f dan g dapat dikomposisikan menjadi fungsi komposisi f  g adalah D f 
Rg  .
Artinya irisan antara domain fungsi f atau Df dan range fungsi g atau Rg tidak kosong.
1. Komposisi dua fungsi atau lebih
Misalkan f, g dan h adalah fungsi maka fungsi-fungsi tersebut dapat tersusun
menjadi fungsi komposisi:
a. (f  g)(x) = f(g(x))
b. (f  g  h)(x) = f(g(h(x)))
Contoh:
Diketahui f(x)  4x  8 dan g(x)  3x2 dan h(x)  2x.
Tentukan
1) (f  g)(x)
2) (f  f)(x)
3) (f  g  h)(x)
Penyelesaian:
1) (f  g)(x)  f(g(x))  f(3x )  4(3x )  8  12x  8
2 2 2

2) (f  f)(x)  f(f(x))  f(4x  8)  4(4x  8)  8  16x  40


3) (f  g  h)(x)  f(g(h(x)))

2016 Matematika I
6 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 f(g(2x))
 f(3(2x )2)
 f(12x 2)
 4(12x 2)  8
 48x 2  8
2. Sifat-sifat komposisi fungsi
a. Operasi komposisi fungsi pada umumnya tidak bersifat komutatif f g  g
f
b. Operasi komposisi fungsi pada umumnya bersifat assosiatif
f  (g  h) = (f  g)  h
c. Dalam operasi komposisi fungsi terdapat fungsi identitas, yaitu I(x)  x,
sehingga berlaku: I f  f I  f
Contoh:

Pada contoh sebelumnya diketahui f(x)  4x  8, g(x)  3x2 dan h(x)  2x. Tunjukkan
bahwa:

1) (f  g)(x)  (g  f) (x)
2) (f  (g  h))(x) = ((f  g )  h)(x)
3) (I  f)(x)  (f  I)(x)  f(x)
Penyelesaian:

1) (f  g)(x)  f(g(x))  f(3x )  4(3x )  8  12x


2 2 2
8
(g  f)(x)  g(f(x))

 g(4x  8)

 3(4x  8)2

 3(16 x2  64x + 64)

 48 x2  192x + 192

jadi (f  g)(x)  (g  f) (x)


2) f(x)  4x  8, g(x)  3x2 dan h(x)  2x
menentukan (f  (g  h))(x) menentukan ((f  g )  h)(x)
(g  h)(x)  g(h(x)) (f  g)(x)  f(g(x))
 g(2x)  f(3x2)

2016 Matematika I
7 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 3(2x )2  4(3x2)  8
 12x 2  12x2  8

(f  (g  h))(x)  f)(g  h)(x)) ((f  g)  h)(x)  (f  g)(h(x))


 f(12x 2)  (f  g)(2x)
 4(12x 2)  8  12(2x)2  8

 48x 2  8  48x 2  8

Jadi terbukti bahwa (f  (g  h))(x) = ((f  g )  h)(x)


3) I(x)  x dan f(x)  4x  8
(I  f)(x)  I(f(x))  I(4x  8)  4x  8  f(x)
(f  I)(x)  f(I(x))  f(x)
Jadi terbukti bahwa (I  f)(x)  (f  I)(x)  f(x)
3. Menentukan fungsi f jika fungsi g dan f  g diketahui
Contoh:

Tentukan f(x) jika g(x)  3x + 2 dan (f  g)(x)  18x 2


+ 39x + 22

Penyelesaian:

(f  g)(x)  18x 2
+ 39x + 22

 f(g (x))  18x2 + 39x + 22

 f(3x + 2)  18x2 + 39x + 22

 f(3x + 2)  2(3x + 2)2  24x  8 + 39x + 22

 f(3x + 2)  2(3x + 2)2 + 15x +14

 f(3x + 2)  2(3x + 2)2 + 5(3x + 2) +4

jadi f(x)  2x2 + 5x + 4


Dengan cara sama dapat pula ditentukan fungsi g jika fungsi f dan f  g diketahui.
Contoh:
Tentukan g(x) jika diketahui f(x)  3x dan (f  g)(x) 12x + 24
Penyelesaian:
(f  g)(x)  12x + 24

2016 Matematika I
8 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 f(g(x))  12x + 24
 3 g(x)  12x + 24
 g(x)  4x + 8
jadi g(x)  4x + 8
Catatan: dalam penyelesaian tersebut terkadang sulit untuk dikerjakan, namun
dengan pengertian fungsi invers (balikan) akan memudahkan untuk menyelesaikan
soal tersebut.
4. Fungsi invers

1. Pengertian invers suatu fungsi


Perhatikan gambar 4.1 berikut

A B
f

f 1(y)  x 
Pada gambar di atas fungsi f : A  B dengan f  ( xf, y1) y f(x)
f ( x),yx  A dan y  B ,

relasi g: B  A dengan g  ( y , x ) x  g ( y ), x  A dan y  B maka g adalah invers


Gb. 4.1. invers
dari fungsi f dan ditulis f 1. Jika relasi f 1 merupakan fungsi
fungsi maka f 1 disebut fungsi
invers, jika relasi f 1 bukan merupakan fungsi maka f 1 disebut invers dari f saja.

Jika fungsi g  f 1 ada maka f dan g disebut fungsifungsi invers, g adalah invers
dari f dan f adalah invers dari g. Sehingga dapat dinyatakan dengan:

f 1( y )  x  f ( x )  y .

Contoh:

Fungsifungsi dalam himpunan pasangan berurutan berikut ini nyatakan inversnya


dan apakah merupakan fungsi invers.

a. f = {(2,4), (3,6), (5,10)}


b. g = {(2,4), (1,1), (1,1), (2,4)}
c. h = {(1,1), (3,3), (1,1), (3,3)}
Penyelesaian:

1
a. f = {(4,2), (6,3), (10,5)}, merupakan fungsi invers
b. g 1= {(4, 2), (1, 1), (1,1), (4, 2)}, merupakan invers dari fungsi g tetapi bukan
merupakan fungsi invers.
c. h 1= {(1, 1), (1,1), (2, 4), (2, 4)}, merupakan fungsi invers

2016 Matematika I
9 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Catatan: syarat suatu fungsi memiliki fungsi invers adalah jika fungsi tersebut
merupakan korespondensi satusatu.

2. Menentukan fungsi invers


Langkahlangkah untuk menentukan fungsi invers dari fungsi y  f(x) adalah:

a. Tentukan terlebih dulu fungsi x dari y sehingga didapat x  f(y)


b. Setelah didapat x  f(y) selanjutnya tukarkan 2 variabel tersebut menjadi y  f
1
(x)
c. Kemudian tunjukkan bahwa (f f 1
)(x)  (f 1  f)(x)  I(x)  x
Contoh:

Tentukan fungsi invers dari y = 2x + 10

Penyelesaian:

y  2x + 10  2x  y 10

y  10
 x  x  f(y)
2
x  10 1
jadi f 1(x)   x 5
2 2

1 
(f f 1
)(x)  f )f 1(x))  2 x  5   10  x
2 
1
 f)(x)  f
(f 1 1
(f(x)) 
2
(2 x  10)  5  x

Karena (f  f 1
)(x)  (f 1  f)(x)  I(x)  x maka fungsi invers dari y = 2x + 10 adalah f
1
1
(x)  x 5
2
Catatan: grafik fungsi f akan simetris dengan fungsi f 1 dengan sumbu simetrinya
adalah garis y  x.
3. Fungsi invers dari fungsi komposisi

gf
A B C

f g

x y z
f 1 g 1

(g f)1
2016 Matematika I Gb. 2.13. invers fungsi komposisi
10 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jika fungsi f: A  B, g: B  C dan (g  f): A  C maka (g  f) memetakkan
setiap x  A oleh fungsi f dilanjutkan oleh fungsi g ke z  C. Atau dapat ditulis:
f(x) = y dan g(y) = z  (g  f)(x)  g(f(x)) = z
Misalkan f -1
dan g -1
berturut-turut invers dari fungsi f dan g maka (g  f) -1

memetakkan setiap z  C oleh fungsi g –1


dilanjutkan oleh fungsi f –1
ke x  A
sehingga dapat dinyatakan dengan (f -1 g –1
). Atau dapat ditulis:

g –1(z) = y dan f –1(y) = x  (f -1 g –1


)(z)  f –1(g –1(z)) = x

Jadi (g  f) –1
= f -1 g –1

Jika f 1, g 1 dan h 1 berturutturut masingmasing adalah fungsi invers dari


fungsifungsi f , g dan h maka berlaku hubungan:

a. (f  g) (x)  (g  f )(x)
1 1 1

b. (f  g  h) (x)  (h  g  f )(x)
1 1 1 1

c. ((f  g)  g )(x)  (g  (g  f ))(x) = f(x)


1 1

d. (f 1(x)) 1  f(x)
Ada 2 cara dalam menentukan rumus invers fungsi dari fungsi komposisi, yaitu:

a. Menentukan dulu rumus fungsi komposisi, kemudian menentukan


inversnya.
Contoh:
Diketahui f  x  7 dan g  4x + 1, tentukan (f  g) 1
(x)
Penyelesaian:
(f  g)(x)  f(g(x))  f(4x + 1)  4x + 1  7  4x  6
Misalkan y  4x  6
 4x  y + 6
y6
 x
4
x6
Jadi (f  g) 1
(x) 
4
b. Menentukan dulu inversnya masingmasing fungsi, kemudian dikomposisikan
Contoh: (dari contoh sebelumnya)

Diketahui f(x)  x  7 dan g(x) 4x + 1, tentukan (f  g) 1


(x) Penyelesaian:

f (x)  x  7  misalkan y  x  7

 xy+7 sehingga f 1(x)  x + 7

2016 Matematika I
11 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
g(x)  4x + 1  misalkan y  4x + 1

 4x  y  1

y 1 x 1
 x sehingga g1(x) 
4 4

(f  g) 1
(x)  (g 1 f 1
)(x)

 g 1 (f 1(x))

 g 1(x + 7)

( x  7)  1

4

x6

4

5. Macam-macam Fungsi dan Grafiknya

5.1. Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil


Fungsi y = f(x) dikatakan fungsi genap, jika f(- x) = f(x), untuk setiap x  Df.
Dan fungsi y = f(x) dikatakan ganjil, jika f(- x) = - f(x), dalam hal ini daerah asal f sekaligus
memuat x dan – x.
Sifat-sifat fungsi genap dan fungsi ganjil adalah :

1. Grafik fungsi genap simetri terhadap sumbu y

2. Grafik fungsi ganjil simetri terhadap titik (0, 0) atau ttitik asal.

Secara geometris sifat tersebut dapat dilihat pada gambar 5.1. berikut.

y y

y = f(x) f(-x)= - f(x)

(a). Grafik fungsi genap (b). Grafik fungsi ganjil

Gambar 5.1.

Contoh :

2016 Matematika I
12 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Fungsi f(x) = x2 adalah fungsi genap, karena f(-x) = (-x)2 = x2 = f(x), x  R
2. Fungsi f(x) = sin x adalah fungsi ganjil, karena f(-x) = sin (-x) = - sin x = - f(x), untuk
setiap x  R.
3. Fungsi f(x) = x3 – x2 adalah fungsi yang tidak genap dan tidak ganjil, karena terdapat x 
Df sehingga f(-x) = (-x)3 – (-x)2 = -x3 – x2  - f(x).
4. Fungsi f(x) = 0 adalah fungsi genap dan fungsi ganjil, karena f(-x) = 0 = f(x) dan f(-x) = 0
= - f(x), untuk setiap x  Df
5. Fungsi f(x) = -  x tidak dapat dikatakan sebagai fungsi genap maupun fungsi ganjil

Karen daerah asalnya tidak memuat x atau – x secara bersamaan (bukan himpunan
simetri).
5.2 Fungsi Konstanta
Bentuk fungsi konstanta adalah f(x) = k, k adalah konstanta, Df = R dan Rf = {k}.

Grafik fungsinya diperlihatkan pada gambar 5.2.

f(x) = k

Gambar 5.2.

5.3. Fungsi Identitas


Bentuk fungsi identitas adalah f(x) = x, Df = R dan Rf = R.
Grafik fungsinya diperlihatkan pada gambar 5.3.
y

f(x) = x

Gambar 5.3.

5.4. Fungsi Linier


Fungsi linier mempunyai persamaan y  ax + b, a, b   dan a  0. Grafik fungsi linier
berupa garis lurus. Untuk menggambar grafik fungsi linier ada dua cara, yaitu: dengan
tabel dan dengan menentukan titik potong pada sumbu x dan sumbu y.

2016 Matematika I
13 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Contoh:

Gambarlah grafik fungsi y  2x + 2

Penyelesaian

1. Dengan tabel

x 1 0 1

y  2x + 2 0 2 4
Y
Dari tabel diperoleh titiktitik berupa y  2x + 2
4 
pasangan koordinat, kita gambar titik
3
tersebut dalam bidang kartesius kemudian
2
dihubungkan sehingga tampak
1
membentuk garis lurus. (gambar 2.6)

1 0 1 2 3 4 X

Gb. 2.6. grafik fungsi linier

2. Dengan titik potong sumbu x dan sumbu y


Persamaan garis y  2x + 2
Titik potong grafik dengan sumbu x:
syarat y  0  0  2x + 2
2x  2

x  1
sehingga titik potong grafik dengan sumbu x adalah ( 1,0)
Titik potong grafik dengan sumbu y:
syarat x  0  y  2 . 0 + 2  2
sehingga titik potong grafik
Y dengan sumbu y adalah ( 0,2)
Kedua titik potong tersebut digambar dalam bidang kartesius kemudian dihubungkan
sehingga tampak membentuk garis lurus (gambar 2.7).
4 y  2x + 2

3 

2

1 0 1 2 3 4 X
2016 Matematika I
1
14 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Gb. 2.7. Grafik fungsi linier


1. Gradien
Persamaan garis biasa juga ditulis y  mx + c, dengan m, c  . Dalam hal ini m dan
c adalah konstanta, dengan m melambangkan gradien (koefisien arah) garis lurus.

Gradien adalah konstanta yang menunjukkan tingkat kemiringan garis. Dilihat dari
gambar 2.8 maka m dapat dicari sebagai berikut:

y2 
Δy y y 2  y 1 f  x 2   f  x1 
 m  
y1  x x 2  x1 x 2  x1
Δx

O x1 x2 X

Gb. 2.8. Gradien

m = tan 
Pada gambar 2.8, misalkan  adalah sudut antara garis horisontal (sejajar sumbu x)
dan grafik fungsi linier dengan arah putaran berlawanan arah
dengan arah putaran jarum jam, maka gradien dapat pula didefinisikan dengan

y
m  tan  .
x
Sebagai catatan bahwa
a) Jika m  0 maka grafik sejajar dengan sumbu x dan ini sering disebut sebagai
fungsi konstan.
b) Jika m  0 maka grafik condong ke kanan atas (0   90)
c) Jika m  0 maka grafik condong ke kanan bawah (90   180)
2. Menentukan persamaan garis melalui satu titik dan bergradien m

2016 Matematika I
15 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Misalkan garis y  mx + c melalui titik P(x1,y1), setelah titik (x1,y1) disubstitusikan ke
persamaan garis tersebut diperoleh:

y  mx + c
y1  mx1 + c

y  y1  m (x  x1)
Jadi rumus persamaan garis melalui titik P(x1,y1) dan bergradien m adalah

Contoh:

y  y1  m (x  x1)

Tentukan persamaan garis yang melalui P(3,9) dan bergradien 6.


Penyelesaian:
Titik P(3,9) dan gradien m  6 disubstitusikan ke persamaan diatas
y  y1  m(x  x1)
 y  9  6(x  3)
 y  6x  18 +9
 y  6x 9
Jadi persamaan garisnya adalah y  6x 9.
3. Menentukan persamaan garis melalui dua titik
Persamaan garis melalui dua titik A(x1,y1) dan B(x2,y2) dapat dicari dengan langkah
sebagai berikut:
persamaan garis melalui titik A(x1,y1) dan dengan memisalkan gradiennya m adalah
y  y1  m (x  x1) …………………. (i)
karena garis ini juga melalui titik B(x2,y2), maka y2  y1  m (x2  x1), sehingga
diperoleh gradien
y  y1
m 2 …………………. (ii)
x 2  x1

y  y1 x  x1
persamaan (ii) disubstitusikan ke (i) diperoleh 
y 2  y 1 x 2  x1
Jadi persamaan garis melalui dua titik A(x1,y1) dan B(x2,y2) adalah

y  y1 x  x1

y 2  y 1 x 2  x1
Contoh:
Tentukan persamaan garis yang melalui titik (1,6) dan (3,8).
Penyelesaian:

2016 Matematika I
16 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kedua titik (1,6) dan (3,8) disubstitusikan ke persamaan garis melalui dua titik.
y  y1 x  x1 y  6 x 1
  
y 2  y 1 x 2  x1 8  6 3 1

y  6 x 1
 
2 2
 y6x1
 yx+5
Jadi persamaan garisnya adalah y  x + 5
4. Menentukan titik potong antara dua garis
Misalkan dua garis g1 dan g2 saling berpotongan di titik P(x,y), maka nilai x dan y
harus memenuhi kedua persamaan garis tersebut. Titik potong dua garis dapat dicari
dengan metode substitusi atau eliminasi.
Contoh:
Tentukan titik potong dari dua garis g1: y  3x + 2 dan g2: y  x + 8
Penyelesaian:
Soal di atas dapat diselesaikan dengan 2 metode
a. Metode substitusi
Nilai y pada persamaan g2 diganti dengan nilai y persamaan g1
yx+8
 3x + 2  x + 8
 2x  6
 x3
x  3 dimasukkan ke persamaan g2 diperoleh
y  x + 8  3 + 8  11
jadi titik potong g1: y  3x + 2 dan g2: y  x + 8 adalah (3,11)
b. Metode eliminasi
Metode eliminasi dilakukan dengan menyamakan koefisien salah satu variabel
untuk menghilangkan salah satu variabel lainnya. Karena kedua persamaan
tersebut memiliki koefisien variabel y yang sama maka langsung dieliminasikan
y  3x + 2 x  3 dimasukkan ke persamaan g2
yx + 8 y  x + 8  3 + 8  11
+
0  2x  6
2x  6  x  3
jadi titik potong g1: y  3x + 2 dan g2: y  x + 8 adalah (3,11)
Catatan:
a. Garis g1 yang bergradien m1 dikatakan sejajar dengan g2 yang bergradien m2
jika memenuhi m1  m2

2016 Matematika I
17 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Contoh:
Apakah garis y  5x + 12 sejajar dengan y  5x  8
Penyelesaian:
Karena m1  m2  5 maka kedua garis tersebut sejajar.
b. Garis g1 yang bergradien m1 dikatakan tegak lurus dengan g2 yang bergradien
m2 jika memenuhi m1 . m2  1
Contoh:
Apakah garis 2y  6x + 12 dan 9y  3x + 8 saling tegak lurus?
Penyelesaian:
g1: 2y  6x + 12  y  3x + 6  m1  3
1 8 1
g2: 9y  3x + 8  y   x   m2  
3 9 3
 1
m1 . m2  3 .     1 sehingga kedua garis saling tegak lurus.
 3

5.5. Fungsi Kuadrat


Bentuk umum fungsi kuadrat adalah y  ax2 + bx + c dengan a, b, c   dan a 
0. Grafik fungsi kuadrat berbentuk parabola maka sering juga disebut fungsi parabola.
Jika a  0 , parabola terbuka ke atas sehingga mempunyai titik balik minimum (gambar
5.5.a)
Jika a  0 , parabola terbuka ke bawah sehingga mempunyai titik balik maksimum
(gambar 5.5.b)

Y Y P(x,y)

O X
O X
Langkahlangkah menggambar
P(x,y) grafik fungsi kuadrat y  ax2 + bx + c :
1. Menentukan pembuat nol fungsi  y  0 atau f(x)  0
Gb. Pembuat nol
5.5.a. grafik fungsi dari persamaan kuadrat
parabola y  ax
Gb. 5.5.b. 2
+ bx
grafik + c diperoleh jika ax2 + bx
parabola

+ c  0. Sehingga diperoleh nilai x yang memenuhi ax2+ bx + c 0.


b
2. Menentukan sumbu simetri x 
2a
b D
3. Menentukan titik puncak P (x, y) dengan x  dan y 
2a  4a
Dengan nilai diskriminan D  b2  4ac.
Jika ditinjau dari nilai a dan D maka sketsa grafik parabola sebagai berikut:

2016 Matematika I
18 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
a < 0, D > 0 a < 0, D  0 a < 0, D < 0

X1  X2

 
X1 X2

Definit negatif
a > 0, D > 0 a > 0, D  0 a > 0, D < 0

 
X1 X2
Catatan: 
X1  X2
persamaan kuadrat ax2 + bx + c  0 dapat dicari akarakarnya
Definitdengan:
positif
 Pemfaktoran
 Kuadrat sempurna
2
 Rumus abc: x12   b  b  4ac
2a
Contoh:
Gambarlah sketsa grafik fungsi y  x2  6x + 8
Penyelesaian:
a. Menentukan pembuat nol fungsi
Dengan pemfaktoran diperoleh

x2  6x + 8  0
(x  2) (x  4)  0
x  2 atau x  4
b. Menentukan sumbu simetri
 b  ( 6 ) 6
x   3
2a 2 .1 2

c. Menentukan titik puncak P (x, y)


Karena x sudah dicari maka tinggal mencari nilai y dengan substitusi x  3 ke
fungsi y diperoleh
y  32  6(3) + 8
 9  18 +8  1

YJadi puncaknya adalah titik (3,1).Sehingga sketsa grafiknya adalah

 
0 1 3
2016
1 Matematika
19 I

2 F, M.Pd 4 X Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Hendy Yusman

Gb. 5.6. contoh grafik parabola


5.6 Fungsi Trigonometri
5.6.1 Trigonometri dengan perbandingan sudut segitiga siku-siku
Diketahui segitiga ABC, dengan sudut BAC = , sisi tegak (proyektor) = BC, sisi datar
(proyeksi) = AB dan sisi miring (proyektum) = AC.

Proyektor Proyektum

B Proyeksi A

Gambar 5.6.1.

Berdasarkan segitiga siku-siku tersebut, maka trigonometri didefinisikan sebagai :

proyektor panjang BC
sin    , sin = sinus
proyektum panjang AC

proyeksi panjang AB
cos    , cos = cosinus
proyektum panjang AC

proyektor panjang BC
tan    , tan = tangent
proyeksi panjang AB

Perhatikan lingkaran satuan pada gambar 5.6.2. dengan persamaan x2 + y2 = 1, berpusat di


titik asal dan bejari-jari satu. Nyatakan koordinat (1, 0) dengan A dan t sebarang bilangan
positif, maka terdapat tepat satu titik B(x, y) sehingga panjang busur AB adalah t.

B(x, y)

2016 Matematika I
20 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
A(1, 0) x

Gambar 5.6.2.

Karena keliling lingkaran adalah 2, sehingga jika t > 2 di perlukan lebih dari satu putaran
penuh untuk menelusuri t, jika t = 0 maka A = B, jika t < 0 maka kita juga akan memperoleh
satu titik unik B(x, y) sehingga muncul definisi sinus dan kosinus.

5.6.2. Sinus dan kosinus

Andaikan t menentukan titik B(x, y) pada keterangan gambar 5.6.2., maka

sin t = y dan cos t = x.

Dari dua rumusan tersebut diperoleh empat rumus fungsi trigonometri lainnya yaitu :

Sin t 1 cos t
tan t = cos t cotan t = tan t  sin t

1 1
sec t = cos t cosec t = sin t

5.6.3. Sifat-sifat dasar sinus dan kosinus


Pada fungsi sinus dan kosinus berlaku sifat-sifat sebagai berikut :
1. -1  sin t  1 dan -1  cos t  1
2. sin (t + 2) = sin t dan cos (t + 2) = cos t
3. sin (- t) = - sin t dan cos (- t) = cos t
   
4. sin   t  = cos t dan cos   t  = sin t
2  2 
5. sin2 t + cos2 t = 1
Sifat-sifat dasar sinus dan kosinus memberikan sifat-sifat fungsi trigonometri lainnya, yaitu :
1. tan (- t) = - tan t
2. 1 + tan2 t = sec2 t dan 1 + cotan2 t = cosec2 t
Adapun grafik fungsi trigonometri diperlihatkan pada gambar 5.6 berikut :
y y

x x

2016 Matematika I
21 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
(a).Grafik fungsi sinus (b). Grafik fungsi kosinus
Gambar 5.6
y

(c). Grafik fungsi tangen

SOAL-SOAL LATIHAN

I. Tentukan domain dan range dari fungsi-fungsi yang diberikan berikut :

1. f(x) = x

2. h(x) = 1 x

1
3. g(x) =
x
2x
4. s(x) =
1 x
5. t(x) = x 2  2x

II. Tentukan hasil operasi f + g, f – g, f . g, f / g, dan g / f beserta domain dari fungsi


yang diberikan berikut ini.

2016 Matematika I
22 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1 x 1 x
1. f(x) = dan g(x) =
1 x x
2. f(x) = x dan g(x) = x 1

3. f(x) = x dan g(x) = x 1

1 1
4. f(x) = dan g(x) =
x2 x 1
5. f(x) = x  1 dan g(x) = 9  x2 .

III. Tentukan fog dan gof dari fungsi-fungsi:

1. f(x) = 4x – x2 dan g(x) = x

1
2. f(x) = dan g(x) = x
x

3. f(x) = 1 – x2 dan g(x) = 1 + 2x

4. f(x) = 1  x dan g(x) = 1 x

2x
5. f(x) = dan g(x) = 1- x2.
1 x
V. Tentukan invers fungsi-fungsi berikut & gambarkan grafik f(x) dan f-1(x) !

1. f(x) = 3x – 2

2. f(x) = -3(x+5)

3. f(x) = 4 – x3

4. f(x) = (7 – x)5

x4
5. f(x) =
x4

 2x 3  3
6. f(x) =
x3  8

VI. Gambarkan grafik fungsi berikut.

1. f(x) = x2  2

x
2. f(x) =
x 1
2

VII. Tentukan nilai fungsi trigonometri lainnya jika :

1. sin  = 3/5 ; /2 <  < 

2. cos  = -4/5 ;  <  < 3/2

2016 Matematika I
23 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. tan  = - 2 ;3/2 <  < 2

4. cot  = 4/ 6 ;  <  < 3/2

5. sec  = -6 ; /2 <  < 

6. csc  = 5/4 ; 0 <  < /2

Daftar Pustaka :

1. Frank. Ayres J.R.,Kalkulus Diferensial dan Integral, Erlangga, Jakarta, 2004.


2. Purcell,Edwin J., Kalkulus jilid I, Erlangga, Jakarta, 2003
3. Stroud, K.A.,Matematika Teknik, Jilid I, Erlangga, jakarta, 2003
4. Yusuf Yahya, D.Suryadi H.S., Agus Sumin, Matematika dasar Untuk Perguruan
Tinggi, Ghalia Indonesia, 2004

2016 Matematika I
24 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2016 Matematika I
25 Hendy Yusman F, M.Pd
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

You might also like