You are on page 1of 8

MAKALAH MEKANISASI PERTANIAN

PROSPEK PENGEMBANGAN MESIN TANAM PINDAH BIBIT PADI DALAM


RANGKA MENGATASI KELANGKAAN TENAGA KERJA TANAM BIBIT PADI

Disusun Oleh :

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-
Nya, tidak lupa juga shalawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
kelak memberikan syafa’at di yaumul qiyamah nanti. Atas usaha dan kerja keras kami, makalah
kami yang berjudul “PROSPEK PENGEMBANGAN MESIN TANAM PINDAH BIBIT
PADI DALAM RANGKA MENGATASI KELANGKAAN TENAGA KERJA TANAM
BIBIT PADI” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Penulisan makalah
sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Botani.
Dengan terselesainya makalah ini, tidak lepas dari dukungan maupun dorongan semangat
dari pihak – pihak yang bersangkutan dalam pembuatan makalah ini. Kami ucapkan terimakasih
kepada :
1. Dosen Pengasuh mata kuliah Mekanisme Pertanian yang memberikan bimbingan
kepada kami.
2. Teman – teman yang telah telah memberikan dorongan semangat untuk menyelesaikan
makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini, kami berharap dapat bermanfaat bagi pembaca dan
dapat memberikan tambahan wawasan mengenai materi – materi pembahasan yang kami susun.
Makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami berharap adanya saran ataupun kritikan
agar penyusunan makalah yang selanjutnya dapat menjadi lebih baik.

Malang, 06 Agustus 2017


Penulis,
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan beras sebagai salah satu sumber pangan utama masyarakat Indonesia terus
meningkat, hal ini dikarenakan jumlah penduduk terus bertambah dengan laju peningkatan sekitar
1,3% per tahun dan adanya perubahan pola konsumsi dari non beras ke beras. Berkaitan dengan
hal tersebut, pemerintah mentargetkan surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014 dengan maksud
untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional yang akan berdampak positif terhadap stabilitas
politik, ekonomi, sosial budaya, dan keamanan.
Kendala lain yang dijumpai di beberapa sentra produksi padi adalah keterbatasan tenaga
kerja dalam usahatani padi terutama pada tenaga kerja tanam. Pelaksana kegiatan tanam padi di
Jawa Tengah pada umumnya adalah tenaga wanita dengan rata-rata usia 54 tahun. Tenaga kerja
dengan struktur umur demikian tidak dapat diandalkan untuk jangka panjang dan memerlukan
regenerasi (Ahmad dan Haryono, 2007). Di satu sisi minat generasi muda untuk meneruskan
mata pencaharian sebagai petani semakin berkurang, karena mereka memilih bekerja menjadi
buruh di Pabrik dan perusahaan perusahaan diluar pertanian.
Tambunan dan Sembiring (2007) menyatakan bahwa pembangunan pertanian dewasa ini
tidak lagi dapat dilepaskan dari perkembangan teknologi alat dan mesin pertanian. Berbagai kajian
menyimpulkan bahwa alat dan mesin pertanian merupakan kebutuhan utama sektor pertanian
sebagai akibat dari kelangkaan tenaga kerja pertanian di pedesaan. Alat dan mesin pertanian
berfungsi antara lain untuk mengisi kekurangantenaga kerja manusia yang semakin langka dengan
tingkat upah semakin mahal, meningkatkan produktivitas tenaga kerja, meningkatkan efisiensi
usahatani melalui penghematan tenaga, waktu dan biaya produksi serta menyelamatkan hasil dan
meningkatkan mutu produk pertanian (Unadi dan Suparlan, (2011). Penggunaan alat dan mesin
pertanian pada proses produksi dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas,
produktivitas, kualitas hasil, dan mengurangi beban kerja petani Sejak beberapa tahun terakhir ini
telah diperkenalkan dan dikembangkan mesin tanam pindah bibit padi (rice transplanter). Rice
transplanter adalah mesin penanam padi yang dipergunakan untuk menanam bibit padi yang telah
disemaikan pada areal khusus (menggunakan tray/dapog) dengan umur atau ketinggian tertentu,
pada areal tanah sawah kondisi siap tanam, dan mesin dirancang untuk bekerja pada lahan
berlumpur (puddle) dengan kedalaman kurang dari 40 cm. Oleh karena itu mesin ini dirancang
ringan dan dilengkapi dengan alat pengapung (Taufik, 2010). Inovasi teknologi rice transplanter
berpeluang dapat mempercepat waktu tanam bibit padi dan mengatasi kelangkaan tenaga kerja
tanam bibit padi pada daerah-daerah tertentu.
Sejak beberapa tahun terakhir ini telah diperkenalkan dan dikembangkan mesin tanam
pindah bibit padi (rice transplanter). Rice transplanter adalah mesin penanam padi yang
dipergunakan untuk menanam bibit padi yang telah disemaikan pada areal khusus
(menggunakan tray/dapog) dengan umur atau ketinggian tertentu, pada areal tanah sawah
kondisi siap tanam, dan mesin dirancang untuk bekerja pada lahan berlumpur (puddle) dengan
kedalaman kurang dari 40 cm Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan teknis dan
finansial rice transplanter ditinjau dari usaha jasa dan usahatani padi menggunakan rice
transplanter dalam upaya mengatasi kelangkaan tenaga kerja tanam bibit padi.

1.2 Tujuan
Dalam penulisan makalah kali ini, bertujuan untuk mengetahui Kinerja Rice Transplanter
Pengoperasian rice transplanter. Sehingga dapat meningkatkan hasil produksi dalam bidang
pertania serta kinerja dari petani bisa lebih efisien.

1.3 Rumusan Masalah


HASIL DAN PEMBAHASAN
Kinerja Rice Transplanter Pengoperasian rice transplanter SPW48 C relative mudah dan
sederhana.Jumlah tenaga yang terlibat secara langsung hanya 3 orang terdiri dari satu orang
operator atau yang mengoperasionalkan rice transplanter, satu orang Penyedia/ pengangkut
bibit dan satu orang penyulam rumpun yang kosong.Demplot tanam menggunakan rice
transplanter SPW48 C, menerapkan jarak tanam 30 x 18 cm, kedalaman tanam 3 cm,
jumlah bibit 3 bibit/lubang pada kondisi lahan sawah kedalaman lumpur lunak antara 25 – 35
cm dan genangan air 2-3 cm, rice transplanter berfungsi baik dengan rumpun kosong 1,5%
dan kapasitas kerja 7,0 jam/ha. Tingginya jumlah rumpun yang kosong dan lamanya
kapasitas kerja dikarenakan bibit dalam dapog kurang rapat dan operator rice transplanter
belum terampil. Kapasitas kerja rice transplanter dipengaruhi oleh kondisi lahan, luas petakan
dan keterampilan operator. Berdasarkan biaya operasional dan keuntungan yang diperoleh,
investor berani menjual jasa penyediaan bibit dan tanam masing-masing dengan harga
p5.000/dapog dan Rp600.000/ha. Bagi petani harga jual tersebut masih lebih murah
dibandingkan dengan biaya pembuatan persemaian dan tanam secara konvensional. Ditinjau dari
aspek tenaga kerja, produktivitas, kualitas tanam kinerja rice transplanter lebih baik
dibandingkan dengan cara tanam konvensional Keunggulan rice transplanter diantaranya
(1) produktivitas tanam cukup tinggi 6 jam/ha,
(2) jarak tanam dalam barisan dapat diatur dengan ukuran 12, 14, 16, 18, 21 cm,
(3) penanaman yang presisi (akurat),
(4) tingkat kedalaman tanam dapat diatur dari 0,7 - 3,7 cm (5 level kedalaman),
(5) jumlah tanaman dalam satu lubang berkisar 2 – 4 tanaman per lubang dan
(6) jarak dan kedalaman tanam seragam sehingga pertumbuhan dapat optimal dan seragam.
Disamping keunggulan, rice transplanter mempunyai beberapa kelemahan diantaranya
(1) jarak antar barisan (gawangan 30 cm) tidak dapat diubah,
(2) tidak bisa dioperasionalkan pada kedalaman sawah lebih dari 40 cm,
(3) untuk membawa mesin ke sawah atau ketempat lain diperlukan alat angkut,
(4) perlu bibit dengan persyaratan khusus dan
(5) harga masih relatif mahal sehingga tidak terjangkau petani.
KESIMPULAN

Kehadiran rice transplanter pada kondisi lahan sawah datar, petakan luas dan kedalaman
lumpur kurang dari 40 cm dapat membantu memecahkan masalah kekurangan tenaga tanam
pindah bibit padi. Usaha jasa rice transplanter layak dijalankan dan dikembangkan dengan NPV
selama 5 tahun pada tingkat bunga modal 12% adalah Rp22,4 juta, IRR = 59,59%, gross B/C =
1,26 dan PP = 2,42 tahun. Tanam menggunakan rice transplanter dapat meningkatkan
pendapatan usahatani padi sebesar Rp2.690.000/ha/musim tanam dengan marginal B/C sebesar
23,42 sehingga tanam menggunakan rice transplanter sangat layak untuk diterapkan secara luas.
Penggunaan rice transplanter dapat Menguntungkan kedua belah pihak yaitu pemberi jasa
(pemilik rice transplanter) dan pengguna jasa (petani pengguna rice

You might also like