Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh
Henderiana L. L. Belli
Kontrol reproduksi dari mammalia telah bergeser dari susunan syaraf pusat
(CNS) ke pengaturan dari dua sistem yakni susunan syaraf pusat dan sistem
endokrin. Didahului oleh penemuan bahwa hypothalamus meng-hubungkan
kedua sistem tersebut melalui hypothalamus-hypophyseal portal sistem dalam
mengkoordinasikan fungsi dari gonad. Bagaimanapun, banyak fenomena tak
dapat diterangkan hanya pada neuroendokrin kontrol. Pada dekade terakhir telah
ditemukan chemical messengers (growth factors) dan adanya pengaturan
autocrine/paracrine sistem dalam gonad. Kemajuan-kemajuan ini telah
membantu membuka fenomena bahwa sampai sekarang tidak dapat diterangkan
hanya semata-mata pada kontrol neuroendokrin.
Baik sistem endokrin maupun sistem syaraf berfungsi dalam inisiasi, koordinasi
serta pengaturan fungsi sistem reproduksi. Tidak seperti sistem syaraf dimana
kontrol terhadap fungsi tubuh dengan cepat, impuls syaraf elektrik seperti sistem
musculoskletal, sistem endokrin menggunakan chemical messenger atau
hormon untuk mengatur proses tubuh yang lambat seperti pertumbuhan dan
reproduksi.
Batasan klasik hormon adalah suatu zat organik, substansi kimia yang disinteisis
dan disekresi oleh kelenjar tanpa saluran, masuk kedalam sistem pembuluh
darah untuk transpor. Hormon berfungsi dalam menghambat, menstimulasi serta
mengatur aktivitas fungsional dari target organ atau jaringan. Dalam hal ini
organ-organ seperti uterus dan hypothalamus yang memproduksi hormon tidak
memenuhi batasan klasik ini.
Kelenjar-kelejnar endokrin
Sebelum masuk kedalam diskusi hormon reproduksi, sangat bermanfaat untuk
mempelajari tinjauan singkat mengenai anatomi fungsianal dari hypothalamus,
pituitary dan gonad.
Hypothalamus
Hypothalamus menempati hanya sebagian sangat kecil pada otak, terdiri atas
daerah ventricle ketiga, diluar daerah optic chiasma pada mammilary body.
Terdapat hubungan syaraf antara hypothalamus dengan lobus posterior melalui
saluran hypothalamic-hypophyseal dan hubungan vascular antara hypothalamus
dengan lobus anterior pituitary. Darah dari artery masuk kedalam pituitary melalui
superior hypophyseal artery dan inferior hypophyseal artery. Superior
hypophyseal artery membentuk loop pembuluh kapiler pada median eminence
dan pars nervosa. Dari kapiler-kapiler ini darah mengalir kedalam hypothalamo-
hypophyseal portal sistem, dimana dimulai dan diakhiri didalam kapiler tanpa
melalui hati. Sebagian dari venous (pembuluh darah halus) mengalir keluar dari
anterior pituitary dengan jalan mengalir mundur, yang mengekspos
hypothalamus dengan tingginya konsentrasi hormon pituitary anterior. Aliran
darah ini menyebabkan kelenjar pituitary mengatur mekanisme umpan balik
negatif dalam pengaturan fungsi dari hypothalamus. Tipe umpan balik ini disebut
short-loop feedback (umpan balik pendek).
1
Kelenjar pituitary
Kelenjar pituitary terletak pada sella tursica, bagian yang rendah pada dasar
otak. Kelenjar ini dibagi dalam tiga bagian: lobus anterior, intermediate dan
posterior. Tipe sel dari pituitary anterior diklasifikasi atas agranular dan
chromophils. Chromophils terdiri dari acidophils dan basophils. Anterior pituitary
mempunyai lima tipe sel yang mensekresi 6 hormon. Tipe sel somatotrops
mensekresi growth hormone, corticotropes mensekresi adenocorticotropic
hormone (ACTH), mammatropes mensekresi prolactin, thyrotropes mensekresi
thyrois stimulating hormone (TSH), dan gonadotropes mensekresi follicle
stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH).
Gonad
ada jantan dan betina, gonad berperan ganda: memproduksi germ cells
(gametogenesis) dan sekresi hormon-hormon gonad. Sel-sel interstitial yang
berlokasi diantara tubuli seminiferus dinamakan sel-sel Leydig, mensekresi
hormon testosterone pada jantan sedanPg sel-sel interna dari folikel de Graaf
merupakan penghasil utama hormon estrogen. Setelah ovulasi, sel-sel granulosa
dan theca akan diganti oleh corpus luteum (CL) yang akan menghasilkan
hormon progesteron.
Kelenjar pineal
Kelenjar pineal bermula sebagai suatu neuroepithelial dari langit-langit ventrikel
ketiga di bawah ujung posterior dari corpus callosum. Kelenjar pineal dari
amphibi adalah photoreceptor yang mengirim informasi ke otak sedang pada
mammalia sebagai kelenjar endokrin.
HORMON
Hormon adalah suatu zat organik/substansi kimia yang disintesis oleh kelenjar
tanpa saluran di dalam tubuh, ditranspor oleh sistem pembuluh darah, berfungsi
dalam menstimulir atau menghambat atau mengatur aktivitas fungsional dari
target organ.
Struktur hormon
Berdasarkan struktur kimianya, hormon reproduksi dibagi atas 4 kelompok yakni:
1. Protein. Merupakan polipeptida dengan berat molekul 300 sampai 70.000
dalton, contoh oxytocin, FSH dan LH.
2. Steroid. Berasal dari kolesterol dan mempunyai berat molekul 300 sampai
400 dalton, contoh testosteron.
3. Fatty acid. Berasal dari asam arachidonic, berat molekul 400 dalton.
4. Amine. Senyawa ini berasal dari tyrosine atau tryptophan, contoh melatonin.
2
terpisah dengan hypothalamus sebagai interface antara dua sistem ini. Kini,
chemical messenger, growth factors ditemukan memegang peranan dalam
kontrol reproduksi. Suatu sel berkomunikasi dengan sel lainnya melalui chemical
messenger yakni amine, asam amino, steroid dan polypeptide. Jadi terdapat 4
cara kerja komunikasi diantara sel yaitu:
1. Neural communication (komunikasi syaraf), dimana neurotransmitter
(pemancar neural) dilepaskan pada perbatasan synaptic dari sel-sel syaraf
dan bekerja melewati synaptic yang sempit sebagai neurotransmitter.
2. Endocrine communication (komunikasi endokrin), transpor hormon melalui
sirkulasi darah.
3. Paracrine communication (komunikasi parakrin). Produksi dari sel-sel yang
tersebar melalui cairan ekstraseluler yang mempengaruhi sel-sel tetangga
lainnya, contoh prostaglandin.
4. Autocrine communication (komunikasi autokrin). Sel mensekresi chemical
messenger yang mengikat pada reseptor pada sel yang sama.
3
Reseptor hormon
Setiap hormon mempunyai efek khusus pada satu atau lebih target organ. Efek
ini dicapai melalui dua mekanisme yakni:
"Tiap target organ mempunyai suatu cara yang spesifik dalam mengikat hormon
yang mana tidak dijumpai pada jaringan lainnya".
"Target organ memiliki jalur metabolic hormon tertentu yang mampu merespons
hormon jalur metabolic hormon yang tidak dimiliki oleh non target jaringan".
Pengikatan spesifik ini adalah suatu mekanisme biasa. Contoh, seluruh jaringan
target yang berespons pada hormon steroid mengandung reseptor protein di
dalam sel, khususnya dalam mengikat aktivitas hormon. Di dalam target sel,
hormon steroid ditemukan di dalam sitoplasma, yang mengikat pada banyak
protein (berat molekul 200.000 dalton). Hasil pengikatan pada transformasi atau
aktivasi dari kompleks steroid protein memudahkan lebih banyak yang berpindah
kedalam nukleus sel. Pada bagian nukleus ini kompleks steroid mengikat pada
reseptor yang spesifik yang menyebabkan respons fisiologis yang khas pada sel
tersebut.
Target sel dari pituitary anterior mempunyai reseptor pada membran sel yang
akan mengenal dan memilih dalam mengikat hormon protein, termasuk
gonadotropin. Fenomena pengikatan trigger pada sintesis dan sekresi hormon
pituitary melalui cyclic AMP protein kinase sistem dari sel. Level estrogen
mempengaruhi reseptor dari gonadotropin.
Assay hormon
Beberapa teknik telah digunakan dalam studi endokrinologi: ablasi dari kelenjar,
terapi pengganti organ, dan isolasi hormon. Kuantitas pada pengukuran hormon
didasarkan pada bioassay, immunologic assay dan radioimmunoassay (RIA).
Biologi assay digunakan untuk mengukur aktivitas dari seluruh hormon. Hormon
disuntikan atau diberikan kepada ternak untuk merangsang suatu respons
ukuran biologi. RIA, mengukur secara cepat dari banyak sampel yang
mengandung hormon dengan konsentrasi rendah. Prinsip RIA didasarkan pada
teori bahwa absennya anlebel antigen dari hormon (H), akan memberi lebel
radioaktif hormon (H*) yang mempunyai kesempatan maksimal untuk bereaksi
dengan jumlah terbatas dari bagian yang diikat oleh antibodi (Ab).
HORMON-REPRODUKSI PRIMER
4
Pada tahun 1977, dua scientists dari Amerika memenangkan hadiah Nobel atas
riset mereka dalam penentuan struktur kimia dari hormon hypothalamus yang
mengontrol fungsi pituitary. GnRH adalah decapeptide (10 asam amino) dengan
berat molekul 1183 dalton, disintesis dan disimpan dalam medial basal
hypothalamus. GnRH menggunakan humoral link antara sistem syaraf dengan
sistem endokrin. Didalam respons terhadap signal syaraf, GnRH pulse
dilepaskan kedalam sistem portal hypophyseal untuk pelepasan LH dan FSH
dari pituitary anterior.
Hormon-hormon adenohypophyseal
Kelenjar pituitary anterior mensekresi 3 gonadotropin yakni FSH, LH dan
prolactin. LH dan FSH adalah glycoprotein dengan berat molekul 32.000 dalton.
Tiap hormon terdiri atas 2 subunit yang berbeda yakni alpha dan beta subunit.
Subunit alpha biasanya pada FSH dan LH di dalam spesies sedang subunit beta
berbeda dan mempunyai spesifikasi sendiri pada setiap gonadotropin. Subunit
alpha dan beta dari hormon-hormon ini tidak mempunyai aktivitas biologi bagi
hormon-hormon tersebut. Prolactin tidak termasuk glycoprotein. Seperti telah
dikatakan, GnRH dan steroid dari gonad mengatur sekresi gonadotropin.
Disamping itu peptide dari gonad mengatur sekresi FSH. Kedua stimulasi
(activin) atau inhibit (inhibin, follistatin) sekresi FSH akan dibicarakan kemudian.
Hormon-hormon neurohypophyseal
Hormon dari pituitary posterior (neurohypophysis) berbeda dari hormon pituitary
lainnya, karena hormon-hormon tersebut tidak berasal dari pituitary tetapi hanya
5
disimpan saja sampai dibutuhkan. Dua hormon yaitu oxytocin (milk let down
hormone) dan vasopressin (anti-diuretic hormone; ADH) sebenarnya diproduksi
di hypothalamus. Lalu hormon-hormon ini ditransfer dari hypothalamus ke
pituitary posterior tidak melalui sistem vaskular tetapi sepanjang axon dari sistem
syaraf.
Oxytocin juga berperan penting pada proses reproduksi. Selama fase folikel,
oxytocin menstimulir kontraksi uterus, yang akan memudahkan transpor sperma
mencapai oviduct pada saat estrus. Peregangan cervix pada saat parturisi
disebabkan oleh lintasan dari fetus yang akan menstimulir secara refleks
pelepasan oxytocin. Juga pengaruh oxytocin pada refleks pelepasan air susu.
Pada induk laktasi, visual dan tactile dari proses menyusu (suckling) atau
pemerahan menyebabkan pelepasan oxytocin kedalam sirkulasi, yang akan
menyebabkan kontraksi sel-sel myoepithel (sel-sel otot licin) yang mengelilingi
alveoli pada kelenjar susu, mengakibatkan turunnya air susu.
Sintesis dan sekresi melatonin sangat tinggi pada saat gelap. Panjangnya peride
harian dan sekresi yang tinggi dari melatonin mungkin bertanggung jawab pada
induksi siklus ovarium pada kambing penghalangan siklus pada kuda betina.
Efek pemberian melatonin pada gonad tergantung pada spesies dan waktu
pemberian. Pemberian melatonin mengatur aktivitas gonad kambing,
pemberianya secara kontinu merangsang aktivitas breeding pada kambing
acyclic selama pertengahan musim panas.
6
pregnenolone (20 carbon) bila rantai samping membelah. Prenenolone lalu
berubah menjadi progesterone dimana akan berubah lagi menjadi androgen dan
estrogen.
Jalur biosintesis pada semua organ endokrin yang menghasilkan hormon steroid
adalah sama, organ-organ berbeda hanya pada sistem enzim yang
dikandungnya. Testes memproduksi androgen sedang ovarium menghasilkan 2
tipe steroid: 18-carbon estrogen dan 21-carbon progestin.
Di dalam plasma darah, hormon steroid banyak berikatan dengan albumin, suatu
plasma protein yang rendah daya gabung (affinity) dan tinggi kapasitas atau
daya muat steroid. Porsi lain dari steroid ini berikatan dengan satu atau dua
protein yang khas yang tinggi affinitinya. Waktu paruh dari steroid alamiah yang
terjadi di dalam tubuh sangat singkat. Beberapa steroid yang dimodifikasi
struktur biokimianya telah dibuat guna kepentingan klinik.
ESTROGEN. Estradiol adalah estrogen yang utama, dengan estron dan estriol
mewakili metabolically aktif estrogen lainnya. Beberapa substansi dari aktivitas
estrogen ditemukan pada hewan dan tumbuhan.
Estradiol adalah biologically aktif estrogen yang diproduksi oleh ovarium, dengan
estron dalam jumlah terkecil. Kecuali kemungkinan produksi estriol dalam jumlah
kecil pada fase luteal, kebanyakan estriol yang dihubungkan dengan estrogen
pada urine adalah kerusakan produksi metabolicdari estradiol/estron. Seluruh
estrogen dari ovarium diproduksi dari precursor androgenic.
7
dan bekerja seperti atau sama dengan potensi estradiol-17. Karena mempunyai
efek carcinogenic, telah digantikan oleh implant estrogenic lainnya. Estrogen
telag digunakan untuk membuat abortus pada sapi dan domba karena memiliki
daya luteolytic (regresi CL) sedangkan pada induk babi, estrogen bersifat
luteotrophic (membantu memelihara CL).
PROGESTOGEN. Progesteron adalah progestogen utama, umum, alamiah dan
disekresi oleh sel-sel luteal dari CL, plasenta dan kelenjar adrenal. Progesteron
ditransportasi dalam darah oleh suatu pengikatan dengan globulin, sama halnya
pada androgen dan estrogen. LH menstimulir sekresi progesteron. Progesteron
berfungsi sebagai berikut:
1. Menyiapkan endometrium bagi proses implantasi dan memelihara
kebuntingan oleh aktivasi peningkatan kelenjar-kelenjar pengeluaran pada
endometrium dan oleh inhibiting (menghalangi) motility dari myometrium.
2. Bekerja secara sinergik dengan estrogen mempengaruhi tingkah laku estrus.
3. Mengembangkan jaringan secretory (pengeluaran) alveoli pada kelenjar
susu.
4. Menghalangi estrus dan ovulatory surge dari LH, sehingga progesteron
mempunyai peranan penting dalam pengaturan hormonal pada siklus estrus.
5. Menghalangi motilitas uterus.
Kuda merupakan spesies yang unik karena tubuli seminiferus dan epididymus
juga memproduksi testosteron dalam jumlah yang banyak. Tingginya level
androgen memperpanjang hidup spermatozoa di dalam epididymus kuda
dibanding fungsinya pada tanda-tanda seks sekunder.
Fungsi testosteron adalah:
1. Menstimulir fase terakhir dari proses spermatogenesis dan memperpanjang
hidup spermatozoa di dalam epididymus,
2. Menaikan pertumbuhan, perkembangan, dan aktivitas pengeluaran kelenjar
asesoris pada jantan,
3. Mempertahankan tanda-tanda seks sekunder dan tingkah laku seksual atau
libido pada jantan.
Relaxin
Relaxin adalh hormon polypeptida terdiri dari subunit alpha dan beta yang
dihubungkan oleh dua ikatan disulfide. Mempunyai berat molekul 5700 dalton.
Inhibin dan insulin mempunyai kesamaan struktur, tetapi berbeda dalam kerja
biologisnya. Relaxin terutama disekresi oleh corpus luteum selama kebuntingan
8
(Tabel 3-3). Pada banyak spesies, plasenta dan uterus juga menghasilkan
relaxin. Kerja biologis utama dari relaxin adalah dilatasi cervix dan vagina
sebelum parturisi. Relaxin juda menghambat kontraksi uterus dan menyebabkan
prningkstsn perkembangan kelenjar susu bila diberikan bersama dengan
estradiol.
Inhibin
Gonad merupakan penghasil utama inhibin dan berhubungan dengan protein,
berperan dalam pengaturan endokrin dari sistem reproduksi. Sel-sel sertoli pada
jantan serta sel-sel granulosa dari betina memproduksi inhibin. Inhibin bukan
steroid tetapi protein yang terdiri dari dua subunit sulfide dan . Pada jantan,
inhibin disekresi melalui getah bening dan tidak melalui pembuluh darah halus
seperti pada betina.
Activin
Cairan folikel mengandung suatu fraksi ubtuk stumulasi dibanding inhibin pada
sekresi FSH. Proteinlah yang bertanggung jawah terhadap aktivitas ini bila
dikarakteristik sebagai aktivin. Activin potent atau kuat dalam pelepasan FSH
dan ada di dalam cairan gonad seperti cairan folikel dan cairan rete testes.
Heterodimeric hormon ini disusun dari sebuah subunit dan dua subunit .
Activin adalah anggota fungsional dari growth factof.
Hormon-hormon placenta
Placenta mensekresi beberapa hormon yang identik dan aktivitas giologinya
sama dengan hormon reproduksi yakni: equine chorionoc gonadotropin (eCG),
human chorionic gonadotropin (hCG), placental lactogen (PL), dan protein B.
9
Human Chorionic Gonadotropin (hCG). HCG adalah glycoprotein, terdiri dari
subunit dan subunit dengan berat molekul 40.000 dalton. Subunit
mempunyai 92 asam amino dan dua rantai karbohydrat. Subunit dari hCG
sama dengan subunit LH pada manusia, babi, kambing, dan sapi. Subunit
memiliki 145 asam amino dan lima rantai karbohidtar. HCG bersifat luteinizing
dan luteotropic utama dan mempunyai hanya sedikit aktivitas FSH. Sel-sel
syncytiothrophoblastic pada placenta primata mensintesa hCG dari placenta
primata; hCG ditemukan pada darah dan urine (Table 3-4). HCG ada dalam
urine pada awal kebuntingan, dan menjadi dasar tes kebuntingan pada manusia.
HCG dideteksi dalam uribe wanita pada usia kehamilan 8 hari setelah konsepsi
melalui immunoassay sensitif.
Prostaglandin
Pertama diisolasi dari cairan kelenjar seks asesori pada hewan jantan,
dinamakan prostaglandin karena hubungannya dengan kelenjar prostat. Hampir
seluruh jaringan tubuh mensekresi prostaglandin. Semua prostaglandin adalah
20-carbon asam lemak tak jenuh dengan rantai cyclopentene. Asam arachidonic,
suatu asam lemak esensiel, adalah precursor pada prostaglandin, sangat
berhubungannya dengan reproduksi, terutama PGF2 PGE2 (Fig 3-13).
10
PENGATURAN HORMON REPRODUKSI
Mekanisme endokrin
Mekanisme endokrin yang didiskusikan disini adalahpubertas, siklus estrus,
kebuntingan dan parturisi, fungsi testicular, sel-sel Sertoli dan activin serta
inhibin.
Siklus estrus. Selama siklus estrus, LH dan FSH dilepaskan secara tonic dan
surge. Jalur syaraf juga berhubungan dengan waktu ovulasi (Table 3-14).
LH tonic dan pelepasan FSH. Level tonic dari LH dan FSH dikontrol oleh
umpan balik negatif dari gonad. Level tonic LH tidak tetap tetapi berubah setiap
jam. Tonic kadar serum LH meningkat setelah gonadectomy (pembuangan
gonad) pada jantan dan betina. Peningkatan kadar LH dan FSH setelah
gonadectomy disebabkan karena kekurangan umpan balik negatif dari steroid
pada pusat kontrol tonic LH di hypothalamus (Fig 3-15). LH dan FSH surge juga
menginjus fase terakhir pematangan oocyte, sesaat sebelum ovulasi, menuju
proses metaphase II.
Preovulatory LH dan Pelepasan FSH. Tipe kedua dari pelepasan LH dan FSH,
disebut preovulatory LH dan FSH-surge, adalah jelas pada betina sebelum
ovulasi. Peningkatan sirkulasi konsentrasi estrogen mempunyai umpan balik
positif pada hypothalamus, menginjus secara tiba-tiba pelepasan GnRH-surge,
yang disertai oleh preovulatori LH dan FSH-surge. Preovulatori LH dan FSH-
surge 6 sampai 12 jam terakhir, bertanggung jawab terhadap ovulasi. Kadar
estradiol menurun setelah LH dan FSH-surge, dan manifestasi estrus berkurang.
Hewan akan mengalami ovulasi 24 sampai 30 jam setelah maksimal
gonadotropin-surge.
Jalur syaraf. Berbagai jalur syaraf ada diantara sistem reproduksi dan poros
hypothalamic-pituitary. Perkawinan dapat mengatur pelepasan LH dibanding oleh
peningkatan konsentrasi pada plasma. Perkawinan mempengaruhi waktu ovulasi
pada spesies dengan ovulasi spontan seperti domba. Pada sapi daging,
stimulasi clitoris mempercepat permulaan ovulasi, dan stimulasi pada cervix
11
menurunkan waktu dari permulaan estrus ke LH-surge. Pada babi, kawin alam
mempengaruhi ovulasi dengan memperpendek interval antara permulaan estrus
dan ovulasi dan menurunkan interval ovulasi pertama dan terakhir.
Sekresi testosteron diatur oleh putaran panjang, pendek, dan sangat pendek.
Putaran panjang meliputi FSH, inhibin, dan interaksi LH dan testosteron. (Fig 3-
16). Putaran pendek antara interstitial dan epitel seminifrus meliputi growth factor
dab hormon. Putaran sangat pendek mengatur interaksi sel Sertoli-sel germ-sel
myoid. Pada sapi, setiap pulse dari LH menghasilkan satu peak dari testosteron
30 sampai 40 menit kemudian.
Sel-sel Sertoli. Sel-sel Sertoli dan sel-sel germ bersifat timbal balik mengatur
sekresi satu sama lain dalam siklus sekresi protein sepanjang tubuli seminiferus.
Sel-sel myoid memperkuat proses ini melalui perubahan growth factor, pengatur
humoral, dan susunan ekstraselular. Sel-sel sertoli dilengkapi dengan jalur
resisten yang rendah pada tranpor interseluler dari sel-sel metabolites, yang
mengkoordinir aktivitas epitelium seminiferus. Beberapa sirkulasi protein
didalamimelalui ruang terpisah kedalam sel-sel Sertoli oleh mekanisme endokrin:
transferrin, androgen bound protein (ABP), insulin-like growth factor (IGF), dan
hubungan growth factor. Protein yang disekresi oleh sel-sel Sertoli pada ruang
adluminal didalami oleh mekanisme paracrine dalam sel germ. Spermatocyte
dan permulaan spermatid target istimewa dari sel-sel Sertoli protein pada testes.
Activin dan Inhibin. Activin dan inhibin bekerja di dalam gonad dan placenta
sebagai autocrine dan paracrine pengatur produksi steroid dan hormon lainnya,
dan growth factor. Seperti telah disebut, inhibin dan activin diproduksi oleh sel-
sel Sertoli, yang mengatur sekresi FSH tetapi mempunyai efek yang minim pada
sekresi LH.
Tingkah laku Seksual pada Jantan. Kastrasi pada hewan jantan adalah
prosedur rutin dalam program menejement reproduksi pada ternak. Depresi yang
disebabkan oleh kastrasi berbeda dalam spesies, individu, dan status fisiologi
dan tingkah laku dari ternak pada saat operasi berlangsung.
Aktivitas menaiki biasanya terjadi setelah kastrasi pada prapubertas pada sapi
dan kambing, tetapi genital yang tidak berkembang karena kurangnya androgen .
12
Dua parameter tingkah laku estrus normal seperti keinginan hewanuntuk menaiki
dan daya dorong serta kemampuan ejakulasi. Setelah kastrasi, keinginan
menaiki menjadi reda untuk waktu lama dibanding kemampuan ejakulasi. Hasil
yang dicapai berupa ereksi merupakan aspek terakhir dari tingkah laku seksual
yang normal yang tidak timbul setelah kastrasi.
Tingkah laku Seksual pada Betina Tingkah laku seksual pada betina
tergantung keseimbangan hormanal yang dihasilkan oleh perkembangan folikel
ovarium. Ovariectomy menghambat tingkah laku seksual, tetapi pada sapi dan
babi, tingkah laku seksual disimpan setelah injeksi dengan dosis minimal
estrogen setelah 8 sampai 12 hari ditreatmen oleh progesteron. Pada babi dan
kambing, terdapat suaru linear dosis-respons yang berhubungan antara lamanya
estrus dengan logaritme dari dosis estrogen. Juga terdapat hubungan antara
lama estrus alamiah dengan jumlah ovulasi pada babi dan kambing.
GROWTH FACTOR
Growth factor telah menjadi sangat penting dalam banyak bidang dari fisiologi
reproduksi. Growth factor didefinisikan berdasarkan kemampuannya untuk
menginjus stimulasi target sel dalam memperbanyak, dan aktivitas ini diukur oleh
assay yang mengukur peningkatan populasi sel atau inkorporasi thymidine yang
dilabel kedalam DNA yang ditentukan. Growth factor adalah hormon-seperti
polypeptida dan protein, utamanya paracrine dan autocrine dalam aktivitas
mengembangkan mitogenic pada proliferasi dan remodeling jaringan lokal,
contohnya perubahan bentuk folikel pada ovarium menjadi CL.
Growth factor dibagi dalam tiga kelas:
1. Suatu agent yang mengembangkan melipatgandakan dan atau
mengembangkan berbagai tipe dari sel, growth factor syaraf, insulin like
growth factor 1 (IGF-1), avtivin dan inhibin, dan epidermal growth factor
(EGF).
2. Cytokines, diproduksi oleh macrophag dan lymphocyte, penting pada
pengaturan sistem kekebalan.
3. Colony stimulating factor (CGF) yang mengatur perkembangbiakan/proliferasi
dan pendewasaan darah merah dan putih.
Mekanisme Kerja
Growth factor memperoleh respons selular oleh pengikatan dengan sel spesifik,
permukaan reseptor pada target jaringan. Polypeptida growth factor mengatur
13
proliferasi pada banyak tipe sel serta mengatur pertumbuhan saluran reproduksi.
Faktor-faktor ini mempunyai range yang besar dari tipe sel yang
mengekspresikan reseptor growth factor yang tepat. Tabel 3-5 memperlihatkan
daftar beberapa growth factor yang berhubungan dengan reproduksi pada
ternak, sedang tabel 3-6 menampilkan studi-studi terakhir tentang pengaturan
fungsi ovarium.
Fibroblast Growth Factor (FGF). Aslinya diisolasi dari pituitsry sapi, adalah
polypeptida, termasuk angiogenic (contoh, simulir pertumbuhan pembuluh darah)
sebaik seperti mitogenic. Sintesis FGF di ovarium menstimulir sel-sel luteal sapi
tetapi menunda differensiasi sel-sel granulosa sapi yang dikultur.
Inhibin dan Activin. Inhibin dan activin adalah paracrine dan autocrine penting
pengatur FSH dan LH. Struktur, penghasil, dan kerjanya telah didiskusikan
sebelumnya.
Insulin dan Insulin -Like Growth Factor (IGFs). IGFs atau somatomedin
adalah polypeptida adalah polypeptida growth factor yang disekresi oleh hati dan
beberapa jaringan yang direspons oleh growth hormon. IGF-1 dan IGF-II adalah
rantai tunggal polypeptida dengan struktur homologi ke proinsulin. Mereka
mengatur proliferasi dan differensiasi beberapa tipe sel dan mendesak insulin-
like metabolic effect. Tidak seperti insulin, banyak tissue memproduksi IGFs.
IGFs mempunyai kapasitas untuk bekerja melalui endokrin sebaik mekanisme
autocrine dan atau paracrine.
Interferon (IFNs). Adalah suatu group protein yang mulai diidentifikasi karena
kemampuannya melindungi sel-sel melawan virus penyebab infeksi. Terdapat
sekurang-kurangnya tiga kelas: , dan . IFNs dan disintesis sebagai
respons atas infeksi virus sedang IFN- diproduksi di dalam lymphocyte T
setelah stimulasi mitogenic dan antigenic.
Nerve Growth Factor (NGF). NGF adalah suatu growth factor protein yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan syaraf-syaraf simpatik.
Relaxin-Like Factor (RLF). RLF adalh anggota baru dari famili insulin/insulin-
like growth factor, yang timbul sebagai ekspresi utama di dalam sel-sel Leydig
14
dari testes. Juga diproduksi di Ovarium dari sejumlah spesies pada sel-sel theca
folikel dan pada CL dan CL kebuntingan. RLF mungkin berfungsi sebagai
sustitusi pada relaxin sapi.
Banyak growth factor dan cytokine mengubah responsivitas dari sel-sel theca
pada LH dan sel-sel granulosa terhadap LH dan FSH secara in vitro. Termasuk
activin, inhibin, IGF-1, EGF, FGF, TGF- dan TGF-, TNF, interleukin=1,
interferon- dan endothelin. Namun kerja dari hanya sedikit dari faktor-faktor
tersebut yang telah didemonstrasi in vivo.
Pada tahun 1995, Campbell melakukan test growth factor in vivo dengan infus
intra-arterial pada kambing yang mendapat transplantasi ovarium. Mereka
mendapatkan EFG, TGF-, dasar FGF, inhibin dan steroid bebas pada cairan
folikel menghambat fungsi ovarium, sementara IGF-1 menstimulir sekresi
hormon.
Rupanya, kontrol terhadap perkembangan dan seleksi folikel yang akan ovulasi
(ovulatry follicle) terjadi pada tiga level:
1. Gonadotropin mempengaruhi dimulainya perkembangan folikel
2. Ovulatory follicle memproduksi growth factor yang menekan perkembangan
folike-folikel lainnya melalui mekanisme gonadotropin-dependent.
15
3. Faktor didalam ovulatory follicle , mengatur kerja gonadotropin.
Dalam respek ini, inhibin dan activin potensial dalam pengaturan intra-ovarium.
Di dalam ovarium, subunit peptida dari inhibin dan activin nampaknya sebagai
pengatur perkembangan.
Kontraksi Uterin. Reseptor PDGF dan insulin mempunyai efek yang sangat
besar pada sel-sel endometrial dan myometrial oleh stimulasi dari
perkembangan sel-sel tersebut. PDGF melepaskan asam arachidonic dan
selanjutnya merubahnya menjadi prostaglandin, PGF2 menstimulir kontraksi
uterus.
Fungsi sel-sel Leydig. Peranan inhibin dan protein tidak dibatasi pada
pengaturan pituitary LH. Protein-protein ini kini dikenal sebagai growth dan
perbedaan faktor dan pada testes mereka mengatur fungsi sel-sel epithelial dan
sel-sel interstitial. Pada rodent dan babi, inhibin dan activin adalah pengatur
paracrine dari steroidogenesis dengan jalan mengatur signal LH. Activin
mempunyai peranan yang berarti dalam perkembangan sel-sel Leydig pada
testes fetus dan pada saat pubertas, yakni activin (like TGF).
PUSTAKA
Hafez, E.S.E and B. Hafez. 2000. Reproduction in Farm Animals. Seventh
edition. Lipincott Williams & Wilkins.
16