You are on page 1of 43

LAPORAN PRAKTIKUM

OPERASI TEKNIK KIMIA

“FLUID FLOW”

GROUP : C

Elok Putri Rachmawati 1631010090

Ajie Novananda 1631010116

Tanggal Percobaan : 20 Februari 2018

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

SURABAYA

2018
FLUID FLOW

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM

OPERASI TEKNIK KIMIA

“Fluid Flow”

GROUP : C

1. Elok Putri Rachmawati 1631010090


2. Ajie Novananda 1631010116

Ka. Lab OTK Dosen Pembimbing

(Ir. Caecilia Pujiastuti, MT) (Dr. Ir. Sintha Soraya S, MT)


NIP.19630305198803 2 001 NIP.1966021199203 2 001

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA i


FLUID FLOW

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
kesuksesan dalam menyelesaikan tugas laporan praktikum Operasi Teknik Kimia
I yang berjudul “Fluid Flow”.
Laporan resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum OTK
1 yang di berikan pada semester IV. Laporan ini disusun berdasarkan pengamatan
dan perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari literatur serta petunjuk asisten
pembimbing. Yang dilaksanakan pada tanggal 06 April 2017 di lab OTK.
Dengan selesainya praktikum ini, tak lupa penyusun mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya :
1. Ibu Ir.Caecilia Pujiastuti, MT selaku Kepala Laboratorium OTK.
2. Ibu Dr. Ir. Sintha Soraya S, MT selaku dosen pembimbing.
3. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum.
4. Rekan-rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangannya. Maka dengan rendah hati, kami mengharapkan kritik dan saran
dari seluruh asisten dosen yang turut membantu dalam pelaksanaan kesempurnaan
laporan ini. Penyusun mengharapkan semua laporanm praktikum yang telah
disusun ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Teknik, khususnya
mahasiswa jurusan Tekniki Kimia.
Surabaya, 22 Februari 2018

Penyusun

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA ii


FLUID FLOW

DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ................................................................................................................ i
Kata Pengantar ......................................................................................................................ii
Daftar isi .............................................................................................................................. iii
Intisari .................................................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
I.2 Tujuan Percobaan ....................................................................................................... 2
I.3 Manfaat Percobaan ..................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Secara Umum ............................................................................................................ 3
II.2 Sifat Bahan ............................................................................................................... 9
II.3 Hipotesa .................................................................................................................. 10
II.4 Diagram Alir ............................................................................................................ 11
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan yang digunakan .......................................................................................... 12
III.2 Alat yang digunakan ............................................................................................. 12
III.3 Gambar alat ............................................................................................................ 12
III.4 Rangkaian Alat ...................................................................................................... 12
III.5 Prosedur Praktikum ............................................................................................... 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Tabel Hasil Pengamatan ........................................................................................ 14
IV.2 Tabel Hasil Perhitungan ......................................................................................... 18
IV.3 Grafik ..................................................................................................................... 32
IV.4 Pembahasan............................................................................................................ 34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 36
V.2 Saran ...................................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 37
APENDIX ........................................................................................................................... 38

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA iii


FLUID FLOW

INTISARI
Praktikum Fluid Flow ini mempunyai tujuan antara lain untuk mencari
nilai-nilai eksperimen head loss dalam pipa dan fitting dalam ekspansi maupun
kontraksi, untuk membandingkan nilai eksperimental dari fanning friction factor
dan koefisien kontraksi dengan nilai yang dikalkulasikan dari persamaan yang ada
dalam lieratur, serta untuk menentukan power pompa yang digunakan dengan
menggunakan persamaan bernauli.

Prosedur pada praktikum Fluid Flow adalah dengan mengisikan fluida


pada tangki C dan membuka kran F serta menutup kran A,B,C,D, dan E.
Kemudian, pompa dinyalakan dan tungu sampai fluida yang mengalir konstan,
lalu kran dibuka pada pipa yang telah ditentukan yaitu pipa C dan E. Lalu
mengamati adanya perbedaan tekanan dengan menggunakan manometer. Lalu, air
yang keluar dari kran yang terbuka ditampung selama 5 detik dan ukur volume
airnya sehingga didapatkan debit air yang pengalir pada pipa.

Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada pipa C dan pipa E didapatkan


grafik antara Q (debit) versus bukaan dimana semakin besar bukaan pada gate
valve maka debit air maupun kecepatan linear suatu fluida juga semakin besar.
Selain itu didapatkan pula grafik antara hf (gesekan) versus bukaan dimana garis
yang terbentuk menanjak sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar
bukaan valve maka gesekan juga semakin besar. Dan, pada grafik hf (gesekan)
versus Q (debit) menunjukkan bahwa semakin besar debit maka factor friksi yang
terjadi juga semakin besar.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA iv


FLUID FLOW

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Fluida merupakan jenis zat yang sering kita jumpai dalam dunia industri.
Fluida adlah istilah yang digunakan untuk menyebut segala jenis za yang mengalir
baik itu dalam bentuk cair dan gas disebut fluida selama bisa mengalir. Fluida ini
memiliki kararakter yang unik, apabila kita alirkan pada suatu media yang
berbeda maka aliran yang ikut berbeda baik ditinjau dari alirannya maupun energi
yang dihasilkan akibat perubahan bentuk secara permanan. Perilaku zat cair yang
mengalir sangat bergantung pada kenyataan apakah fluida itu berada dibawah
pengaruh bidang batas padat atau tidak, dan pasti di pipa dan lain-lain. Cara
memindahkan zat-zat tersebut ddalm industri banyak macamnya. Pada aliran air
dan udara yang mengalir dalam pipa kecepatan dan kapasitasnya dapat berubah-
ubah.
Proses fluid flow terbagi menjadi dua, yaitu kalibrasi dan pengukuran
pressure drop dalam pipa dan fitting. Pada kalibrasi dapat dilakukan dengan cara
membuka kran pada pipa E dan I lalu menutup keran D,F,G,H,J. Air dari tangki
utama dialirkan secara kontinyu kedalam tangki C.Memompakan aliran perpipaan
yang menuju orifice meters melewati keran E dan air discharge ke tangki B.
Menimbang air sesuai dengan interval waktu yang ditentukan. Melakukan run
dengan beberapa variable flowrate dengan cara mengatur valve E. Kemudian
membuat kurva kalibrasi. Sedangkan pada pengukuran pressure drop dalam pipa
dan fitting dapat dilakukan dengan cara mengalirkan fluida ke tangki C. Lalu
mensirkulasikan menuju bagian system yang diinginkan dan kemudian
mengembalikan ke dalam tangki. Kemudian mengukur setiap laju alir pressure
droppada penampang pipa lurus dan penampang berbagai macam fitting dengan
menggunakan manometer.
Tujuan dari percobaan fluid flow adalah untuk mencari nilai – nilai
eksperimen head loss dalam pipa dan fitting dalam kontraksi dan ekspansi. Untuk
membandinkgkan nilai eksperimen yang diperoleh dengan literatur. Untuk
menghitung debit air dalam pipa dan power pompa dengan persamaan Bernoulli.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1


FLUID FLOW

I.2 Tujuan
1. Untuk mencari nilai – nilai eksperimen head loss dalam pipa dan fitting dalam
kontraksi dan ekspansi.
2. Untuk membandinkgkan nilai eksperimen yang diperoleh dengan literatur.
3. Untuk menghitung power pompa dengan persamaan Bernoulli.

I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi dalam
percobaan.
2. Agar praktikan dapat mengetahui jenis – jenis aliran fluida dalam pipa.
3. Agar praktikan dapat menjadikan percobaan ini sebagai media pembelajaran
dalam memahami fluid flow.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2


FLUID FLOW

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Secara Umum
II.1.1 Fluida
Fluida ialah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi)
secara permanen. Bila kita mencoba mengubah bentuk suatu massa fluida, maka
di dalam fluida itu akan terbentuklah lapisan-lapisan dimana lapisan yang satu
meluncur di atas yang lain, hingga mencapai suatu bentuk baru. Selama perubahan
bentuk itu, terdapat tegangan geser, yang besarnya bergantung pada viskositas
fluida dan laju luncur. Tetapi, bila fluida itu sudah mendapatkan bentuk akhirnya,
semua tegangan geser itu akan hilang. Fluida yang dalam keseimbangan itu bebas
dari segala tegangan geser.
Pada suatu suhu dan tekanan tertentu, setiap fluida mempunyai densitas
atau rapatan (density) tertentu, yang dalam praktek keteknikan biasanya diukur
dalam pound per cubic foot atau dalam kilogram per meter kubik. Walaupun
densitas fluida bergantung pada auhu dan tekanan, perubahan densitas karena
perubahan variabel itu mungkin besar dan mungkin pula kecil. Jika densitas itu
hanya sedikit terpengaruh oleh perubahan yang agak besar pada suhu dan tekanan,
maka fluida itu disebut fluida tak-mampu-mampat (incompressible). Tetapi jika
densitasnya peka terhadap perubahan variabel itu, fluida itu disebut fluida mampu
mampat ( compressible). Zat cair biasanya dianggap tak-mampu-mampat,sedang
gas mampu-mampat. Namun,penggunaan kedua istilah itu bersifat relatif; densitas
zat cair dapat saja mengalami perubahan yang cukup berarti apabila tekanan dan
suhu diubah dalam jangkau yang cukup luas. Demikian pula, gas yang mengalami
perubahan tekanan dan suhu yang kecil saja dapat berlaku sebagai fluida tak
mampu mampat,perubahan densitasnya dalam kondisi seperti itu dapat diabaikan
tanpa menimbulkan kesalahan yang berarti.
(McCabe,1991)
Aliran dari suatu fluida dapat digolongkan menjadi beberapa jenis,
diantaranya yaitu:

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 3


FLUID FLOW

1. Aliran Steady dan Unsteady


Aliran steady adalah aliran yang mana kondisi alirannya
(kecepatan,tekanan,densitas,dsb) tidak berubah dengan waktu. Aliran Unsteady
adalah aliran yang terdapat perubahan kecepatan terhadap waktu dalam aliran
tersebut. Kondisi ini bisa digambarkan dengan persamaan matematika yaitu pada
aliran steady:
𝑑𝑄 𝑑ℎ 𝑑𝑣
= 0, 𝑑𝑡 = 0, 𝑑𝑡 = 0 ......................................................................................(1)
𝑑𝑡

Pada aliran unsteady:


𝑑𝑄 𝑑ℎ 𝑑𝑣
≠ 0, 𝑑𝑡 ≠ 0, 𝑑𝑡 ≠ 0 ......................................................................................(2)
𝑑𝑡

Keterangan:
Q = Debit Aliran (m3/det)
h = Kedalaman aliran (m)
v = Kecepatan Aliran (m/det)
t = waktu (det)
2. Aliran Compressible dan Incompressible
Aliran compressible adalah aliran yang terdapat perubahan besaran
kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contohnya
adalah udara, gas alam, dll. Sedangkan Incompressible adalah aliran yang tidak
ada perubahan besaran densitas dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contohnya
adalah air, berbagai jenis minyak, emulsi, dll.
(Nugraha,2014)
3. Aliran yang dipengaruhi kekentalan dan tidak
Aliran viskous atau aliran fluida nyata adalah aliran yang dipengaruhi oleh
viskositas. Adanya viskositas menyebabkan adanya tegangan geser dan
kehilangan energi. Pada aliran ini terjadi gesekan antara fluida dengan
dasar/dinding saluran atau pipa. Aliran invisid atau aliran fluida ideal adalah
aliran yang tidak dipengaruhi viskositas sehingga aliran ini tidak memiliki
tegangan geser dan kehilangan energi. Dalam kenyataannya aliran fluida ideal
tidak ada. Konsep ini digunakan para peneliti terdahulu untuk membentuk

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 4


FLUID FLOW

persamaan aliran fluida dan pengaplikasinya di lapangan ditambahkan faktor


penyusuaian sesuai kondisi nyata.
(Hasby, 2013)
4. Aliran Laminar
Aliran ini didefinisikan sebagai aliran dengan fluda yang bergerak dalam
lapisan-lapisan atau laminar-laminar dengan satu lapisan meluncur secara lancar.
Dalam aliran laminar ini viskositas berfungsi untuk meredam kecenderungan
terjadinya gerakan relative antara lapisan. Aliran ini memiliki bilangan Reynold
yaitu <2100 dan nilai α = 0,5.
5. Aliran Transisi
Aliran ini merupakan peralihan dari aliran laminar ke turbulen. Aliran ini
memiliki bilangan Reynold yaitu antara 2100 hingga 4000.
6. Aliran Turbulen
Aliran turbulen didefinisikan sebagai aliran yang dimana pergerakan dari
partikel-partikel fluida sangat tidak menetu karena mengalami pencampuran serta
putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari
suatu bagian fluida ke bagian fluida lainnya dalam skala yang besar. Dalam
keadaan aliran turbulen maka turbulensi yang terjadi mengakibatkan geser yang
merata di seluruh fluida sehingga menghasilkan kerugian aliran. Aliran ini
memiliki nilai bilangan reynold >4000 dan nilai α = 1.

II.1.2 Bilangan Reynold


Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang dapat
membedakan suatu aliran itu dinamakan laminar,transisi, atau turbulen. Bilangan
ini bergantung pada empat buah besaran: diameter tabung, viskositas, densitas,
dan kecepatan linear rata-rata zat cair.
𝐷𝑣̅𝜌
𝑁𝑅𝑒 = ………………………………………………………………………..(3)
𝜇

Keterangan :
𝐷 = 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 (𝑚)
𝑣̅ = 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑖𝑟 (𝑚/𝑠)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 5


FLUID FLOW

𝜌 = 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑧𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑖𝑟 (𝑘𝑔/𝑚2 )


𝜇 = 𝑣𝑖𝑠𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑧𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑖𝑟 (𝑘𝑔/𝑚. 𝑠)
II.1.3 Debit Aliran
Debit Aliran dipergunakan untuk menghitung kecepatan aliran pada
masing-masing pipa eksperimen dimana rumus debit aliran dapat dicari dengan
menggunakan persamaan Bernoulli:
𝑄 = 𝑣. 𝐴 ………………………………………………………………………...(4)
Dimana 𝐴 = 1⁄4 𝜋 𝐷……………………………………………………......(5)
𝑄
𝑉= 1⁄ 𝜋 𝐷……………………………………………………………………....(6)
4

Keterangan:
Q = debit aliran (m3/det)
V = kecepatan aliran (m/det)
t = waktu (det)
A = luas penampang (m2)
(Yanuar, 2015)
II.1.4 Viskositas dan Rapat Jenis
Fluida adalah benda yang dapat mengalami perubahan bentuk secara terus
menerus karena gaya gesek yang bekerja terhadapnya. Sifat yang erat
hubungannya dengan definisi ini adalah viskositas. Harga viskositas fluida
mungkin di pengaruhi oleh besar dan lama aksi gaya yang bekerja terhadapnya.
Viskositas fluida juga dipengaruhi oeh tekanan dan temperatur,
Disamping viskositas, sifat fluida yang penting lainnya adalah densitas
(masa persatuan volume). Seperti viskositas, karakteristik gas dan cairan dalam
sifat densitas ini berbeda satu dengan lainnya. Densitas gas sangat dipengaruhi
oleh tekanan dan temperatur gas banyak dibahas dalam bidang termodinamika,
misalnya Hukum Gas Ideal dan persamaan Van der Walls.
(Rami,2013)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 6


FLUID FLOW

II.2 Sifat Bahan


1. Air
a. Sifat Fisika
1. Rumus molekul : H2O
2. Titik didih : 100oC
3. Titik lebur : 0oC
4. Massa molar : 18.0153 g/mol
5. Densitas : 0.998 g/cm3
6. Cairan tidak berwarna
b. Sifat Kimia
1. Sebagai pelarut yang baik.
2. Sebagai penyimpan panas yang baik.
(Perry, 2008)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 7


FLUID FLOW

II.3 Hipotesis
Pada percobaan fluid flow semakin besar bukaan air maka akan semakin
besar pula volume air dan tekanan yang diperoleh.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 8


FLUID FLOW

II.4 Diagram Alir

Buka Valve E dan I, tutup valve D,F,G,H,J. Air


dari tangki utama dialirkan ke tangki C secara
kontinyu.

Pompa aliran ke orifice meters melewati valve E


dan air discharge ke tangki B

Timbang air sesuai dengan interval waktu yang


ditentukan

Lakukan run dengan beberapa variable flowrate


dengan cara mengatur valve E

Buat Kurva Kalibrasi

Aliran fluida ke tangki C. Sirkulasi ke bagian


system yang diinginkan, kembalikan ke dalam
tangki

Ukur laju alir pressure drop pada penampang


pipa lurus dan berbagai macam fitting dengan
manometer

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 9


FLUID FLOW

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan
1. Air
III.2 Alat
1. Stopwatch
2. Gelas ukur
3. Penggaris
4. Rangkaian alat fluid flow
III.3 Gambar alat

Stopwatch Gelas ukur Penggaris


III.4 Rangkaian alat

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 10


FLUID FLOW

III.5 Prosedur
A. Kalibrasi
1. Membuka kran F dan menutup kran A, B, C, D, dan E.
2. Pompakan aliran sampai konstan.
3. Kemudian membuat kurva kalibrasi.
B. Pengukuran pressure drop
1. Mengalirkan fluida ke tangki C, kran A sampai E ditutup dan kran F
dibuka dan pompa digunakan sampai aliran konstan.
2. Buka kran pada pipa yang ditentukan (C dan E) bersamaan dengan
menutup kran F.
3. Amati beda tekanan pada manometer.
4. Air yang keluar ditampung selama 5 detik kemudian diukur
volumenya.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 11


FLUID FLOW

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1. Tabel Hasil Pengamatan


A. Pipa C
Manometer
Percobaan Volume Q
Bukaan t (s) (CmHg)
ke- (ml) (ml/s)
Putih Hitam
1 1080 216 6,5 1,2
2 1075 215 6,7 1,5
3 1090 218 6,3 1,5
3/12 5
4 1085 217 6,4 1,3
5 1095 219 6,5 1,5
Rata-rata 1085 217 6,48 1,4
1 1170 234 9,5 2,2
2 1150 230 9,7 2,1
3 1130 226 9,7 2,3
6/12 5
4 1160 232 9,6 2,3
5 1150 230 9,5 2,1
Rata-rata 1152 230,4 9,6 2,16
1 1400 280 10,3 2,4
2 1450 290 10,5 2,6
3 1420 284 10,4 2,3
9/12 5
4 1430 286 10,5 2,5
5 1410 282 10,4 2,4
Rata-rata 1422 284,4 10,42 2,44
1 1510 302 10,8 2,7
2 1530 306 10,7 2,8
3 1550 310 10,6 2,8
12/12 5
4 1540 308 10,7 2,6
5 1510 302 10,7 2,8
Rata-rata 1528 305,6 10,7 2,74

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 12


FLUID FLOW

Tabel Pengamatan Dalam Satuan British

Percobaan Volume Q Tinggi Manometer (ft)


Bukaan t (s)
ke- (ft3) (ft3/s) Putih Hitam
1 0.03814 0.00763 0.21320 0.03936
2 0.03796 0.00759 0.21976 0.04920
3 0.03849 0.00769 0.20664 0.04920
3/12 5
4 0.03831 0.00766 0.20992 0.04264
5 0.03867 0.00773 0.21320 0.04920
Rata-rata 0.03831 0.00766 0.21254 0.04592
1 0.04132 0.00826 0.31160 0.07216
2 0.04061 0.00812 0.31816 0.06888
3 0.03990 0.00798 0.31816 0.07544
6/12 5
4 0.04096 0.00819 0.31488 0.07544
5 0.04061 0.00812 0.31160 0.06888
Rata-rata 0.04068 0.00813 0.31488 0.07085
1 0.04944 0.00989 0.33784 0.07872
2 0.05121 0.01024 0.34440 0.08528
3 0.05014 0.01003 0.34112 0.07544
9/12 5
4 0.05049 0.01009 0.34440 0.08200
5 0.04979 0.00996 0.34112 0.07872
Rata-rata 0.05021 0.01004 0.34178 0.08003
1 0.05332 0.01066 0.35424 0.08856
2 0.05403 0.01081 0.35096 0.09184
3 0.05474 0.01095 0.34768 0.09184
12/12 5
4 0.05438 0.01088 0.35096 0.08528
5 0.05332 0.01066 0.35096 0.09184
Rata-rata 0.05396 0.01079 0.35096 0.08987

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 13


FLUID FLOW

B. Pipa E

t Tinggi Manometer (Cm)


Bukaa Percobaa Volum Q
(s
n n ke- e (ml) (cm3/s) Kunin Hita
) Biru Ungu
g m
1 1410 282 0,6 0,4 1 1,7
2 1290 258 0,7 0,5 1 1,6
3 1260 252 0,5 0,6 0,8 1,3
3/12 5
4 1380 276 0,5 0,6 0,8 1,6
5 1400 280 0,4 0,5 0,7 1,7
Rata-rata 1348 269,6 0,54 0,52 0,86 1,58
1 1430 286 0,7 0,8 1,2 1,6
2 1450 290 0,6 1 1,1 2
3 1470 294 0,8 1 1,4 2
6/12 5
4 1420 284 0,7 0,7 1,2 1,8
5 1470 294 0,7 0,8 1,2 1,6
Rata-rata 1448 289,6 0,7 0,86 1,22 1,8
1 1230 246 0,4 1 1,5 2
2 1290 258 0,4 1,1 1,4 2
3 1270 254 0,4 1,1 1,3 1,8
9/12 5
4 1310 262 0,5 1 1,5 2
5 1410 282 0,4 1 1,4 1,9
Rata-rata 1302 260,4 0,42 1,04 1,42 1,94
1 1400 280 0,3 1,2 1,4 1,8
2 1540 308 0,5 1,2 1,5 2,1
3 1480 296 0,4 1,2 1,6 2
12/12 5
4 1600 320 0,3 1 1,6 2
5 1570 314 0,3 1,2 1,5 1,9
Rata-rata 1518 303,6 0,36 1,16 1,52 1,96

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 14


FLUID FLOW

Tabel Pengamatan Dalam Satuan British


t Percobaan Volume Tinggi Manometer (ft)
Bukaan Q (ft3/s)
(s) ke- (ft3) Kuning Biru Ungu Hitam
1 0.04979 0.00996 0.01968 0.01312 0.03280 0.05576
2 0.04555 0.00911 0.02296 0.01640 0.03280 0.05248
3 0.04449 0.00889 0.01640 0.01968 0.02624 0.04264
3/12 5
4 0.04873 0.00975 0.01640 0.01968 0.02624 0.05248
5 0.04944 0.00989 0.01312 0.01640 0.02296 0.05576
Rata-rata 0.04760 0.00952 0.01771 0.01706 0.02821 0.05182
1 0.05050 0.01010 0.02296 0.02624 0.03936 0.05248
2 0.05121 0.01024 0.01968 0.03280 0.03608 0.06560
3 0.05191 0.01038 0.02624 0.03280 0.04592 0.06560
6/12 5
4 0.05014 0.01003 0.02296 0.02296 0.03936 0.05904
5 0.05191 0.01038 0.02296 0.02624 0.03936 0.05248
Rata-rata 0.05113 0.01023 0.02296 0.02821 0.04002 0.05904
1 0.04344 0.00869 0.01312 0.03280 0.04920 0.06560
2 0.04555 0.00911 0.01312 0.03608 0.04592 0.06560
3 0.04485 0.00897 0.01312 0.03608 0.04264 0.05904
9/12 5
4 0.04626 0.00925 0.0164 0.03280 0.04920 0.06560
5 0.04979 0.00996 0.01312 0.03280 0.04592 0.06232
Rata-rata 0.04598 0.00919 0.01378 0.03411 0.04658 0.06363
1 0.04944 0.00989 0.00984 0.03936 0.04592 0.05904
2 0.05438 0.01088 0.01640 0.03936 0.04920 0.06888
3 0.05226 0.01045 0.01312 0.03936 0.05248 0.06560
12/12 5
4 0.05650 0.01130 0.00984 0.03280 0.05248 0.06560
5 0.05544 0.01109 0.00984 0.03936 0.04920 0.06232
Rata-rata 0.05361 0.01072 0.01181 0.03805 0.04986 0.06429

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 15


FLUID FLOW

IV. 2 Tabel Perhitungan


A. Pipa C
1. Tabel Perhitungan Energi Tekanan ∆𝑃
𝜌

Manometer (ft) ρ raksa g/gc ∆P ρ air ∆P/ρ


Bukaan
Putih Hitam (lbm/ft3) (lbf/lbm) (lbf/ft2) (lbm/ft3) (ft lbf/lbm)
3/12 0.21254 0.04592 845.923 1 109.319 62.24 1.756
6/12 0.31488 0.07085 845.923 1 163.149 62.24 2.612
9/12 0.34178 0.08003 845.923 1 178.409 62.24 2.866
12/12 0.35096 0.08987 845.923 1 186.454 62.24 2.996
Rata-rata 0.30504 0.07167 845.923 1 159.334 62.24 2.560

𝑔
2. Tabel Perhitungan Energi Potensial ∆𝑧 𝑔𝑐

g/gc ∆Z (g/gc) (ft


Bukaan Z2 (ft) Z1 (ft) ∆Z (ft)
(lbf/lbm ) lbf/lbm)

3/12 4.1328 0.9840 3.1488 1 3.1488


6/12 4.1328 0.9840 3.1488 1 3.1488
9/12 4.1328 0.9840 3.1488 1 3.1488
12/12 4.1328 0.9840 3.1488 1 3.1488

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 16


FLUID FLOW

∆𝑽
3. Tabel Perhitungan Energi Kinetik (𝟐𝜶𝒈𝒄) Pipa C

Bukaan D(ft) A Q V1 V2 ∆V ∆V2 ρ µ gc ∆V2/2αgc


Nre α
(ft2) (ft3/s) (ft/s) (ft/s) (ft/s) (ft2/s2) (lbm/ft3) (lbm/ft s) (ft/s2)lbf/lbm (ft lbf/lbm)
3/12 0.0518 0.0021 0.00766 0 3.6476 3.6476 13.3049 62.24 0.0012 9799.98 1 32.174 0.2068
6/12 0.0518 0.0021 0.00813 0 3.8714 3.8714 14.9877 62.24 0.0012 10401.26 1 32.174 0.2329
9/12 0.0518 0.0021 0.01004 0 4.7809 4.7809 22.8570 62.24 0.0012 12844.81 1 32.174 0.3552
12/12 0.0518 0.0021 0.01079 0 5.1381 5.1381 26.4001 62.24 0.0012 13804.49 1 32.174 0.4103
Rata-rata 0.0518 0.0021 0.00915 0 4.3571 4.3571 18.9843 62.24 0.0012 11706.19 1 32.174 0.2950

4. Tabel Friction Loss (Hf) teori untuk pipa C


a. Bukaan 3/12
∆L gc hf(teori)(ft
Gesekan k f v(ft/s) α D S ixhf ∑ixhf
(ft) (lbm.ft/lbf.s2) lbf/lbm)
pipa lurus 1" sch
0,00015 0.001633 22,31 3.6476 0,0874 1 0.3447 0.3447
40
pipa lurus 0,5"
0,00015 0.001633 7,87 3.6476 32,174 1 0,0455 1 0.2336 0.2336 2.9101
sch 80
kontraksi (1-0,5) 0,357 3.6476 1 0.0738 0.0738
ekspansi (0,5-1) 0,42 3.6476 1 0.0868 0.0868

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 17


FLUID FLOW

elbow 90 0,75 3.6476 8 0.1551 1.2408


gate Valve ½" 4,5 3.6476 1 0.9304 0.9304

b. Bukaan 6/12
∆L gc hf(teori)(ft
Gesekan k f v(ft/s) α D S ixhf ∑ixhf
(ft) (lbm.ft/lbf.s2) lbf/lbm)
pipa lurus 1" sch
0,00015 0.001538 22,31 3.8714 0,0874 1 0.3658 0.3658
40
pipa lurus 0,5"
0,00015 0.001538 7,87 3.8714 0,0455 1 0.2478 0.2478
sch 40
kontraksi (1-0,5) 0,357 3.8714 32,174 1 1 0.0738 0.0738 2.9454
ekspansi (0,5-1) 0,42 3.8714 1 0.0868 0.0868
elbow 90 0,75 3.8714 8 0.1551 1.2408
gate Valve ½" 4,5 3.8714 1 0.9304 0.9304

c. Bukaan 9/12
∆L gc hf(teori)(ft
Gesekan k f v(ft/s) α D S i x hf ∑ixhf
(ft) (lbm.ft/lbf.s2) lbf/lbm)
pipa lurus 1" sch
0,00015 0.001246 22,31 4.7809 0,0874 1 0.4519 0.4519
40
32,174 1 3.0899
pipa lurus 0,5"
0,00015 0.001246 7,87 4.7809 0,0455 1 0.3062 0.3062
sch 40

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 18


FLUID FLOW

kontraksi (1-0,5) 0,357 4.7809 1 0.0738 0.0738


ekspansi (0,5-1) 0,42 4.7809 1 0.0868 0.0868
elbow 90 0,75 4.7809 8 0.1551 1.2408
gate Valve ½" 4,5 4.7809 1 0.9304 0.9304

Bukaan 1

∆L gc hf(teori)(ft
Gesekan k f v(ft/s) α D S i x hf ∑i x hf
(ft) (lbm.ft/lbf.s2) lbf/lbm)
pipa lurus 1"
0,00015 0.001159 22,31 5.1381 0,0874 1 0.4855 0.4855
sch 40
pipa lurus
0,00015 0.001159 7,87 5.1381 0,0455 1 0.3289 0.3289
0,5" sch 40
kontraksi (1-
0,357 5.1381 32,174 1 1 0.0738 0.0738 3.1462
0,5)
ekspansi (0,5-
0,42 5.1381 1 0.0868 0.0868
1)
elbow 90 0,75 5.1381 8 0.1551 1.2408
gate Valve ½" 4,5 5.1381 1 0.9304 0.9304

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 19


FLUID FLOW

5. Tabel Perhitungan Wp Percobaan


(-)Wp Power Power
∆P/ρ ∆Z (g/gc) ∆V2/2αgc hf teori Q ρ ṁ
Bukaan percobaan Pompa pompa
(ft lbf/lbm) (ft lbf/lbm) (ft lbf/lbm) (ft lbf/lbm) (ft lbf/lbm) (ft3/s) (lbm/ft3) (lbm/s) (ft lbf/s) (Hp)
3/12 1.756 3.1488 0.2068 2.9101 8.0217 0.00766 62.24 0.4767 3.8239 0.00692
6/12 2.612 3.1488 0.2329 2.9454 8.9391 0.00813 62.24 0.5060 4.5232 0.00822
9/12 2.866 3.1488 0.3552 3.0899 9.4599 0.01004 62.24 0.6249 5.9115 0.01075
12/12 2.996 3.1488 0.4103 3.1462 9.7013 0.01079 62.24 0.6716 6.5154 0.01185
Rata-rata 2.560 3.1488 0.2950 3.0229 9.0267 0.00915 62.24 0.5695 5.1407 0.00935

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 20


FLUID FLOW

6. Tabel Perhitungan Wp dan HfPercobaanDengan Efisiensi 80%

Bukaan ∆P/ρ ∆Z(g/gc) ∆V2/2αgc Efisiensi ṁ (-)Wp percobaan hf teori (-)Wp teori hf percobaan

(ft (ft
(ft lbf/lbm) (lbm/s) (ft lbf/lbm) (ft lbf/lbm) (ft lbf/lbm) (ft lbf / lbm)
lbf/lbm) lbf/lbm)
3/12 1.756 3.1488 0.2068 0.8 0.4767 8.0217 2.9101 6.4174 2.1128
6/12 2.612 3.1488 0.2329 0.8 0.5060 8.9391 2.9454 7.1513 1.2303
9/12 2.866 3.1488 0.3552 0.8 0.6249 9.4599 3.0899 7.5679 0.8544
12/12 2.996 3.1488 0.4103 0.8 0.6716 9.7013 3.1462 7.7610 0.6693
Rata-rata 9.0267 3.0229 7.2244 1.2167

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 21


FLUID FLOW

B. Pipa E
1. Tabel Perhitungan Energi Tekanan ∆𝑃
𝜌

Manometer (ft) ρ raksa g/gc ∆P ρ ∆P/ρ


Bukaan (ft
Kuning Biru Ungu Hitam (lbm/ft3) (lbf/lbm) (lbf/ft2) (lbm/ft3)
lbf/lbm)
3/12 0.01771 0.01706 0.02821 0.05182 845.923 1 24.278 62.24 0.390
6/12 0.02296 0.02821 0.04002 0.05904 845.923 1 31.771 62.24 0.510
9/12 0.01378 0.03411 0.04658 0.06363 845.923 1 33.435 62.24 0.537
12/12 0.01181 0.03805 0.04986 0.06429 845.923 1 34.685 62.24 0.557
Rata-rata 0.01656 0.02936 0.04117 0.05969 845.923 1 31.041 62.24 0.499

𝑔
2. Tabel Perhitungan Energi Potensial ∆𝑧 𝑔𝑐

g/gc ∆Z (g/gc) (ft


Bukaan Z2 (ft) Z1 (ft) ∆Z (ft)
(lbf/lbm ) lbf/lbm)

3/12 3.1496 1.0824 2.0672 1 2.0672


6/12 3.1496 1.0824 2.0672 1 2.0672
9/12 3.1496 1.0824 2.0672 1 2.0672
12/12 3.1496 1.0824 2.0672 1 2.0672

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 24


FLUID FLOW

∆𝑽
3. Tabel Perhitungan Energi Kinetik (𝟐𝜶𝒈𝒄) Pipa E

Bukaan D(ft) A Q V1 V2 ∆V ∆V2 ρ µ gc ∆V2/2αgc


Nre α
(ft2) (ft3/s) (ft/s) (ft/s) (ft/s) (ft2/s2) (lbm/ft3) (lbm/ft s) (ft/s2)lbf/lbm (ft lbf/lbm)
3/12 0.0518 0.0021 0.00952 0 4.5333 4.5333 20.5508 62.24 0.0012 12179.587 1 32.174 0.3194
6/12 0.0518 0.0021 0.01023 0 4.8714 4.8714 23.7305 62.24 0.0012 13087.958 1 32.174 0.3688
9/12 0.0518 0.0021 0.00919 0 4.3762 4.3762 19.1511 62.24 0.0012 11757.507 1 32.174 0.2976
12/12 0.0518 0.0021 0.01072 0 5.1048 5.1048 26.0589 62.24 0.0012 13715.032 1 32.174 0.4049
Rata-rata 0.0518 0.0021 0.00991 0 4.7190 4.7190 22.2689 62.24 0.0012 12678.506 1 32.174 0.3461

4. Tabel Friction Loss (Hf) teori untuk pipa E


a. Bukaan 3/12
gc hf(teori)(ft
Gesekan K Nre f L V (ft/s) α D (ft) S ixhf Σixhf
(ft/s2.lbm/lbf) lbf/lbm)
Pipa Lurus
0,00015 12179.587 0.001314 39.928 4.5333 32,174 1 0.0874 1 0.76686 0.76686
1"
Pipa Lurus
0,00015 12179.587 0.001314 39.928 4.5333 32,174 1 0,0518 1 1.29389 1.29389
0.5"
Kontraksi 0,35949 4.5333 32,174 1 1 0.11481 0.11481
Ekspansi 3,401 4.5333 32,174 1 1 1.08618 1.08618 9.01042
Elbow 900 1" 0,75 4.5333 32,174 1 6 0.23953 1.43718

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 25


FLUID FLOW

Elbow 900
0,75 4.5333 32,174 1 8 0.23953 1.91624
0.5"
Gate Valve
4,5 4.5333 32,174 1 1 1.43716 1.43716
1/4
Long
1,5 4.5333 32,174 1 2 0.47905 0.95810
Bend

b. Bukaan 6/12

gc hf(teori)(ft
Gesekan k Nre f L V (ft/s) α D (ft) S ixhf Σixhf
(ft/s2.lbm/lbf) lbf/lbm)

Pipa Lurus 1" 0,00015 13087.958 0.001222 39.928 4.8714 32,174 1 0,0874 1 0.82351 0.82351

Pipa Lurus
0,00015 13087.958 0.001222 39.928 4.8714 32,174 1 0,0518 1 1.38948 1.38948
0.5"

kontraksi 0,35949 4.8714 32,174 1 1 0.13257 0.13257

ekspansi 3,401 4.8714 32,174 1 1 1.25423 1.25423

Elbow 900 1" 0,75 4.8714 32,174 1 6 0.27659 1.65954

Elbow 900 10.23794


0,75 4.8714 32,174 1 8 0.27659 2.21272
0.5"

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 26


FLUID FLOW

Gate Valve 1/4 4,5 4.8714 32,174 1 1 1.65953 1.65953

Long Bend 1,5 4.8714 32,174 1 2 0.55318 1.10636

c. Bukaan 9/12

gc hf(teori)(ft
Gesekan K Nre f L V (ft/s) α D (ft) S ixhf Σixhf
(ft/s2.lbm/lbf) lbf/lbm)
Pipa Lurus
0,00015 11757.507 0.001361 39.928 4.3762 32,174 1 0,0874 1 0.74091 0.74091
1"
Pipa Lurus
0,00015 11757.507 0.001361 39.928 4.3762 32,174 1 0,0518 1 1.24889 1.24889
0.5"
Kontraksi 0,35949 4.3762 32,174 1 1 0.10699 0.10699
Ekspansi 3,401 4.3762 32,174 1 1 1.01219 1.01219 8.47833
Elbow 900
0,75 4.3762 32,174 1 6 0.22321 1.33926
1"
Elbow 900
0,75 4.3762 32,174 1 8 0.22321 1.78568
0.5"
Gate Valve
4,5 4.3762 32,174 1 1 1.35155 1.35155
¼
Long Bend 1,5 4.3762 32,174 1 2 0.44643 0.89286

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 27


FLUID FLOW

Bukaan 1

gc hf(teori)(ft
Gesekan K Nre f L V (ft/s) α D (ft) S ixhf Σixhf
(ft/s2.lbm/lbf) lbf/lbm)
Pipa
0,00015 13715.032 0.001167 39.928 5.1048 32,174 1 0,0874 1 0.86361 0.86361
Lurus 1"
Pipa
Lurus 0,00015 13715.032 0.001167 39.928 5.1048 32,174 1 0,0518 1 1.45714 1.45714
0.5"
kontraksi 0,35949 5.1048 32,174 1 1 0.14558 0.14558
ekspansi 3,401 5.1048 32,174 1 1 1.37730 1.37730
Elbow 11.13311
0,75 5.1048 32,174 1 6 0.30373 1.82238
900 1"
Elbow
0,75 5.1048 32,174 1 8 0.30373 2.42984
900 0.5"
Gate
4,5 5.1048 32,174 1 1 1.82236 1.82236
Valve ¼
Long
1,5 5.1048 32,174 1 2 0.60745 1.21490
Bend

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 28


FLUID FLOW

5. Tabel Perhitungan Wp Percobaan

(-)Wp Power Power


∆P/ρ ∆Z (g/gc) ∆V2/2αgc hf teori Q ρ ṁ
Bukaan percobaan Pompa pompa
(ft lbf/lbm) (ft lbf/lbm) (ft lbf/lbm) (ft lbf/lbm) (ft lbf/lbm) (ft3/s) (lbm/ft3) (lbm/s) (ft lbf/s) (Hp)
3/12 0.390 2.0672 0.3194 9.01042 11.78702 0.00952 62.24 0.5924 6.9826 0.0127
6/12 0.510 2.0672 0.3688 10.23794 13.18394 0.01023 62.24 0.6367 8.3942 0.0153
9/12 0.537 2.0672 0.2976 8.47833 11.38013 0.00919 62.24 0.5719 6.5083 0.0118
12/12 0.557 2.0672 0.4049 11.13311 14.16221 0.01072 62.24 0.6672 9.4490 0.0172
Rata-rata 0.499 2.0672 0.3461 9.71585 12.62815 0.00991 62.24 0.6171 7.7928 0.0142

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 29


FLUID FLOW

6. Tabel Perhitungan Wp dan HfPercobaanDengan Efisiensi 80%

Bukaan ∆P/ρ ∆Z(g/gc) ∆V2/2αgc Efisiensi ṁ (-)Wp percobaan hf teori (-)Wp teori hf percobaan

(ft (ft
(ft lbf/lbm) (lbm/s) (ft lbf/lbm) (ft lbf/lbm) (ft lbf/lbm) (ft lbf / lbm)
lbf/lbm) lbf/lbm)
3/12 0.390 2.0672 0.3194 0.8 0.5924 11.78702 9.01042 9.4296 7.3259
6/12 0.510 2.0672 0.3688 0.8 0.6367 13.18394 10.23794 10.5471 7.1565
9/12 0.537 2.0672 0.2976 0.8 0.5719 11.38013 8.47833 9.1041 7.2007
12/12 0.557 2.0672 0.4049 0.8 0.6672 14.16221 11.13311 11.3298 7.0734
Rata-rata 12.62815 9.71585 10.1025 7.1891

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 30


FLUID FLOW

IV.3 Grafik

A. Pipa C

Q vs Bukaan valve
0.012 0.0107
0.01004
0.01
0.0081
0.0076
0.008
y = 0.0045x + 0.0063
Debit

R² = 0.9438
0.006

0.004

0.002

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Bukaan valve

Grafik 3.1 Hubungan antara Debit dan Bukaan Valve

Hf vs Bukaan Valve
6
2.1128
5 1.2302 0.8544 0.6639
4 3.1462
2.9101 2.9454 3.0899
Hf

0
0.25 0.5 0.75 1
Bukaan valve

hf teori hf percobaan

Grafik 3.2 Hubungan antara Hf dan Bukaan Valve

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 31


FLUID FLOW

Hf vs Debit
3.5 3.0899 3.1462
2.9101 2.9454
3
2.5 2.1128
2
Hf

1.5 1.2302
0.8544
1 0.6639
0.5
0
0.0076 0.0081 0.01004 0.0107
Debit

hf teori hf percobaan

Grafik 3.3Hubungan antara Hf dan Debit

B. Pipa E

Debit vs Bukaan valve


0.01072
0.0108
0.0106
0.0104 0.01023 y = 0.001x + 0.0093
0.0102 R² = 0.2293
0.01
Debit

0.0098
0.00952
0.0096
0.0094 0.00919
0.0092
0.009
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Bukaan valve

Grafik 3.4 Hubungan antara Debit dan Bukaan Valve

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 32


FLUID FLOW

Hf vs Bukaan Valve

20 7.1565 7.0734
7.3259 7.2007
15
11.1331
Axis Title

10.23794
9.0104 8.4783
10

0
0.25 0.5 0.75 1
Axis Title

hf teori hf percobaan

Grafik 3.5 Hubungan antara Hf dan Bukaan Valve

Hf vs debit
20 7.0734
7.1565
7.3259 7.2007
15
11.1331
10.23794
9.0104 8.4783
Hf

10

0
0.00952 0.01023 0.00919 0.01072
Debit

Hf teori Hf percobaan

Grafik 3.6 Hubungan antara Hf dan Debit

IV. 4. Pembahasan
Pada percobaan fluid dilakukan pada pipa C dan E, diberikan variabel
yakni3/12, 6/12, 9/12, dan 12/12. Dalam percobaan ini, dilakukan pengamatan
pada perbedaan tekanan pada aliran fluida saat kran dibuka yang ditunjukkan oleh
manometer, serta banyaknya volume air yang dapat ditampung selama 5 detik.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 33


FLUID FLOW

Pada pipa C hasil yang didapat antara lain saat bukaan 3/12 didapat debit
air sebesar 0.00766 ft3/s, untuk bukaan 6/12 didapat debit air sebesar 0.0813 ft3/s,
untuk bukaan 9/12 didapat debit air sebesar 0.01004 ft3/s, dan untuk bukaan 12/12
didapat debit air sebesar 0.01079 ft3/s. Sedangkan untuk pipa E, hasil yang
didapat yaitu untuk bukaan 3/12 didapat debit air sebesar 0.00952 ft3/s, untuk
bukaan 6/12 debit air yang didapat sebesar 0.01023 ft3/s, untuk bukaan 9/12
didapat debit air sebesar 0.01378 ft3/s, dan untuk bukaan 12/12 didapat debit air
sebesar 0.01181 ft3/s. Berdasarkan literatur yang ada semakin besar pipa dan
bukaan valve maka debit aliran fluida semakin cepat. Hal ini dikarenakan bahwa
debit aliran suatu fluida dapat dipengaruhi oleh luas penampang pipa dan
bukaannya. Namun pada hasil kami terutama pada pipa E terdapat data yang turun
yaitu pada bukaan kran 12/12. Hal ini terjadi karena human error yang terjadi
pada saat praktikum, hal tersebut terjadi karena ketidaktelitian kami saat
membuka kran atau pada saat menghitung volume air yang keluar pada saat 5
detik.
Pada hasil perbandingan grafik yang didapat, yakni pada grafik
perbandingan antara Q (debit aliran) vs bukaan pipa, pada kedua kran tersebut
pada kran C dapat dilihat bahwa didapatkan grafik naik, sehingga semakin besar
bukaan pipa, debit air semakin besar, hal ini dikarenakan tekanan yang ada
didalam pipa pada saat air mengalir semakin besar. Serta untuk grafik Hf vs Q,
pada pipa C terlihat bahwa grafiknya naik, sehingga semakin besar Q maka
semakin besar nilai Hf, hal ini dikarenakan semakin besar tekanan yang
mempengaruhi maka debit aliran air semakin besar dan menyebabkan gaya gesek
dalam pipa semakin kecil.Namun grafik pada pipa E terdapat data yang turun
yaitu pada bukaan kran 12/12. Hal ini terjadi karena human error yang terjadi
pada saat praktikum, hal tersebut terjadi karena ketidaktelitian kami saat
membuka kran atau pada saat menghitung volume air yang keluar pada saat 5
detik.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 34


FLUID FLOW

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
1. Bukaan kran (get valve) mempengaruhi volume air yang tertampung pada
bak penampung air selama 5 detik, pada pipa C semakin besar bukaan
maka volume air yang tertampung semakin besar pula.
2. Pada pipa C, semakin besar bukaan (get valve) maka debit aliran fluida
semakin cepat, karena debit aliran suatu fluida dapat dipengaruhi oleh luas
penampang pipa dan bukaannya.
3. Sesuai dengan perhitungan fitting dalam pipa mempengaruhi head loss
pada fluida dalam pipa yang besarnya dipengaruhi oleh tekanan yang
diberikan.
4. Pada pipa C, semakin besar bukaan dan debit aliran maka head loss pada
pipa juga semakin besar
V.2 Saran
1. Praktikan diharapkan lebih teliti dalam menghitung beda ketinggian raksa
dalam manometer.
2. Usahakan agar menghitung waktu keluarnya air dari pipa dengan lebih
cermat atau menggunakan bantuan stopwatch.
3. Usahakan menutup dan membuka valve dilakukan secara bersamaan
dengan meminta bantuan praktikan lainnya.

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 35


FLUID FLOW

DAFTAR PUSTAKA

Geankoplis, Christie J. 1997. “Transport Processes an Unit Operations”. New


York : McGraw Hill
McCabe, Waren L., dkk. 1993. “Unit Operations of Chemical Enginering Fifth
Edition”. New York : McGraw Hill
Perry, Robert A., dkk.1999. “Perry’s Chemical Engineering Handbook. New
York: McGraw Hill
Purwasasmita, Mubiar, dkk. 1992. “Dasar – Dasar Aliran Fluida”. Bandung : PT
Peni

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 36


FLUID FLOW

APPENDIX

Pipa C
1. Konversi satuan volume pada bukaan 3/12
V = 1085 ml
= 1085 ml x 3,5314 x 10-5 ft3/ml
= 0.03831ft3
2. Konversi satuan debit pada bukaan 3/12
Q = 217 cm3/s
= 217 x 3.531 x 10-5 ft3
= 0.00766 ft3/s
3. Konversi tinggi manometer pada bukaan 3/12
Manometer Putih
Tinggi = 6,48 cm
= 6,48 x 0.0328 = 0.21254 ft
4. Perhitungan g/gc
32,14 𝑓𝑡/𝑠 2
𝑔/𝑔𝑐 =
𝑙𝑏𝑚 𝑓𝑡
32,174
𝑙𝑏𝑓 𝑠 2
= 1 lbf/lbm
5. Konversi ρ
ρ = 13.55 g/cm3 : 0.016018 = 845.923 lb/ft3
6. Perhitungan ΔP
ΔP = ρ x g/gc x (h1+h2)/2
= 845.923 lb/ft3 x 1 lbf/lbm x (0.21254+ 0.04592)/2 ft

= 109.319 lbf/ft2

7. Perhitungan ΔP/ ρ

ΔP/ ρ = 109.319 lbf/ft2 / 62.24 lbm/ft3

= 1.756 ft lbf/lbm

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 37


FLUID FLOW

8. Konversi tinggi
Z1 = 30 cm
= 30 x 0,0328 ft
= 0.9840 ft
Z2 = 126 cm
= 126 x 0,0328 ft
= 4.1328 ft
9. Konversi satuan panjang
L = 680 cm
= (680 x 0.0328) = 22,31 ft
𝑔
10. Mengitung Beda Potensial (𝛥𝑍 𝑔𝑐) :

𝑍2 = 4.1328 ft
𝑍1 =0.9840 ft
𝛥𝑍 = 𝑍2 − 𝑍1
𝛥𝑍= 4.1328 – 0.9840
𝛥𝑍= 3.1488 ft
𝑔 𝑙𝑏𝑓
𝛥𝑍 = 3.1488 𝑓𝑡 × 1
𝑔𝑐 𝑙𝑏𝑚
= 3.1488 ft lbf/lbm
11. Menghitung Beda Kinetik (ΔEK) :
Debit = 0.00766 ft3/s
Diameter = 0.0518 ft
Luas = 0.0021 ft2
V = Q/A = 0.00766 ft3/s / 0.0021 ft = 3.6476 ft/s
ρ = 62.24 lbm/ft3
μ = 1.794 cP
= 1.794 x 6.7197 x 10-4 = 0.0012 lbm/ft s

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 38


FLUID FLOW

𝐷𝑉𝜌
𝑁𝑟𝑒 = 𝜇

0.0518 𝑓𝑡 × 3.6476 𝑓𝑡/𝑠 × 62.24 𝑙𝑏𝑚/𝑓𝑡3


𝑁𝑟𝑒 =
0.0012 𝑙𝑏𝑚/𝑓𝑡 𝑠

=9799.98

gc = 32.174 ft lbm/s2 lbf


Karena Nre > 4000 maka termasuk dalam aliran turbulen dimana α = 1, maka
∆V2 13.3049
=
2αgc 2×1×32.174

= 0.2068 ft lbf/lbm
12. Menghitung head loss (hf) :
pipa lurus 1” scd 40
4×0.0791
f=
Nre0.25
=0.001633
gc= 32.174 ft.lbm/s2 lbf S= 1 𝛼=1
𝐿 = 22,31 ft D = 0.0874 ft
𝑓𝐿 𝑉 2
𝑉 =3.6476 ft/s 𝐻𝑓 = 4
𝐷 2𝑔𝑐

= 0.3447 ft lbf/lbm
13. Hf pada elbow 90
K = 0.75
𝑉 = 3.6476 ft/s 𝛼=1
gc= 32.174 ft lbm/s2 lbf
𝐾 𝑥 𝑉𝑥𝑉
ℎ𝑓 𝑒𝑙𝑏𝑜𝑤 = 2 𝑥 𝛼 𝑥 𝑔𝑐

= 0.1551 ft lbf/lbm
14. Energi losses total:
∑ ℎ𝑓 = 𝑛 𝑥 ℎ𝑓 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 + 𝑛 𝑥 ℎ𝑓 𝑒𝑙𝑏𝑜𝑤 90° + 𝑛 𝑥 ℎ𝑓 𝑔𝑎𝑡𝑒 𝑣𝑎𝑙𝑣𝑒
= 1 x 0.3447 + 8 x 0.1551 + 1 x 0.9304
= 2.9101 ft lbf/lbm
15. Menghitung -Wp percobaan
∆P/ρ + ∆Zg/gc + ∆V/2𝛼𝑔c + hf = -Wp
1.756 + 3.1488 + 0.2068 + 2.9101 = -Wp

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 39


FLUID FLOW

-Wp = 8.0217 ft lbf/lbm


16. Menghitung Power pompa (ft lbf/lbm)
m = Q x ρ = 0.00766 x 62.24 = 0.4767 lbm/s

Power pompa = - Wp percobaan x m

= 8.0217 x 0.4767 = 3.8239 ft lbf/s

17. Menghitung power pompa (Hp)


Power pompa = 3.8239 /550 = 0.00692 Horse power
18. Menghitung -Wp teori dengan efisiensi 80%
-Wp teori = -Wp percobaan x efisiensi = 8.0217 x 0.8 = 6.4174 ft lbf/lbm

19. Menghitung -Wp teori rata - rata


−(𝑊𝑝1 + 𝑊𝑝2 + 𝑊𝑝3 + 𝑊𝑝4)
−𝑊𝑝 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
4

=3.0229 ft lbf/lbm

20. Menghitung hf percobaan


∆𝑃 𝑔 𝛥𝑉 2
ℎ𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 = −𝑊𝑝 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 − ( + 𝛥𝑍 + )
𝜌 𝑔𝑐 2𝛼𝑔𝑐

= 3.0229 ft lbf/lbm – (1.756 + 3.1488 + 0.2068)


= 2.1128 ft lbf/lbm

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 40

You might also like