Professional Documents
Culture Documents
“FLUID FLOW”
GROUP : C
FAKULTAS TEKNIK
SURABAYA
2018
FLUID FLOW
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
“Fluid Flow”
GROUP : C
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
kesuksesan dalam menyelesaikan tugas laporan praktikum Operasi Teknik Kimia
I yang berjudul “Fluid Flow”.
Laporan resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum OTK
1 yang di berikan pada semester IV. Laporan ini disusun berdasarkan pengamatan
dan perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari literatur serta petunjuk asisten
pembimbing. Yang dilaksanakan pada tanggal 06 April 2017 di lab OTK.
Dengan selesainya praktikum ini, tak lupa penyusun mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya :
1. Ibu Ir.Caecilia Pujiastuti, MT selaku Kepala Laboratorium OTK.
2. Ibu Dr. Ir. Sintha Soraya S, MT selaku dosen pembimbing.
3. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum.
4. Rekan-rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangannya. Maka dengan rendah hati, kami mengharapkan kritik dan saran
dari seluruh asisten dosen yang turut membantu dalam pelaksanaan kesempurnaan
laporan ini. Penyusun mengharapkan semua laporanm praktikum yang telah
disusun ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Teknik, khususnya
mahasiswa jurusan Tekniki Kimia.
Surabaya, 22 Februari 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ................................................................................................................ i
Kata Pengantar ......................................................................................................................ii
Daftar isi .............................................................................................................................. iii
Intisari .................................................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
I.2 Tujuan Percobaan ....................................................................................................... 2
I.3 Manfaat Percobaan ..................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Secara Umum ............................................................................................................ 3
II.2 Sifat Bahan ............................................................................................................... 9
II.3 Hipotesa .................................................................................................................. 10
II.4 Diagram Alir ............................................................................................................ 11
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan yang digunakan .......................................................................................... 12
III.2 Alat yang digunakan ............................................................................................. 12
III.3 Gambar alat ............................................................................................................ 12
III.4 Rangkaian Alat ...................................................................................................... 12
III.5 Prosedur Praktikum ............................................................................................... 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Tabel Hasil Pengamatan ........................................................................................ 14
IV.2 Tabel Hasil Perhitungan ......................................................................................... 18
IV.3 Grafik ..................................................................................................................... 32
IV.4 Pembahasan............................................................................................................ 34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 36
V.2 Saran ...................................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 37
APENDIX ........................................................................................................................... 38
INTISARI
Praktikum Fluid Flow ini mempunyai tujuan antara lain untuk mencari
nilai-nilai eksperimen head loss dalam pipa dan fitting dalam ekspansi maupun
kontraksi, untuk membandingkan nilai eksperimental dari fanning friction factor
dan koefisien kontraksi dengan nilai yang dikalkulasikan dari persamaan yang ada
dalam lieratur, serta untuk menentukan power pompa yang digunakan dengan
menggunakan persamaan bernauli.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Fluida merupakan jenis zat yang sering kita jumpai dalam dunia industri.
Fluida adlah istilah yang digunakan untuk menyebut segala jenis za yang mengalir
baik itu dalam bentuk cair dan gas disebut fluida selama bisa mengalir. Fluida ini
memiliki kararakter yang unik, apabila kita alirkan pada suatu media yang
berbeda maka aliran yang ikut berbeda baik ditinjau dari alirannya maupun energi
yang dihasilkan akibat perubahan bentuk secara permanan. Perilaku zat cair yang
mengalir sangat bergantung pada kenyataan apakah fluida itu berada dibawah
pengaruh bidang batas padat atau tidak, dan pasti di pipa dan lain-lain. Cara
memindahkan zat-zat tersebut ddalm industri banyak macamnya. Pada aliran air
dan udara yang mengalir dalam pipa kecepatan dan kapasitasnya dapat berubah-
ubah.
Proses fluid flow terbagi menjadi dua, yaitu kalibrasi dan pengukuran
pressure drop dalam pipa dan fitting. Pada kalibrasi dapat dilakukan dengan cara
membuka kran pada pipa E dan I lalu menutup keran D,F,G,H,J. Air dari tangki
utama dialirkan secara kontinyu kedalam tangki C.Memompakan aliran perpipaan
yang menuju orifice meters melewati keran E dan air discharge ke tangki B.
Menimbang air sesuai dengan interval waktu yang ditentukan. Melakukan run
dengan beberapa variable flowrate dengan cara mengatur valve E. Kemudian
membuat kurva kalibrasi. Sedangkan pada pengukuran pressure drop dalam pipa
dan fitting dapat dilakukan dengan cara mengalirkan fluida ke tangki C. Lalu
mensirkulasikan menuju bagian system yang diinginkan dan kemudian
mengembalikan ke dalam tangki. Kemudian mengukur setiap laju alir pressure
droppada penampang pipa lurus dan penampang berbagai macam fitting dengan
menggunakan manometer.
Tujuan dari percobaan fluid flow adalah untuk mencari nilai – nilai
eksperimen head loss dalam pipa dan fitting dalam kontraksi dan ekspansi. Untuk
membandinkgkan nilai eksperimen yang diperoleh dengan literatur. Untuk
menghitung debit air dalam pipa dan power pompa dengan persamaan Bernoulli.
I.2 Tujuan
1. Untuk mencari nilai – nilai eksperimen head loss dalam pipa dan fitting dalam
kontraksi dan ekspansi.
2. Untuk membandinkgkan nilai eksperimen yang diperoleh dengan literatur.
3. Untuk menghitung power pompa dengan persamaan Bernoulli.
I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi dalam
percobaan.
2. Agar praktikan dapat mengetahui jenis – jenis aliran fluida dalam pipa.
3. Agar praktikan dapat menjadikan percobaan ini sebagai media pembelajaran
dalam memahami fluid flow.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Secara Umum
II.1.1 Fluida
Fluida ialah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi)
secara permanen. Bila kita mencoba mengubah bentuk suatu massa fluida, maka
di dalam fluida itu akan terbentuklah lapisan-lapisan dimana lapisan yang satu
meluncur di atas yang lain, hingga mencapai suatu bentuk baru. Selama perubahan
bentuk itu, terdapat tegangan geser, yang besarnya bergantung pada viskositas
fluida dan laju luncur. Tetapi, bila fluida itu sudah mendapatkan bentuk akhirnya,
semua tegangan geser itu akan hilang. Fluida yang dalam keseimbangan itu bebas
dari segala tegangan geser.
Pada suatu suhu dan tekanan tertentu, setiap fluida mempunyai densitas
atau rapatan (density) tertentu, yang dalam praktek keteknikan biasanya diukur
dalam pound per cubic foot atau dalam kilogram per meter kubik. Walaupun
densitas fluida bergantung pada auhu dan tekanan, perubahan densitas karena
perubahan variabel itu mungkin besar dan mungkin pula kecil. Jika densitas itu
hanya sedikit terpengaruh oleh perubahan yang agak besar pada suhu dan tekanan,
maka fluida itu disebut fluida tak-mampu-mampat (incompressible). Tetapi jika
densitasnya peka terhadap perubahan variabel itu, fluida itu disebut fluida mampu
mampat ( compressible). Zat cair biasanya dianggap tak-mampu-mampat,sedang
gas mampu-mampat. Namun,penggunaan kedua istilah itu bersifat relatif; densitas
zat cair dapat saja mengalami perubahan yang cukup berarti apabila tekanan dan
suhu diubah dalam jangkau yang cukup luas. Demikian pula, gas yang mengalami
perubahan tekanan dan suhu yang kecil saja dapat berlaku sebagai fluida tak
mampu mampat,perubahan densitasnya dalam kondisi seperti itu dapat diabaikan
tanpa menimbulkan kesalahan yang berarti.
(McCabe,1991)
Aliran dari suatu fluida dapat digolongkan menjadi beberapa jenis,
diantaranya yaitu:
Keterangan:
Q = Debit Aliran (m3/det)
h = Kedalaman aliran (m)
v = Kecepatan Aliran (m/det)
t = waktu (det)
2. Aliran Compressible dan Incompressible
Aliran compressible adalah aliran yang terdapat perubahan besaran
kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contohnya
adalah udara, gas alam, dll. Sedangkan Incompressible adalah aliran yang tidak
ada perubahan besaran densitas dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contohnya
adalah air, berbagai jenis minyak, emulsi, dll.
(Nugraha,2014)
3. Aliran yang dipengaruhi kekentalan dan tidak
Aliran viskous atau aliran fluida nyata adalah aliran yang dipengaruhi oleh
viskositas. Adanya viskositas menyebabkan adanya tegangan geser dan
kehilangan energi. Pada aliran ini terjadi gesekan antara fluida dengan
dasar/dinding saluran atau pipa. Aliran invisid atau aliran fluida ideal adalah
aliran yang tidak dipengaruhi viskositas sehingga aliran ini tidak memiliki
tegangan geser dan kehilangan energi. Dalam kenyataannya aliran fluida ideal
tidak ada. Konsep ini digunakan para peneliti terdahulu untuk membentuk
Keterangan :
𝐷 = 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 (𝑚)
𝑣̅ = 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑖𝑟 (𝑚/𝑠)
Keterangan:
Q = debit aliran (m3/det)
V = kecepatan aliran (m/det)
t = waktu (det)
A = luas penampang (m2)
(Yanuar, 2015)
II.1.4 Viskositas dan Rapat Jenis
Fluida adalah benda yang dapat mengalami perubahan bentuk secara terus
menerus karena gaya gesek yang bekerja terhadapnya. Sifat yang erat
hubungannya dengan definisi ini adalah viskositas. Harga viskositas fluida
mungkin di pengaruhi oleh besar dan lama aksi gaya yang bekerja terhadapnya.
Viskositas fluida juga dipengaruhi oeh tekanan dan temperatur,
Disamping viskositas, sifat fluida yang penting lainnya adalah densitas
(masa persatuan volume). Seperti viskositas, karakteristik gas dan cairan dalam
sifat densitas ini berbeda satu dengan lainnya. Densitas gas sangat dipengaruhi
oleh tekanan dan temperatur gas banyak dibahas dalam bidang termodinamika,
misalnya Hukum Gas Ideal dan persamaan Van der Walls.
(Rami,2013)
II.3 Hipotesis
Pada percobaan fluid flow semakin besar bukaan air maka akan semakin
besar pula volume air dan tekanan yang diperoleh.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan
1. Air
III.2 Alat
1. Stopwatch
2. Gelas ukur
3. Penggaris
4. Rangkaian alat fluid flow
III.3 Gambar alat
III.5 Prosedur
A. Kalibrasi
1. Membuka kran F dan menutup kran A, B, C, D, dan E.
2. Pompakan aliran sampai konstan.
3. Kemudian membuat kurva kalibrasi.
B. Pengukuran pressure drop
1. Mengalirkan fluida ke tangki C, kran A sampai E ditutup dan kran F
dibuka dan pompa digunakan sampai aliran konstan.
2. Buka kran pada pipa yang ditentukan (C dan E) bersamaan dengan
menutup kran F.
3. Amati beda tekanan pada manometer.
4. Air yang keluar ditampung selama 5 detik kemudian diukur
volumenya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Pipa E
𝑔
2. Tabel Perhitungan Energi Potensial ∆𝑧 𝑔𝑐
∆𝑽
3. Tabel Perhitungan Energi Kinetik (𝟐𝜶𝒈𝒄) Pipa C
b. Bukaan 6/12
∆L gc hf(teori)(ft
Gesekan k f v(ft/s) α D S ixhf ∑ixhf
(ft) (lbm.ft/lbf.s2) lbf/lbm)
pipa lurus 1" sch
0,00015 0.001538 22,31 3.8714 0,0874 1 0.3658 0.3658
40
pipa lurus 0,5"
0,00015 0.001538 7,87 3.8714 0,0455 1 0.2478 0.2478
sch 40
kontraksi (1-0,5) 0,357 3.8714 32,174 1 1 0.0738 0.0738 2.9454
ekspansi (0,5-1) 0,42 3.8714 1 0.0868 0.0868
elbow 90 0,75 3.8714 8 0.1551 1.2408
gate Valve ½" 4,5 3.8714 1 0.9304 0.9304
c. Bukaan 9/12
∆L gc hf(teori)(ft
Gesekan k f v(ft/s) α D S i x hf ∑ixhf
(ft) (lbm.ft/lbf.s2) lbf/lbm)
pipa lurus 1" sch
0,00015 0.001246 22,31 4.7809 0,0874 1 0.4519 0.4519
40
32,174 1 3.0899
pipa lurus 0,5"
0,00015 0.001246 7,87 4.7809 0,0455 1 0.3062 0.3062
sch 40
Bukaan 1
∆L gc hf(teori)(ft
Gesekan k f v(ft/s) α D S i x hf ∑i x hf
(ft) (lbm.ft/lbf.s2) lbf/lbm)
pipa lurus 1"
0,00015 0.001159 22,31 5.1381 0,0874 1 0.4855 0.4855
sch 40
pipa lurus
0,00015 0.001159 7,87 5.1381 0,0455 1 0.3289 0.3289
0,5" sch 40
kontraksi (1-
0,357 5.1381 32,174 1 1 0.0738 0.0738 3.1462
0,5)
ekspansi (0,5-
0,42 5.1381 1 0.0868 0.0868
1)
elbow 90 0,75 5.1381 8 0.1551 1.2408
gate Valve ½" 4,5 5.1381 1 0.9304 0.9304
Bukaan ∆P/ρ ∆Z(g/gc) ∆V2/2αgc Efisiensi ṁ (-)Wp percobaan hf teori (-)Wp teori hf percobaan
(ft (ft
(ft lbf/lbm) (lbm/s) (ft lbf/lbm) (ft lbf/lbm) (ft lbf/lbm) (ft lbf / lbm)
lbf/lbm) lbf/lbm)
3/12 1.756 3.1488 0.2068 0.8 0.4767 8.0217 2.9101 6.4174 2.1128
6/12 2.612 3.1488 0.2329 0.8 0.5060 8.9391 2.9454 7.1513 1.2303
9/12 2.866 3.1488 0.3552 0.8 0.6249 9.4599 3.0899 7.5679 0.8544
12/12 2.996 3.1488 0.4103 0.8 0.6716 9.7013 3.1462 7.7610 0.6693
Rata-rata 9.0267 3.0229 7.2244 1.2167
B. Pipa E
1. Tabel Perhitungan Energi Tekanan ∆𝑃
𝜌
𝑔
2. Tabel Perhitungan Energi Potensial ∆𝑧 𝑔𝑐
∆𝑽
3. Tabel Perhitungan Energi Kinetik (𝟐𝜶𝒈𝒄) Pipa E
Elbow 900
0,75 4.5333 32,174 1 8 0.23953 1.91624
0.5"
Gate Valve
4,5 4.5333 32,174 1 1 1.43716 1.43716
1/4
Long
1,5 4.5333 32,174 1 2 0.47905 0.95810
Bend
b. Bukaan 6/12
gc hf(teori)(ft
Gesekan k Nre f L V (ft/s) α D (ft) S ixhf Σixhf
(ft/s2.lbm/lbf) lbf/lbm)
Pipa Lurus 1" 0,00015 13087.958 0.001222 39.928 4.8714 32,174 1 0,0874 1 0.82351 0.82351
Pipa Lurus
0,00015 13087.958 0.001222 39.928 4.8714 32,174 1 0,0518 1 1.38948 1.38948
0.5"
c. Bukaan 9/12
gc hf(teori)(ft
Gesekan K Nre f L V (ft/s) α D (ft) S ixhf Σixhf
(ft/s2.lbm/lbf) lbf/lbm)
Pipa Lurus
0,00015 11757.507 0.001361 39.928 4.3762 32,174 1 0,0874 1 0.74091 0.74091
1"
Pipa Lurus
0,00015 11757.507 0.001361 39.928 4.3762 32,174 1 0,0518 1 1.24889 1.24889
0.5"
Kontraksi 0,35949 4.3762 32,174 1 1 0.10699 0.10699
Ekspansi 3,401 4.3762 32,174 1 1 1.01219 1.01219 8.47833
Elbow 900
0,75 4.3762 32,174 1 6 0.22321 1.33926
1"
Elbow 900
0,75 4.3762 32,174 1 8 0.22321 1.78568
0.5"
Gate Valve
4,5 4.3762 32,174 1 1 1.35155 1.35155
¼
Long Bend 1,5 4.3762 32,174 1 2 0.44643 0.89286
Bukaan 1
gc hf(teori)(ft
Gesekan K Nre f L V (ft/s) α D (ft) S ixhf Σixhf
(ft/s2.lbm/lbf) lbf/lbm)
Pipa
0,00015 13715.032 0.001167 39.928 5.1048 32,174 1 0,0874 1 0.86361 0.86361
Lurus 1"
Pipa
Lurus 0,00015 13715.032 0.001167 39.928 5.1048 32,174 1 0,0518 1 1.45714 1.45714
0.5"
kontraksi 0,35949 5.1048 32,174 1 1 0.14558 0.14558
ekspansi 3,401 5.1048 32,174 1 1 1.37730 1.37730
Elbow 11.13311
0,75 5.1048 32,174 1 6 0.30373 1.82238
900 1"
Elbow
0,75 5.1048 32,174 1 8 0.30373 2.42984
900 0.5"
Gate
4,5 5.1048 32,174 1 1 1.82236 1.82236
Valve ¼
Long
1,5 5.1048 32,174 1 2 0.60745 1.21490
Bend
Bukaan ∆P/ρ ∆Z(g/gc) ∆V2/2αgc Efisiensi ṁ (-)Wp percobaan hf teori (-)Wp teori hf percobaan
(ft (ft
(ft lbf/lbm) (lbm/s) (ft lbf/lbm) (ft lbf/lbm) (ft lbf/lbm) (ft lbf / lbm)
lbf/lbm) lbf/lbm)
3/12 0.390 2.0672 0.3194 0.8 0.5924 11.78702 9.01042 9.4296 7.3259
6/12 0.510 2.0672 0.3688 0.8 0.6367 13.18394 10.23794 10.5471 7.1565
9/12 0.537 2.0672 0.2976 0.8 0.5719 11.38013 8.47833 9.1041 7.2007
12/12 0.557 2.0672 0.4049 0.8 0.6672 14.16221 11.13311 11.3298 7.0734
Rata-rata 12.62815 9.71585 10.1025 7.1891
IV.3 Grafik
A. Pipa C
Q vs Bukaan valve
0.012 0.0107
0.01004
0.01
0.0081
0.0076
0.008
y = 0.0045x + 0.0063
Debit
R² = 0.9438
0.006
0.004
0.002
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Bukaan valve
Hf vs Bukaan Valve
6
2.1128
5 1.2302 0.8544 0.6639
4 3.1462
2.9101 2.9454 3.0899
Hf
0
0.25 0.5 0.75 1
Bukaan valve
hf teori hf percobaan
Hf vs Debit
3.5 3.0899 3.1462
2.9101 2.9454
3
2.5 2.1128
2
Hf
1.5 1.2302
0.8544
1 0.6639
0.5
0
0.0076 0.0081 0.01004 0.0107
Debit
hf teori hf percobaan
B. Pipa E
0.0098
0.00952
0.0096
0.0094 0.00919
0.0092
0.009
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Bukaan valve
Hf vs Bukaan Valve
20 7.1565 7.0734
7.3259 7.2007
15
11.1331
Axis Title
10.23794
9.0104 8.4783
10
0
0.25 0.5 0.75 1
Axis Title
hf teori hf percobaan
Hf vs debit
20 7.0734
7.1565
7.3259 7.2007
15
11.1331
10.23794
9.0104 8.4783
Hf
10
0
0.00952 0.01023 0.00919 0.01072
Debit
Hf teori Hf percobaan
IV. 4. Pembahasan
Pada percobaan fluid dilakukan pada pipa C dan E, diberikan variabel
yakni3/12, 6/12, 9/12, dan 12/12. Dalam percobaan ini, dilakukan pengamatan
pada perbedaan tekanan pada aliran fluida saat kran dibuka yang ditunjukkan oleh
manometer, serta banyaknya volume air yang dapat ditampung selama 5 detik.
Pada pipa C hasil yang didapat antara lain saat bukaan 3/12 didapat debit
air sebesar 0.00766 ft3/s, untuk bukaan 6/12 didapat debit air sebesar 0.0813 ft3/s,
untuk bukaan 9/12 didapat debit air sebesar 0.01004 ft3/s, dan untuk bukaan 12/12
didapat debit air sebesar 0.01079 ft3/s. Sedangkan untuk pipa E, hasil yang
didapat yaitu untuk bukaan 3/12 didapat debit air sebesar 0.00952 ft3/s, untuk
bukaan 6/12 debit air yang didapat sebesar 0.01023 ft3/s, untuk bukaan 9/12
didapat debit air sebesar 0.01378 ft3/s, dan untuk bukaan 12/12 didapat debit air
sebesar 0.01181 ft3/s. Berdasarkan literatur yang ada semakin besar pipa dan
bukaan valve maka debit aliran fluida semakin cepat. Hal ini dikarenakan bahwa
debit aliran suatu fluida dapat dipengaruhi oleh luas penampang pipa dan
bukaannya. Namun pada hasil kami terutama pada pipa E terdapat data yang turun
yaitu pada bukaan kran 12/12. Hal ini terjadi karena human error yang terjadi
pada saat praktikum, hal tersebut terjadi karena ketidaktelitian kami saat
membuka kran atau pada saat menghitung volume air yang keluar pada saat 5
detik.
Pada hasil perbandingan grafik yang didapat, yakni pada grafik
perbandingan antara Q (debit aliran) vs bukaan pipa, pada kedua kran tersebut
pada kran C dapat dilihat bahwa didapatkan grafik naik, sehingga semakin besar
bukaan pipa, debit air semakin besar, hal ini dikarenakan tekanan yang ada
didalam pipa pada saat air mengalir semakin besar. Serta untuk grafik Hf vs Q,
pada pipa C terlihat bahwa grafiknya naik, sehingga semakin besar Q maka
semakin besar nilai Hf, hal ini dikarenakan semakin besar tekanan yang
mempengaruhi maka debit aliran air semakin besar dan menyebabkan gaya gesek
dalam pipa semakin kecil.Namun grafik pada pipa E terdapat data yang turun
yaitu pada bukaan kran 12/12. Hal ini terjadi karena human error yang terjadi
pada saat praktikum, hal tersebut terjadi karena ketidaktelitian kami saat
membuka kran atau pada saat menghitung volume air yang keluar pada saat 5
detik.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
1. Bukaan kran (get valve) mempengaruhi volume air yang tertampung pada
bak penampung air selama 5 detik, pada pipa C semakin besar bukaan
maka volume air yang tertampung semakin besar pula.
2. Pada pipa C, semakin besar bukaan (get valve) maka debit aliran fluida
semakin cepat, karena debit aliran suatu fluida dapat dipengaruhi oleh luas
penampang pipa dan bukaannya.
3. Sesuai dengan perhitungan fitting dalam pipa mempengaruhi head loss
pada fluida dalam pipa yang besarnya dipengaruhi oleh tekanan yang
diberikan.
4. Pada pipa C, semakin besar bukaan dan debit aliran maka head loss pada
pipa juga semakin besar
V.2 Saran
1. Praktikan diharapkan lebih teliti dalam menghitung beda ketinggian raksa
dalam manometer.
2. Usahakan agar menghitung waktu keluarnya air dari pipa dengan lebih
cermat atau menggunakan bantuan stopwatch.
3. Usahakan menutup dan membuka valve dilakukan secara bersamaan
dengan meminta bantuan praktikan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
APPENDIX
Pipa C
1. Konversi satuan volume pada bukaan 3/12
V = 1085 ml
= 1085 ml x 3,5314 x 10-5 ft3/ml
= 0.03831ft3
2. Konversi satuan debit pada bukaan 3/12
Q = 217 cm3/s
= 217 x 3.531 x 10-5 ft3
= 0.00766 ft3/s
3. Konversi tinggi manometer pada bukaan 3/12
Manometer Putih
Tinggi = 6,48 cm
= 6,48 x 0.0328 = 0.21254 ft
4. Perhitungan g/gc
32,14 𝑓𝑡/𝑠 2
𝑔/𝑔𝑐 =
𝑙𝑏𝑚 𝑓𝑡
32,174
𝑙𝑏𝑓 𝑠 2
= 1 lbf/lbm
5. Konversi ρ
ρ = 13.55 g/cm3 : 0.016018 = 845.923 lb/ft3
6. Perhitungan ΔP
ΔP = ρ x g/gc x (h1+h2)/2
= 845.923 lb/ft3 x 1 lbf/lbm x (0.21254+ 0.04592)/2 ft
= 109.319 lbf/ft2
7. Perhitungan ΔP/ ρ
= 1.756 ft lbf/lbm
8. Konversi tinggi
Z1 = 30 cm
= 30 x 0,0328 ft
= 0.9840 ft
Z2 = 126 cm
= 126 x 0,0328 ft
= 4.1328 ft
9. Konversi satuan panjang
L = 680 cm
= (680 x 0.0328) = 22,31 ft
𝑔
10. Mengitung Beda Potensial (𝛥𝑍 𝑔𝑐) :
𝑍2 = 4.1328 ft
𝑍1 =0.9840 ft
𝛥𝑍 = 𝑍2 − 𝑍1
𝛥𝑍= 4.1328 – 0.9840
𝛥𝑍= 3.1488 ft
𝑔 𝑙𝑏𝑓
𝛥𝑍 = 3.1488 𝑓𝑡 × 1
𝑔𝑐 𝑙𝑏𝑚
= 3.1488 ft lbf/lbm
11. Menghitung Beda Kinetik (ΔEK) :
Debit = 0.00766 ft3/s
Diameter = 0.0518 ft
Luas = 0.0021 ft2
V = Q/A = 0.00766 ft3/s / 0.0021 ft = 3.6476 ft/s
ρ = 62.24 lbm/ft3
μ = 1.794 cP
= 1.794 x 6.7197 x 10-4 = 0.0012 lbm/ft s
𝐷𝑉𝜌
𝑁𝑟𝑒 = 𝜇
=9799.98
= 0.2068 ft lbf/lbm
12. Menghitung head loss (hf) :
pipa lurus 1” scd 40
4×0.0791
f=
Nre0.25
=0.001633
gc= 32.174 ft.lbm/s2 lbf S= 1 𝛼=1
𝐿 = 22,31 ft D = 0.0874 ft
𝑓𝐿 𝑉 2
𝑉 =3.6476 ft/s 𝐻𝑓 = 4
𝐷 2𝑔𝑐
= 0.3447 ft lbf/lbm
13. Hf pada elbow 90
K = 0.75
𝑉 = 3.6476 ft/s 𝛼=1
gc= 32.174 ft lbm/s2 lbf
𝐾 𝑥 𝑉𝑥𝑉
ℎ𝑓 𝑒𝑙𝑏𝑜𝑤 = 2 𝑥 𝛼 𝑥 𝑔𝑐
= 0.1551 ft lbf/lbm
14. Energi losses total:
∑ ℎ𝑓 = 𝑛 𝑥 ℎ𝑓 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑢𝑟𝑢𝑠 + 𝑛 𝑥 ℎ𝑓 𝑒𝑙𝑏𝑜𝑤 90° + 𝑛 𝑥 ℎ𝑓 𝑔𝑎𝑡𝑒 𝑣𝑎𝑙𝑣𝑒
= 1 x 0.3447 + 8 x 0.1551 + 1 x 0.9304
= 2.9101 ft lbf/lbm
15. Menghitung -Wp percobaan
∆P/ρ + ∆Zg/gc + ∆V/2𝛼𝑔c + hf = -Wp
1.756 + 3.1488 + 0.2068 + 2.9101 = -Wp
=3.0229 ft lbf/lbm