You are on page 1of 3

UJIAN AKHIR SEMESTER

“PANCASILA”

Oleh :
MUHAMMAD ASRORRI A1316064

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT

PELAIHARI

2018
Pancasila sebagai dasar filsafat negara, pandangan hidup bangsa, serta ideologi bangsa dan
negara. bukan hanya merupakan rangkaian kata yang indah, tetapi juga harus diwujudkan dan
diaktualisasikan dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat. berbangsa, dan bernegara.
Aktualisasi Pancasila dapat dibedakan atas dua macam, yaitu aktualisasi objektif dan
subjekrif Aktualisasi Pancasila yang objektif, yaitu aktualisasi Pancasila dalam berbagai bidang
kehidupan kenegaraan, yang meliputi kelembagaan negara. antara lain legislatif, eksekutif, dan
yudikatif. Selain itu, juga meliputi bidang-bidang aktualisasi lainnya seperti politik, ekonoini, dan
hukum (terutama penjabarannya ke dalam undang-undang dan Garis-garis Besar Haluan Negara).
pertahanan dan keamanan, dan pendidikan.
Adapun aktualisasi Pancasila yang subjektif adalah aktualisasi Pancasila pada setiap
individu, terutama dalam aspek moral yang berkaitan dengan hidup negara dan masyarakat.
Aktualisasi yang subjektiftersebut tidak terkecuali, baik warga negara biasa, aparat penyelenggara
negara maupun penguasa negara, terutama kalangan elite politik dalam kegiatan politik perlu
mawas din agar memiliki moral Ketuhanan dan Kemanusiaan sebagaimana terkandung dalam
Pancasila.
Pada era kini munculnya modernisasi dan globalisasi menyebakan dampak baik positif
maupun negatif. Salah satu contoh dampak negatif yang kini sangat signifikan terlihat adalah mulai
pudarnya rasa cinta Pancasila dan selalu mengamalkan dan menghayatkan Pancasila. Nilai-nilai
yang terkandung dalam pengamalan dan penghayatan pancasila kurang menjadi perhatian yang
penting bagi kalangan generasi muda khususnya remaja. Nilai-nilai pancasila dianggap kurang
menarik untuk diterapkan, bahkan yang lebih parahnya lagi, remaja semakin mengarah kepada
paham kebebasan yang sebebas-bebasnya. Seolah-olah mereka telah lupa memiliki dasar negara,
pedoman hidup berupa pancasila.
Kondisi masyarakat saat ini dalam memahami, menghayati dan mengamalkan Ideologi
Pancasila sangat mempengaruhi terhadap persatuan dan kesatuan bangsa, bahkan integritas NKRI
di masa yang akan datang, karena penyelenggaraan suatu bangsa sangat bergantung pada kualitas
sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Bagi masyarakat dan negara Republik Indonesia,
Pancasila adalah kenyataan yang tidak dapat diganggu gugat. Pada kenyataannya nilai-nilai
Pancasila yang terkandung di dalamnya sering diabaikan bahkan belum ditaati sebagaimana
mestinya. Hal ini disebabkan adanya berbagai faktor. Salah satu diantaranya adalah kurangnya
pengertian dan pemahaman mengenai Pancasila itu sendiri serta latar belakang proses
pertumbuhan Pancasila sebagai falsafah negara. Oleh karena itu, diperlukan penanaman wawasan
kebangsaan di setiap warga negara Indonesia kepada seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini perlu
disadari, bahwa dalam pengamalan serta penghayatan terhadap nilai-nilai Pancasila di dalamnya
terdapat rasa kebangsaan, paham kebangsaan dan semangat kebangsaan (nasionalisme) yang
kenyataannya pada akhir-akhir ini cenderung menurun, sehingga dapat membahayakan persatuan
dan kesatuan bangsa.
Konflik yang sering terjadi di Indonesia merupakan konflik yang sebagian besar
disebabkan karena krisis moral dan tidak bisa mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam
ideologi Pancasila. Era globalisasi yang sedang melanda masyarakat dunia, cenderung melebur
semua identitas menjadi satu, yaitu tatanan dunia baru. Masyarakat Indonesia ditantang untuk
makin memperkokoh jatidirinya. Bangsa Indonesia pun dihadapkan pada problem krisis identitas,
atau upaya pengaburan (eliminasi) identitas. Hal ini didukung dengan fakta sering dijumpai
masyarakat Indonesia yang dari segi perilaku sama sekali tidak menampakkan identitas mereka
sebagai masyarakat Indonesia. Padahal bangsa ini mempunyai identitas yang jelas, yang berbeda
dengan kapitalis dan fundamentalis, yaitu Pancasila. Cara pandang yang berwawasan nusantara
pada masa-masa ini bisa dikatakan sudah luntur dan hampir berada pada titik terendah pada diri
sikap anak bangsa ini. Kita bisa dengan mudah menyaksikan berbagai komponen bangsa terlibat
dalam konflik dan terpecah-belah. Banyak di antara mereka yang terjebak dalam sekat-sekat
primordialisme dan terpecah dalam golongan suku, ras, agama, daerah dan kepentingan yang
sempit. Mencermati perilaku seperti itu, dapat dipastikan bahwa ikatan nilai-nilai kebangsaan yang
merupakan bagian dari rasa cinta tanah air, bela negara dan semangat patriotisme bangsa mulai
luntur dan longgar, bahkan hampir sirna. Belum terpadunya semangat kebangsaan atau
nasionalisme yang merupakan perpaduan atau sinergi dari rasa kebangsaan dan paham
kebangsaan. Hal ini tercermin pada sekelompok masyarakat mulai luntur dalam memahami adanya
pluralisme, karena pada kenyataannya bangsa Indonesia terdiri atas bermacam suku, golongan dan
keturunan yang memiliki ciri lahiriah, kepribadian, kebudayaan yang berbeda, serta tidak
menghapus kebhinekaan, melainkan melestarikan dan mengembangkan kebhinekaan sebagai
dasarnya. Penghayatan dan pengamalan Pancasila dalam wawasan kebangsaan yang terasakan saat
ini, belum mampu menjaga jati diri, karakter, moral dan kemampuan dalam menghadapi berbagai
masalah nasional. Padahal dengan pengalaman krisis multidimensional yang berkepanjangan,
agenda pemahaman, penghayatan dan pengamalan Pancasila dalam bentuk wawasan kebangsaan
bagi bangsa Indonesia harus diarahkan untuk membentuk serta memperkuat basis budaya agar
mampu menjadi tumpuan bagi usaha pembangunan di segala aspek kehidupan maupun di segala
bidang.Telah jelas kita ketahui bahwa saat ini tidak dapat dipungkiri lagi negara kita mengalami
krisis identitas yang mana telah lupa terhadap ideologi kita sendiri yaitu pancasila. Apalagi pada
01 Juni 2015 nanti merupakan Hari Lahir Pancasila, maka diharapkan kita sebagai bangsa yang
besar yang telah dari setengah abad mengaku merdeka hendaklah berbenah dan kembali pada jati
diri bangsa yang berpedoman pada Pancasila. Lebih memahami nilai dari kandungan Pancasila
dan melaksanakannya dengan kesadaran dan keikhlasan hidup berbangsa, sebagai bangsa yang
besar. Untuk memwujudkan negara yang maju disegani negara lain dengan berpegang teguh pada
Pancasila. Siapa lagi yang memupuk ideologi pancasila sebagai pandangan hidup kita, kalau bukan
kita sebagai generasi muda, semuanya bisa diawali dari pribadi kita masing-masing, untuk
memperbaiki moral, etika, dan kebiasaan hidup sesuai dengan pancasila. Dengan kesadaran
masyarakat maupun pejabat untuk membenahi bangsa kita. Pejabat sebagai teladan yang dapat
dipercaya dan masyarakat percaya serta menjalankan bersama-sama, berbenah diri dalam
pendidikan, perekonomian, dan politik pada khususnya sedikit demi sedikit pasti dapat tercipta
suatu kesatuan Republik Indonesia yang berpedoman pada pacasila.

Sumber :

1. https://www.kompasiana.com/simanungkalitrai/5555565f739773172b05017e/mengamalkan-
pancasila-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernegara
2. http://www.tugassekolah.com/2017/11/pengamalan-pancasila-dalam-kehidupan.html

You might also like