Standar prosedur operasional untuk penanganan abortus imminens memberikan pengertian bahwa abortus imminens adalah keadaan di mana abortus masih dapat dicegah sehingga konsepsi dapat dipertahankan. Prosedur yang dianjurkan adalah istirahat baring untuk menambah aliran darah ke rahim dan mengurangi rangsangan serta menghindari hubungan seksual untuk meminimalkan rangsangan prostaglandin yang menyebabkan kontraksi.
Original Description:
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia Ringan
Standar prosedur operasional untuk penanganan abortus imminens memberikan pengertian bahwa abortus imminens adalah keadaan di mana abortus masih dapat dicegah sehingga konsepsi dapat dipertahankan. Prosedur yang dianjurkan adalah istirahat baring untuk menambah aliran darah ke rahim dan mengurangi rangsangan serta menghindari hubungan seksual untuk meminimalkan rangsangan prostaglandin yang menyebabkan kontraksi.
Standar prosedur operasional untuk penanganan abortus imminens memberikan pengertian bahwa abortus imminens adalah keadaan di mana abortus masih dapat dicegah sehingga konsepsi dapat dipertahankan. Prosedur yang dianjurkan adalah istirahat baring untuk menambah aliran darah ke rahim dan mengurangi rangsangan serta menghindari hubungan seksual untuk meminimalkan rangsangan prostaglandin yang menyebabkan kontraksi.
PROVINSI JAWA BARAT Jl. Raya Rancaekek Km. 27 No. 612 BANDUNG Ditetapkan, STANDAR PROSEDUR Plt. Direktur Tanggal Terbit OPERASIONAL RSUD Kesehatan Kerja (SPO)
drg. Eddy Achmady, M.Kes
NIP : 19620428 199303 1 002 PENGERTIAN Merupakan abortus mengancam yang masih bisa dicegah sehingga hasil konsepsi masih dapat dipertahankan. TUJUAN Pasien terlayani sesuai dengan kebutuhannya. KEBIJAKAN REFERENSI Nugroho, Taufan. 2010. Kasus Emergency Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. Yeyeh, Ai;Lia, yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi). Jakarta : CV. Trans Info Media Manuaba, Ida Bagus Gde.2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC Prawihardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT.Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo Taber, Ben-zion. 1994. Kapita Selecta Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC PROSEDUR 1. Tirah baring dan pembatasan aktivitas khususnya dirumah biasanya dianjurkan, karena dengan istirahat baring maka bertambahnya aliran darah ke uterus dan akan mengurangi rangsangan. 2. Dinasehatkan supaya tidak bersenggama, karena dapat meminimkan kemungkinan rangsangan prostaglandin yang menyebabkan kontraksi. UNIT TERKAIT