You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Malaria adalah penyakit menular akibat infeksi parasit plasmodium yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk malaria yang bernama Anopheles. Nyamuk Anopheles
penyebab penyakit malaria ini banyak terdapat pada daerah dengan iklim sedang
khususnya di benua Afrika dan India. Termasuk juga di Indonesia.
Parasit plasmodium yang ditularkan nyamuk ini menyerang sel darah merah. Sampai
saat ini ada empat jenis plasmodium yang mampu menginfeksi manusia yaitu
plasmodium vivax, plasmodium malariae, plasmodium ovale dan plasmodium
falciparum. Plasmodium falciparum merupakan yang paling berbahaya dan dapat
mengancam nyawa.
Setiap tahunnya, sekitar 1,2 juta orang di seluruh dunia meninggal karena penyakit
malaria. Demikian menurut data terbaru yang dimuat dalam jurnal kesehatan Inggris,
The Lancet. Angka yang dilansir itu jauh lebih tinggi dari perkiraan WHO tahun 2010
yakni 655.000.
Banyak yang mengira penyakit malaria sama dengan demam berdarah karena punya
gejala yang mirip dan sama-sama ditularkan oleh nyamuk. Namun perlu diketahui
bahwa keduanya berbeda. Malaria disebabkan oleh nyamuk anopheles yang membawa
parasit plasmodium, sementara demam berdarah disebabkan oleh nyamuk Aedes
Aegypti yang membawa visrus Dengue.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi Malaria?


2. Apa Etiologi/Penyebab Malaria?
3. Bagaimana Patofisiologi Malaria?
4. Tujuan
5. Mengetahui pengertian Malaria.
6. Mengetahui penyebab Malaria.
7. Mengetahui bagaimana Patofisiologi Malaria.

C. Manfaat Penulisan

1. Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan, agar kedepan kita
dapat berbuat dan bertindak untuk mengenali dan mengatasi serta menghindari
penyakit Malaria.
2. Penulis dapat lebih mengetahui dan memahami secara spesifik tentang Malaria.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Malaria
Kata “malaria” berasal dari bahasa Itali “ Mal” yang artinya buruk dan “Aria” yang
artinya udara. Sehingga malaria berarti udara buruk (bad air). Hal ini disebabkan
karena malaria terjadi secara musiman di daerah yang kotor dan banyak tumpukan air
(koalisi (a) koalisi org 2001).
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (protozoa) dan genus
plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. (Prabowo,
2004: 2)
Penyakit malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa dan
genus plasmodium masa tunas atau inkubasi penyakit dapat beberapa hari atau
beberapa bulan. (Dinas kesehatan DKI Jakarta)
Berdasarkan pengertian diatas penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh
infeksi protozoa dan genus plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
anopheles yang masa inkubasi penyakit dapat beberapa hari sampai beberapa bulan.
WHO mencatat setiap tahunnya tidak kurang dari 1 hingga 2 juta penduduk meninggal
karena penyakit yang disebarluaskan nyamuk Anopheles. Penyakit malaria juga dapat
diakibatkan karena perubahan lingkungan sekitar seperti adanya Pemanasan global
yang terjadi saat ini mengakibatkan penyebaran penyakit parasitik yang ditularkan
melalui nyamuk dan serangga lainnya semakin mengganas. Perubahan temperatur,
kelembaban nisbi, dan curah hujan yang ekstrim mengakibatkan nyamuk lebih sering
bertelur sehingga vector sebagai penular penyakit pun bertambah dan sebagai dampak
muncul berbagai penyakit, diantaranya demam berdarah dan malaria.

B. Jenis Jenis Malaria

1. Malaria Tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana pasien malaria


merasakan demam muncul setiap hari ketiga dan merupakan penyebab kira-kira
43% kasus penyakit malaria pada manusia.
2. Malaria Kuartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, pasien malaria
merasakan demam setiap hari keempat dan menyebabkan kira-kira 7% penyakit
malaria didunia.
3. Malaria Tropica, disebabkan oleh Plasmodium falciparum serta merupakan
penyakit malaria yang paling berbahaya dan seringkali berakibat fatal. Jenis
penyakit malaria ini adalah yang terberat, karena dapat menyebabkan berbagai
komplikasi berat seperti cerebral malaria (malaria otak), anemia berat, syok,
gagal ginjal akut, pendarahan, serta sesak nafas,. Penderita penyakit malaria
jenis ini mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya
bagian otak, bahkan memasuki fase koma dan kematian yang mendadak.
4. Malaria Pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium ovale. Penyakit malaria jenis
ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat.

C. Proses Penularan Penyakit Malaria


1. Fase di dalam tubuh nyamuk
Di dalam tubuh nyamuk ini terlihat Plasmodium melakukan reproduksi secara seksual.
Pada tubuh nyamuk, spora berubah menjadi makrogamet dan mikrogamet, kemudian
bersatu dan membentuk zigot yang menembus dinding usus nyamuk. Di dalam dinding
usus tersebut zigot akan berubah menjadi ookinet ookista sporozoit, kemudian
bergerak menuju kelenjar liur nyamuk. Sporozoit ini akan menghasilkan spora seksual
yang akan masuk dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk

2. Fase di dalam tubuh manusia


Setelah tubuh manusia terkena gigitan nyamuk malaria, sporozoit masuk dalam darah
manusia dan menuju ke sel-sel hati. Di dalam hati ini sporozoit akan membelah dan
membentuk merozoit, akibatnya sel-sel hati banyak yang rusak. Selanjutnya, merozoit
akan menyerang atau menginfeksi eritrosit.
Di dalam eritrosit, merozoit akan membelah diri dan menghasilkan lebih banyak
merozoit. Dengan demikian, ia akan menyerang atau menginfeksi pada eritrosit
lainnya yang menyebabkan eritrosit menjadi rusak, pecah, dan mengeluarkan
merozoit baru. Pada saat inilah dikeluarkan racun dari dalam tubuh manusia sehingga
menyebabkan tubuh manusia menjadi demam. Merozoit ini dapat juga membentuk
gametosit apabila terisap oleh nyamuk (pada saat menggigit) sehingga siklusnya akan
terulang lagi dalam tubuh nyamuk, demikian seterusnya.
Bentuk penularan lain yang dapat terjadi yaitu berupa penularan dari wanita hamil ke
janin. Malaria juga dapat menular melalui tranfus

D. Gejala Penyakit Malaria


Gejala awal yang dialami oleh pasien malaria adalah demam menggigil secara berkala
dan biasanya disertai sakit kepala yang hebat, badan terasa lemah, mual-muntah dan
tidak nafsu makan, kuning pada mata, air kencing berwarna teh tua serta wajah pucat
karena kurang darah. Apabila tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat, dapat
terjadi kejang-kejang dan kehilangan kesadaran.
Namun demikian, gejala yang klasik muncul pada pasien malaria adalah adanya
perasaan tiba-tiba kedinginan yang diikuti dengan kekakuan dan kemudian munculnya
demam dan banyak berkeringat setelah 4 sampai 6 jam kemudian, hal ini berlangsung
tiap dua hari. Diantara masa tersebut, mungkin penderita merasa sehat seperti
sediakala.
Dalam beberapa kasus, parasit penyebab malaria bisa bertahan dalam tubuh manusia
selama beberapa bulan. Sementara itu, infeksi akibat parasit P. falciparum biasanya
lebih serius dan lebih mengancam nyawa. Sehingga ketika merasakan gejala tersebut,
penangan dokter lebih awal sangat disarankan.

E. Pencegahan Penyakit Malaria

1. Usahakan tidur dengan kelambu, memberi kawat kasa, memakai obat nyamuk
bakar, menyemprot ruang tidur, dan tindakan lain untuk mencegah nyamuk
berkembang di rumah.
2. Usaha pengobatan pencegahan secara berkala, terutama di daerah endemis
malaria.
3. Menjaga kebersihan lingkungan dengan membersihkan ruang tidur, semak-
semak sekitar rumah, genangan air, dan kandang-kandang ternak.
4. Memperbanyak jumlah ternak seperti sapi, kerbau, kambing, kelinci dengan
menempatkan mereka di luar rumah di dekat tempat nyamuk bertelur.
5. Memelihara ikan pada air yang tergenang, seperti kolam, sawah dan parit. Atau
dengan memberi sedikit minyak pada air yang tergenang.
6. Menanam padi secara serempak atau diselingi dengan tanaman kering atau
pengeringan sawah secara berkala.
7. Menyemprot rumah dengan DDT.

F. Pengobatan Penyakit Malaria


Pengobatan malaria tergantung kepada jenis parasit dan resistensi parasit terhadap
klorokuin. Untuk suatu serangan malaria falciparum akut dengan parasit yang resisten
terhadap klorokuin, bisa diberikan kuinin atau kuinidin secara intravena. Pada malaria
lainnya jarang terjadi resistensi terhadap klorokuin, karena itu biasanya diberikan
klorokuin dan primakuin.
Obat penyakit malaria belakangan ini sudah menggunakan obat baru seperti
Artemisinin-based Combination Therapy (ACT), atas rekomendasi dokter dan dosis
yang tepat, diharapkan ACT dapat mengurangi angka kematian akibat penyakit
malaria. Disinilah dibutuhkan kerjasama antara masyarakat, pemerintah dan lembaga
swadaya masyarakat khususnya pada pusat layanan kesehatan masyarakat dalam ikut
menanggulangi penyebaran penyakit malaria.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Malaria merupakan penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang
menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam
darah. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia dan
splenomegali. Terdapat beberapa parasit yang dapat menyebabkan penyakit malaria,
yaitu plasmodium falciparum, vivax, malaria dan ovale. Parasit ini menggunakan
nyamuk sebagai hospes definitifnya, yaitu nyamuk Anopheles. Gejala klinis penyakit
ini terdiri dari 3 tahap, yaitu periode dingin, periode panas dan periode berkeringat.
Penularan penyakit ini bias secara alami, yaitu melalui gigitan langsung nyamuk
anopheles dan secara tidak alami yaitu secara bawaan dan secra mekanik.
Diagnosanya dapat dilihat dari manifestasi klinis yaitu terjadinya demam,
imunnoserologi yaitu ditemukannya antigen HRP-2, pLDH dan aldolase dan lewat
pemeriksaan mikroskopik yaitu melihat morfologi sel darah merah yang terinfeksi dan
melihat asam nukleat pada parasit. Malaria ini dapat menyebabkan rasa sakit,
gangguan otak hingga menyebabkan kematian.
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan lima metode, yaitu yang pertama menggunakan
mikroskopik cahaya dengan melihat morfologi eritrosit yang terinfeksi, yang kedua
menggunakan mikroskop flouresensi dengan melihat asam nukleat yang terdapat
diparasit, yang ketiga dengan menggunakan metode rapid test yaitu identifikasi
antigen yang terdapat pada serum sampel, yang keempat menggunakan dip-stick yaitu
identifikasi antigen parasit malaria yang terdapat dalam serum sampel, yang kelima
dengan menggunakan PCR yaitu dengan menggandakan sekuens DNA/RNA yang
spesifik dengan menggunakan primer oligonukleotida yang spesifik pula lalu dibaca
menggunakan elektroforesis.

B. Saran
Diharapkan kepada mahasiswa agar dapat Melakukan penyuluhan secara intensif guna
memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara mencegah dan
menanggulangi malaria yaitu dengan memasang kasa nyamuk pada ventilasi rumah,
menggunakan kelambu dan menggunakan obat anti nyamuk waktu tidur. Melakukan
kegiatan surveilens malaria secara menyeluruh, baik pemantauan parasit dan spesies
vektor serta kepadatan vektor malaria.
Bagi masyarakat agar memperbaiki lingkungan dalam rumah seperti pemasangan kasa
nyamuk pada ventilasi rumah. Menghindari gigitan nyamuk malaria dengan cara
pemakaian kelambu dan menggunakan obat anti nyamuk waktu tidur.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, Pedoman Ekologi dan Aspek Perilaku Vektor, Direktorat Jenderal PPM-PL,
Departemen Kesehatan RI, Jakarta 2001.
Day 1998. Nyamuk Penular Malaria, Dalam Jurnal Data dan Informasi Kesehatan,
Pusdatin, Depkes RI, Jakarta 2003.
Nugroho, Agung. 2010. Malaria Dari Molekuler ke Klinis.Jakarta : EGC

You might also like