You are on page 1of 11

Analisis Kandungan Mikroplastik Pada Sampel Air Di

Sungai Musi, Sumatera Selatan


(Analysis of Microplastic Content in Water Samples in the Musi River, South
Sumatra)

Chandra Dewi, Adietya Ramadhan H, Ribka Claudya S, Liza Rayshita, Rony


Imanuel Gultom, Muzaki Gupron, M. Dwiyaz Alfarizi

Jurusan Studi Ilmu Kelautan,


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya,
Sumatera Selatan.

Abstrak
Pengambilan sampel praktikum pencemaran laut tentang mikroplastik
dilakukan di Perairan Sungai Musi, Sumatera Selatan pada Selasa, 11 september
2018. Metode dilakukan dengan pengambilan sampel dari badan kolam air
menggunakan kapal. Mikroplastik merupakan plastik dengan ukuran partikel
dibawah 5mm. Kontaminasi mikroplastik dapat ditemui mengapung dan
tersuspensi di perairan, keberadaan mikroplastik sangat berbahaya bagi
kehidupan suatu organisme sebab kandungan mikroplastik yang telah berasosiasi
didalam tubuh suatu organisme akan berlanjut ke rantai makanan selanjutnya yang
lebih tinggi.Kemudian, hasil saringan yang tertinggal dimasukkan dalam
Erlenmeyer untuk kemudian di identifikasi dibawah mikroskop dengan perbesaran
40X. Dari hasil identifikasi yang dilakukan didapat hasil mikroplastik yaitu fiber
berjumlah 2, fragmen berjumlah 1 dan film berjumlah 2.

Kata kunci : Sungai Musi, Mikroplastik, Kontaminasi


Abstract
The collection of microplastic marine pollution practicum samples was carried
out in the Musi River Waters, South Sumatra on Tuesday, 11 September 2018. The
method was carried out by taking samples from the bodies of the water ponds using
ships. Microplastic is a plastic with a particle size below 5mm. Microplastic
contamination can be found floating and suspended in water, microplastic presence
is very dangerous for the life of an organism because the microplastic content that
has been associated in the body of an organism will continue to the next higher food
chain. Then, the results of the filter are left in the Erlenmeyer for identification under
a microscope with 40X magnification. From the results of the identification, it was
found that microplastic results were 2 fibers, 1 fragment and 2 films.
Keywords: Musi River, Microplastic, Contaminatio
Pendahuluan yang cukup menghawatirkan,
1.1 Latar Belakang terutama di wilayah perairan, ini
Pada zaman modern seperti disebabkan karena volume sampah
sekaranag penggunaan plastik dalam yang masuk ke perairan laut tiap
berbagai aplikasi tanpa menyadari tahun semakin meningkat, sampah
dampak jangka panjang yang plastik merupakan salah satu partikel
ditimbulkannya itu sudah sangat yang sangat susah untuk terurai di
biasa. Sampah plastik yang dihasilkan dalam perairan.
dan digunakan oleh manusia pada Plastik merupakan salah satu
akhirnya akan kembali dibuang ke material yang paling banyak
lingkungan. Semakin banyak plastik digunakan oleh manusia. Aplikasinya
yang digunakan manusia, semakin sangat luas, baik dalam kegiatan
banyak pula sampah yang kemudian sehari-hari maupun dalam hal
hasil pembuangan akan dibuang ke komersial. Produksi plastik
lingkungan perairan yang ada di meningkat secara signifikan sejak
sekitar (Tampubolonet al. 2016). tahun 1950an.
Sampah merupakan masalah Sungai Musi merupakan muara
besar, bukan hanya di Indonesia, puluhan sungai besar dan kecil
tetapi di seluruh dunia. Sampah lainnya. Peranan Sungai Musi bagi
plastik saat ini telah menjadi masalah masyarakat Kota Palembang sangat
vital, selain sebagai sumber air yang Menurut Victoria, 2016
dimanfaatkan masyarakat untuk air Mikroplastik adalah suatu partikel
minum dan mandi, juga merupakan plastik yang diameternya berukuran
media transportasi baik untuk kurang dari 5 mm. Batas bawah
perdagangan ataupun pengiriman ukuran partikel yang termasuk dalam
barang, bahkan sebagai sumber mata kelompok mikroplastik belum
pencarian masyarakat yang rata-rata didefinisikan secara pasti namun
berprofesi sebagai nelayan. kebanyakan penelitian mengambil
Sampah plastik yang di perairan objek partikel dengan ukuran
sungai musi dikategorikan banyak minimal 300 µm3
dikarenakan tempat pengambilan 1.1 Tujuan
sampel air didekat pasar atau Tujuan dilakukannya praktikum
perdagangan. Polusi mikroplastik lapangan ini antara lain sebagai
pada perairan memberikan dampak berikut :
negatif pada orgnaisme di perairan 1. Untuk mengetahui jenis-jenis
sungai musi. Jika mikroplastik mikroplastik yang ada di Perairan
terkomsusi pada organisme perairan Sungai Musi
maka organisme tersebut akan 2. Untuk mengetahui kelimpahan
mengakibatkan berkurangnya asupan mikroplastik yang ada di Perairan
nutrisi yang seharusnya didapat dari Sungai Musi
makanan, mikroplastik yang 3. Untuk mengetahui dampak yang
terkonsumsi tidak dapat dicerna oleh terjadi akibat dari mikroplastik di
organisme, hal ini mengkaibatkan Perairan Sungai Musi
organisme tersebut tidak dapat
makan lagi padahal organisme 1.2 Manfaat
tersebut mengalami mal nutrisi. Adapun manfaat dilakukannya
Mikroplastik bisa menimbulkan hal ini yaitu untuk memahami jenis
dampak yang berbahaya pada mikroplastik apa saja yang banyak
manusia, pengetahuan akan terdapat di peraran, kelimpahan jenis
kontaminasi mikroplastik untuk air mikroplastik dan dampaknya
tawar termasuk air minum masih terhadap lingkungan penduduk
jauh dari cukup. sekitar Perairan Sungai Musi.
METODOLOGI
Metode pengambilan sampel air di sungai musi menggunakan kapal, botol sampel
250 ml, stopwatch dan Planktonet. Planktonet di letakkan disisi kapal, ditarik
dengan kapal selama 5 menit pada kecepatan 1-1.5 m/s secara konstan. sampel air
dipindahkan dalam botol sampel dan pada saat pemindahan pada botol semprot
dengan aquadest saring agar tidak ada yang tersisa pada planktonet. sampel
didiamkan selama 24 jam .
Metode penangan sampel air pada laboratorium di lakukan penyaringan
sampel dengan saringan 300 mikron. Mikroplastik yang tertinggal pada saringan
dipindah kedalam gelas ukur atau erlenmayer untuk diidentifikasi pada mikroskop.
Perbesaran yang digunakan pada pengamatan hasil untuk mikroplastik
menggunakan perbesaran 40x. Setelah itu lakukan analisa kelimpahan
mikroplastik dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan :
N: Kelimpahan (pertikel/m3)
P: Jumlah partikel
V: Volume air tersaring (m3)

d = distance travelled = (flowmeter final - flowmeter initial) x correction factor.


Alat dan Bahan
No Alat dan Bahan Fungsi
1 Plankton net Sebagai penyaring mikroplastik
2 Floating drag Penentu arah dan kecepata arus
3 Botol Sampel Wadah sampel
4 Alumunium Foil Pembungkus sampel
5 Tisue Mengeringkan alat dan bahan
6 Handrefractometer Mengukur salinitas
7 Turbidimeter Mengukur turbidi
8 DO meter Mengukur kadar oksigen terlarut
9 Kompas Bidik Menentukan arah floating drag
10 Flowmeter Banyaknya air yang masuk
11 Ekman grap Mengambil sampel sedimen
12 Kapal Sarana transportasi pengambilan
sampel
13 Timbangan analitik Menimbang berat sampel
14 Oven Mengeringkan sampel
15 Nacl Bahan yang digunakan
16 Gelas ukur Untuk mengukur volume larutan
17 Kertas saring Menyaring sedimen
18 Tabung erlenmeyer Wadah larutan
19 Pipet serologis Mengukur volume larutan
20 Sampel sedimen Yang akan dianalisis

mikroplastik, dilakukan pada hari


Selasa, 11 September 2018 di
perairan Sungai Musi, Sumatera
Praktikum pencemaran laut
Selatan.
untuk pengambilan sampel
5 menit dengan kecepatan 1-1.5 m/s pengamatan hasil untuk mikroplastik
secara konstan. Kemudian sampel air menggunakan perbesaran 40x.
dipindahkan kedalam botol sampel Setelah itu lakukan analisa
dan pada saat pemindahan kedalam kelimpahan mikroplastik dengan
botol dilakukan penyemprotan rumus sebagai berikut.
dengan aquadest saring agar tidak Perhitungan kelimpahan
ada yang tersisa pada planktonet. mikroplastik:

Selanjutnya sampel didiamkan


selama 24 jam .
Metode penangan sampel air Keterangan :
pada laboratorium di lakukan N: Kelimpahan (pertikel/m3)
penyaringan sampel menggunakan P: Jumlah partikel
saringan 300 mikron. Kemudian V: Volume air tersaring (m3)
mikroplastik yang tertinggal pada
saringan dipindahkan kedalam gelas d = distance travelled = (flowmeter
ukur atau erlenmayer untuk final - flowmeter initial) x correction
diidentifikasi pada mikroskop. factor.
Perbesaran yang digunakan pada
Hasil dan Pembahasan
Hasil
Jenis Total
Stasiun Film Fragmen Foam Fiber Granula
1 0 11 0 12 0 23
2 0 0 0 2 0 2
3 1 2 0 0 0 3
4 2 0 0 3 0 5
5 2 2 0 0 0 4
6 2 1 0 2 0 5
7 0 12 0 2 0 14
8 1 3 0 1 0 4
9 1 4 0 3 0 8
10 8 2 0 4 3 17
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami mempelajari tentang mikroplastik. Mikroplastik
adalah potongan kecil dari plastic yang dapat mencemari lingkungan, yang mempunyai
bentuk terkecil dan hanya bisa kita lihat dengan menggunakan alat mikroskop atau yang
sering disebut dengan plastic oligomer (plastic yang mempunyai struktur paling
terkecil), unsur plastic terdiri dari unsur c dan unsur h, jadi unsur oligomer adalah unsur
yang hanya memiliki satu unsur c dan satu unsur h, dan bisa dikatakan jika terjadi
penguraian lagi pada mikroplastik maka unsur – unsur awalnya akan kembali, dan
mikroplastik mempunyai ukuran yaitu 300 mm sampai dengan 5 mm.
Mikroplastik sebenarnya bersifat organic, karena dia bisa terurai, itu adalah sifat
aslinya tetapi karena proses waktunya yang lama dan memerlukan berates ratus tahun
untuk menguraikannya agar dapat terurai maka yang kita ketahui sekarang, mikroplastik
itu bersifat anorganik. Sehingga dimasyarakat sekarang sudah terkenal dengan sifat
anorganiknya. Dan pada praktikum ini kami juga dapat mengetahui jenis jenis
mikroplastik yaitu : fragmen, fiber, film, foam dan granula.
Pada stasiun kami,yaitu letaknya di sungai musi lebih tepatnya di bagian hulu dari
jembatan ampere dan posisi pengambilan sampelnya yaitu dekat dengan daratan dan
kelompok kami mendapatkan 5 buah mikroplastik yang terdiri dari 3 jenis yaitu 2 buah
dari jenis film, 1 buah dari jenis fragmen dan 2 buah lagi dari jenis fiber. Jenis fragmen
seperti patahan kayu sedangkan untuk jenis fiber sama halnya seperti fragmen tetapi dia
lebih transparan dari fragmen
Pada praktikum yang dilaksanakan berdasarkan hasil dari seluruh stasiun jumlah
mikroplastik yang di dapat adalah 85 dari semua jenis mikroplastik yang terdapat di
sungai musi tersebut. Untuk jenis mikroplastik yang paling banyak di jumpai adalah
jenis fragmen, jenis ini banyak terdapat pada stasiun 1 dan stasiun 7, untuk jumlah yang
paling sedikit yaitu jenis foam, jenis ini tidak ada pada stasiun manapun baik itu stasiun
1 sampai dengan stasiun 10.
Pada kelompok satu yang menghasilkan banyak mikroplastik yaitu letak lokasinya
yang berada di bagian ilir dari jembatan ampere, banyak factor yang mempengaruhinya
antara lain aktifitas manusia yaitu limbah rumah tangga dan aktivitas perkapalan.
Sehingga tidak menutup kemungkinan factor alam yaitu pembususkan bahan organic
alami sehingga pada stasiun itu mempunyai mikroplastik yang cukup banyak
KESIMPULAN
DATAR PUSTAKA Feeder Di Padang Lamun
Kepulauan Spermonde Kota
Dewi IS, Budiarsa AA, Ritonga IR.
Makassar. [Skripsi] Makassar :
2015. Distribusi Mikroplastik
Universitas Hasanuddin.
Pada Sedimen Di Muara Badak,
Kabupaten Kutai Kartanegara.
Tampubolon J, Trihastuti N, Samketo
Jurnal Depik Vol. 4 (3).
A. 2016. Penanganan
Pencemaran Samudera Pasifik
Hastuti AR, Yulianda F, Wardiatno Y.
Sebagai Akibat Dari The Great
2014. Distribusi Spasial Sampah
Pacific Garbage Patch Ditinjau
Laut Di Ekosistem Mangrove
Dari Hukum Lingkungan
Pantai Indah Kapuk, Jakarta.
Internasional. Diponegoro Law
Jurnal Bonorowo Wetlands Vol.
Review Jurnal Vol. 5 (2).
4 (2).
Victoria AV. 2016. Kontaminasi
Sari K. 2018. Keberadaan
Mikroplastik Di Perairan Tawar.
Mikroplastik Pada Hewan Filter
Jurnal Teknik Kimia ITB
LAMPIRAN MIKROPLASTIK
No Jenis Jumlah
1. Fiber 2

2. Fragmen 1

3. Film 2

4. Foam -
5. Granula -
∑ 5 5

You might also like