Professional Documents
Culture Documents
Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan mengalami gangguan oleh
binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur) yang disebut penyakit. Hewan dapat disebut
hama karena mereka mengganggu tumbuhan dengan memakannya. contoh binatang yang sering menjadi
hama tanaman adalah belalang, kumbang, ulat, wereng, tikus, walang sangit dsb.
Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tumbuhan, tetapi mereka merusak tumbuhan dengan
mengganggu proses – proses dalam tubuh tumbuhan sehingga mematikan tumbuhan. Oleh karena itu,
tumbuhan yang terserang penyakit, umumnya, bagian tubuhnya utuh.
Hama adalah organisme seperti tikus,belalang,kumbang,ulat,wereng dan walang sengit yang merusak
tumbuhan dengan memakannya sehingga tumbuhan tidak dapat tumbuh dengan sempurna/mati.
Ciri – ciri hama antara lain sebagai berikut :
a)Hama dapat dilihat oleh mata telanjang
b)Umumnya dari golongan hewan (tikus, burung, serangga, ulat dan sebagainya)
c)Hama cenderung merusak bagian tanaman tertentu sehingga tanaman menjadi mati atau
tanaman tetap hidup tetapi tidak banyak memberikan hasil.
d)Serangan hama biasanya lebih mudah diatasi karena hama tampak oleh mata atau dapat dilihat
secara langsung.
Secara garis besar, hama tanaman dikelompokkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut :
a. Kelompok hewan menyusui (mamalia),seperti tikus.
b. Kelompok serangga (insekta), seperti belalang.
c. Kelompok burung (aves), seperti burung pipit.
contoh hama antara lain:
1. Tikus
Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara – cara sebagai berikut :
a. Membongkar dan menutup lubang tempat bersembunyi para tikus dan menangkap tikusnya.
b. Menggunakan musuh alami tikus, yaitu ular.
c. Menanam tanaman secara bersamaan agar dapat menuai dalam waktu yang bersamaan pula
sehingga tidak ada kesempatan bigi tikus untuk mendapatkan makanan setelah tanaman dipanen.
d. Menggunakan rodentisida (pembasmi tikus) atau dengan memasang umpan beracun, yaitu irisan
ubi jalar atau singkong yang telah direndam sebelumnya dengan fosforus. Peracunan ini
sebaiknya dilakukna sebelum tanaman padi berbunga dan berbiji. Selain itu penggunaan racun
harus hati – hati karena juga berbahaya bagi hewan ternak dan manusia.
2. Wereng
Wereng adalah sejenis kepik yang menyebabkan daun dan batang
tumbuhan berlubang – lubang, kemudian kering, dan pada akhirnya mati. Hama wereng ini dapat
dikendalikan dengan cara – cara sebagai betikut :
a. Pengaturan pola tanam, yaitu dengan melakukan penanaman secara serentak maupun dengan
pergiliran tanaman. Pergiliran tanaman dilakukan untuk memutus siklus hidup wereng dengan cara
menanam tanaman palawija atau tanah dibiarkan selama 1 – 2 bulan.
b. Pengendalian hayati, yaitu dengan menggunakan musuh alami wereng, misalnya laba – laba
predator Lycosa Pseudoannulata, kepik Microvelia douglasi dan Cyrtorhinuss
lividipenis, kumbang Paederuss fuscipes, Ophinea nigrofasciata, dan Synarmonia octomaculata.
c. Pengandalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida, dilakukan apabila cara lain tidak
mungkin untuk dilakukan. Penggunaan insektisida diusahakan sedemikan rupa sehingga efektif,
efisien, dan aman bagi lingkungan.
3. Walang Sangit
Walang sangit muda (nimfa) lebih aktif dibandingkan dewasanya (imago), tetapi hewan dewasa dapat
merusak lebih hebat karenya hidupnya lebih lama. Walang sangit dewasa juga dapat memakan biji – biji
yang sudah mengeras, yaitu dengan mengeluarkan enzim yang dapat mencerna karbohidrat.
4. Ulat
Kupu – kupu merupakan serangga yang memiliki sayap yang indah dan benareka ragam. Kupu –
kupu meletakkan telurnya dibawah daun dan jika menetas menjadi larva. Kita bisa sebut larva kupu –
kupu sebagai ulat. Pada fase ini, ulat aktif memakan dedaunan bahkan pangkal batang, terutama pada
malam hari. Daun yang dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka atau tulang daunya saja.Di bawah ini
beberapa contoh hama yang disebabkan ulat:
Umbi kentang yang terkena hama penggerak umbi kentang menunjukkan gejala – gejala yakni pada
kulit umbi terdapat kumpulan kotoran ulat berwarna coklat tua. Jika umbi dibelah, didalamnya terdapat
alur – alur. Warna daun merah tua dan terdapat jalinan benang yang meliputi ulat.
Hama penggerek disebut Phthorimaea operculella, yakni berupa ulat berwarna kelabu dengan
panjang tubuhnya 1 cm. Ulat ini akan tumbuh menjadi ngengat berwarna kelabu dengan sayap berumbai –
rumbai.
Pengendalian yang harus dilakukan pada hama tersebut adalah dengan bakteri (disterilkan) sebelum
digunakan.
Daun kubis yang terserang hama menunjukan gejala – gejala sebagai berikut. Hama (ulat) memakan
daun kubis tanpa epidermisnya (kulit arinya) sehingga daun “berjendela” dan tampak memutih bahkan
jika serangan hamanya berat, daun akan tampak berlubang – lubang dan hanya tinggal tulang daunnya
saja.
Hama pemakan daun kubis ini disebut Plutella xylostella, atau biasa disebut hama putih dengan ciri
– cirinya: ulat berwarna hijau muda, berbulu hitam, kepala kekuningan dengan bercak – bercak gelap,
dan ukuran tubuhnya 9 mm.
*Cara pengendalian terhadap hama pemakan daun kubis diantaranya sebagai berikut.
a)Melakukan pergiliran tanaman selama 3 – 4 bulan. Langkah ini dilakukan dengan cara menanam
tanaman yang bukan sefamili dengan kubis – kubisan pada lahan yang akan ditanami kubis. Hal ini
dilakukan dengan tujuan untuk memutuskan siklus hama.
b)Secara biologis dengan menggunakan bakteri Bacillus thuringiensis.
c)Secara kimiawi dengan menggunakan insektisida.
d)Secara mekanik dengan melakukan penjebakan pada serangga dewasa. Penjebakan dilakukan dengan
menggunakan lampu dan cawan berisi air.
Bawang putih yang terkena hama, daunnya berlubang dengan meninggalkan bekas gigitan berwarna
putih, atau daun menjadi berselaput tipis dan layu.
Hama pada bawang putih ini berupa ulat Spedoptera exigua berwarna hijau atau cokelat tua dengan
garis kekuningan dan ukuran tubuhnya mencapai 25 mm.
Pengendalian hama pada bawang putih ini dilakukan dengan menggenangi lahan sebelum ditanami,
pembersihan lahan dari gulma, pengendalian secara biologis dengan menggunakan bakteri Baccillus
thuringiensis, dan pengendalian secara kimiawi dengan melakukan penyemprotan insektisida.
Buah tomat yang terkena hama penggerak menunjuukkan gejala – gejala, seperti bagian ujung atau
dekat ujuna buah berlubang dan didekat lubang terdapat kotoran hama. Jumlah lubangnya bisa lebih dari
satu.
Hama pada buah tomat ini berupa ulat Helicoverpa armigera, dengan ciri – ciri: warna tubuh pada
ulat dewasa bervariasi dari hijau kekuningan, hijau kecoklatan atau kehitaman. Tubuh berbulu dan
ukuran tubuh mencapai 34,5 mm.
Pengendalian hama penggerek buah tomat dilakukan dengan melakukan rotasi tanaman dengan
tanaman terhadap hama tersebut. Pengendalian hama juga dapat dilakukan secara biologis dengan
menggunakan musuh alaminya yaitu Microptilis manilae untuk kepompong dan ulat, Diadegma
argentiopilosa untuk ulat, atau Trichogramma nana untuk telurnya.
Polong buncis yang terserang hama menunjukkan gejala – gejala, yaitu pada polong terdapat lubang
gerakan berwarna cokelat tua. Daerah seitar lubang menjadi cokelat kehitaman. Jika polong dibuka, akan
tampak ulat (hama)dan kotorannya.
Hama pada polong buncis ini berupa ulat Etiella zinckenella. Larva muda berwarna hijau pucat,
kemudian berubah menjadi kemerahan, kepala berwarna hitam, dan tubuh berukuran 15 mm.
Pengendalian hama penggerek polong buncis dilakukan dengan membuang tanaman orok – orok
disekitar tanaman buncis tersebut atau dengan meakukan penyemprotan insektisida.
Menyebabkan batang jagung retak dan patah.Kupu sebagai induk dari hama Ostrinia furnacalis
muncul di pertanaman pada malam hari, antara pk. 20.00 sampai pk. 22.00 dan meletakkan telurnya pada
jam-jam tersebut. Kupu betina meletakkan telur sebanyak 300-500 butir pada daun ketiga. Telut berwarna
putih kekuningan diletakkan di bawah permukaan daun secara berkelompok. Biasanya ditutupi oleh bulu-
bulu.
Setelah 4-5 hari telur menetas, ulat akan masuk ke dalam batang setelah berumur 7-10 hari melalui
pucuknya dan sering merusak malai yang belum keluar. Selanjutnya ulat menggerek ke dalam batang dan
kebanyakan pada ruas batangnya, dan setelah habis digereknya pula ruas yang disebelah bawah. Umur
ulat 18-41 hari
Gejala serangan ulat yang masih muda, tanda daun kelihatan garis-garis putih bekas gigitan.Serangan
berikutnya tampak adanya lubang gerekan pada batang yang disertai adanya tepung gerek berwarna
coklat. Apabila batang jagung patah, tanaman akan mati.Tanaman inang selain jagung adalah cantel,
Panicum viride, bayam dan gulma Blumea lacera.
Pengendaliannya :Dengan cara pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan merupakan
inangnya.Tanaman yang terserang dipotong dan ditimbun dalam tanah atau diberikan pada hewan
ternak.Menghilangkan tanaman inang yang lain yang tumbuh diantara dua waktu tanam.Membersihkan
rumput-rumputanCara kimiawi, pengendalian dilakukan sebelum ulat masuk ke dalam batang. Beberapa
jenis insektisida yang dinyatakan efektif adalah: Azodrin 15 WSC, Nogos 50 EC, Hostation 40 EC,
Karvos 20 EC
Secara umum upaya-upaya pemberantasan hama ulat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Membuang telur – telur kupu – kupu yang melekat pada bagian bawah daun.
b. Menggenangi tempat persemaian dengan air dalam jumlah banyak sehingga ulat akan bergerak ke
atas sehingga mudah untuk dikumpulkan dan dibasmi.
c. Apabila kedua cara diatas tidak berhasil, maka dapat dilakukan penyemprotan dengan menggunakan
pertisida.
5. Tungau
6. Belalang
Jamur adalah salah satu organisme penyebab penyakit yang menyerang hampir semua bagian
tumbuhan, mulai dari akar, batang, ranting, daun, bunga, hingga buahnya. Penyebaran jenis penyakit ini
dapat disebabkan oleh angin, air, serangga, atau sentuhan tangan.
Penyakit ini menyebabkan bagian tumbuhan yang terserang, misalnya buah, akan menjadi busuk. Jika
menyerang bagian ranting dan permukaan daun, akan menyebabkan bercak – bercak kecokelatan. Dari
bercak – bercak tersebut akan keluar jamur berwarna putih atau orange yang dapat meluas ke seluruh
permukaan ranting atau daun sehingga pada akhirnya kering dan rontok.
Jika jamur ini mengganggu proses fotosintesis karena menutupi permukaan daun. Batang yang
terserang umumnya akan membusuk, mula – mula dari arah kulit kemudian menjalar ke dalam, dan
kemudian membusukkan jaringan kayu. Jaringan yang terserang akan mengeluarkan getah atau cairan.
Jika kondisi ini dibiarkan, jaringan kayu akan membusuk, kemudian seluruh dahan yang ada di atasnya
akan layu dan mati.Contoh penyakit yang disebabkan oleh jamur adalah sebagai berikut.
Kubis yang terkena penyakit akar gada menunjukkan gejala – gejala, yaitu akarnya mengalami reaksi
pembelahan dan pembesaran sel. Kemudian terbentuk bintil atau kelenjar yang tidak teratur, bintil – bintil
tersebut bersatu menjadi bengkakan memanjang seperti gada. Akhirnya daun menjadi hijau kelabu dan
lebih cepat layu karena jaringan pengangkutnya rusak. Bila lingkungan basah, akar terserang infeksi
sekunder sehingga akar busuk sama sekali.
Penyakit akar gada disebabkan oleh jamur Plasmodiophora brassica.Pengendalian terhadap penyakit
tersebut dapat dilakukan dengan cara mencegah masuknya jamur penyebab penyakit ke lahan – lahan
yang bebas dari serangan jamur, pembibitan dilahan bebas pathogen, dan pengapuran. Pengapuran
dilakukan jika pada lahan tersebut tidak akan ditanami kentang.
Bawang putih yang terkena penyakit bercak ungu menunjukkan gejala – gejala, yaitu pada daunnya
tampak bercak kecil, melekuk berwarna putih hingga kelabu. Jika ukurannya membesar, bercak terlihat
“bercincin – cincin” dan warnanya agak keunguan. Tepi bercak berwarna kemerahan atau keunguan,
dikelilingi oleh warna kuning yang bisa meluas ke atas atau ke bawah.
Penyakit bercak ungu pada bawang putih disebabkan oleh jamur Alternaria porri. Pengendalian
terhadap penyakit tersebut dilakukan dengan cara menanam bawang putih pada lahan yang mempunyai
saluran air baik, melakukan rotasi tanaman, dan melakukan penyemprotan fungisida.
Daun bawang merak yang terkena penyakit busuk daun menunjukkan gejala –gejala, yaitu didekat
ujung daun timbul bercak hijau pucat. Jika kondisi lingkungan lembab, dipermukaan daun berkembang
jamur berwarna putih ungu. Daun kemudian menguning, layu, dan mongering. Daun yang telah mati
berwarna putih dan banyak terdapat jamur hitam.
Penyakit busuk daun disebabkan oleh jamur Perenospora destructor. Pengendalian terhadap
penyakit tersebut dapat dilakukan dengan cara menggunakan benih yang sehat atau bebas dari penyakit,
membakar daun – daun sisa panen, dan menyemprotkan fungisida.
Daun dan ranting Asparagus yang terkena penyakit bercak daun menunjukkan gejala – gejala, yaitu
terdapat bercak yang memanjang berwarna cokelat sampai kelabu, dengan tepi lebar cokelat kemerahan
pada daundan rantingnya.
Penyakit bercak daun disebabkan oleh jamur Cercospora asparagi. Pengendalian terhadap penyakit
tersebut dilakukan dengan cara menyemprotkan fungisida kontak.
2) Bakteri
Bakteri dapat membusukkan daun, batang, dan akar tumbuhan. Bagian tumbuh tumbuhan yang
diserang bakteri akan mengeluarkan lendir keruh, baunya sangat menusuk, dan lengket jika disentuh.
Setelah membusuk, lama – kelamaan tumbuhan akan mati. Tumbuhan yang diserang bakteri dapat diatasi
dengan menggunakan bakterisida.Contoh penyakit yang disebabkan oleh bakteri adalah :
Penyakit yang menyerang pembuluh tapis batang jeruk (citrus vein phloem degeneration atau CVPD).
CVPD disebabken oleh bakteri Serratia marcescens. Gejalanya adalah merusak pembuluh tapis (floem)
tanaman jeruk. Daun jeruk menjadi lebih kecil dan berwarna kuning serta pertumbuhan kuncupnya
lambat. Pada stadium lanjut, daun jeruk akan gugur sehingga menjadi tidak produktif lagi dan mati.
Penyakit CVPD yang belum parang dapat disembuhkan dengan terramycin, yang merupakan sejenis
antibiotik.
Cabai yang terkena penyakit layu menunjukkan gejala – gejala, yaitu daun muda layu diikuti dengan
menguningnya daun – daun tua. Jika pangkal batang dipotong dan ditekan, maka dari lingkungan berkas
pembuluh akan keluar lender berwarna keabu – abuan.
Penyakit layu cabai disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Pengendalian terhadap
penyakit tersebut dapat dilakukan dengan mengurangi populasi bakteri dalam tanah dengan cara menutup
tanah dengan plastic transparan selama satu bulan, melakukan rotasi tanaman, pengaturan perairan, dan
secara kimia dengan menggunakan bakterisida serta sterilisasi tanah.
C. Penyakit Busuk Basah Kubis
Kubis yang terkena penyakit busuk basah menunjukkan gejala – gejala, yaitu pada daun terdapat
bercak kebasahan yang bentuknya tidak teratur. Bercak tersebut kemudian melebar dan melekuk,
berwarna cokelat tua kehitaman. Jika kelembaban lingkungan tinggi, bercak tampak basah dan ada butir –
butir cairan. Infeksi bakteri sekunder mengakibatkan tanaman mengeluarkan bau busuk yang khas.
Penyakit busuk basah disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora pv.Carotovora. Pengendalian
terhadap penyakit tersebut adalah dengan menjaga kebersihan kebun dari sisa –sisa tanaman yang sakit,
menjaga kelembaban tidak terlalu tinggi dengan cara menanam tanaman kubis dengan jarak tanam yang
tidak terlalu rapat, hasil panen dicuci dengan air yang mengandung klorin atau borax 7,5%, dan disimpan
di gudang yang mempunyai ventilasi cukup.
3) Virus
Selain bakteri dan jamur, dalam kondisi yang sehat, tumbuhan dapat terserang oleh virus. Penyakit
yang disebabkan oleh virus cukup berbahaya karena dapat menular dan menyebar ke seluruh tumbuhan
dengan cepat. Tumbuhan yang sudah terlanjur diserang sulit untuk disembuhkan. Contoh penyakit yang
disebabkan oleh virus antara lain
Penyakit ini disebabkan oleh virus TMV (tabacco mosaic virus) yang menyerang permukaan atas
daun tembakau. Virus juga dapat menyerang jeruk. Penularan melalui perantara serangga.
Penyakit ini menyerang pada tembakau.Daun terlihat agak berkerut, tepi daun melengkung ke atas,
tulang daun bengkok, daun menebal, atau sampai daun berkerut dan sangat kasar.Pengendaliannya
:Memberantas vektor lalat putih (Bemisia tabaci) dengan insektisida dimetoat atau imedakloprid
Virus yang menyerang tanaman tembakau ini adalah virus yang bernama TMV (Tobacco Mosaic
Virus) menyerang daun tembakau dan juga dapat menyerang buah. Gejala yang yang bisa diamati
adalah daun menguning.
e. Penyakit Bercak
Virus yang menyerang tanaman ini adalah virus TYMV (Turnip Yellow Mozaik Virus). Penyakit ini
menyerang bagian daun tanaman lobak. Gejala yang bisa diamati adalah lobak menjadi berwarna
kuning (menguning).
4) Alga (Ganggang)
Keberadaan alga juga perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan bercak karat merah pada daun
tumbuhan. Tumbuhan yang biasanya diserang antara lain jeruk, jambu biji, dan rambutan. Bagian
tumbuhan yang diserang oleh alga biasanya bagian daun, ditandai adanya bercak berwarna kelabu
kehijauan pada daun, kemudian pada permukaannya tumbuh rambut berwarnya cokelat kemerahan.
Meskipun ukurannya kecil, bercak yang timbul sangat banyak sehingga cukup merugikan.Langkah –
langkah yang harus dilakukan agar tumbuhan tidak tersenang penyakit antara lain sebagai berikut:
a) Usahakan tumbuhan selalu dalam kondisi prima atau sehat dengan cara tercukupi segala
kebutuhan zat haranya.
b) Jangan membiarkan tumbuhan terlalu rimbun, pangkaslah sehingga selaruh bagian tumbuhan
mendapatkan sinar matahari yang cukup.
c) Jangan biarkan tumbuhan terserang kutu, tungau, atau hewan yang lain yang serung membawa
bakteri atau jamur.
d) Usahakan lingkungan selalu bersih.
e) Perhatikan tumbuhan sesering mungkun sehingga penyakit dapat terdeteksi sedini mungkin.
f) Jika terdapat gejala – gejala yang tampak, pangkaslah bagian tumbuhan (daun, buah, ranting) yang
terserang, kemudian dibakar agar tidak menular ke bagian atau tumbuhan yang lainnya.
g) Penggunaan pertisida sebagai alternative terakhir untuk pengobatan hama dan penyakit pada
tumbuhan.
Secara alamiah, sesungguhnya hama mempunyai musuh yang dapat mengendalikannya. Namun, karena
ulah manusia, sering kali musuh alamiah hama hilang.
Pembasmi hama dan penyakit menggunakan pestisida dan obat harus secara hati – hati dan tepat guna.
Penggunaan pestisida yang berlebihan dan tidak tepat justru dapat menimbulkan bahaya yang lebih besar.
Hal itu disebabkan karena pestisida dapat menimbulkan kekebalan pada hama dan penyakit. Oleh karena
itu pengguna obat – obatan anti hama dan penyakit hendaknya diusahakan seminimal dan sebijak
mungkin.
Pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida harus memperhatikan jenis hama dan penyakit
yang ada, populasi, serta tahap pengembangan hama tersebut. Penggunaan pestisida dapat dilakukan
berdasarkan pertimbangan hal – hal berikut:
Gulma
Selain hama dan penyakit yang menyerang tumbuhan dan merugikan petani, gulma juga perlu
mendapat perhatian khusus. Pada petani kadang kurang memperhatikan gulma sehingga dalam kurun
waktu tertentu populasi gulma sudah melebihi batas. Gulma – gulma ini akan berkompetisi dengan
tanaman utama dalam mendapatkan unsur hara yang diperlukan pertumbuhannya. Gulma dapat menjadi
tempat persembunyian hama. Pembersihan gulma sangat penting untuk menekan perkembangan hama
yang dapat menyerang tumbuhan.Dengan kata lain gulma merupakan tanaman pengganggu namun bukan
parasit yang berkompetisi dengan tanaman utama untuk mendapatkan unsur hara,air,matahari,oksigen dan
sebagainya yang di butuhkan tumbuhan.
Berdasarkan karaktristik yang dimiliki, gulma dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu teki, rumput, dan
gulma daun lebar.
1. Teki
Kelompok teki – tekian memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanis, karena
memiliki umbu batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan – bulan. Contohnya adalah teki
ladang (Cyperus rotundus).
2. Rumput
Gulma dalam kelompok ini berdaun sempit seperti teki tetapi menghasilkan stolon. Stolon ini di
dalam tanah berbentuk jaringan rumit yang sulit diatasi secara mekanik. Contohnya adalah alang – alang
(Imperata cylindrica).
“Pengendalian Gulma”
Pengendalian gulma memerlukan strategi yang khas untuk setiap kasus. Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan sebelum melakukan pengendalian gulma antara lain sebagai berikut :
Saat ini cukup banyak herbisida (pembasmi gulma) yang tersedia di toko pertanian. Meskipun
demikian, kita perlu hati – hati dalam memilih dan menggunakan herbisida. Memperhatikan cara
pemakaian herbisida dengan benar sangatlah dianjurkan.
Tujuan pembersihan gulma antara lain untuk mengurangi tumbuhan pengganggu yang akan menjadi
pesaing tanaman utama. Selain itu juga karena gulma merupakan inang alternetif dan tempat
persembunyian hama penyakit.
Setelah mempelajari tentang gulma yang selalu merugikan manusia, ada juga gulma yang tidak
merugikan bagi siapapun, yaitu tanaman Rosela (Hibiscus sabdariffa l.), entah kenapa tanaman ini
termasuk gulma, kami mendapatkan ini dari satu media Internet yang membahas tentang hama dan
penyakit tumbuhan. Padahal pengertian dari gulma itu sendiri yaitu tanaman pengganggu yang menekan
pertumbuhan hama dan penyakit, dilihat dari sisi manfaat tanaman rosela banyak sekali, antara lain
mengatasi batuk, lesu, demam, gusi berdarah, penahan kekejangan, anti cacing, anti bakteri, anti septik,
menurunkan kolesterol dalam darah, asam urat. Melihat dari manfaat – manfaat tanaman ini, tanaman ini
tidak menunjukkan tanaman yang mendatangkan penyakit bagi manusia, malah kebalikannya, tanaman
ini dapat menyembuhkan beberapa penyakit manusia, jadi mengapa banyak orang yang menyebut
tanaman ini menjadi tanaman gulma? Karena tanaman rosela ini mudah sekali terserang penyakit dan
menularkannya ke tumbuhan lain, dan banyak sekali hewan – hewan hama hinggap di daun / batangnya.