You are on page 1of 16

Hama dan Penyakit pada tumbuhan

Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan mengalami gangguan oleh
binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur) yang disebut penyakit. Hewan dapat disebut
hama karena mereka mengganggu tumbuhan dengan memakannya. contoh binatang yang sering menjadi
hama tanaman adalah belalang, kumbang, ulat, wereng, tikus, walang sangit dsb.

Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tumbuhan, tetapi mereka merusak tumbuhan dengan
mengganggu proses – proses dalam tubuh tumbuhan sehingga mematikan tumbuhan. Oleh karena itu,
tumbuhan yang terserang penyakit, umumnya, bagian tubuhnya utuh.

Berikut ini pembahasan lebih lanjut mengenai hama dan penyakit:

Hama adalah organisme seperti tikus,belalang,kumbang,ulat,wereng dan walang sengit yang merusak
tumbuhan dengan memakannya sehingga tumbuhan tidak dapat tumbuh dengan sempurna/mati.
 Ciri – ciri hama antara lain sebagai berikut :
a)Hama dapat dilihat oleh mata telanjang
b)Umumnya dari golongan hewan (tikus, burung, serangga, ulat dan sebagainya)
c)Hama cenderung merusak bagian tanaman tertentu sehingga tanaman menjadi mati atau
tanaman tetap hidup tetapi tidak banyak memberikan hasil.
d)Serangan hama biasanya lebih mudah diatasi karena hama tampak oleh mata atau dapat dilihat
secara langsung.
 Secara garis besar, hama tanaman dikelompokkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut :
a. Kelompok hewan menyusui (mamalia),seperti tikus.
b. Kelompok serangga (insekta), seperti belalang.
c. Kelompok burung (aves), seperti burung pipit.
 contoh hama antara lain:

1. Tikus

Tikus merupakan hama yang sering kali membuat pusing para


petani. Hal ini diesbabkan tikus sulit dikendalikan karena memiliki
daya adaptasi, mobilitas, dan kemampuan untuk berkembang biak
yang sangat tinggi.

Masa reproduksi yang relative singkat menyebabkan tikus cepat


bertambah banyak. Potensi perkembangbiakan tikus sangat
tergantung dari makanan yang tersedia. Tikus sangat aktif di malam
hari.

Tikus menyerang berbagai tumbuhan. Bagian tumbuhan yang


disarang tidak hanya biji – bijian tetapi juga batang tumbuhan muda. Yang membuat para tikus kuat
memakan biji – bijian sehingga merugikan para petani adalah gigi serinya yang kuat dan tajam, sehingga
tikus mudah untuk memakan biji – bijian. Tikus membuat lubang – lubang pada pematang sawah dan
sering berlindung di semak – semak. Apabila keadaan sawah itu rusak maka berarti sawah
tersebut diserang tikus.

Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara – cara sebagai berikut :

a. Membongkar dan menutup lubang tempat bersembunyi para tikus dan menangkap tikusnya.
b. Menggunakan musuh alami tikus, yaitu ular.
c. Menanam tanaman secara bersamaan agar dapat menuai dalam waktu yang bersamaan pula
sehingga tidak ada kesempatan bigi tikus untuk mendapatkan makanan setelah tanaman dipanen.
d. Menggunakan rodentisida (pembasmi tikus) atau dengan memasang umpan beracun, yaitu irisan
ubi jalar atau singkong yang telah direndam sebelumnya dengan fosforus. Peracunan ini
sebaiknya dilakukna sebelum tanaman padi berbunga dan berbiji. Selain itu penggunaan racun
harus hati – hati karena juga berbahaya bagi hewan ternak dan manusia.

2. Wereng
Wereng adalah sejenis kepik yang menyebabkan daun dan batang
tumbuhan berlubang – lubang, kemudian kering, dan pada akhirnya mati. Hama wereng ini dapat
dikendalikan dengan cara – cara sebagai betikut :

a. Pengaturan pola tanam, yaitu dengan melakukan penanaman secara serentak maupun dengan
pergiliran tanaman. Pergiliran tanaman dilakukan untuk memutus siklus hidup wereng dengan cara
menanam tanaman palawija atau tanah dibiarkan selama 1 – 2 bulan.
b. Pengendalian hayati, yaitu dengan menggunakan musuh alami wereng, misalnya laba – laba
predator Lycosa Pseudoannulata, kepik Microvelia douglasi dan Cyrtorhinuss
lividipenis, kumbang Paederuss fuscipes, Ophinea nigrofasciata, dan Synarmonia octomaculata.
c. Pengandalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida, dilakukan apabila cara lain tidak
mungkin untuk dilakukan. Penggunaan insektisida diusahakan sedemikan rupa sehingga efektif,
efisien, dan aman bagi lingkungan.

3. Walang Sangit

Walang sangit (Leptocorisa acuta) merupakan salah satu hama


yang juga meresahkan petani. Hewan ini jika diganggu, akan
meloncat dan terbang sambil mengeluarkan bau. Serangga ini
berwarna hijau kemerah- merahan.

Walang sangit menghisab butir – butir padi yang masih cair.


Biji yang sudah diisap akan menjadi hampa, agak hampa, atau liat. Kulit biji iu akan berwarna kehitam –
hitaman. Faktor – faktor yang mendukung yang mendukung populasi walang sangit antara lain sebagai
berikut.

a. Sawah sangat dekat dengat perhutanan.


b. Populasi gulma di sekitar sawah cukup tinggi.
c. Penanaman tidak serentak

Pengendalian terhadap hama walang sangit dapat dilakukan sebagai berikut.

a. Menanam tanaman secara serentak.


b. Membersihkan sawah dari segala macam rumput yang tumbuh di sekitar sawah agar tidak menjadi
tempat berkembang biak bagi walang sangit.
c. Menangkap walang sangit pada pagi hari dengan menggunakan jala penangkap.
d. Penangkapan menggunakan umpan bangkai kodok, ketam sawah, atau dengan alga.
e. Melakukan pengendalian hayati dengan cara melepaskan predator alami beruba laba – laba dan
menanam jamur yang dapat menginfeksi walang sangit.
f. Melakukan pengendalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida.

Walang sangit muda (nimfa) lebih aktif dibandingkan dewasanya (imago), tetapi hewan dewasa dapat
merusak lebih hebat karenya hidupnya lebih lama. Walang sangit dewasa juga dapat memakan biji – biji
yang sudah mengeras, yaitu dengan mengeluarkan enzim yang dapat mencerna karbohidrat.

4. Ulat

Kupu – kupu merupakan serangga yang memiliki sayap yang indah dan benareka ragam. Kupu –
kupu meletakkan telurnya dibawah daun dan jika menetas menjadi larva. Kita bisa sebut larva kupu –
kupu sebagai ulat. Pada fase ini, ulat aktif memakan dedaunan bahkan pangkal batang, terutama pada
malam hari. Daun yang dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka atau tulang daunya saja.Di bawah ini
beberapa contoh hama yang disebabkan ulat:

Hama Penggerek Umbi Kentang

Umbi kentang yang terkena hama penggerak umbi kentang menunjukkan gejala – gejala yakni pada
kulit umbi terdapat kumpulan kotoran ulat berwarna coklat tua. Jika umbi dibelah, didalamnya terdapat
alur – alur. Warna daun merah tua dan terdapat jalinan benang yang meliputi ulat.
Hama penggerek disebut Phthorimaea operculella, yakni berupa ulat berwarna kelabu dengan
panjang tubuhnya 1 cm. Ulat ini akan tumbuh menjadi ngengat berwarna kelabu dengan sayap berumbai –
rumbai.
Pengendalian yang harus dilakukan pada hama tersebut adalah dengan bakteri (disterilkan) sebelum
digunakan.

Hama Pemakan Daun Kubis

Daun kubis yang terserang hama menunjukan gejala – gejala sebagai berikut. Hama (ulat) memakan
daun kubis tanpa epidermisnya (kulit arinya) sehingga daun “berjendela” dan tampak memutih bahkan
jika serangan hamanya berat, daun akan tampak berlubang – lubang dan hanya tinggal tulang daunnya
saja.
Hama pemakan daun kubis ini disebut Plutella xylostella, atau biasa disebut hama putih dengan ciri
– cirinya: ulat berwarna hijau muda, berbulu hitam, kepala kekuningan dengan bercak – bercak gelap,
dan ukuran tubuhnya 9 mm.
*Cara pengendalian terhadap hama pemakan daun kubis diantaranya sebagai berikut.
a)Melakukan pergiliran tanaman selama 3 – 4 bulan. Langkah ini dilakukan dengan cara menanam
tanaman yang bukan sefamili dengan kubis – kubisan pada lahan yang akan ditanami kubis. Hal ini
dilakukan dengan tujuan untuk memutuskan siklus hama.
b)Secara biologis dengan menggunakan bakteri Bacillus thuringiensis.
c)Secara kimiawi dengan menggunakan insektisida.
d)Secara mekanik dengan melakukan penjebakan pada serangga dewasa. Penjebakan dilakukan dengan
menggunakan lampu dan cawan berisi air.

Hama pada Bawang putih

Bawang putih yang terkena hama, daunnya berlubang dengan meninggalkan bekas gigitan berwarna
putih, atau daun menjadi berselaput tipis dan layu.
Hama pada bawang putih ini berupa ulat Spedoptera exigua berwarna hijau atau cokelat tua dengan
garis kekuningan dan ukuran tubuhnya mencapai 25 mm.

Pengendalian hama pada bawang putih ini dilakukan dengan menggenangi lahan sebelum ditanami,
pembersihan lahan dari gulma, pengendalian secara biologis dengan menggunakan bakteri Baccillus
thuringiensis, dan pengendalian secara kimiawi dengan melakukan penyemprotan insektisida.

Hama Penggerek Buah Tomat

Buah tomat yang terkena hama penggerak menunjuukkan gejala – gejala, seperti bagian ujung atau
dekat ujuna buah berlubang dan didekat lubang terdapat kotoran hama. Jumlah lubangnya bisa lebih dari
satu.
Hama pada buah tomat ini berupa ulat Helicoverpa armigera, dengan ciri – ciri: warna tubuh pada
ulat dewasa bervariasi dari hijau kekuningan, hijau kecoklatan atau kehitaman. Tubuh berbulu dan
ukuran tubuh mencapai 34,5 mm.
Pengendalian hama penggerek buah tomat dilakukan dengan melakukan rotasi tanaman dengan
tanaman terhadap hama tersebut. Pengendalian hama juga dapat dilakukan secara biologis dengan
menggunakan musuh alaminya yaitu Microptilis manilae untuk kepompong dan ulat, Diadegma
argentiopilosa untuk ulat, atau Trichogramma nana untuk telurnya.

Hama Penggerek Polong Buncis

Polong buncis yang terserang hama menunjukkan gejala – gejala, yaitu pada polong terdapat lubang
gerakan berwarna cokelat tua. Daerah seitar lubang menjadi cokelat kehitaman. Jika polong dibuka, akan
tampak ulat (hama)dan kotorannya.
Hama pada polong buncis ini berupa ulat Etiella zinckenella. Larva muda berwarna hijau pucat,
kemudian berubah menjadi kemerahan, kepala berwarna hitam, dan tubuh berukuran 15 mm.
Pengendalian hama penggerek polong buncis dilakukan dengan membuang tanaman orok – orok
disekitar tanaman buncis tersebut atau dengan meakukan penyemprotan insektisida.

Hama Penggerek Buah Mangga


Buah mangga yang terserang hama menunjukkan gejala –gejala, yaitu buah berlubang – lubang dan
sekitarnya terdapat kotoran yang meleleh dari dalam. Lubang tersebut menembus sampai ke biji. Jika
buah tersebut dibelah, bagian dalamnya sudah rusak dan busuk.
*Hama pada buah mangga ada dua jenis, yaitu:
a.Ulat dengan warna tubuh berselang – selang merah dan putih, panjangnya kurang lebih 2 cm, besarnya
hampir seukuran pangkal lidi dan merupakan larva dari kupu – kupu Noorda albizonalia.
b.Ulat dengan warna tubuh cokelat kehitaman, panjangnya kira – kira 1 cm, beasrnya menyamai lidi
yang kecil, dan merupakan larva dari kupu – kupu Philotroctis eutraphera.
Penanggulangan hama penggerek pada buah mangga dilakukan dengan cara menyemprotkan
insektisida pada buah mangga yang masih muda atau dengan membungkus buah muda satu persatu
sebelum kupu – kupu Noorda albizonalia dan Philotroctis eutraphera sempat bertelur pada buah mangga
tersebut.

Ulat grayak (Spodoptera litura)

Daun bolong-bolong pertanda serangan ulat grayak. Kalau


dibiarkan tanaman bisa gundul atau tinggal tulang daun saja.Ia
juga memakan buah hingga berlubang akibatnya cabe tidak laku
dijual.

Pengendaliannya :Dengan cara mengumpulkan telur dan


ulat-ulat langsung membunuhnya.Menjaga kebersihan kebun
dari gulma dan sisa tanaman yang menjadi tempat persembunyian hama dan pergiliran tanaman.Pasang
perangkap ngengat UGRATAS, dengan cara dimasukkan kedalam botol bekas air mineral ½ liter yang
diberi lubang kecil sebagai sarana masuknya kupu jantan. Karena UGRATAS adalah zat perangsang
sexual pada serangga jantan dewasa dan sangat efektif untuk dijadikan perangkap.Jika terpaksa atasi
serangan ulat grayak dengan Decis 2,5 EC, Curacron 500 EC, Orthene 75 Sp, Match 50 EC, Hostathion
40 EC, Penyemprotan kimia dengan cara bergantian agar tidak terjadi kekebalan pada hama.

Penggerek jagung (Ostrinia furnacalis)

Menyebabkan batang jagung retak dan patah.Kupu sebagai induk dari hama Ostrinia furnacalis
muncul di pertanaman pada malam hari, antara pk. 20.00 sampai pk. 22.00 dan meletakkan telurnya pada
jam-jam tersebut. Kupu betina meletakkan telur sebanyak 300-500 butir pada daun ketiga. Telut berwarna
putih kekuningan diletakkan di bawah permukaan daun secara berkelompok. Biasanya ditutupi oleh bulu-
bulu.

Setelah 4-5 hari telur menetas, ulat akan masuk ke dalam batang setelah berumur 7-10 hari melalui
pucuknya dan sering merusak malai yang belum keluar. Selanjutnya ulat menggerek ke dalam batang dan
kebanyakan pada ruas batangnya, dan setelah habis digereknya pula ruas yang disebelah bawah. Umur
ulat 18-41 hari

Gejala serangan ulat yang masih muda, tanda daun kelihatan garis-garis putih bekas gigitan.Serangan
berikutnya tampak adanya lubang gerekan pada batang yang disertai adanya tepung gerek berwarna
coklat. Apabila batang jagung patah, tanaman akan mati.Tanaman inang selain jagung adalah cantel,
Panicum viride, bayam dan gulma Blumea lacera.

Pengendaliannya :Dengan cara pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan merupakan
inangnya.Tanaman yang terserang dipotong dan ditimbun dalam tanah atau diberikan pada hewan
ternak.Menghilangkan tanaman inang yang lain yang tumbuh diantara dua waktu tanam.Membersihkan
rumput-rumputanCara kimiawi, pengendalian dilakukan sebelum ulat masuk ke dalam batang. Beberapa
jenis insektisida yang dinyatakan efektif adalah: Azodrin 15 WSC, Nogos 50 EC, Hostation 40 EC,
Karvos 20 EC

Secara umum upaya-upaya pemberantasan hama ulat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Membuang telur – telur kupu – kupu yang melekat pada bagian bawah daun.
b. Menggenangi tempat persemaian dengan air dalam jumlah banyak sehingga ulat akan bergerak ke
atas sehingga mudah untuk dikumpulkan dan dibasmi.
c. Apabila kedua cara diatas tidak berhasil, maka dapat dilakukan penyemprotan dengan menggunakan
pertisida.

5. Tungau

Tungau (kutu kecil) biasanya terdapat di sebuah bawah daun


untuk mengisap daun tersebut. Hama ini banyak terdapat pada
musim kemarau. Pada daun yang terserang kutu akan timbul
bercak – bercak kecil kemudian daun akan menjadi kuning lalu
gugur. Hama ini dapat diatasi dengan cara mengumpulkan daun
– daun yang terserang hama pada suatu tempat dan dibakar.

6. Belalang

Gejala penyerangan hama belalang ini sama dengan ulat, yaitu


daun menjadi bolong-bolong.Hama ini dapat ditanggulangi
dengan penangkapan secara manual yaitu :tangkap belalang
yang belum bersayap atau saat masih pagi dan berembun
biasanya belalang tidak dapat terbang dengan sayap basah.

7. Tupai (Callosciurus notatus )

Tanaman yang diserang : buah kelapa buah kakao


Gejala : merusak buah yang hampir masak, sehingga
buah menjadi rontok.
Pengendalian : penjagaan di kebun, dan memasang
perangkap.
Penyakit adalah gangguan pada tumbuhan akibat jamur,virus & bakteri mengganggu proses – proses
dalam tubuh tumbuhan sehingga mematikan tumbuhan/mati secara perlahan-perlahan/berhenti
bereproduksi.

 Ciri – ciri penyakit antara lain sebagai berikut :


a)Penyebab penyakit sukar dilihat oleh mata telanjang
b)Penyebab penyakit antara lain mikroorganisme (virus, bakteri, jamur atau cendawan) dan
kekurangan zat tertentu dalam tanah.
c)Serangan penyakit umumnya tidak langsung sehingga tanaman mati secara perlahan – lahan.
1) Jamur

Jamur adalah salah satu organisme penyebab penyakit yang menyerang hampir semua bagian
tumbuhan, mulai dari akar, batang, ranting, daun, bunga, hingga buahnya. Penyebaran jenis penyakit ini
dapat disebabkan oleh angin, air, serangga, atau sentuhan tangan.

Penyakit ini menyebabkan bagian tumbuhan yang terserang, misalnya buah, akan menjadi busuk. Jika
menyerang bagian ranting dan permukaan daun, akan menyebabkan bercak – bercak kecokelatan. Dari
bercak – bercak tersebut akan keluar jamur berwarna putih atau orange yang dapat meluas ke seluruh
permukaan ranting atau daun sehingga pada akhirnya kering dan rontok.

Jika jamur ini mengganggu proses fotosintesis karena menutupi permukaan daun. Batang yang
terserang umumnya akan membusuk, mula – mula dari arah kulit kemudian menjalar ke dalam, dan
kemudian membusukkan jaringan kayu. Jaringan yang terserang akan mengeluarkan getah atau cairan.
Jika kondisi ini dibiarkan, jaringan kayu akan membusuk, kemudian seluruh dahan yang ada di atasnya
akan layu dan mati.Contoh penyakit yang disebabkan oleh jamur adalah sebagai berikut.

a) Penyakit pada padi.

Penyakit pada ruas batang dan butir padi disebabkan oleh


jamur Pyricularia oryzea.Ruas – ruas batang menjadi mudah patah dan
tanaman padi akhirnya mati. Selain itu, terdapat pula penyakit yang
menyebabkan daun pedi menguning. Penyakit ini disebabkan oleh
jamurMagnaporthegrisea.

b) Penyakit embun tepung.

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Peronospora parasitica. Menyerang biji


yang sedang tumbuh sehingga biji yang belum mempunyai daun pertama
menjadi keropos dan akhirnya mati. Disebabkan oleh jamur Peronospora parasitica. Akibatnya adalah
keadaan tanaman menjadi kerdil, pada daunnya terdapat bercak-bercak hitam.Untuk memberantas jamur
ini dilakukan pengendalian secara kimia, yaitu dengan pemberian fungsida pada tanaman yang terserang
jamur.

c) Penyakit Hawar Daun Kentang.

Daun kentang yang terkena penyakit ini menunjukkan gejala –


gejala yaitu bercak nekrosis di tepi – tepi daun, terutama pada suhu
rendah dan kelembaban serta curah hujan tinggi.
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans.
Pengendalian terhadap penyakit tersebut adalah dengan menanam
kentang yang tahan penyakit, menggunakan bibit kentang yang
sehat, dan melakukan penyemprotan dengan fungisida.

d) Penyakit Akar Gada Kubis

Kubis yang terkena penyakit akar gada menunjukkan gejala – gejala, yaitu akarnya mengalami reaksi
pembelahan dan pembesaran sel. Kemudian terbentuk bintil atau kelenjar yang tidak teratur, bintil – bintil
tersebut bersatu menjadi bengkakan memanjang seperti gada. Akhirnya daun menjadi hijau kelabu dan
lebih cepat layu karena jaringan pengangkutnya rusak. Bila lingkungan basah, akar terserang infeksi
sekunder sehingga akar busuk sama sekali.

Penyakit akar gada disebabkan oleh jamur Plasmodiophora brassica.Pengendalian terhadap penyakit
tersebut dapat dilakukan dengan cara mencegah masuknya jamur penyebab penyakit ke lahan – lahan
yang bebas dari serangan jamur, pembibitan dilahan bebas pathogen, dan pengapuran. Pengapuran
dilakukan jika pada lahan tersebut tidak akan ditanami kentang.

e) Penyakit Bercak Ungu pada Bawang Putih

Bawang putih yang terkena penyakit bercak ungu menunjukkan gejala – gejala, yaitu pada daunnya
tampak bercak kecil, melekuk berwarna putih hingga kelabu. Jika ukurannya membesar, bercak terlihat
“bercincin – cincin” dan warnanya agak keunguan. Tepi bercak berwarna kemerahan atau keunguan,
dikelilingi oleh warna kuning yang bisa meluas ke atas atau ke bawah.
Penyakit bercak ungu pada bawang putih disebabkan oleh jamur Alternaria porri. Pengendalian
terhadap penyakit tersebut dilakukan dengan cara menanam bawang putih pada lahan yang mempunyai
saluran air baik, melakukan rotasi tanaman, dan melakukan penyemprotan fungisida.

f) Penyakit Busuk Daun Bawang Merah

Daun bawang merak yang terkena penyakit busuk daun menunjukkan gejala –gejala, yaitu didekat
ujung daun timbul bercak hijau pucat. Jika kondisi lingkungan lembab, dipermukaan daun berkembang
jamur berwarna putih ungu. Daun kemudian menguning, layu, dan mongering. Daun yang telah mati
berwarna putih dan banyak terdapat jamur hitam.
Penyakit busuk daun disebabkan oleh jamur Perenospora destructor. Pengendalian terhadap
penyakit tersebut dapat dilakukan dengan cara menggunakan benih yang sehat atau bebas dari penyakit,
membakar daun – daun sisa panen, dan menyemprotkan fungisida.

g) Penyakit Bercak Daun dan Ranting Asparagus

Daun dan ranting Asparagus yang terkena penyakit bercak daun menunjukkan gejala – gejala, yaitu
terdapat bercak yang memanjang berwarna cokelat sampai kelabu, dengan tepi lebar cokelat kemerahan
pada daundan rantingnya.
Penyakit bercak daun disebabkan oleh jamur Cercospora asparagi. Pengendalian terhadap penyakit
tersebut dilakukan dengan cara menyemprotkan fungisida kontak.

2) Bakteri

Bakteri dapat membusukkan daun, batang, dan akar tumbuhan. Bagian tumbuh tumbuhan yang
diserang bakteri akan mengeluarkan lendir keruh, baunya sangat menusuk, dan lengket jika disentuh.
Setelah membusuk, lama – kelamaan tumbuhan akan mati. Tumbuhan yang diserang bakteri dapat diatasi
dengan menggunakan bakterisida.Contoh penyakit yang disebabkan oleh bakteri adalah :

A. Penyakit CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration)

Penyakit yang menyerang pembuluh tapis batang jeruk (citrus vein phloem degeneration atau CVPD).
CVPD disebabken oleh bakteri Serratia marcescens. Gejalanya adalah merusak pembuluh tapis (floem)
tanaman jeruk. Daun jeruk menjadi lebih kecil dan berwarna kuning serta pertumbuhan kuncupnya
lambat. Pada stadium lanjut, daun jeruk akan gugur sehingga menjadi tidak produktif lagi dan mati.
Penyakit CVPD yang belum parang dapat disembuhkan dengan terramycin, yang merupakan sejenis
antibiotik.

B. Penyakit Layu Cabai

Cabai yang terkena penyakit layu menunjukkan gejala – gejala, yaitu daun muda layu diikuti dengan
menguningnya daun – daun tua. Jika pangkal batang dipotong dan ditekan, maka dari lingkungan berkas
pembuluh akan keluar lender berwarna keabu – abuan.
Penyakit layu cabai disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Pengendalian terhadap
penyakit tersebut dapat dilakukan dengan mengurangi populasi bakteri dalam tanah dengan cara menutup
tanah dengan plastic transparan selama satu bulan, melakukan rotasi tanaman, pengaturan perairan, dan
secara kimia dengan menggunakan bakterisida serta sterilisasi tanah.
C. Penyakit Busuk Basah Kubis

Kubis yang terkena penyakit busuk basah menunjukkan gejala – gejala, yaitu pada daun terdapat
bercak kebasahan yang bentuknya tidak teratur. Bercak tersebut kemudian melebar dan melekuk,
berwarna cokelat tua kehitaman. Jika kelembaban lingkungan tinggi, bercak tampak basah dan ada butir –
butir cairan. Infeksi bakteri sekunder mengakibatkan tanaman mengeluarkan bau busuk yang khas.
Penyakit busuk basah disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora pv.Carotovora. Pengendalian
terhadap penyakit tersebut adalah dengan menjaga kebersihan kebun dari sisa –sisa tanaman yang sakit,
menjaga kelembaban tidak terlalu tinggi dengan cara menanam tanaman kubis dengan jarak tanam yang
tidak terlalu rapat, hasil panen dicuci dengan air yang mengandung klorin atau borax 7,5%, dan disimpan
di gudang yang mempunyai ventilasi cukup.

D. Penyakit pada tanaman jeruk

Disebabkan oleh bakteri, yaitu Bactery Like Organism yang


menyerang pembuluh tapis (floem) pada batang jeruk. Gejalanya
berupa kuncup-kuncup daun yang menjadi kecil lalu akhirnya
berwarna kuning dan diikuti dengan buah yang juga menjadi
berwarna kuning.

3) Virus

Selain bakteri dan jamur, dalam kondisi yang sehat, tumbuhan dapat terserang oleh virus. Penyakit
yang disebabkan oleh virus cukup berbahaya karena dapat menular dan menyebar ke seluruh tumbuhan
dengan cepat. Tumbuhan yang sudah terlanjur diserang sulit untuk disembuhkan. Contoh penyakit yang
disebabkan oleh virus antara lain

a. Penyakit daun tembakau yang berbercak – bercak putih.

Penyakit ini disebabkan oleh virus TMV (tabacco mosaic virus) yang menyerang permukaan atas
daun tembakau. Virus juga dapat menyerang jeruk. Penularan melalui perantara serangga.

b. Virus Penyakit Kerupuk (Tabacco Leaf Corl Virus = TLCV).

Penyakit ini menyerang pada tembakau.Daun terlihat agak berkerut, tepi daun melengkung ke atas,
tulang daun bengkok, daun menebal, atau sampai daun berkerut dan sangat kasar.Pengendaliannya
:Memberantas vektor lalat putih (Bemisia tabaci) dengan insektisida dimetoat atau imedakloprid

c. Penyakit Mozaik (Belang – Belang) jeruk


Penyebabnya adalah virus CVPD (Citru vein Phloem Degeneration). Gejalanya daun menguning dan
belang-belang, tulang-tulang daunnya seperti jala , kuncup daun jeruk bewarna kuning. Virus ini
menyerang pembuluh tapis jeruk,
d. Penyakit mozaik pada pada Tembakau

Virus yang menyerang tanaman tembakau ini adalah virus yang bernama TMV (Tobacco Mosaic
Virus) menyerang daun tembakau dan juga dapat menyerang buah. Gejala yang yang bisa diamati
adalah daun menguning.
e. Penyakit Bercak
Virus yang menyerang tanaman ini adalah virus TYMV (Turnip Yellow Mozaik Virus). Penyakit ini
menyerang bagian daun tanaman lobak. Gejala yang bisa diamati adalah lobak menjadi berwarna
kuning (menguning).

4) Alga (Ganggang)

Keberadaan alga juga perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan bercak karat merah pada daun
tumbuhan. Tumbuhan yang biasanya diserang antara lain jeruk, jambu biji, dan rambutan. Bagian
tumbuhan yang diserang oleh alga biasanya bagian daun, ditandai adanya bercak berwarna kelabu
kehijauan pada daun, kemudian pada permukaannya tumbuh rambut berwarnya cokelat kemerahan.
Meskipun ukurannya kecil, bercak yang timbul sangat banyak sehingga cukup merugikan.Langkah –
langkah yang harus dilakukan agar tumbuhan tidak tersenang penyakit antara lain sebagai berikut:

a) Usahakan tumbuhan selalu dalam kondisi prima atau sehat dengan cara tercukupi segala
kebutuhan zat haranya.
b) Jangan membiarkan tumbuhan terlalu rimbun, pangkaslah sehingga selaruh bagian tumbuhan
mendapatkan sinar matahari yang cukup.
c) Jangan biarkan tumbuhan terserang kutu, tungau, atau hewan yang lain yang serung membawa
bakteri atau jamur.
d) Usahakan lingkungan selalu bersih.
e) Perhatikan tumbuhan sesering mungkun sehingga penyakit dapat terdeteksi sedini mungkin.
f) Jika terdapat gejala – gejala yang tampak, pangkaslah bagian tumbuhan (daun, buah, ranting) yang
terserang, kemudian dibakar agar tidak menular ke bagian atau tumbuhan yang lainnya.
g) Penggunaan pertisida sebagai alternative terakhir untuk pengobatan hama dan penyakit pada
tumbuhan.

Secara alamiah, sesungguhnya hama mempunyai musuh yang dapat mengendalikannya. Namun, karena
ulah manusia, sering kali musuh alamiah hama hilang.
Pembasmi hama dan penyakit menggunakan pestisida dan obat harus secara hati – hati dan tepat guna.
Penggunaan pestisida yang berlebihan dan tidak tepat justru dapat menimbulkan bahaya yang lebih besar.
Hal itu disebabkan karena pestisida dapat menimbulkan kekebalan pada hama dan penyakit. Oleh karena
itu pengguna obat – obatan anti hama dan penyakit hendaknya diusahakan seminimal dan sebijak
mungkin.

“Penggunaan Pestisida untuk Memberantas Hama dan Penyakit”

Pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida harus memperhatikan jenis hama dan penyakit
yang ada, populasi, serta tahap pengembangan hama tersebut. Penggunaan pestisida dapat dilakukan
berdasarkan pertimbangan hal – hal berikut:

a) Pestisida biologi disesuaikan dengan jenis hama yang menyerang.


b) Pestisida harus selektif, yaitu untuk hama atau penyakit yang menyerang jenis tanaman tertentu.
c) Formulasi pertisida harus sesuai. Misalnya untuk hama yang masuk ke dalam bunga kurang cocok
jika digunakan penyemprotan, namun lebig efektif jika berbentuk kabut sehingga lebih mudak untuk
masuk ke dalam bunga.
d) Pestisida sistemik (masuk ke jaringan tumbuhan) atau kontak bersentuhan dengan hama, disesuaikan
dengan tahap perkembangan hama. Pada fase dewasa, kutu putih mungkin sulit dikendalikan dengan
perstisida kontak karena tubuhnya memiliki lapisan luar yang dapat melindunginya dari semprotan
langsung. Pestisida sistemik akan lebih efektif karena larva yang baru menetas dan makan daun akan
meti karena bahan aktif yanga ada dalam tumbuhan akan meracuni hama tersebut.

Gulma

Selain hama dan penyakit yang menyerang tumbuhan dan merugikan petani, gulma juga perlu
mendapat perhatian khusus. Pada petani kadang kurang memperhatikan gulma sehingga dalam kurun
waktu tertentu populasi gulma sudah melebihi batas. Gulma – gulma ini akan berkompetisi dengan
tanaman utama dalam mendapatkan unsur hara yang diperlukan pertumbuhannya. Gulma dapat menjadi
tempat persembunyian hama. Pembersihan gulma sangat penting untuk menekan perkembangan hama
yang dapat menyerang tumbuhan.Dengan kata lain gulma merupakan tanaman pengganggu namun bukan
parasit yang berkompetisi dengan tanaman utama untuk mendapatkan unsur hara,air,matahari,oksigen dan
sebagainya yang di butuhkan tumbuhan.

Berdasarkan karaktristik yang dimiliki, gulma dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu teki, rumput, dan
gulma daun lebar.

1. Teki
Kelompok teki – tekian memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanis, karena
memiliki umbu batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan – bulan. Contohnya adalah teki
ladang (Cyperus rotundus).

2. Rumput

Gulma dalam kelompok ini berdaun sempit seperti teki tetapi menghasilkan stolon. Stolon ini di
dalam tanah berbentuk jaringan rumit yang sulit diatasi secara mekanik. Contohnya adalah alang – alang
(Imperata cylindrica).

3. Gulma daun lebar


Berbagai macam gulma dari ordo Dicotyledoneae termasuk dalam kelompok ini. Gulma ini biasanya
tumbuh pada akhir masa budi daya. Kompetisi terhadap tanaman utama berupa kompetisi cahaya. Contoh
dari gulma berdaun lebar ini adalah daun sendok.

Rd berdasarkan parasit atau tidaknya, dibedakan dalam :

 Gulma non parasit, contohnya Imperata cylindrica, Cyperus rotundus.


 Gulma parasit, dibedakan lagi menjadi :
1) Gulma parasitsejati, contoh Cuscuta australis (tali putri).Gulma ini tidak mempunyai daun,
tidak mempunyai klorofil, tidak dapat melakukan asimilasi sendiri, kebutuhan akan makannya
diambil langsung dari tanaman inangnya dan akar pengisapnya (haustarium) memasuki sampai ke
jaringan floem.
2) Gulma semi parasit, contohnya Loranthus pentandrus.Gulma ini mempunyai daun, mempunyai
klorofil, dapat melakukan asimilasi sendiri, tetapi kebutuhan akan air dan unsur hara lainnya
diambil dari tanaman inangnya dan akar pengisapnya masuk sampai ke jaringan xilem.
3) Gulma hiper parasit, contoh Viscum sp.Gulma ini mempunyai daun, mempunyai klorofil, dapat
melakukan asimilasi sendiri, tetapi kebutuhan akan air dan hara lainnya diambil dari gulma semi
parasit, dan akar pengisapnya masuk sampai ke jaringan xilem.

“Pengendalian Gulma”

Pengendalian gulma memerlukan strategi yang khas untuk setiap kasus. Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan sebelum melakukan pengendalian gulma antara lain sebagai berikut :

a) Jenis gulma dominan


b) Tanaman budi daya utama
c) Alternatif pengendalian yang tersedia
d) Dampak ekonomi dan ekologi

Saat ini cukup banyak herbisida (pembasmi gulma) yang tersedia di toko pertanian. Meskipun
demikian, kita perlu hati – hati dalam memilih dan menggunakan herbisida. Memperhatikan cara
pemakaian herbisida dengan benar sangatlah dianjurkan.

Tujuan pembersihan gulma antara lain untuk mengurangi tumbuhan pengganggu yang akan menjadi
pesaing tanaman utama. Selain itu juga karena gulma merupakan inang alternetif dan tempat
persembunyian hama penyakit.

Setelah mempelajari tentang gulma yang selalu merugikan manusia, ada juga gulma yang tidak
merugikan bagi siapapun, yaitu tanaman Rosela (Hibiscus sabdariffa l.), entah kenapa tanaman ini
termasuk gulma, kami mendapatkan ini dari satu media Internet yang membahas tentang hama dan
penyakit tumbuhan. Padahal pengertian dari gulma itu sendiri yaitu tanaman pengganggu yang menekan
pertumbuhan hama dan penyakit, dilihat dari sisi manfaat tanaman rosela banyak sekali, antara lain
mengatasi batuk, lesu, demam, gusi berdarah, penahan kekejangan, anti cacing, anti bakteri, anti septik,
menurunkan kolesterol dalam darah, asam urat. Melihat dari manfaat – manfaat tanaman ini, tanaman ini
tidak menunjukkan tanaman yang mendatangkan penyakit bagi manusia, malah kebalikannya, tanaman
ini dapat menyembuhkan beberapa penyakit manusia, jadi mengapa banyak orang yang menyebut
tanaman ini menjadi tanaman gulma? Karena tanaman rosela ini mudah sekali terserang penyakit dan
menularkannya ke tumbuhan lain, dan banyak sekali hewan – hewan hama hinggap di daun / batangnya.

:) :( ;) :D ;;-) :-/ :x :P :-* =(( :-O X( :7 B-) :-


S #:-S 7:) :(( :)) :| /:) =)) O:-) :-B =; :-c
:)] ~X( :-h :-t 8-7 I-) 8-| L-) :-a :-$ [-( :O) 8-
} 2:-P (:| =P~ :-? #-o =D7 :-SS @-) :^o :-w 7:P
2):) X_X :!! \m/ :-q :-bd ^#(^ :ar!

You might also like