You are on page 1of 16

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan. Setiap dekade fungsi puskesmas terus berkembang yang
semula sebagai tempat untuk pengobatan penyakit dan luka-luka kini berkembang
kearah kesatuan upaya pelayanan untuk seluruh masyarakat yang mencakup aspek
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Pusat Kesehatan Masyarakat adalah satu kesatuan organisasi fungsionil yang
langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam
suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok (Azwar,
1999).
Di Indonesia Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan tulang punggung
pelayanankesehatan tingkat pertama dengan wilayah kerja tingkat kecamatan atau
pada suatudaerah dengan jumlah penduduk 30.000 - 50.000 jiwa (Entjang, 2000).
Puskesmas adalah salah satu alternatif utama dalam pemilihan pelayanan
kesehatan, tetapi sampai saat ini pemanfaatan pelayanan puskesmas masih rendah.
Menurut Depkes RI (2004) upaya kesehatan di Indonesia belum terselenggara
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Jumlah sarana dan prasarana
kesehatan masih rendah tercatat jumlah Puskesmas untuk seluruh Indonesia
sebanyak 7.237 unit, Puskesmas Pembantu (Pustu) 21.267 unit, Puskesmas Keliling
(Pusling) 6.392unit. Penyebaran sarana dan prasarana kesehatan belum merata.
Rasio sarana danprasarana kesehatan terhadap jumlah penduduk diluar pulau jawa
lebih baik dibandingkan dengan pulau jawa hanya saja keadaan transportasi diluar
pulau jawa lebih baik dibandingkan dengan pulau jawa.
Meskipun sarana pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah seperti
Puskesmas telah terdapat disemua kecamatan dan ditunjang paling sedikit oleh tiga
puskesmas pembantu, namun upaya kesehatan belum dapat dijangkau oleh
masyarakat. Indonesia masih menghadapi permasalahan pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan,diperkirakan hanya 30% penduduk yang
memanfaatkan pelayanan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (Depkes RI, 2004).
Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (2007) menunjukkan sekitar
33% penduduk yang sakit berobat ke Puskesmas, sedangkan layanan kesehatan lain
yang dituju adalah praktik dokter, poliklinik dan rumah sakit swasta. Rendahnya
pemanfaatan pelayanan Puskesmas tersebut mungkin dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya adalah umur, pengetahuan, status pendidikan, ekonomi, jarak,
waktu tempuh, perilaku petugas kesehatan, kebutuhan kesehatan dan stigma atau
pengaruh luar terhadap pelayanan Puskesmas.
Menurut Abbas dan Kristiani (2006) faktor biaya menjadi alasan masyarakat
tidak memanfaatkan pelayanan bidan didesa. Elfiatri, Kusnanto dan Lazuardi
(2008) menyebutkan bahwa faktor keterpencilan, sulit dan mahalnya transportasi
merupakan hambatan untuk menjangkau sarana kesehatan. Nurcahyani (2000)
menyimpulkan ada hubungan antara biaya berobat, biaya transportasi, jarak dan
lama waktu terhadap pemanfaatan pelayanan.
Didalam tata pandangan masyarakat secara sosiologis kuntjaningrat
menyatakan bahwa aspek kesehatan bagi masyarakat traditional, masih merupakan
sesuatu hal yang relatif kehadirannya sudah diterima lama di tengah-tengah
masyarakat untuk berbagai jenis kesehatan. Kebutuhan kesehatan sebagai
kebutuhan fisik minimum sejak lama diakui oleh masyarakat traditional
sebagaimana yang pernah kita rasakan terhadap peranan ibu bidan atau pak mantri.
Oleh karena itu kami membuat makalah tentang puskesmas untuk lebih memahami
tentang konsep tentang puskesmas.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi puskesmas
2. Untuk mengetahui tujuan puskesmas
3. Untuk mengetahui fungsi puskesmas
4. Untuk mengetahui strategi puskesmas
5. Untuk mengetahui kegiatan pokok puskesmas
6. Untuk megetahui peran puskesmas
7. Untuk mengetahui wilayah kerja puskesmas
8. Untuk mengetahui fasilitas penunjang
9. Untuk mengetahui kedudukan puskesmas
10. Untuk mengetahui struktur organisasi puskesmas
11. Untuk mengetahui tata kerja puskesmas
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu organisasi kesehatan
fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk
kegiatan pokok. Menurut Depkes RI (2004) puskesmas merupakan unit pelaksana
teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di wilayah kerja (Effendi, 2009).

Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan yang


menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan),
promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan
jenis kelamin dan golongan umur, sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai
tutup usia (Effendi, 2009).

B. Tujuan puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah


mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang
bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya (Trihono, 2005).

C. Fungsi puskesmas
Fungsi Puskesmas Puskesmas memiliki wilayah kerja yang meliputi satu
kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah,
keadaan geografi dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan
pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Untuk perluasan
jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang dengan unit
pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut puskesmas pembantu dan
puskesmas keliling. Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta
jiwa atau lebih, wilayah kerja puskesmas dapat meliputi satu kelurahan. Puskesmas
di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan
puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas
kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi (Effendi, 2009).
Menurut Trihono (2005) ada 3 (tiga) fungsi puskesmas yaitu: pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas selalu berupaya
menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor
termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga
berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Disamping itu puskesmas
aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap
program pembangunan diwilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan,
upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan
dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
Pusat pemberdayaan masyarakat berarti puskesmas selalu berupaya agar
perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia
usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan
perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan
kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
Pusat pelayanan kesehatan strata pertama berarti puskesmas bertanggung
jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi
tanggungjawab puskesmas meliputi :
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (privat
goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu
ditambah dengan rawat inap.
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public
goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat disebut antara lain adalah promosi
kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,
peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat
serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.
Menurut Effendi (2009) ada beberapa proses dalam melaksanakan fungsi
tersebut yaitu merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan
kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri, memberikan petunjuk kepada
masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya yang ada
secara efektif dan efisien, memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis
materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan
ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan memberikan
pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat, bekerja sama dengan
sektorsektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program puskesmas.
D. Strategi puskesmas
Strategi puskesmas untuk mewujudkan pembangunan kesehatan (Mubarak,
2014) antara lain :
1. Pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh ( comprehensive health care
service).
2. Pelayanan kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh (holistic
approach).
E. Kegiatan pokok puskesmas
Berdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru, terdapat 20 usaha
pokok kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas. Namun, pelaksanaannya
sangat bergntung pada faktor tenaga, sarana dan prasarana, biaya tersedia, serta
kemampuan manajemen dari tiap – tiap puskesmas. Kegiatan pokok puskesmas
(Mubarak, 2014) antara lain sebagai berikut:
1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi,
anak balita, dan anak prasekolah.
b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan guna mencegah gizi
buruk.
c. Imunisasi
d. Pemberian pendidikan kesehata tentang perkembangan anak dan cara
menstimulasinya.
2. Upaya Keluarga berencana (KB)
a. Mengadakan kursus Keluarga Berecana untuk para ibu dan calon ibu yang
mengunjungi KIA.
b. Mengadakan khursus keluarga berencana kepada dukun yang akan bekerja
sebagai penggerak calon peserta Keluarga Berencana.
c. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai cara pemasangan IUD, cara –
cara penggunaan pil, kondom, dan alat – alat kontrasepsi lainnya.
3. Upaya Perbaikan Gizi
a. Mengenali penderita – penderita kekeurangan gizi.
b. Mengenalkan program perbaikan gizi.
c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat.
4. Upaya Kesehatan lingkungan
a. Penyehatan air bersih.
b. Penyehatan pembuangan kotoran.
c. Penyehatan lingkungan perumahan.
d. Penyehatan limbah.
e. Pengawasan sanitasi tempat umum.
f. Penyehatan makanan dan minuman.
g. Pelaksanaan peraturan perundangan.
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
a. Mengumpulkan dan menganalisis data penyakit.
b. Melaporkan kasus penyakit menular.
c. Menyelidiki benar atau tidaknya laporan yang masuk.
d. Melakukan tindakan permulaan untuk mencegah penyebaran penyakit
menular.
e. Menyembuhkan penderita, sehingga tidak lagi menjadi sumber infeksi.
f. Memberi imunisasi.
g. Pemberantasan vektor.
h. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
6. Upaya pengobatan
a. Melaksanakan diagnosis sedini mungkin melalui : pengumpualan informasi
riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan
membuat diagnosis.
b. Melaksanakan tindakan pengobatan.
c. Melakukan upaya rujukan.
7. Upaya penyuluhan kesehatan masyarakat
a. Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan oleh petugas di klinik, rumah ,
dan kelompok – kelompok masyarakat.
b. Di tingkat puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri, tetapi di
tingkat kabupaten terdapat tenaga – tenaga koordinator penyuluhan
kesehatan.
8. Kesehatan olahraga.
9. Kesehatan masyarakat.
10. Kesehatan kerja.
11. Kesehatan gigi dan mulut.
12. Kesehatan mata.
13. Kesehatan jiwa.
14. Laboratorium sederhana.
15. Pencatatan dan pelaporan sistem informasi kesehatan.
16. Kesehatan usia lanjut.
17. Pembinaan pengobatan tradisional.
18. Kesehatan remaja
19. Dana sehat
F. Peran puskesmas
Peran Puskesmas Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai
institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan
jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut
ditunjukkan dalam bentuk keikutsertaan dalam menentukan kebijakan daerah
melalui sistem perencanaan yang matang dan realistis, tata laksana kegiatan yang
tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Pada masa
mendatang, puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi
informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan
terpadu (Effendi, 2009).
G. Wilayah kerja puskesmas
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian sebagian dari
kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah geografis, dan keadaan
infrastuktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah
kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II,
sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati setelah
mendengar saran tekhnis dari kantor wilayah departemen kesehatan provinsi
(Mubarak, 2014).

H. Fasilitas penunjang puskesmas


Dalam memberikan pelayanan kesehatan yang menyeluruh puskesmas
membutuhkan fasilitas penunjang, sebagai berikut :
1. Bidan Desa
Pada setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatannya,
ditempatkan seorang bidan yang bertempat tinggal didesa tersebut dan
bertanggung jawab langsung kepada kepala puskesmas. Wilayah kerja bidan
desa adalah satu desa dengan jumlah penduduk rata rata 3000 jiwa. Tugas utama
bidan desa adalah membina peran serta masyarakat melalui pembinaan
posyandu dan pembinaan kelompok dasawisma, di samping itu memberikan
pelayanan langsung di posyandu dan pertolongan persalinan di rumah penduduk.
Selain itu, juga menerima rujukan masalah kesehatan anggota keluarga
dasawisma untuk diberi pelayanan seperlunya atau dirujuk lebih lanjut ke
puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu dan terjangkau
secara rasional (Effendi, 2009) .
2. Puskesmas Pembantu
Puskesmas Pembantu, yang lebih sering dikenal sebagai Pustu atau Pusban,
adalah unitpelayanan kesehatan sederhana dan berfungsi menunjang serta
membantu melaksanakankegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam
ruanglingkup wilayah yang lebihkecil.Kerja puskesmas pembantu diperkirakan
meliputi 2-3 desa, dengan sasaranpenduduk antara 2.500 jiwa hingga 10.000
jiwa. Puskesmas pembantu merupakan bagian integral dari puskesmas, atau
setiap puskesmas memiliki beberapa puskesmas pembantu di dalam wilayah
kerjanya. Namun, adakalanya puskesmas tidak memiliki puskesmas pembantu,
khususnya di daerah perkotaan (Effendi, 2009) .
3. Puskesmas Keliling
Merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan
kendaraan beroda empat atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan,
peralatan komunikasi, serta sejumlah tenaga dari puskesmas (Effendi, 2009)
Puskesmas keliling berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan
kegiatan-kegiatan puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjankau oleh
pelayanan kesehatan. Kegiatan puskesmas keliling (Effendi, 2009) :
a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat didaerah terpencil atau
sulit dijangkau oleh pelayanan puskesmas.
b. Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa.
c. Dapat dipergunakan sebagai alat transfortasi pasien rujukan bagi kasus
darurat.
d. Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audiovisual.
4. Puskesmas Perawatan
Puskesmas perawatan adalah puskesmas yang diberi tambahan ruangan dan
fasilitas untuk menolong pasien gawat darurat, baik berupa tindakan operatif
terbatas maupun rawat inap sementara. Kriteria (Effendi, 2009) :
a. Puskesmas terletak kurang lebih 20 km dari rumah sakit.
b. Puskesmas mudah dicapai dengan kendaraan bermotor.
c. Puskesmas dipimpin oleh seorang dokter dan telah mempunyai tenaga yang
memadai.
d. Penduduk wilayah kerja puskesmas dan penduduk tiga wilayah puskesmas
disekitarnya berjumlah 20.000 jiwa per puskesmas.
e. Pemerintah daerah bersedia menyediakan dana rutin yang memadai.
Effendi, Ferry & Makhfudli . 2009 . Keperawatan Kesehatan Komunitas
Teori dan Praktik dalam Keperawatan . Jakarta : Salemba Medika

I. Kedudukan puskesmas
Kedudukan puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem
Kesehatan nasional, Sistem Kesehatan kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah
Daerah:
1. Sistem kesehatan Nasional
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai
sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggung jawab
menyelanggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Sistem Kesehatan kabupaten/Kota
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan kabupaten/Kota adalah
sebagai unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan
kabupaten/Kota di wilayah kerjanya.
3. Sistem Pemeritahan Daerah
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Pemeritahan Daerah adalah sebagai
unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang merupakan unit
struktural pemerintah Kabupaten/kota bidang kesehatan di tingkat kecamata
4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan
kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta
seperti praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai
kesehatan masyarakat. Kedudukan puskesmas diantara berbagai sarana
pelayyanan kesehatan strata pertama ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja
puskesmas terdapat pula berbagai bentuk upay kesehatan berbasis dan
bersumberdaya masyarakat seperti Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa dan Pos
UKK. Kedudukan Puskesmas diantara berbagai sarana pelayananan kesehatan
berbasis dan bersumberdaya masyarakat adalah sebagai Pembina.
J. Struktur organisasi puskesmas
Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas
masing-masing Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu
kabupaten/kota dillakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan
penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah. Sebagai acuan dapat
dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut:
1. Kepala puskesmas adalah penanggung jwab pembangunan kesehatan di tingakta
kecamatan. Kepala puskesmas mempunyai tugas memimpin dan mengawasi
kegiatan puskesmas.
2. Kepala urusan tata usaha mempunyai tugas di bidang kepegawaian, keuangan,
perlengkapan, surat menyurat serta pencacatan dan pelaporan.
3. Unit I melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, KB, serta perbaikan
gizi.
4. Unit II melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit.
5. Unit III melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga
kerja, serta kesehatan usia lanjut.
6. Unit IV melaksanakan kegiatan kesehatan masyarakat, sekolah, olahraga, dll.
7. Unit V melaksanakan kegiatan pembinaan, pengembangan dan penyuluhan
kepada masyarakat.
8. Unit VI melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan inap.
9. Unit VII melaksanakan tugas kefarmasian.
Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas
masing-masing Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu
kabupaten/kota dillakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan
penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah. Sebagai acuan dapat
dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut:
a. Kepala puskesmas adalah penanggung jwab pembangunan kesehatan di
tingakta kecamatan. Kepala puskesmas mempunyai tugas memimpin dan
mengawasi kegiatan puskesmas.
b. Kepala urusan tata usaha mempunyai tugas di bidang kepegawaian,
keuangan, perlengkapan, surat menyurat serta pencacatan dan pelaporan.
c. Unit I melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, KB, serta
perbaikan gizi.
d. Unit II melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit.
e. Unit III melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga
kerja, serta kesehatan usia lanjut.
f. Unit IV melaksanakan kegiatan kesehatan masyarakat, sekolah, olahraga, dll.
g. Unit V melaksanakan kegiatan pembinaan, pengembangan dan penyuluhan
kepada masyarakat.
h. Unit VI melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan inap.
i. Unit VII melaksanakan tugas kefarmasian.
K. Tata Kerja Puskesmas
1. Dalam melaksanakan tugasnya puskesmas wajib mengkoordinasi, integrasi dan
sinkronisasi yankes baik didalam maupun diluar gedung puskesmas.
2. Wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bimbingan teknis yang ditetapkan
oleh dinkes.
3. Ka PKM bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan semua unsur
dalam lingkungan PKM.
4. Setiap unsur di PKM wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung
jawab kepada PKM (Syafrudin, dkk, 2009).
BAB III

PENUTUP

Simpulan

Puskesmas dan Pustu sangat berperan penting dalam meningkatkan akses


peningkatan pelayanan kesehatan yang merata, seperti pusat pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan kelarga dan masyarakat, pusat
pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan
(private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods).
Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan kesehatan
menyeluruh yang meliputi Kuratif (pengobatan), Preventif (upaya pencegahan),
promotif (peningkatan kesehatan), dan Rehabilitatif (pemulihan kesehatan).

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/16473318/makalah_tentang_puskesmas

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/31773/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

https://www.scribd.com/document/361801450/Fasilitas-penunjang-Puskesmas

https://www.scribd.com/doc/268903041/Kedudukan-puskesmas
http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%20128%20tt
g%20Kebijakan%20Dasar%20Pusat%20Kesehatan%20Masyarakat.pdf

You might also like