Professional Documents
Culture Documents
(OAN)
MAKALAH
Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Aministrasi Negara di Bawah
Bimbingan Dosen Bpk. FAUZUL ALIWARMAN, SHI., M.Hum.
Oleh :
KELOMPOK 4
SURABAYA
2013
TIM PENYUSUN
PUTRI LESTARI
(1271010044)
(1271010065)
DINI DJOVITA W
(1271010053)
PUSPA ANGGRAINI
(1271010056)
i
KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ORGANISASI
ADMINISTRASI NEGARA, yang kami sajikan berdasarkan dari berbagai sumber.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Hukum Aministrasi
Negara bapak Fauzul Aliwarman yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang
bagaimana cara kami menyusun karya tulis ilmiah.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon saran dan kritiknya.
Terima kasih.
15 Seeptember 2013
Tim Penyusun
(Kelompok 4)
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................... ii
3 l. Kesimpulan ........................................................................................................... 18
iii
BAB I PENDAHULUAN
Ditinjau dari segi ilmu hukum organisasi administrasi negara hanya meliputi
eksekutif sebagai pelaksana UU dala hal ini pemerintah yang mana dilakakukan baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dalam menjalankan semua aktivitas negara
baik di Pusat maupun Daerah perlu adanya semacam pembagian kewenangan. Negara
sudah mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan kewenangan Pusat dan Daerah yang
mana semuanya dibawah kendali eksekutif sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan.
Maka dari itu perlu adanya sesuatu yang mengatur baik pemerintahan pusat dan
daerah ini berkaitan tugas dan wewenangnya sebagai pelayan masyarakat secara universal.
Dalam terciptanya proses dala menjalan pemerintahan yang baik perlu adanya kejasaman
yang baik antara pemerintah pusat maupun daerah. Didalam UUD RI 1945 diatur tentang
pemerintah daerah dalam pasal 18.
1
1.3. Tujuan Penulisan
a. Tujuan umum
Secara umum pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami
Hukum Islam tentang pertumbuhan dan perkembangan Hukum Administrasi Negara
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus pembuatan makalah ini yaitu untuk mengikuti prosedur pengajaran
dalam mata kuliah Hukum Administrasi Negara
2
BAB II PEMBAHASAN
3
ORGANISASI ADMINISTRASI NEGARA
Organisasi administrasi negara adalah institusi atau lembaga negara yang
secara struktural berada berada di bawah eksekutif dalam hal ini presiden sebagai
kepala pemerintahan (Top Leader Organisasi Administrasi Negara) dimana jumlahnya
tidak terbatas hal ini dilakukan karena bertujuan untuk :
a. Membagi tugas-tugas pemerintah,
b. Membatasi tugas, kewenangan dan tanggung jawab,
c. Memberikan pelayaan secara spesialisasi kepada masyarakat, sehingga
masyarakat mudah untuk mendapatkan pelayanan,
d. Memudahkan pengawasan oleh atasan dan masyarakat, karena pembagian
tugasnya telah dilakukan secara tegas dalam undang-undang, dan
e. Memudahkan komunikasi dan koordinasi antar organisasi administrasi
negara.
4
OAN menyebar di seluruh instansi atau lembaga negara dan menyebar dari tingkat
pusat ke seluruh pelosok dengan mempertimbangkan:
a. Membagi habis tugas pemerintah
b. Membatasi tugas kewenangan dan tanggung jawab
c. Memberikan pelayanan secara spesialisasi sehingga memudahkan masy.
d. Memudahkan pengawasan
e. Menyediakan kerangka struktural untuk komunikasi di antara OAN itu
sendiri.
Ditinjau dari segi ilmu hukum organisasi administrasi negara hanya meliputi
eksekutif sebagai pelaksana UU dala hal ini pemerintah yang mana dilakakukan baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dalam menjalankan semua aktivitas
negara baik di Pusat maupun Daerah perlu adanya semacam pembagian kewenangan.
Negara sudah mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan kewenangan Pusat dan
Daerah yang mana semuanya dibawah kendali eksekutif sebagai pemegang kekuasaan
pemerintahan. Maka dari itu perlu adanya sesuatu yang mengatur baik pemerintahan
pusat dan daerah ini berkaitan tugas dan wewenangnya sebagai pelayan masyarakat
secara universal. Dalam terciptanya proses dala menjalan pemerintahan yang baik perlu
adanya kejasaman yang baik antara pemerintah pusat maupun daerah. Didalam UUD RI
1945 diatur tentang pemerintah daerah dalam pasal 18.
Di dalam pemerintahan daerah dilakukan oleh kepala daerah dan DPRD untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan [Pasal 18 (2) amandemen ke-2]. Yang mana keseluruhan diatur secara
khusus dalam No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
Dalam UU No. 32 Tahun 2004 wewenang dari pemerintah pusat adalah dalam
urusan bidang politik luar negeri; pertahanan; keamanan; yustisi; moneter dan fiskal
nasional; dan agama, di luar dari pada itu adalah urusan pemerintah daerah seperti urusan
dalam bidang kebudayaan, pendidikan, SDA daerah, ekonomi daerah, kesehatan,
kependudukan, pembangunan daerah dan lain-lain yang mana penyelenggaraan urudan
pemerintah dibagi berdasrkan criteria eksternalitas, akuntabilitas dan efisiensi dengan
memperhatikan keserasian hubungan antar susunan pemerintahan [pasal 11 (1)].
Di dalam UU No. 32 tahun 2004 pasal 1 angka 7, 8, dan 9 dikenal dengan asas
penyelenggaraan pemerintah di daerah : Desentralisasi yaitu penyerahan wewenang
5
pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Yang mana
dilakukan oleh Aparat administrasi daerah dan dan dari APBN dan APBD;
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang (delegation of power) pemerintahan oleh
Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal
di wilayah tertentu. Yang mana pusat memberikan perencanaan kepada aderah dan
dilakukan oleh aparat administrasi pusat serta dana dari APBN; Tugas pembantuan
adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi
kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten kota kepada desa
untuk melaksanakan tugas tertentu. Yang mana dilakukan oleh aparat daerah yang
dimintai tugas dari pemerintah pusat, dana diperoleh dari APBN dan APBD dan
pertanggungjawabannya langsung kepada pemerintah pusat.
1. Disebut & diatur dalam UUD 1945 1. Hanya disebutkan dalam UUD
2. Limitatif 1945
3. Berada di Pusat 2. Jumlahnya bebas.
4. Pengisian Jabatan berdasarkan 3. Menyebar
Pemilihan 4. Pengisian Jabatan berdasarkan
5. Bertanggung Jawab kepada yang Pengangkatan
memilih 5. Bertanggung jawab kepada yang
6. Penamaannya ditentukan oleh UUD mengangkatnya
6. Penamaannya disesuaikan dengan
tugas dan fungsi
6
2.2. ORGANISASI PEMERINTAH PUSAT
7
Presiden Indonesia (nama jabatan resmi: Presiden Republik Indonesia) adalah
kepala negara sekaligus kepala pemerintahan Indonesia. Sebagai kepala negara,
Presiden adalah simbol resmi negara Indonesia di dunia. Sebagai kepala
pemerintahan, Presiden dibantu oleh wakil presiden dan menteri-menteri dalam
kabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-tugas
pemerintah sehari-hari. Presiden (dan Wakil Presiden) menjabat selama 5 tahun,
dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama untuk satu kali
masa jabatan. Ia digaji sekitar 60 juta per bulan.
Pemerintahan pusat adalah gabungan dari beberapa lembaga yang ada pada tingkat
pusat, yaitu lembaga legislatif (MPR yang terdiri atas DPR dan DPD), lembaga eksekutif
(presiden, wakil presiden dan menteri), lembaga kekuasaan kehakiman (MA, KY dan MK),
dan BPK.
Menurut UU. No. 32 Tahun 2004 Pasal 10 ayat 3 bahwa yang menjadi urusan
pemerintah pusat adalah sebagai berikut:
a. Politik luar negeri: mengangkat pejabat diplomatik dan menunjuk warga negara
untuk duduk dalam jabatan lembaga internasional, menetapkan kebijakan luar negeri,
melakukan perjanjian dengan negara lain, menetapkan kebijakan perdagangan luar
negeri, dan sebagainya
b. Pertahanan: misalnya mendirikan dan membentuk angkatan bersenjata, menyatakan
damai dan perang, menyatakan negara atau sebagian wilayah negara dalam keadaan
bahaya, membangun dan mengembangkan sistem pertahanan negara dan persenjataan,
menetapkan kebijakan untuk wajib militer, bela negara bagi setiap warga negara dan
sebagainya;
c. Keamanan: misalnya mendirikan dan membentuk kepolisian negara, menetapkan
kebijakan keamanan nasional, menindak setiap orang yang melanggar hukum negara,
menindak kelompok atau organisasi yang kegiatannya mengganggu keamanan negara
dan sebagainya
d. Yustisi: misalnya mendirikan lembaga peradilan, mengangkat hakim dan jaksa,
mendirikan lembaga pemasyarakatan, menetapkan kebijakan kehakiman dan
keimigrasian, memberikan grasi, amnesti, abolisi, membentuk undangundang,
Peraturan Pemerintah pengganti undang-undang, Peraturan Pemerintah, dan peraturan
lain yang berskala nasional, dan lain sebagainya
8
e. Moneter dan fiskal nasional: misalnya mencetak uang dan menentukan nilai mata
uang, menetapkan kebijakan moneter, mengendalikan peredaran uang dan sebagainya
f. Agama: misalnya menetapkan hari libur keagamaan yang berlaku secara nasional,
memberikan pengakuan terhadap keberadaan suatu agama, menetapkan kebijakan
dalam penyelenggaraan kehidupan keagamaan dan sebagainya.
STRUKTUR ORGANISAI PEMERINTAH TINGKAT PUSAT
Struktur Organisai pemerintah tingkat pusat terdiri dari:
a. Pimpinan pemerintahan: presiden dan wakilnya
b. Kementrian atau departemen :
Menteri – Unsur pimpinan
Sekretariat Jenderal
Inspektorat Jenderal
Direktorat Jenderal
Unit Organisasi lain dan Staf Ahli
c. Dewan-dewan Pengambil Keputusan kebijakan Pemerintah Tertinggi
d. Badan Non Departemen yang langsung di bawah pemerintah.
9
3. Sistem administrasi negara seperti menetapkan sistem informasi dan
peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan lingkungan hidup;
4. Lembaga perekonomian negara seperti menetapkan kebijakan usaha di
bidang lingkungan hidup;
5. Pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia;
6. Teknologi tinggi strategi seperti menetapkan kebijakan dalam
pemanfaatan teknologi strategi tinggi yang menimbulkan dampak;
7. Konservasi seperti menetapkan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup
kawasan konservasi antar propinsi dan antar negara;
8. Standarisasi nasional;
9. Pelaksanaan kewenangan tertentu seperti pengelolaan lingkungan dalam
pemanfaatan sumber daya alam lintas batas propinsi dan negara,
rekomendasi laboratorium lingkungan dsb.
Pemerintah daerah merujuk pada otoritas administratif di suatu daerah yang lebih
kecil dari sebuah negara. Sebutan ini digunakan untuk melengkapi lembaga-lembaga
tingkat negara-bangsa, yang disebut sebagai pemerintah pusat, pemerintah nasional,
atau (bila perlu) pemerintah federal. "Pemerintah daerah" hanya beroperasi
menggunakan kekuasaan yang diberikan undang-undang atau arahan tingkat
pemerintah yang lebih tinggi dan masing-masing negara memiliki sejenis pemerintah
daerah yang berbeda dari satu negara ke negara lain.
Desentralisasi adalah penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan
prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan Republik
Indonesia. Dengan adanya desentralisasi maka muncullan otonomi bagi suatu
pemerintahan daerah. Desentralisasi sebenarnya adalah istilah dalam keorganisasian
yang secara sederhana di definisikan sebagai penyerahan kewenangan.
Daerah Otonom diberi wewenang untuk mengelola urusan pemerintahan yang
diserahkan kepada Daerah. Seluas apapun Otonomi Daerah, tetap ada dalam batas dan
ruang lingkup wewenang Pemerintah. Pemerintah Pusat yang mengatur hubungan
10
antara Pusat dan Daerah yang dituangkan dalam Peraturan Perundangan yang bersifat
mengikat kedua belah pihak. Namun dalam pengaturan hubungan tersebut haruslah
memperhatikan aspirasi Daerah sehingga tercipta sinerji antara kepentingan Pusat dan
Daerah.
Agar terwujud distribusi kewenangan mengelola urusan pemerintahan yang
efisien dan efektip antar tingkatan pemerintahan, maka distribusi kewenangan mengacu
pada kriteria sebagai berikut:
a) Eksternalitas
Adalah pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan dengan
mempertimbangkan dampak/akibat yang ditimbulkan dalam penyelenggaraan
urusan pemerintahan tersebut. Apabila dampak yang ditimbulkan bersifat lokal,
maka urusan pemerintahan tersebut menjadi kewenangan kabupaten/kota, apabila
regional menjadi kewenangan provinsi, dan apabila nasional menjadi kewenangan
Pemerintah.
b) Akuntabilitas
Adalah pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan dengan pertimbangan
bahwa tingkat pemerintahan yang menangani sesuatu bagian urusan adalah tingkat
pemerintahan yang lebih langsung/dekat dengan dampak/akibat dari urusan yang
ditangani tersebut. Dengan demikian akuntabilitas penyelenggaraan bagian urusan
pemerintahan tersebut kepada masyarakat akan lebih terjamin.
c) Efisiensi
Adalah pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan dengan
mempertimbangkan tersedianya sumber daya (personil, dana, dan peralatan) untuk
mendapatkan ketepatan, kepastian, dan kecepatan hasil yang harus dicapai dalam
penyelenggaraan bagian urusan. Artinya apabila suatu bagian urusan dalam
penanganannya dipastikan akan lebih berdayaguna dan berhasilguna dilaksanakan
oleh daerah Provinsi dan/atau Daerah Kabupaten/Kota dibandingkan apabila
ditangani oleh Pemerintah maka bagian urusan tersebut diserahkan kepada Daerah
Provinsi dan/atau Daerah Kabupaten/Kota. Sebaliknya apabila suatu bagian urusan
akan lebih berdayaguna dan berhasil guna bila ditangani oleh Pemerintah maka
bagian urusan tersebut tetap ditangani oleh Pemerintah. Untuk itu pembagian
bagian urusan harus disesuaikan dengan memperhatikan ruang lingkup wilayah
beroperasinya bagian urusan pemerintahan tersebut. Ukuran dayaguna dan
hasilguna tersebut dilihat dari besarnya manfaat yang dirasakan oleh masyarakat
11
dan besar kecilnya resiko yang harus dihadapi. Sedangkan yang dimaksud dengan
keserasian hubungan yakni bahwa pengelolaan bagian urusan pemerintah yang
dikerjakan oleh tingkat pemerintahan yang berbeda, bersifat saling berhubungan
(inter-koneksi), saling tergantung (inter-dependensi), dan saling mendukung
sebagai satu kesatuan sistem dengan memperhatikan cakupan kemanfaatan.
Ditinjau dari sudut hubungan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dapat dilihat dari Adanya hubungan dalam penyelenggaraan pemerintahan, Kebijakan
desentralisasi dimaksudkan untuk memberikan kewenangan kepada daerah untuk
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam ikatan negara kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Bahwa tanggung jawab akhir dari penyelenggaraan
urusan-urusan pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah adalah menjadi tanggung
jawab Pemerintah Nasional (Pusat) karena externalities (dampak) akhir dari
penyelenggaraan urusan tersebut akan menjadi tanggung jawab negara.
Peran Pusat dalam kerangka otonomi Daerah akan banyak bersifat menentukan
kebijakan makro, melakukan supervisi, monitoring, evaluasi, kontrol dan
pemberdayaan (capacity building) agar Daerah dapat menjalankan otonominya secara
optimal. Sedangkan peran daerah akan lebih banyak pada tataran pelaksanaan otonomi
tersebut.
12
Dalam melaksanakan otonominya Daerah berwenang membuat kebijakan Daerah.
Kebijakan yang diambil Daerah adalah dalam batas-batas otonomi yang diserahkan
kepadanya dan tidak boleh bertentangan dengan Peraturan Perundangan yang lebih
tinggi yaitu norma, standard dan prosedur yang ditentukan Pusat.
Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki
hubungan dengan pemerintah pusat dan dengan pemerintahan daerah lainnya.
Hubungan tersebut meliputi:
a. Hubungan wewenang
b. Keuangan
c. Pelayanan umum
d. Pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya.
Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan
sumber daya lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras. Hubungan wewenang,
keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya
menimbulkan hubungan administrasi dan kewilayahan antar susunan pemerintahan.
A. HUBUNGAN WEWENANG
1. Pembagian Urusan Pemerintahan
Ketentuan hukum yang mengatur lebih lanjut hubungan antara pempus dan
pemda sebagai penjabaran dari dasar konstitusioanal adalah Pasal 10-18 UU Nomor
32 Tahun 2004.
Dalam kaitannya dengan hubungan pempus dan pemda maka adanya pembagian
wewenang urusan pemerintahan. Pembagian urusan pemerintahan di Indonesia,
pada hakekatnya dibagi dalam 3 kategori, yaitu :
a. Urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat (pemerintah)
b. Urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah provinsiUrusan
pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten/Kota
15
a. bagi hasil pajak dan nonpajak antara pemerintahan daerah provinsi dan.
pemerintahan daerah kabupaten/kota;
b. pendanaan urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawab bersama;
c. pembiayaan bersama atas kerja sama antar daerah; dan
d. pinjaman dan/atau hibah antar pemerintahan daerah.
16
c. Pengelolaan perizinan bersama dalam pemanfaatan sumber daya alam dan
sumber daya lainnya.
Daerah yang memiliki wilayah laut diberikan kewenangan untuk mengelola sumber
daya di wilayah laut. Daerah mendapatkan bagi hasil atas pengelolaan sumber daya
alam di bawah dasar dan/atau di dasar laut sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Kewenangan daerah untuk mengelola sumber daya di wilayah laut)
meliputi:
a. eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut;
b. pengaturan administratif;
c. pengaturan tata ruang;
d. penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh daerah atau yang
dilimpahkan kewenangannya oleh Pemerintah;
e. ikut serta dalam pemeliharaan keamanan; dan
f. ikut serta dalam pertahanan kedaulatan negara.
17
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Organisasi administrasi negara adalah institusi atau lembaga negara yang secara
struktural berada berada di bawah eksekutif dalam hal ini presiden sebagai kepala
pemerintahan (Top Leader Organisasi Administrasi Negara) dimana jumlahnya tidak terbatas.
Dalam menjalankan semua aktivitas negara baik di Pusat maupun Daerah perlu
adanya semacam pembagian kewenangan. Negara sudah mengatur segala sesuatu yang
berkaitan dengan kewenangan Pusat dan Daerah yang mana semuanya dibawah kendali
eksekutif sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan.
Maka dari itu perlu adanya sesuatu yang mengatur baik pemerintahan pusat dan
daerah ini berkaitan tugas dan wewenangnya sebagai pelayan masyarakat secara universal.
Dalam terciptanya proses dala menjalan pemerintahan yang baik perlu adanya kejasaman
yang baik antara pemerintah pusat maupun daerah. Didalam UUD RI 1945 diatur tentang
pemerintah daerah dalam pasal 18.
18
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Philipus M. Hadjon, dkk., Pengantar Hukum Administrasi Negara, Gadjah Mad University
press.
Website:
http://nurfaradilaa.blogspot.com/2013/04/hubungan-pemerintah-pusat-dengan_24.html
http://www.google.com
http://www.wikipedia.com
19